Perubahan Drastis

Wajah Elias tetap dingin, seperti patung perunggu yang tak pernah mengenal senyum.

“Aku hanya mampir sebentar,” suaranya datar, seperti orang yang ingin segera pergi. “Aku tidak bisa menjemput anak-anak sing ini. Gubernur Jenderal Roderick memanggilku.”

Nateya balas menatap sang suami sambil memegangi erat bagian atas handuknya.

“Lalu, siapa yang akan menjemput?”

“Amara.”

Nama itu keluar dari bibir Elias dengan ringan, seolah dia sudah terbiasa mengucapkannya.

"Dia yang paling dekat dengan anak-anak. Lagi pula, kau baru bangun tidur, bukan? Jadi, jangan marah atau memulai pertengkaran dengannya.”

Seketika, Nateya merasakan sesuatu berdesir di dadanya.

Amara. Nama yang bahkan dalam tubuh Seruni saja sudah membuat darahnya mendidih.

Dia tahu, di cerita novel ini, Elias selalu menghubungi Amara, cinta pertamanya, setiap ada masalah. Sedangkan Seruni hanyalah istri sah di atas kertas yang tak pernah dianggap.

Nateya memalingkan wajah, menahan tawa sinis yang akan pecah. “Oke, tidak apa-apa.”

Elias mengernyit, seperti tak percaya dengan jawaban semudah itu. “Tidak apa-apa?”

“Tentu saja.” Nateya memutar tubuhnya perlahan, menatap Elias sambil tersenyum tipis.

“Amara memang selalu bersedia jadi pembantu tanpa bayaran untukku. Kalau dia mau melakukan pekerjaan yang aku malas lakukan, silakan.”

Senyum Nateya seperti belati yang dibungkus bunga.

Elias menyipitkan mata, tubuhnya menegang. “Kau sedang merencanakan sesuatu?”

Nada curiga jelas terdengar. Dia tahu, biasanya Seruni akan mengamuk setengah mati jika Amara menyentuh urusan anak-anaknya.

Nateya tertawa ringan, menatapnya seperti melihat anak kecil yang manja.

“Astaga! Kenapa Jenderal Elias berburuk sangka pada istri sendiri? Amara itu adikku. Mana mungkin aku tega menyakiti wanita selembut itu, yang jadi idaman para jenderal,” ujarnya, menekankan kata terakhir dengan nada sindiran yang jelas.

Elias mengerutkan kening, matanya menajam. Namun, Nateya enggan berhenti.

“Justru aku akan berterima kasih. Dia mau repot-repot menjemput anakku? Bagus sekali. Biar dia juga tahu rasanya mengurus anak, tidak hanya pandai tersenyum manis di depan orang-orang.”

Dengan langkah santai tetapi penuh perhitungan, Nateya berjalan mendekat.

Elias, entah kenapa, justru mundur setapak demi setapak, seperti seekor singa yang tiba-tiba tak yakin pada kekuasaannya di wilayah sendiri. Begitu jarak mereka nyaris habis, Nateya langsung menoleh, menggeser tubuh Elias ke samping.

“Minggir. Kau menghalangi aku mengambil kebaya,” katanya datar, seakan keberadaan Elias hanyalah gangguan kecil.

Elias terdiam, memandang istrinya lama, seperti mencari celah untuk membaca pikirannya. Ia merasa Seruni sangat berbeda hari ini. Entah karena dia sedang berpura-pura menutupi kecemburuan, atau memang dia akhirnya bisa menerima kehadiran Amara.

“Kalau tak ada urusan lain, sebaiknya Jenderal Elias keluar dari kamarku sekarang,” ucap Nateya sambil meraih kebayanya. Lalu ia menoleh sekilas, bibirnya terangkat nakal. “Atau, jangan-jangan kau mau melihatku ganti baju?”

Elias tersentak, wajahnya sedikit memerah. “Aku… pergi sekarang. Tidak perlu menungguku malam ini. Aku akan sibuk melatih para tentara baru.”

Pintu pun tertutup dengan bunyi klik.

Nateya berdiri mematung sejenak, lalu bibirnya merekah lebar. Ia menjulurkan lidah sambil tersenyum puas.

“Di cerita novel, Seruni selalu memohon agar Elias tinggal,” gumamnya pelan. “Tapi kali ini… tidak. Biar saja dia berbuat semaunya. Aku akan fokus untuk mencintai diriku sendiri.”

Tanpa ragu, Nateya melepaskan handuk yang melindungi tubuhnya. Ia mulai mengenakan kebaya itu, melilitkan kain batik ke pinggang dan mengencangkan lipatan dengan gerakan yang sudah terlatih.

Di masa modern, ia kerap menghadiri acara-acara resmi, sehingga jemarinya mahir mengatur setiap lekuk kain. Kebaya itu membalut tubuh Seruni yang berisi, menonjolkan pinggang yang belum ramping, tetapi tetap memberi siluet anggun. Kain batik berwarna hitam keemasan itu seakan memancarkan aura berwibawa.

Namun, ketika Nateya menatap cermin, rambut panjangnya yang masih basah membuatnya menghela napas. Air menetes dari ujung-ujung helai rambut, membasahi bahu dan bagian punggung kebaya.

Di dunia ini, bahkan hair dryer pun belum ditemukan. Mengipasinya akan memakan waktu lama, sedangkan hari mulai beranjak siang.

Ia kemudian membuka laci meja rias, berharap menemukan sesuatu yang dapat membantunya berdandan. Namun, yang ada hanyalah bedak padat yang tersimpan di dalam kotak porselen, sisir kayu berukir, serta lipstik merah berbentuk pasta dalam wadah perak. Semua itu adalah peralatan rias wanita di zaman kolonial, indah tetapi terbatas.

Nateya mengernyit, membayangkan bagaimana caranya mempercantik wajah Seruni hanya dengan benda-benda ini. Pikirannya melayang pada masa lalu, saat ia dengan mudah meraih pouch makeup dari meja, lengkap dengan foundation, eyeshadow, hingga maskara. Kini, semua itu terasa seperti kemewahan yang jauh dari jangkauan.

Saat ia termenung, tiba-tiba cahaya menyilaukan memancar dari permukaan meja rias. Nateya terkejut dan refleks memejamkan mata. Begitu sinar itu mereda, matanya membelalak.

Di hadapannya kini terletak sebuah hair dryer modern berwarna putih, bersama kotak makeup berisi foundation, palet eyeshadow, blush on, maskara, dan lipstik matte yang cantik. Semuanya seperti baru keluar dari butik kecantikan ternama.

Senyum lebar menghiasi wajah Nateya. Degup jantungnya bertalu-talu, bukan karena terkejut, melainkan karena sebuah kesadaran mulai tumbuh dalam benaknya. Apa yang ia minta di dunia ini akan diberikan.

Jika ia bisa mendapatkan ini, maka kelak alat-alat kedokterannya pun pasti akan hadir saat ia membutuhkannya. Tak disangka, dunia novel ini menyediakan celah untuknya bertahan, bahkan menang.

Tanpa menunggu lebih lama, ia segera mengambil hair dryer itu. Suara mesin yang familiar mengisi ruangan, dan dalam sekejap, rambut basahnya mulai mengering, menjadi lembut dan mengembang.

Setelah itu, Nateya mulai berdandan. Sentuhan foundation meratakan warna kulitnya, sedikit contour memberi bentuk pada wajah bulat Seruni. Eyeshadow bernuansa cokelat keemasan membingkai mata, memberi kilau yang kontras dengan kebaya hitam yang ia kenakan. Lipstik merah marun disapukan perlahan, memberi kesan berani.

Selesai dengan riasan, Nateya menyisir rambutnya, lalu memutar sebagian rambut ke belakang untuk membentuk sanggul sederhana. Beberapa helai tipis sengaja ia biarkan jatuh di sisi wajah, memberi kesan manis.

Ketika kembali menatap cermin, Nateya terkagum pada refleksi yang dilihatnya. Meski tubuh Seruni masih gendut, ada pesona baru yang memancar. Aura percaya diri membuatnya terlihat lebih hidup daripada sebelumnya.

Ia membayangkan bagaimana reaksi Amara nanti, ketika melihat penampilan ini. Adik tirinya itu pasti mengira dirinya akan menemukan Seruni yang kusut dan malas, bukan sosok yang berdiri di hadapannya sekarang. Terlebih, hari ini Amara akan datang untuk mengantar si kembar pulang.

Nateya menatap pantulan matanya sendiri, senyum samar terukir di bibirnya.

Hari ini, Seruni bukan lagi sekadar istri gendut yang mudah diremehkan. Ia akan menjelma sebagai Nyonya Jenderal yang disegani di hadapan pelakor seperti Amara.

Terpopuler

Comments

Kusii Yaati

Kusii Yaati

apakah itu ruang dimensi atau semacam system kah yang akan mempermudah hidup nateya di zaman itu Thor?🤔

2025-09-21

0

Jjlynn Tudin

Jjlynn Tudin

bukan Salah pelekor juga sih lelakinya yg Salah🤣

2025-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Terbangun di Tubuh Wanita Gendut
2 Bertekad Melawan Takdir
3 Aku, Suamimu
4 Perubahan Drastis
5 Pengkhianat Harus Disingkirkan
6 Aku-lah Ibu Mereka
7 Rencana Balasan
8 Meraih Kepercayaan Si Kembar
9 Wanita Sombong
10 Berubah Bijaksana
11 Selalu Salah di Matamu
12 Tak Mau Menjadi Budak Cinta
13 Dokter yang Menakjubkan
14 Sudah Terbiasa Kau Abaikan
15 Seruni yang Baru
16 Konfrontasi di Sekolah
17 Saksi Mata
18 Diakui sebagai Mama
19 Tulus Menolong
20 Permintaan Pertama
21 Mengubah Kesialan Menjadi Keberuntungan
22 Makan Malam Penuh Intrik
23 Gagal Dipermalukan
24 Jebakan Berbalik Pujian
25 Lelaki yang Tak Pantas Untukmu
26 Kau Tidak akan Melihatku Lagi
27 Tak Mau Diremehkan Suami
28 Takut Disentuh
29 Kehadiran Orang Ketiga
30 Tatapan Tak Biasa
31 Diam-diam Cemburu
32 Mewujudkan Keinginan Seruni
33 Tidur Satu Ranjang
34 Keras Kepala
35 Kecupan Perpisahan
36 Perjalanan Menuju Hidup Baru
37 Sang Pewaris Telah Kembali
38 Kagum Padamu
39 Pertaruhan Melawan Tuan Muda Angkuh
40 Tidak Perlu Bersusah Payah
41 Menemui Teman Lama
42 Bangunlah, Sayang
43 Diusir dari Vila
44 Pemberontak yang Bersembunyi
45 Mendua Hati
46 Berubah Cantik Jelita
47 Antara Cinta dan Benci
48 Tanda Menjadi Milikmu
49 Aku di sini Untukmu
50 Terjebak Permainan Sendiri
51 Hampir Tergoda
52 Strategi Jahat
53 Musuh atau Kekasih
54 Merindukan Kehadiranku
55 Pengakuan Tersirat
56 Mencari Bukti Perselingkuhan
57 Menjadi Sandera
58 Berkorban Untukmu
59 Janji yang Terucap
60 Tetap Di Sampingmu
61 Berhadapan dengan Elias
62 Inikah Rasanya Diabaikan?
63 Di Antara Dua Pria
64 Tak Mau Bersama
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Terbangun di Tubuh Wanita Gendut
2
Bertekad Melawan Takdir
3
Aku, Suamimu
4
Perubahan Drastis
5
Pengkhianat Harus Disingkirkan
6
Aku-lah Ibu Mereka
7
Rencana Balasan
8
Meraih Kepercayaan Si Kembar
9
Wanita Sombong
10
Berubah Bijaksana
11
Selalu Salah di Matamu
12
Tak Mau Menjadi Budak Cinta
13
Dokter yang Menakjubkan
14
Sudah Terbiasa Kau Abaikan
15
Seruni yang Baru
16
Konfrontasi di Sekolah
17
Saksi Mata
18
Diakui sebagai Mama
19
Tulus Menolong
20
Permintaan Pertama
21
Mengubah Kesialan Menjadi Keberuntungan
22
Makan Malam Penuh Intrik
23
Gagal Dipermalukan
24
Jebakan Berbalik Pujian
25
Lelaki yang Tak Pantas Untukmu
26
Kau Tidak akan Melihatku Lagi
27
Tak Mau Diremehkan Suami
28
Takut Disentuh
29
Kehadiran Orang Ketiga
30
Tatapan Tak Biasa
31
Diam-diam Cemburu
32
Mewujudkan Keinginan Seruni
33
Tidur Satu Ranjang
34
Keras Kepala
35
Kecupan Perpisahan
36
Perjalanan Menuju Hidup Baru
37
Sang Pewaris Telah Kembali
38
Kagum Padamu
39
Pertaruhan Melawan Tuan Muda Angkuh
40
Tidak Perlu Bersusah Payah
41
Menemui Teman Lama
42
Bangunlah, Sayang
43
Diusir dari Vila
44
Pemberontak yang Bersembunyi
45
Mendua Hati
46
Berubah Cantik Jelita
47
Antara Cinta dan Benci
48
Tanda Menjadi Milikmu
49
Aku di sini Untukmu
50
Terjebak Permainan Sendiri
51
Hampir Tergoda
52
Strategi Jahat
53
Musuh atau Kekasih
54
Merindukan Kehadiranku
55
Pengakuan Tersirat
56
Mencari Bukti Perselingkuhan
57
Menjadi Sandera
58
Berkorban Untukmu
59
Janji yang Terucap
60
Tetap Di Sampingmu
61
Berhadapan dengan Elias
62
Inikah Rasanya Diabaikan?
63
Di Antara Dua Pria
64
Tak Mau Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!