Bab 10

Reyhan mencium bibir Anna dengan rakus. Anna memukul-mukul dada Rey agar melepaskan dirinya. Rey semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Anna.

"Hmmp ... le-lepas, hmmp." Anna tidak dapat bicara.

Anna meng*git bibir Rey dengan kuat. Rey melepas pagutannya. Dia mengusap bibirnya yang sedikit terluka. Anna menarik napas panjang. Dia hampir saja kehabisan napas.

"Kamu itu ingin aku mati!" hardik Anna.

Rey terkekeh. "Bibirmu sangat nikmat. Aku tidak dapat melepasnya."

Anna turun dari pangkuan Rey dan duduk di sampingnya. Dia benar-benar kesal akan sikap Rey yang seenaknya. Meski di dalam hatinya, dia juga menikmati ciuman itu.

Bahkan Anna menginginkan lebih dari itu. Dimas tidak pernah lagi menyentuhnya. Naluri kewanitaannya memberi respon untuk berbuat hal yang lebih jauh. Hanya saja Anna menjaga image di depan Reyhan. Mereka berdua baru jadian meski dengan paksaan.

Siapa yang tidak tergila-gila pada Rey. Pria nan tampan dan penuh karisma. Beruntung sekali Anna yang di jadikan pacar oleh seorang Reyhan.

Rey merebahkan diri di pangkuan Anna. Dia meletakan tangan Anna di kepalanya. "Elus kepalaku!"

Anna menuruti permintaan Reyhan. Dia mengelus-elus kepala Rey. Tampak Rey memejamkan matanya. Rey menikmati setiap elusan tangan Anna.

Anna teringat saat dia bersama Dimas. Dulu Dimas juga seperti Reyhan. Namun sudah berbulan-bulan tiada lagi kemesraan di antara mereka. Dimas tidak punya waktu untuknya.

Dimas berkata untuk tetap adil. Namun keadilan yang Dimas berikan hanyalah omongan saja. Anna mengusap air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.

Rey mengernyit saat air mata Anna jatuh di keningnya. Dia membuka matanya dan melihat Anna yang tampak bersedih. Rey mengusap pipi Anna dengan jari jempolnya.

"Jangan menangis ... aku disini," ucap Rey.

Anna gelagapan. "A-aku tidak menangis!"

Anna mengalihkan pandangan wajahnya dari Rey. Dia tidak mau Rey melihatnya bersedih. Rey bangkit dari rebahanya. Dia meraih wajah Anna.

"Air apa ini di pipimu?" tanya Rey.

Anna kesal. "Reyhannn ... jangan menggoda diriku!"

Anna menutup wajahnya malu. Reyhan malah tertawa geli. Anna berbohong tidak bersedih. Pada hal dia menangis meratapi nasibnya.

Reyhan memeluk Anna. "Sudah ... jangan bersedih lagi. Mulai sekarang aku adalah lelakimu."

Anna melongo. "Hah ... lelakiku?"

Rey mengecup kening Anna. "Iya ... aku kekasihmu sekarang."

Anna memundurkan wajahnya menatap Reyhan. "Aku tahu ... tapi hanya seminggu saja."

Anna melirik jam di dinding. Sebentar lagi suaminya akan pulang ke rumah. Anna belum juga memasak untuk makan malam.

"Rey ... pulang sana. Sebentar lagi Dimas akan pulang. Aku juga harus memasak untuk makan malam," tutur Anna.

Rey melirik jam di pergelangan tangannya. Dia kesal mengapa waktu cepat sekali berlalu. Waktu sudah menunjukan jam pulang kantor. Artinya Dimas akan pulang ke rumah Anna.

"Aku masih ingin bersamamu," kata Rey memelas.

"Nanti malam kita juga bertemu," kata Anna.

Hampir saja Rey melupakan malam pertemuan itu. Malam ini dia akan mengajak Anna untuk bertemu seseorang. Rey memakai kembali jas mahalnya.

"Nanti malam aku akan menjemputmu," kata Rey mengingatkan.

"Iya ... aku tidak lupa koq," ucap Anna.

Rey melangkah keluar menuju pintu rumah. Sebelum pergi dia memberi kecupan di pipi Anna. Rey langsung berlari menuju mobilnya sebelum Anna marah lagi. Rey melambaikan tangannya kemudian berlalu dari rumah Anna.

Anna masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Dia meraih ponselnya dan mulai mencari tahu tentang Reyhan. Anna ingat saat di butik Rey bilang dia orang yang sering muncul di media.

Anna mengetik nama Rey di mesin pencarian. Ada banyak nama Rey yang tampil. Anna tidak mengetahui nama panjang Reyhan. Anna lalu membuka foto-foto.

Dia membuka foto Rey dan tampaklah semua informasi mengenai kekasihnya itu. Anna membulat mengetahui siapa Rey sebenarnya. Namun dia kecewa saat mengetahui Rey seorang playboy.

"Semua pria sama saja. Suka bermain wanita," kesal Anna.

Anna menuju dapur dan mulai memasak untuk makan malam. Beberapa menit kemudian Dimas datang dari kantor. Anna menyambut suaminya itu dengan senyuman.

"Mas ... aku akan siapkan air hangat untukmu," kata Anna.

Dimas mengangguk. "Makasih, sayang!"

Anna menyiapkan air mandi untuk Dimas. Tiba-tiba Anna teringat akan ciuman dari Rey. Anna menginginkan sentuhan itu lagi. Dimas masuk ke dalam kamar.

Anna membuka jas kantor Dimas. Dia juga membuka dasi dan kemeja Dimas. Anna mengecup bibir Dimas. Dia menginginkan Dimas menyentuhnya.

"Mas ... aku menginginkannya," lirih Anna.

Dimas tersenyum dan mengecup pipi Anna. "Lain kali saja yah. Aku capek sekali hari ini."

Dimas berlalu menuju kamar mandi. Anna menghela napas. Dia memerhatikan wajah dan penampilan dirinya di kaca. Dia sudah cantik begini namun Dimas tidak meliriknya.

Anna keluar dari kamar dan menunggu Dimas di ruang makan. Dimas sudah selesai membersihkan diri dan turun menuju ruang makan.

Dimas menarik kursi dan duduk. Anna segera mengambilkan makanan untuk suaminya. Dimas heran melihat Anna yang tidak makan bersama dengannya.

"Kamu tidak makan?" tanya Dimas.

Anna mengeleng. "Kamu makan saja. Aku belum lapar!"

Dimas makan dengan lahap masakan yang di buat istrinya. Anna beranjak dari kursinya meninggalkan Dimas yang tengah makan. Dimas secepatnya menghabiskan makanan yang di buat Anna. Dimas juga membawa masakan Anna untuk Lisa.

Selama hamil Lisa sangat menyukai masakan Anna. Dimas selesai dengan makan malamnya. Dimas menyusul Anna ke ruangan TV.

"Ann ... aku pulang dulu," kata Dimas.

"Mas ... bisakah kamu bermalam disini. Semalam saja," lirih Anna.

Dimas menghentikan langkah kakinya. "Aku tidak bisa. Lisa selalu ingin di dekatku."

Anna beranjak dari duduknya. "Kamu anggap apa aku ini, Mas! aku juga istrimu."

Dimas mengusap wajahnya. Dia juga menginginkan bersama Anna. Tapi Lisa ingin selalu di dekatnya. Dia harus memprioritaskan Lisa yang mengandung itu.

"Ann ... mengertilah posisiku. Aku juga ingin bermalam denganmu. Kamu harus ingat ... aku mempunyai istri yang lebih membutuhkan diriku," tutur Dimas.

Anna mengepal geram. Dimas sudah keterlaluan kali ini. Dimas sama sekali tidak mengangapnya sebagai istri. Dimas hanya membuatnya seperti koki yang memasak untuknya dan Lisa.

Anna menunjuk wajah Dimas. "Pulanglah ... tapi, jangan salahkan aku selingkuh. Karna sikapmu benar-benar membuatku muak!"

Dimas kaget mendengarnya. "Kamu tidak akan pernah melakukan itu. Aku mencintaimu. Jangan khianati cinta dan pernikahan kita."

Dimas keluar dari rumah Anna. Dia masuk ke dalam mobil dan segera berlalu dari sana. Anna mengigit bibirnya agar tidak menangis.

"Dimas ... ini yang kamu inginkan. Aku akan melakukannya. Kali ini ... aku tidak akan segan lagi. Aku akan bermain sepuasnya," gumam Anna geram.

Anna menaiki anak tangga menuju kamar. Saatnya dia berdandan untuk menemui kekasih gelapnya Reyhan.

TBC

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.

Terpopuler

Comments

Angel Angely

Angel Angely

saya juga setuju karena suami nya sudah tidak adil

2024-03-11

0

Fily Barasi

Fily Barasi

Sumpah ya, baru skrg aku mendukung Pereselingkuhan (ana)

2024-03-01

2

Yulia

Yulia

seumur2 baru novel ini aku dukung perselingkuhan ..lanjutkan anak

2024-01-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!