Bab 3

Dimas pulang dari kantor langsung menuju rumah Anna. Dia sangat kesal akan sikap Anna yang kekanakan. Seharusnya Anna tidak bersikap demikian. Lisa juga istri dari Dimas.

Dimas menikahi Lisa karena ingin mempunyai keturunan. Anna seharusnya memperlakukan Lisa dengan baik. Kalau pun Lisa mengandung, Anna akan menjadi seorang ibu juga.

Dimas langsung saja masuk ke dalam rumah. Dia langsung menuju dapur. Karena biasanya Anna akan memasak makan malam untuknya. Dimas menatap Anna tidak percaya.

Rambut yang hitam dan panjang itu sudah tidak ada lagi. Rambut yang biasa di cepol kini terurai indah.

"Ann ... kamu apakan rambutmu," pekik Dimas.

Anna terlonjak kaget. Dia tidak mengetahui kalau Dimas sudah pulang ke rumah. Anna menoleh ke arah suaminya.

"Kamu sudah pulang ... maaf aku tadi tidak menyambutmu. Aku kira kamu akan ke rumah Lisa," ujar Anna.

Dimas mendekat pada Anna dan mencengkram kedua lengan istrinya. "Ann ... jangan mengalihkan omongan. Aku tanya, kenapa rambutmu berubah?"

Anna melepas cekalan tangan Dimas. "Kamu sudah lihat sendiri rambutku berubah. Jelas aku yang mengubahnya."

Dimas terlihat kesal. "Mengapa kamu mengubahnya. Kembalikan rambut panjang dan hitam itu. Aku tidak menyukai rambut coklat."

Anna berkacak pinggang. "Aku akan mengembalikanya. Tapi kamu juga harus mengembalikan suamiku. Aku ingin Dimas yang dulu."

"Cukup Ann ... aku sudah lelah bertengkar denganmu. Kenapa kamu tidak bisa menerima Lisa. Aku melakukan ini juga untukmu," ujar Dimas.

Anna meninggalkan Dimas yang duduk di kursi meja makan. Dia menaiki anak tangga menuju kamarnya. Anna juga lelah bertengkar terus. Namun sikap Dimas lah yang membuat mereka selalu bertengkar.

Mana ada wanita manapun yang bisa menerima wanita lain di kehidupan suaminya. Lebih baik Dimas menceraikan dia dari pada harus di poligami.

Dimas lalu menyusul Anna ke dalam kamarnya. Dia melihat Anna tengah menatap pemandangan luar dari jendela kamar. Dimas mendekat lalu mengelus rambut baru Anna.

Dimas melingkarkan tanganya di perut Anna. Dia memeluk istrinya itu dengan erat. Anna meneteskan air mata. Dia tidak bisa untuk menerima Lisa dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Dimas memutar tubuh Anna agar menghadap padanya. Dia hapus air mata yang menetes di pipi istrinya. Dimas lalu mengecup kedua mata itu.

"Anna ... aku minta maaf padamu. Aku hanya ingin membuatmu menjadi seorang ibu. Orang tua kita juga sudah menginginkan seorang cucu," tutur Dimas dengan lemah lembut.

"Apa kamu tidak bisa bersabar. Kita hanya menunggu saja. Aku baik-baik saja, aku bisa mengandung. Hanya belum saja di beri kepercayaan," lirih Anna.

"Ann ... aku juga mencintai Lisa. Aku mencintai kalian berdua. Aku mohon terima Lisa sebagai madumu," ucap Dimas.

Anna mengalihkan pandangan wajahnya dari Dimas. "Cinta ... kamu tidak mencintaiku. Kalau kamu cinta padaku, kamu tidak akan menikah lagi. Kamu akan menerima segala kekurangan diriku."

Dimas terdiam mendengar penuturan Anna. Dia juga merasa bersalah karena telah menyakiti Anna. Apa cinta di hatinya untuk Lisa salah. Saat bertemu Lisa dia sudah jatuh cinta padanya.

Lisa wanita yang cantik. Dimas sangat nyaman saat bersama dengannya. Permainan ranjang Lisa juga sangat memuaskan. Berbeda dari Anna yang monoton.

"Aku pulang dulu, besok pagi aku akan ke sini," ucap Dimas.

"Apa itu yang kamu anggap adil?" tanya Anna.

"Ann ... aku pagi-pagi sudah di sini. Kalau malam aku akan bersama Lisa," kata Dimas.

Anna mengeleng tidak percaya pada ucapan Dimas. "Saat pagi kamu hanya sarapan di sini lalu makan malam . Sedangkan dari kamu masuk kantor sampai pulang, kamu bertemu denganya. Lalu malamnya kamu lagi-lagi bersama Lisa."

Anna menatap intens wajah Dimas. "Dimas ... kalau kamu sudah bosan denganku, lebih baik kita cerai saja."

Dimas terlonjak kaget akan kata-kata dari mulut Anna. Bercerai, tidak ada niat sedikit pun Dimas untuk menceraikan Anna. Dia sangat mencintai istrinya. Selamanya Anna akan selalu menjadi istrinya.

"Ann ... jangan ucapkan lagi kata-kata perceraian. Aku sungguh mencintai kamu. Ann ... bukalah hatimu, kalau kamu bisa ikhlas maka rumah tangga kita akan harmonis," tutur Dimas.

"Pulanglah, aku akan mencoba untuk ikhlas menerima Lisa," ucap Anna.

Dimas tersenyum mendengarnya. Sebelum pulang Dimas mengecup kening dan juga bibir Anna. Dia memeluk sekali lagi tubuh istrinya itu.

Anna hanya menatap nanar kepergian Dimas. Mungkin dengan ikhlas akan membuat sakit hatinya berkurang.

...****************...

Tak terasa sudah enam bulan usia pernikahan baru Dimas. Suaminya itu hanya datang untuk sarapan pagi dan makan malam saja. Sisanya Dimas bersama dengan Lisa. Bahkan waktu libur, Dimas juga tidak menginap di rumah Anna.

Dimas hanya memberi nafkah lahir untuk Anna. Selama enam bulan, Anna tidak pernah di sentuh oleh Dimas. Anna juga tidak memperdulikan soal itu.

Anna meluangkan waktunya untuk ke salon, butik dan berolahraga membentuk tubuhnya. Hari-hari dia jalani seorang diri. Tiada lagi malam panjang yang menghiasi kamarnya.

Tiada lagi obrolan panjang dan kemesraan antara Anna dan Dimas. Suaminya lebih menyukai Lisa istri barunya. Setiap malam dingin Anna hanya meringkuk di bawah selimut.

Anna wanita muda yang juga butuh untuk menyalurkan hasratnya. Kadang Anna hanya menoton video panas di kamarnya. Dari video itu Anna belajar cara-cara bercinta. Anna mulai mengkhayal dia melakukanya bersama Dimas.

Anna hanya bisa memuaskan dirinya sendiri. Dia bahkan membeli alat hanya untuk memuaskan gelora napsunya. Anna berstatus sebagai istri. Tetapi dia seperti seorang janda.

Dimas dan Anna tengah makan malam bersama. Dimas makan dengan lahap masakan Anna. Dimas menyukai masakan Anna yang enak. Lisa tidak pandai memasak, maka dari itu Dimas tidak pernah mau makan di rumah Lisa.

"Mas ... malam ini, kamu tidur di sini yah!"

Dimas terdiam. "Ann ... aku ingin bersama Lisa. Kamu tidur sendiri saja. "

"Dimas ... aku ini juga istrimu. Kamu seperti membuatku menjadi pembantu saja. Kamu makan di sini, lalu kamu tidur di sana," tutur Anna.

"Aku tidak mau bertengkar denganmu. Aku pulang dulu," ucap Dimas.

Dimas mengecup kening Anna lalu keluar dari rumah. Dimas tega membiarkan istrinya tidur sendirian setiap hari. Bagi Dimas perlakuan ini cukup adil.

Dimas ingin bersama Lisa setiap malam karena ingin membuat Lisa hamil. Orang tuanya sudah memintanya untuk memberi seorang cucu.

Dimas juga ingin bersama Anna. Dia hanya tidak punya cukup waktu untuk menghabiskan waktu bersama istri pertamanya itu.

Setiap pagi dia harus ke kantor. Lalu pulang kantor dia sudah sangat lelah. Dimas hanya punya waktu malam hari saja. Dan itu hanya akan Dimas habiskan bersama Lisa saja.

Tbc

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.

Terpopuler

Comments

Siti solikah

Siti solikah

aku baca lagi

2024-03-23

0

Siswadi

Siswadi

jgn pernah bohongi dri sendiri dg berkata bohong pd rang lain

2024-02-21

0

Itachi Uciha

Itachi Uciha

bosen aku.ga da visual nya

2024-02-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!