Shaka dan Justin sepakat terbagi dalam 2 team. Justin satu team dengan Leo, Andhika, dan Fikri. Sedangkan Shaka dengan Alex, Keenan, dan Nico. Dua team bertanding seru karena sama-sama jago bermain basket. Kira yang tidak tahu harus mendukung siapa hanya bisa bersorak saat team manapun berhasil mencetak angka.
“Heeii..!! Sebenernya kamu tu dukung sapa sich..??!!” Kata Shaka yang tidak terima.
“Terserah aku mau bersorak buat siapa..!! Ribut amat.” Sahut Kira ketus.
“Mau dilanjut ga nich..??!!” Seru Fikri dari tengah lapangan.
Shaka yang mendengar panggilan Fikri bergegas kembali ke lapangan. Tiba-tiba terdengar Nico berteriak.
“KAK KIRAA..!!” Seru Nico sambil melihat panik ke arah Kira duduk, tubuhnya terlihat gemetar.
Sontak semua yang ada dilapangan menoleh ke arah Kira. Mereka terkejut melihat gerombolan orang yang terlihat menyeramkan mendekat ke arah Kira. Kira yang melihat adanya bahaya segera berlari ke lapangan untuk melindungi anak-anak itu. Sedangkan Shaka yang melihat Kira berlari mengira gadis itu tengah ketakutan lalu dengan cepat berlari mendekati Kira dan menariknya menjauh dari orang-orang yang ikut mengejar gadis itu.
Belum sempat mereka berlari keluar lapangan gerombolan itu telah mengepung Kira dan para remaja itu. Refleks para pemuda itu mengelilingi Kira untuk melindunginya. Justin memasang badan di depan Kira untuk melindunginya sementara Shaka, Andhika, dan Keenan berada di baris paling depan.
“Mau apa kalian..??!!” Seru Keenan dengan wajah dingin dan sorot mata tajam penuh ancaman.
Kira tertegun melihat ekspresi wajah Keenan yang terlihat menakutkan. Selama ini Keenan yang dia kenal selalu bertingkah kekanak-kanakan, lucu, manja, dan konyol.
“Hahahaha.. urusan gue cuma sama 2 berandal kecil itu.” Kata pria yang sepertinya pemimpin mereka sambil menunjuk Justin dan Shaka.
Tak lama kedua remaja itu teringat dengan 3 orang preman yang mengeroyok Shaka saat Justin menolongnya.
“Heeeeh..!! Kalo kalian masih ga terima, urusan kalian sama aku. Ga usah bawa-bawa mereka..!!” Seru Shaka dengan emosi.
“Justin siapa sebenarnya mereka..?? Ada urusan apa dia sama kalian..??” Tanya Kira setengah berbisik pada Justin yang masih tegap berdiri di hadapannya.
“Dulu 3 orang dari mereka pernah rampok Shaka dan kebetulan aku ada disana trus nolongin dia.” Jawab Justin sambil sedikit menoleh ke arah Kira.
“Biar aku tebak. Kalian pasti berhasil melumpuhkan mereka.” Sahut Nico yang mendengar penjelasan Justin.
“Hmmm..” Jawab Justin mengangguk sambil terus menatap waspada ke arah gerombolan preman di hadapan mereka.
Kira memandang berkeliling ke arah orang-orang itu. Ada 8 orang yang tengah mengepung mereka. Meski bisa dibilang jumlah mereka seimbang, tapi terlihat jelas bahwa kemampuan mereka tidaklah seimbang. Justin dan Shaka jelas mereka mahir bela diri, Keenan meski tidak pernah marah dan selalu kekanak-kanakan tapi Kira tahu sebenarnya dia pun menguasai bela diri. Tapi bagaimana dengan yang lain..?? Kira menghela napas panjang.
“Akhirnya tugas sebagai bodyguard dateng juga." Gumam Kira dalam hati.
Seorang dari pria tersebut menarik Kira saat melihat Nico dan Fikri lengah.
“Aaaaaah..!!” Seru Kira yang terkejut. Dia tadi juga lengah karena sibuk memperhitungkan kekuatan lawan.
Para remaja itu segera menoleh ke arah Kira. Wajah mereka terlihat pucat saat melihat seorang pria mengalungkan belati ke leher Kira.
“Heeeeeii..!! Lepaskan dia..!!” Raung Andhika sambil berjalan cepat ke arah orang itu.
“Berhenti..!! Kalo kalian mendekat, gue bunuh ni cewek sekarang juga..!!” Kata pria itu.
Para pemuda itu mematung di tempat masing-masing. Tubuh Shaka bergetar menahan amarah melihat Kira dalam bahaya.
“Kalo sampe lo ngapa-ngapain dia. Gue sumpah bakal bikin hidup lo semua menderita..!!” Raung Shaka dari tempatnya.
“Hahahahaha.. emang lo mau ngapain..?? Yakin kalian bakal bisa keluar dari sini hidup-hidup..??” Sahut pemimpin gerombolan itu sambil tertawa keras diikuti anak buahnya.
“Gue yang bakal abisin hidup kalian. Tapi sebelum mampusin lo semua, gue bakal seneng-seneng sama ni cewek dan gue bikin lo semua lihat gimana kita menggilir dia. Cewek cantik mulus kayak gini, sayang kan kalo dianggurin” Kata pria itu sambil mengelus pipi mulus Kira dan disambut tawa senang anak buahnya.
Para pemuda itu terbelalak melihat tingkah pemimpin gerombolan preman.
“Singkirin tangan lo dari dia..!!” Raung Fikri dengan suara bergetar menahan takut dan amarah.
“Napa..?? Ga terima..?? Coba aja kalian kesini. Maju selangkah aja gue suruh dia bikin parut di wajah ni cewek.” Kata pria itu sambil menunjuk ke arah pria yang sedang menodong Kira.
“Aaaaaargh..!!” Teriak Shaka dengan frustasi karena merasa tidak berdaya.
“Kalian ini emang banyak bicara. Memang siapa bilang kalo aku butuh mereka buat lepas dari kalian..??” Kata Kira dengan nada mencibir.
Sejak awal Kira memang terlihat tenang meski dalam bahaya. Semua pria yang ada disana menoleh ke arah Kira. Tiba-tiba Kira keluar dari rangkulan tangan di lehernya lalu meraih tangan yang tengah menodongkan pisau ke arah perut dan memuntir tangan itu hingga pria yang menodongnya menjatuhkan pisau di tangannya. Gerakannya mengejutkan semua orang yang ada disana. Kira melepaskan pria yang dilumpuhkannya lalu berjalan santai ke arah para remaja yang masih terbengong melihat aksinya. Mata Shaka berbinar dan menatap takjub ke arah Kira.
“Ni cewek emang luar biasa.” Gumam Shaka dalam hati.
“Dasar cewek sialan. Lo tadi cuma beruntung aja..!!” Teriak pria yang dilumpuhkan Kira. Tampaknya dia malu telah dilumpuhkan gadis bertubuh mungil.
“Jadi kalian memang tetep mau main kasar..??” Tanya Kira dengan menatap tajam ke arah pimpinan gerombolan itu.
“Dasar cewek sombong ga tau diri. Gue kasi lo pelajaran..!!” Seru pemimpin preman.
Kira mengangkat tangannya sebagai tanda agar pria itu diam. Pemimpin itu terkejut melihat sikap Kira dan entah kenapa langsung terdiam. Kira mengeluarkan HP di saku jaketnya dan menelpon Andrew.
“Hahahahaha.. napa..?? Takut..?? Mau cari bantuan..??!!” Seru pria itu sambil tertawa keras.
“Iya.. aku cari bantuan.. buat kalian.” Sahut Kira dingin dan entah mengapa membuat para preman itu mendadak terdiam.
“Sial..!! Ga diangkat. Pasti dia sudah tidur.” Rutuk Kira. Lalu dia menekan nomer lain di HP-nya.
“Haloooo..” Suara Adam yang terdengar setengah mabuk menyahut di seberang telpon. Dentuman musik di belakang suaranya menandakan bahwa dia saat ini sedang ada di Club.
“Kak, salah satu kerjaanku di tempat kak Andrew juga sebagai bodyguard kan..??” Tanya Kira.
“Iya.. Emang napa..??” Tanya Adam keheranan dengan pertanyaan adiknya.
“Artinya aku boleh hajar orang selama tujuannya buat lindungi anak-anak itu kan..??” Jawab Kira.
Dia sengaja tidak menyebut nama Autumn River di hadapan para preman itu karena takut nantinya menyebabkan masalah.
“**.. tentu saja kalo emang ada ancaman datang ke mereka. Kira, sebenernya maksud kamu apa nanya gini..??” Sahut Adam yang suaranya berubah panik karena sadar adik perempuannya mungkin sedang dalam bahaya.
“Beri aku waktu 10 menit. Tidak.. 5 menit. Setelah aku menutup telpon aku akan kirim lokasiku sekarang. Tunggu 5 menit baru kakak kirim ambulance untuk 8 orang.” Kata Kira santai sambil menghitung ulang jumlah preman di hadapannya. Para preman itu saling memandang keheranan melihat tingkah Kira.
“Hei.. jangan macam-macam. Sejak kecil kita memang dilatih Papa untuk menghadapi beberapa orang sekaligus. Tapi tetap jangan nekat..!! Apa kamu mau bunuh diri..?? Haaahh..!!” Seru Adam semakin panik.
“Enak aja. Aku yang mau hajar mereka, kak. Tapi ga usah kawatir. Paling aku Cuma patahin beberapa tulang mereka.” Kata Kira sambil menatap tajam dan dingin ke arah para preman itu lalu memutus sambungan telpon.
Kira berjalan ke arah para preman setelah mengirim lokasinya pada Adam. Entah kenapa lagi-lagi para preman itu terlihat takut, tanpa sadar mereka beringsut mundur saat Kira mendekat.
“Kak..!!” Seru Justin memanggil karena kawatir. Kira menoleh ke arah para remaja yang berdiri di belakangnya.
“Kalian tunggu disana dan jangan ikut campur. Kalo aku butuh bantuan aku akan memintanya pada kalian. Tapi untuk sekarang, mereka akan jadi urusanku. Terutama kamu..!!” Kata Kira sambil menunjuk pemimpin preman yang tadi berani menyentuh pipinya.
Tanpa aba-aba beberapa preman maju ke arah Kira, dengan sigap gadis itu menghindar dan menangkis setiap serangan yang datang. Kira menangkap satu tangan preman dan memuntirnya lalu menendang pria lain yang datang dari arah belakang dengan keras kemudian melepaskan tangan yang tengah dia puntir lalu menendang dada pria itu hingga jatuh berguling. Datang pria lainnya dengan membawa belati. Kira berhasil menghindar ke samping dan menangkap tangan yang tengah memegang belati lalu mematahkan lengan itu dengan menggunakan sikunya, membuat pria itu menjerit kesakitan saat terjatuh sambil memegang lengannya yang dipatahkan Kira. Terdengar seorang pria berteriak sambil berlari mendekat ke arah Kira dengan membawa balok kayu. Kira langsung berputar dan mendaratkan tendangan keras ke dada pria itu bahkan sebelum dia bisa mendekati Kira. Satu persatu Kira menjatuhkan lawan-lawannya bahkan tanpa bantuan sama sekali. Tiba-tiba Kira melompat ke arah pimpinan preman mendekatinya lalu bertengger duduk di tengkuk pria itu kemudian menjatuhkan tubuh mereka berdua. Kira langsung menjepit tangan pria itu dengan kaki lalu memuntirnya hingga pria itu beteriak kesakitan. Para remaja yang melihat aksi Kira hanya bisa mematung. Mereka bergidik mendengar suara teriakan para preman yang dilumpuhkan Kira. Mereka tidak pernah menyangka Kira begitu hebat dalam hal berkelahi, karena selama ini selalu terlihat begitu sabar, ramah, hangat, dan ceria. Dia hanya marah-marah dan judes saat berhadapan dengan Pasha. Belum lagi tubuhnya yang mungil dan terlihat ringkih.
Hanya butuh waktu sekitar 5 menit untuk Kira menjatuhkan para preman itu. Kira mendekati pemimpin preman yang tengah berguling kesakitan sambil memegang bahunya yang lepas setelah dipuntir Kira dengan keras. Dia berjongkok disamping pria itu dan melihatnya dengan tatapan dingin.
“Tunggulah disini, akan ada ambulance datang menolong kalian. Sementara kalian tidak akan bisa berulah karena luka-luka kalian. Gunakan waktu kalian untuk merenung dan bertobat.” Kata Kira.
“Cewek sialaaann..!! Aku balas kalian nanti..!!” Raung pria itu. Kira mencengkeram kaos pria itu lalu menariknya mendekat wajahnya.
“Lihat wajahku baik-baik dan ingatlah. Karena wajah ini yang akan menjadi mimpi buruk kalian kalau sampai berani macam-macam dengan orang-orang disekitarku.” Kata Kira dengan suara datar. Wajahnya terlihat dingin tanpa ekspresi dan tatapan matanya tajam penuh intimidasi, membuat pria dihadapannya mendadak diam membeku. Kira menghempaskan tubuh pria itu lalu berdiri.
“Kalau kalian cukup cerdas maka kalian akan tutup mulut akan kejadian ini.” Kata Kira dingin sambil menatap tajam ke arah pimpinan preman.
Kira beranjak kembali pada para remaja yang sedang menatapnya dengan tubuh membeku. Mereka terus terdiam seakan menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kira langsung tertawa melihat wajah tegang mereka.
“Heeeeii.. Kalian kenapa..?? Kayak abis liat hantu aja.” Kata Kira sambil menahan tawanya. Para remaja itu segera menghembuskan napas lega. Sepertinya sedari tadi tanpa sadar mereka terus menahan napas.
“Ayok aaaah... kita pulang. Kak Julian bilang jam 10 kita harus sudah sampai apartment.” Ajak Kira yang dijawab anggukan oleh para member Autumn River.
Shaka yang mendengar nama pria lain tiba-tiba menghampiri Kira dan menarik tangannya.
“Julian..?? Siapa itu Julian..??” Tanya Shaka dengan pandangan menyelidik.
“Manager utama Autumn River. Dia partnerku di team management mereka.” Jawab Kira kebingungan dengan reaksi Shaka.
“Jadi dia juga tinggal di apartment itu..??” Tanya Shaka penuh intimidasi seakan belum puas dengan jawaban Kira.
“I.. iyaaa.. Dia tinggal bareng di apartment bareng kami. Dd.. Dia partnerku” Jawab Kira gugup. Entah kenapa Kira merasa seperti sedang diinterogasi pacar yang lagi cemburu.
“Baguslah. Jaga dirimu, jangan sampai jatuh cinta sama dia.” Kata Shaka dingin sambil melepaskan tangan Kira lalu beranjak meninggalkan lapangan itu tanpa mengatakan apapun.
“Haaaahh..??!! Maksud kamu apa..??!!” Seru Kira kebingungan. Shaka tidak menjawabnya dan terus melangkah menuju mobilnya dengan diikuti Leo dan Alex yang mengejarnya.
“Dasar bocah tengil aneh. Bertambah 1 lagi mahkluk aneh di kehidupanku. Pasha udah bikin gondok ni nambah 1 lagi.” Rutuk Kira dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Leonila Retnoningdyah
kira kerwnz.. sukak
2021-05-11
1
iin_andiniip
jgn2 shaka ini yg jatuh cinta sm kirana😍😍😍
2021-02-14
3
R Ni
Semangat😎😎
jangan lupa feedback ke karya ku
makasih😊😊
2020-12-10
2