Saat Kira sampai ke IGD Orchid Hospital, rupanya dokter kepala dan beberapa dokter lain sudah menunggu kedatangannya. Setelah Kira menutup telponnya, Yudha menghubungi dokter kepala dan mengirim foto Kira. Kehebohan segera terjadi karena kedatangan orang penting yang tidak mereka tahu identitasnya.
“Anda nona Kirana..?” Tanya dokter kepala yang menghampiri Kira saat melihat gadis itu berjalan masuk ke ruang IGD.
“Benar. Apakah pak Yudha menghubungi anda..??” Tanya Kira.
“Benar, nona. Tolong biarkan kami membantu anda. Pak Yudha sudah berpesan untuk melakukan yang terbaik. Anda tidak perlu kawatir mengenai administrasi karena semua sudah beres.” Kata Dokter kepala yang bernama Baskara Ferdian itu.
Beberapa dokter yang hadir disana berbondong-bondong menghampiri Kira dan membawakan dragbar untuk membantu Kira yang mulai kepayahan berjalan karena menahan sakit yang semakin menjadi. Terlihat keadaan Kira yang tampak kacau. Bagian bawah dress nya robek, rambutnya berantakan, topi bowlernya hilang entah kemana, dan tubuhnya kotor karena berguling ke tanah. Setelah mendengar penyebab Kira terluka, para dokter dan tenaga medis memindai seluruh tubuh Kira untuk melihat adanya luka dalam atau fraktur. Untungnya selain memar di beberapa bagian tubuh, hanya pergelangan tangan Kira yang terluka cukup parah.
Begitu sampai rumah sakit, Yudha berlarian menuju ruang tindakan. Seorang dokter spesialis ortopedi sedang membetulkan posisi tangan Kira saat Yudha sampai di ruangan itu.
“Aaaaaarrghh..!!” Teriak Kira saat dokter itu membetulkan posisi tangannya.
“Kira..!!” Seru Yudha yang mendengar teriakan Kira.
“Bagaimana..?? Apa yang terjadi..??” Tanya Yudha pada dokter tersebut.
“Secara keseluruhan kondisi nona Kirana baik-baik saja, pak Yudha. Hanya memar di beberapa bagian tubuh dan dislokasi di pergelangan tangan kiri. Saya sudah membetulkan posisi tangan nona Kira, setelah ini kami akan memasang gips untuk membantu pemulihannya. Nona Kira harus beristirahat selama beberapa hari dan sebisa mungkin tidak menggunakan tangan kirinya untuk mempercepat penyembuhan. Saya juga akan meresepkan vitamin dan pereda sakit untuk membantu kesembuhan nona Kirana.” Jelas dokter tersebut kepada Yudha.
“Baiklah. Terima kasih, dokter Rizky.” Sahut Yudha kepada dokter tersebut.
Yudha menemani Kira saat gips dipasang dipergelangan tangannya. Dia bersabar menunggu hingga Kira selesai ditangani meski mulutnya sudah gatal ingin mencecar kakaknya itu dengan begitu banyak pertanyaan. Gips telah selesai dipasang dan obat Kira telah disiapkan oleh pihak rumah sakit. Yudha mengajak Kira ke ruangannya untuk mengganti baju yang sudah dia siapkan dan bicara. Kira baru saja selesai mengganti bajunya saat Adam tiba-tiba menyerbu masuk ke ruangan itu dengan ekspresi wajah yang menakutkan.
“Apa maksudmu melakukan itu...??!! Apa kamu mencari mati.. Hah..??!!” Seru Adam pada Kira.
“Kak, sebenarnya ada apa..??” Tanya Yudha yang memang belum tahu kejadian sebenarnya.
“Kamu mau tahu apa yang gadis bodoh ini lakukan..??!! Dia melompat ke depan mobil yang berjalan kencang..!!” Teriak Adam penuh emosi.
“APAA..!!” Tanya Yudha terkejut.
“Mobil itu yang datang padaku. Aku melompat ke atas kap mobil untuk menghindari benturan.” Kata Kira dengan wajah datar tanpa ekspresi.
“Kamu kira aku sebodoh itu..??!! Siapapun yang melihat rekaman CCTV itu bisa melihat jelas kalau kamu masih punya waktu untuk menghindari mobil itu..!! Tapi alih-alih menghindar kamu justru mendorong bocah itu dan menunggu mobil itu mendekat..!! Hanya kamu dan Tuhan yang tahu apa yang membuatmu berubah pikiran hingga akhirnya melompat ke atas kap mobil untuk menghindari benturan..!! Kamu bisa saja mati saat itu juga, Kira..!!” Cecar Adam tanpa ampun.
Yudha terkejut mendengar perkataan Adam. Dia menoleh ke arah Kira dengan tatapan penuh kengerian.
“Kira, apa benar yang dikatakan kak Adam..?? Jawab aku Kira..!!” Seru Yudha dengan menahan emosinya. Wajah Kira masih terlihat dingin tanpa ekspresi.
“Sudah kubilang mobil itu yang datang kearahku.” Sahut Kira dengan suara dingin.
“Memang benar. Tapi kamu juga menunggu mobil itu datang, sialan..!!” Kata Adam masih dengan emosi.
“Tempo hari kamu nekat melawan 8 orang seorang diri. Kemarin kamu melompat ke depan kamera yang terjatuh. Dan hari ini kamu melompat ke depan mobil yang berjalan cepat. Besok entah apa lagi yang akan terjadi..!!” Geram Adam.
“Itu resiko pekerjaan bodyguard.” Jawab Kira datar.
“Bukan. Itu kamu yang sengaja mencari celaka..!!” Cecar Adam.
“Mulai sekarang kamu berhenti dari agency itu. Aku tidak mau kamu terlibat apapun lagi dengan setiap urusan yang berhubungan dengan agency maupun anak-anak itu..!!” Perintah Adam.
“Tidak Bisa..!!” Bantah Kira.
“Kak Adam tahu sendiri kan masalah kak Andrew dan kak Adam sendiri yang memintaku membantunya..!!”
“Aku memintamu membantunya, bukan memintamu mencelakakan dirimu..!! Aku akan bicara pada Andrew. Kalau perlu aku yang akan membayar asisten dan bodyguard khusus untuk anak-anak itu..!!” Seru Adam tidak mau dibantah.
“Aku bilang tidak ya tidak..!! Kak Adam jangan coba-coba melakukan itu..!! Karena meski kak Andrew mengusirku aku akan tetap berdiri disamping anak-anak itu..!!” Seru Kira tidak mau kalah.
“Ra, jangan keras kepala. Kak Adam benar. Pekerjaanmu ini penuh resiko. Cepat atau lambat itu akan mencelakakanmu.” Kata Yudha mencoba menengahi.
“Aku tidak mau..!! Apa kakak tahu ada orang yang sengaja ingin mencelakakan anak-anak itu..?? Bagaimana bisa aku meninggalkan mereka..!!” Seru Kira dengan sengit.
“Kalau begitu aku akan membantumu dan Andrew mencari tahu siapa pelakunya biar kalian tenang. Tapi kamu tetap harus berhenti..!! Saat ini juga..!!” Seru Adam tetap dengan pendiriannya.
“TIDAK..!!” Bantah Kira tidak mau kalah.
“Astaga, Kira..!! Kenapa kamu begitu keras kepala..??!! Apa aku perlu menyekapmu untuk membuatmu berhenti, Haaaah..!!” Seru Adam putus asa.
“Coba saja kakak lakukan itu. Aku pastikan kali ini aku akan benar-benar menghilang dari hidup kalian..!!” Kira menatap Adam dengan wajah dingin, tatapannya tajam penuh ancaman, menunjukkan kesungguhan akan ucapannya.
“Kira, apa kamu sudah gila..??!!” Kali ini Yudha mulai kehabisan kesabaran menghadapi Kira.
“YAAA..!! AKU MEMANG SUDAH GILA..!! AKU BENAR-BENAR SUDAH GILA SAMPAI-SAMPAI KEHILANGAN AKAL SEHATKU..!! ITU KAN YANG INGIN KALIAN TAHU..!! HAH..!!” Teriak Kira dengan histeris.
“AAAAAARRRRGGGHH..!!”
Tiba-tiba Kira meraih meraih lampu di meja kerja Yudha dan melemparnya ke dinding. Lalu dia melempar semua barang yang ada di meja lalu menggulingkan meja itu dan menendang kursinya hingga terlempar tak tentu arah sambil terus berteriak histeris.
Napas Kira tersengal-sengal, tubuhnya terus bergetar, air mata mengalir deras ke pipinya, matanya merah penuh kesedihan dan amarah, dia menatap tajam pada kedua saudaranya lalu pergi meninggalkan keduanya tanpa mengatakan apapun. Dan membanting pintu ruangan dengan keras.
Ruang kerja Yudha mendadak hening. Tempat itu tak ubahnya seperti kapal pecah. Adam dan Yudha terpaku di tempat mereka, masih tidak percaya kejadian yang baru saja mereka lihat. Mereka tidak pernah melihat Kira seperti itu. Seolah Kira bukan lagi orang yang dulu mereka kenal, saudari yang tumbuh bersama mereka. Kira yang baru saja mereka lihat seolah terselubungi amarah dan kesedihan, bukan Kira yang selalu ceria dan penuh semangat.
“Kira, sebenarnya apa yang terjadi padamu..?? Kenapa kamu menjadi seperti ini, sayang..?? Kemana perginya adik kecilku yang manis dan manja..??” Batin Adam dengan hati yang begitu sedih. Dia mengusap kasar wajahnya karena begitu frustasi menghadapi perubahan mendadak adik perempuannya.
Baik Adam dan Yudha sibuk dengan pikiran mereka masing-masing seolah mencari jawaban atas sikap Kira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
R Ni
semangat
2020-12-11
1