Bab 12

Rey terbangun saat alarm ponsel berdering. Semalam sebelum tidur, dia memang menyetel alarm agar terbangun pagi-pagi. Rey mengambil ponselnya dan mematikan alarm.

Jam menunjukan pukul 4 pagi. Anna masih tertidur pulas di dalam dekapannya. Rey menutup mulutnya menguap. Dia harus segera pulang karna Dimas akan datang pagi-pagi.

Rey mengecup kening Anna. "Aku pulang ...."

Rey tidak ingin membangunkan tidur Anna. Dia lalu keluar dari kamar. Rey mengambil jas serta kunci mobil di atas meja sofa. Rey membuka pintu rumah dan keluar dari sana.

Selang satu jam Dimas datang dengan mobilnya. Dimas keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah. Dia langsung saja menaiki anak tangga menuju kamar Anna.

Dimas tersenyum melihat Anna yang masih tertidur pulas. Dia lalu berbaring di samping Anna dan memeluk tubuh istrinya. Hari ini adalah weekend. Jadi Dimas bisa tidur lagi bareng Anna.

Anna mengeliat dari tidurnya. Dia merasakan perutnya di tindih. Anna membuka matanya secara perlahan. Anna kaget ternyata Dimas yang berada di depannya.

"Pagi," ucap Dimas.

Anna langsung saja bangkit dari tidurnya. Dia mencari-cari keberadan Reyhan. Dimas terlihat heran melihat Anna yang celingak-celinguk.

"Kamu kenapa?" tanya Dimas.

Anna mengusap tengkuknya. "Kamu sendirian saja?"

Dimas mengernyit. "Iya ... kenapa memangnya?"

"Ti-tidak koq ... aku kira kamu bersama Lisa," seru Anna.

Syukurlah ... Reyhan sudah pergi, batin Anna.

Anna turun dari ranjang kasur lalu masuk ke dalam kamar mandi. Dimas keluar dari kamar kemudian menuju ruangan TV. Anna turun dari anak tangga setelah membersihkan diri.

Anna menuju dapur untuk membuat sarapan untuknya dan Dimas. Dia memasak nasi goreng kesukaan Dimas. Anna menata masakanya di atas meja lalu memanggil Dimas untuk sarapan.

"Mas ... sarapanya sudah siap," kata Anna.

Dimas langsung menuju ruang makan. Dia menarik kursi untuk duduk. Anna melayani Dimas seperti biasanya. Keduanya sarapan bersama makan dengan lahap.

Dimas meletakan sendok setelah selesai sarapan. "Ann ... aku ingin mengajak kamu dan Lisa berbelanja."

"Kamu lagi banyak uang?" tanya Anna.

Meski Dimas tidak sekaya Reyhan. Namun Dimas tergolong pria berada. Orang tuanya Dimas juga termasuk orang berada dan cukup kaya. Meski Reyhan di atas segala-segalanya.

"Aku naik jabatan dan mendapat bonus," ucap Dimas.

Anna tersenyum mendengarnya. "Aku turut senang mendengarnya. Tapi, aku tidak bisa ikut denganmu."

Dimas mengengam tangan Anna. Dia tahu mengapa Anna tidak ingin ikut bersamanya. Tetapi Dimas hanya punya waktu weekend saja. Dia ingin menghabiskan waktu bersama Anna. Kalau pun hanya mengajak Anna maka Lisa akan merasa cemburu.

"Ann ... aku mohon. Kita habiskan hari ini bersama," lirih Dimas.

"Baiklah ... aku akan ikut denganmu dan Lisa," pasrah Anna.

Anna bersiap-siap untuk pergi bersama Dimas. Dia memakai mini dress dan sepatu sport. Penampilan Anna seperti anak kuliahan. Rambutnya juga di gerai curly.

Dimas dan Anna masuk ke dalam mobil. Mereka harus menjemput Lisa dulu. Setelah itu barulah mereka akan pergi ke mall. Mobil Dimas sampai di rumah Lisa.

Anna memperhatikan rumah Lisa yang sedikit besar dari rumahnya. Anna tidak ingin keluar dari dalam mobil. Dia tetap duduk diam di dalam mobil.

Dimas keluar dengan mengandeng Lisa di tanganya. Dimas membukakan pintu belakang untuk Lisa duduk.

"Mas ... aku mau duduk di depan denganmu," rengek Lisa.

"Di depan ada Anna. Kamu di belakang saja," ujar Dimas.

Lisa memasang wajah cemberut. Dia ingin duduk di depan bareng suaminya. Dimas menjadi serba salah kalau begini. Lisa mengoyang-goyangkan lengan Dimas agar menuruti kemauan dirinya.

Dimas mengetuk kaca mobil sebelah Anna. Kaca di turunkan namun tatapan tajam yang di perlihatkan oleh Anna pada Dimas. Seketika Dimas menelan salivanya. Dia tidak jadi meminta Anna untuk pindah duduk.

"Lisa ... kamu duduk di belakang. Kalau kamu tidak mau, lebih baik kamu jangan ikut," tegas Dimas.

Lisa menghentakan kakinya kesal. Mau tidak mau dia duduk di kursi belakang. Dimas melajukan mobilnya menuju mall. Selain ingin menghabiskan waktu bareng dengan para istri. Dimas juga ingin agar hubungan Anna dan Lisa menjadi akur.

Dimas memarkirkan mobilnya saat telah sampai di depan gedung mall. Anna, Dimas dan Lisa keluar dari dalam mobil. Anna sebelah kanan dan sisi kiri ada Lisa. Dimas mengandeng kedua tangan istrinya itu.

Lisa menarik tangan Dimas menuju toko pakaian. Dimas melepas tangan Anna dan mengikuti Lisa. Anna hanya mengeleng melihat kelakuan Lisa. Madunya itu seperti wanita yang tidak pernah belanja. Lisa banyak sekali membeli pakaian.

"Ann ... pilihlah yang kamu mau," kata Dimas.

Anna mengangguk lalu memilih gaun yang dia inginkan. Anna hanya memilih satu gaun malam. Meski hanya satu namun harganya begitu mahal.

Lisa iri pada Anna yang sangat pandai dalam memilih gaun. Lisa lalu mengajak Dimas menuju toko sepatu. Dia membeli 2 pasang sepatu untuknya. Namun Anna tidak ingin membeli.

Anna membiarkan saja Lisa dan Dimas di toko sepatu itu. Anna membuka tasnya. Dia masih ingat ada black card yang di masukan Rey ke dalam tasnya.

"Dimas ... ayo kita ke toko tas," ajak Anna.

"Ayo ...."

Anna membawa Dimas dan Lisa ke toko tas branded. Mata Lisa menjadi hijau melihat tas-tas mahal dan mewah itu. Dia ingin memiliki tas-tas itu.

"Mas ... aku ingin tas itu," kata Lisa dengan menunjuk tas merek C.

Dimas melirik Anna. "Ann ... uangku tidak cukup untuk membeli tas bermerek itu."

Meski Dimas bisa membelinya tapi dia tidak ingin membelikan untuk Anna mau pun Lisa. Tas di toko itu berkisar 100 juta. Kalau beli 2 menjadi 200 juta. Belanjaan Lisa saja menghabiskan 20 juta.

"Aku tahu kamu tidak bisa membelinya. Aku akan beli sendiri," ujar Anna.

Anna memilih tas berkisar 250 juta. Lisa merasa iri pada Anna. Dia juga menginginkan tas seperti punya Anna. Setelah dari toko tas. Anna mengajak Dimas dan Lisa ke toko perhiasan.

Anna memilih cincin berlian dan membelinya. Lisa semakin kesal melihat tingkah Anna yang pamer. Dimas tidak bisa membelikanya barang mewah itu. Mata Lisa hanya bisa memutih melihat berlian-berlian indah yang di pajang di depan etalase.

Dimas sedikit heran karna Anna mempunyai black card. Setahunya Anna tidak punya kartu itu.

"Ann ... kamu punya black card?" tanya Dimas.

Anna mengangguk. "iya ... aku punya."

"Kamu tidak memberitahuku. Aku bahkan tidak tahu apa-apa," ucap Dimas.

"Jelas kamu tidak tahu. Kamu saja hanya numpang makan di rumahku," sindir Anna.

Anna beralih menatap Lisa. "Lis ... kamu mau cincinnya?"

Lisa mengangguk. "Aku mau ... kamu mau belikan untukku?"

Anna tersenyum licik. "Aku akan belikan. Tapi, bawa semua belanjaanku."

Lisa kaget mendengarnya. "Kamu kira aku pelayanmu?"

"Ya sudah ... aku hanya kasih penawaran saja," kata Anna.

"Aku tidak mau," ketus Lisa.

"Dimas ... bawa semua belanjaanku. Jangan sampai lecet. Itu semua barang mahal. Kamu ... sudah tidak mampu membeli barang mewah. Tapi sok beristri dua," sindir Anna.

Anna lalu berjalan dulu meninggalkan Dimas dan Lisa. Sedang Dimas membawa semua belanjaan Anna. Kali ini Dimas benar-benar merasa tersinggung akan ucapan Anna. Dia memberi jatah bulanan yang tidak seberapa untuk Anna. Tapi kenyataanya Anna lebih kaya darinya.

Anna memikirkan alasan dirinya memakai kartu Rey. Dia yakin Rey akan marah karna menghabiskan begitu banyak uang.

Rey ... maafkan aku yang telah memakai uangmu, batin Anna.

TBC

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.

Terpopuler

Comments

Jumiah

Jumiah

dp saat nya nnt ,milik rey akan menjadi milik mu ,anna ?
rey akan akan cinta mati sma anna
nanti nya ,lanjut thor

2024-03-13

0

Trisna

Trisna

semangat untuk Anna

2024-02-23

0

Trisna

Trisna

nikmati lah Anna lagian itu kartu bukan yang kamu minta, tapi Rey berinisiatif sendiri untuk kamu

2024-02-23

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!