BAB 11

"Tuan,akan mengajakku kemana?" tanya Zora.Givan tidak menjawab,dia hanya diam dan fokus ke depan.

"Apakah tuan akan mengantarku pulang?" tanya Zora yang tersenyum.

"Sayangnya tidak" jawab Givan yang angkuh.

"Terus mau kemana?" tanya Zora yang sedikit panik.Givan tetap saja diam dengan tatapan dingin.

Akhirnya sampai juga,Givan dan Zora turun.Saat Zora turun Zora melihat sekelilingnya,dia tercengang dengan kastil tua yang besar itu.Walaupun besar dan tua tapi terlihat sangat megah.

"Wow tempat apa ini?" tanya Zora yang tercengang.Givan tetap saja diam,dia terus berjalan untuk masuk dalam.

"Ikut saya" ajakan Givan menarik tangan Zora ke dalam.

RUANG PRIBADI GIVAN

"Kenapa bisa kita dibodohkan?" tanya Givan menggeram.

"Saya tidak tahu tuan" jawab Roy dengan ketakutan.

"Siapa yang mencari laki-laki ini sebagai rekan bisnis kita?" tanya Givan dengan wajah mulai merah karena emosi.

"Tuan Topan" jawab Roy dengan ragu.

"brengsek,bawa dia kesini" titah Givan sambil meremas kertas.Roy pun mengikuti perintah Givan,lalu dia mencari Topan.

DI RUANGAN TOPAN

Di sana Topan sedang memetik Gitar miliknya sambil menyanyikan sebuah lagu,tak lama kemudian Roy pun datang.

"Tuan Topan,tuan Givan memanggil tuan" kata Roy.

"Kenapa dia nyari gua?" tanya Topan menghentikan aktivitas nya.

Topan pun langsung pergi ke ruangan Givan,di sana Givan sedang meremas kertas yang ada di meja dengan emosi.

"Ada apa Giv?" tanya Topan kebingungan.

"Lu tahu kalau rekan bisnis gua yang lu cari itu sudah berbuat tidak adil kepada gua?" Tanya Givan dengan penuh emosi.

"Tahu,semua uang yang dia bawa gua ambil dan satu lagi orang nya dah gua habisin" jawab spontan Topan.

"Bagusss,mana uangnya?" tanya Givan.

"Ada di laci berkas gue ntar gue ambil" jawab Topan lalu pergi meninggalkan Givan dan Roy.

Kini Givan hanya diam dan tersenyum ala psikopat.

DI RUMAH GIVAN

Di sana Zora sedang di dalam kamarnya sambil membayang apa yang terjadi dengan nya tadi.Zora pun langsung menyadarkan diri nya sendiri dan menutup wajahnya karena malu.

'Lha kenapa aku jadi baper gini' gumam Zora dalam hati.

'Manusia sejahat dia tidak layak di isi hati' lanjut gumamnya.

Tak lama kemudian Givan datang.Semua isi rumah keluar kecuali Zora.Di kamarnya Zora sedang tidak lelap.Givan berjalan tanpa beri aba-aba dan di kawali oleh sekretaris dan badyguard nya.Givan pergi menuju ke kamarnya sendiri.

Sampai di kamar Givan melentangkan badannya di ranjang besarnya.

"Huuuufff" Givan menghembus nafasnya dengan kasar.

Givan pun membuka jasnya lalu pergi ke kamar mandi,seperti biasa Givan di kamar mandi hanya mandi dan buang air kecil/besar.Selain itu tidak,Givan di golong lelaki yang menjaga kehormatan nya sendiri.Selama ini dia hanya lelaki single yang pediam,dia masih perjaka.Alasannya kenapa dia tidak meliki kekasih atau istri?karena dia tidak menyukai wanita,mungkin hanya Zora lah yang bisa meluluhkan hati.

Sesudah Givan mandi,Givan pergi ke ruang makan.Di sana sudah ada Roy dan Topan.

"Woi lu dah tahu belum?" tanya Topan.

"Hmmm apa?" tanya balik Givan.

"Gak jadi gue dah lupa" jawab Gaje Topan.Givan hanya acuh saja dia tidak menghiraukan teman gabutnya itu.

"Itu betina yang lu kurung,gak lu kasih makan?" tanya Topan sambil nyantap makananya.Givan pun mengingat kejadian yang tadi belum selesai,Givan pun bergegas ke kamar Zora,di sana Givan melihat Zora baru bangun tidak sedang mengusap mata.Givan pun tersenyum licik lalu mengangkat Zora ke kamar mandi.Givan meletakkan badan Zora ke dalam air dingin mata Zora pun melebar lalu memeluk dirinya sendiri karena kedinginan.

"Mandi cepat" kata Givan lalu meninggalkan Zora sendirian di kamar mandi.

Givan pun duduk di sofa yang ada di kamar Zora.Dia memikirkan jika dia melakukan itu setelah menikah.

'Apa aku nikah aja dengan dia?' tanya Givan dalam hati.

'Kalau tidak,untuk apa aku menyimpannya?' lanjut gumam Givan dalam hati.

Givan pun memikirkan Zora.Untuk apa dia menyimpan gadis itu kalau tidak ada gunanya sama sekali.Mungkin lebih baik menikahi nya dari pada menyimpan tanpa sebabnya.