Hari sudah sore saat film yang mereka tonton selesai. Mereka memutuskan untuk pulang. Kira, Shaka, dan Justin sengaja berdiri agak menjauh dari Keenan dan Lizzy saat menemani gadis itu menunggu jemputan di lobby. Keenan dan Lizzy sama-sama diam. Mereka seakan sibuk dengan pikiran masing-masing.
“Aku tidak suka melihatmu dekat-dekat cowok lain.” Kata Keenan memecahkan kesunyian diantara mereka.
“Apa..??” Lizzy menatap Keenan dengan wajah heran.
“Kamu itu tunanganku. Jadi jangan dekat cowok lain tanpa ijin dariku. Kalo kamu butuh apa-apa bilang sama aku, jangan ke orang lain. Apalagi kalo itu cowok.” Lanjut Keenan.
“Keenan.. apa dia sedang cemburu..??” Tanya Lizzy dalam hati.
“Satu lagi.. aku suka bekal yang kamu buatkan dulu. Jadi kapan-kapan kamu buatkan untukku lagi.” Cerocos Keenan tanpa henti meski dengan nada ketus. Lizzy tersenyum senang.
“Baiklah, aku akan membuatkannya lagi untukmu. Kamu mau aku masakkan apa..?? Katakan saja padaku, pasti aku buatkan.” Sahut Lizzy dengan semangat.
“Pulanglah.. jemputanmu sudah datang.” Kata Keenan saat melihat mobil Lizzy di depan lobby.
Keenan mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah. Tak jauh dari sana Kira dan Justin melakukan tos karena rencana mereka berhasil.
“Kita mau lanjut jalan lagi ga nich..??” Tanya Shaka penuh harap.
“Kita pulang. Besok kamu dan Justin sekolah. Dia harus mengerjakan tugas-tugasnya. Kamu juga Shaka. Setelah ini pulang dan belajarlah. Tahun ini kamu ujian akhir kan..??” Kata Kira.
“Iyaaa.. iyaaa.. kita pulang. Bawel.” Sahut Shaka kesal.
Mereka berjalan bersama ke area parkir meski Shaka meminta mereka menunggu di lobby. Saat hampir mencapai mobil Shaka, tiba-tiba sebuah mobil meluncur dengan kecepatan timggi ke arah mereka. Kira yang berada di samping Justin mendorong remaja itu ke depan dan dia melompat ke atas kap mobil untuk menghindari benturan. Tubuhnya terguling cukup jauh saat mobil itu tiba-tiba berhenti mendadak. Kira menggulingkan tubuhnya ke tepi saat dilihatnya mobil itu kembali melaju ke arahnya. Keenan dan Shaka yang berjalan di depan mereka terkejut mendengar suara benturan. Saat menoleh mereka melihat Justin tepat dibelakang mereka sedang berusaha berdiri sementara tubuh Kira tergeletak cukup jauh.
“KIRAAAA..!!”
“KAK KIRA..!!” Seru Shaka, Keenan, dan Justin bersamaan.
Mereka berlari cepat menghampiri Kira yang sudah bangkit berdiri. Dilihatnya mobil itu berjalan memutar dan akan kembali ke posisi mereka.
“Cepat masuk mobil..!!” Seru Kira pada 3 pemuda di hadapannya.
Ketiganya bergegas masuk ke mobil Shaka saat mengerti yang dimaksud Kira. Shaka segera memacu mobilnya ke pintu keluar. Dilihatnya mobil itu mengejar mereka dari kejauhan. Shaka tancap gas dan menabrak palang penghalang di pintu keluar, membawa mobilnya ke jalan raya. Kejar-kejaran terjadi di jalan itu dan Shaka dengan sigap menghindari mobil yang mengejarnya.
“Sialan..!! Apa maunya orang itu..??!!” Rutuk Keenan.
Shaka diam dan berkonsentrasi mengemudi sambil sesekali melirik Kira yang duduk di sebelahnya.
Mereka terbebas dari kejaran mobil tersebut saat di persimpangan karena mobil itu terhalang truk BBM yang melintas. Shaka mengurangi kecepatannya saat cukup jauh dan yakin terbebas dari mobil yang mengikutinya.
“Kamu tidak apa-apa..??” Tanya Shaka pada Kira. Gadis itu tidak menjawabnya tapi justru mengeluarkan HP.
“Kak Julian, ada insiden. Tolong jemput anak-anak sekarang di restoran Surya, kami akan sampai dalam 10 menit. Satu lagi parkirkan mobilmu di belakang restoran dan masuklah lewat pintu belakang. Katakan saja aku yang memintamu.” Kata Kira lalu menutup telponnya.
”Kita ke restoran Surya sekarang. Alamatnya di daerah XXXX.” Perintah Kira pada Shaka menyebut nama salah satu daerah elit di kota itu.
“Kak, kamu gapapa..??” Tanya Justin kawatir.
“Aku masih hidup, jadi kalian tidak perlu kawatir.” Kata Kira dengan suara datar.
Shaka melirik ke arah Kira. Gadis itu terlihat pucat dan berkeringat. Dia menurunkan lengan dressnya yang seharian ini dia tarik sampai bawah siku.
“Sayang, kamu terluka..??” Tanya Shaka.
“Fokus menyetir dan bergegaslah. Kita harus segera sampai ke restoran itu.” Sahut Kira sambil terus melihat ke belakang melalui kaca spion.
Julian dan Pasha telah menunggu saat mereka sampai di restoran Surya. Mereka terlihat cemas dan gelisah saat melihat kedatangan Kira dan ketiga remaja itu.
“Kira, sebenarnya ada apa..??” Tanya Julian.
“Mereka akan menjelaskannya pada kalian. Nanti kita di bicara setelah sampai apartment. Sekarang segera bawa mereka dari sini lewat pintu belakang. Shaka, tinggalkan mobilmu dan ikut mereka.” Perintah Kira.
“Trus kamu..??” Tanya Shaka yang tidak rela meninggalkan Kira.
“Ada hal lain yang harus aku urus. SENDIRI.” Kata Kira saat melihat mereka akan memotong pembicaraannya.
“Tapi, Ra..!!” Sahut Shaka.
“Cepat kalian pergi dari sini..!! Semakin lama kalian disini akan semakin berbahaya. Dan aku juga tidak bisa segera menyelesaikan urusanku.” Seru Kira.
“Baiklah kami akan segera pergi. Dan kamu Kira. segera selesaikan urusanmu itu.” Kata Julian mengalah sambil melirik ke tangan kiri Kira.
Dengan terpaksa mereka meninggalkan Kira di restoran itu. Setelah memastikan mereka benar-benar pergi dan keadaan aman, Kira menyelinap keluar dan menghentikan taksi.
“Tolong segera ke Orchid Hospital, pak.” Kata Kira dengan napas terengah-engah.
Kira meringis menahan sakit ditangannya. Dilihatnya pergelangan tangan kirinya yang mungkin terkilir parah sehingga posisinya bergeser banyak. Diambilnya HP dari saku dress nya.
“Napa, Ra..??” Sahut suara di seberang telpon.
Kira memutar bola matanya mendengar adiknya lagi-lagi memanggil namanya.
“Yudha, kamu di rumah sakit..??” Tanya Kira.
“Aku di apartment. Kenapa..?? Kamu baik-baik saja..??” Tanya Yudha yang mendengar napas Kira terengah-engah.
“Aku terluka. Sepertinya cukup parah.” Kata Kira.
“APAAA..!! Dimana kamu sekarang..??” Tanya Yudha panik. Kira menjauhkan telponnya saat Yudha berteriak panik.
"Aku perjalanan ke Orchid Hospital. Sebentar lagi aku sampai. Setelah ini aku akan menelpon kak Adam. Tapi jangan katakan apapun pada yang lain, terutama mama dan papa. Awas kalo mereka sampai tahu..!!” Ancam Kira.
“Itu urusan nanti. Yang penting kamu segera ke rumah sakit..!! Aku akan segera kesana.” Perintah Yudha.
Kira tidak menjawab dan memilih menutup telponnya lalu menekan nomer Adam.
"Halooooo.." Sapa Adam di seberang telpon.
"Kak, aku butuh bantuan. Hari ini aku jalan sama anak-anak ke mall X dan ada sedikit insiden. Tolong bereskan, kak."
"Ada kejadian apa, Kira..??!!" Tanya Adam dengan suara kawatir.
"Lihatlah rekaman CCTV di area parkir dan sepanjang jalan di sekitar mall X. Aaaaarrgh..!!" Kira menggeram menahan rasa sakit yang semakin menjadi.
"Kira, kamu kenapa..??!!" Seru Adam panik.
"Aku baik-baik saja, hanya sedikit terluka. Aku sedang perjalanan ke Orchid. Kak, tolong bereskan yang tadi yaaaa.. Terima kasih." Kata Kira memutus telpon tanpa menunggu jawaban Adam.
Tenaganya sudah terkuras banyak karena menahan sakit di pergelangan tangannya. Kira kembali mengingat kejadian tadi. Saat melompat ke atas kap mobil dia sempat melihat orang yang mengemudi mobil itu. Pria yang sama yang ada di venue saat rehearsal kemarin.
“SIAAAALL..!! Dia lagi. Sebenarnya apa maunya..?? Bagaimana dia tahu mereka pergi kemana..?? Apa jangan-jangan dia selalu menguntit mereka.??”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments