Keesokan harinya Kira sengaja datang sedikit lebih awal ke sekolah saat menjemput Justin. Dia menyelinap masuk ke lingkungan sekolah saat security lengah dan berjalan berkeliling untuk mencari Justin. Tak lama bel pulang berbunyi, para siswa berhamburan keluar dari kelas. Dilihatnya seseorang menyeret Justin saat anak itu keluar dari kelas. Guru yang saat itu ada disana bersikap seolah-olah tidak mengetahui kejadian itu dan tetap beranjak pergi. Kira mengikuti Justin dan ketiga anak yang terus mendorongnya sepanjang perjalanan.
“Kali ini ada apa lagi, Ka..?? Aku sudah menyelesaikan semua PR kalian.” Kata Justin dengan dingin.
“Iyaa.. tapi banyak yang salah. Lo tu **** apa gimana, kerjain gitu aja ga becus..??” Kata Shaka sambil memukul kepala Justin.
“Kamu lupa kalo aku masih kelas 1 sedangkan tugas-tugas kalian untuk pelajaran anak kelas 2..?? Dan kalo menurut kalian itu mudah kenapa ga kalian kerjain sendiri aja..??!!” Bantah Justin.
“Eeeeh.. masih berani bantah lo yaaa..!!” Sahut Leo sambil melayangkan tangannya.
“STOOOPP..!!” Teriak Kira hingga menghentikan Leo yang hampir memukul perut Justin.
Keempat anak itu menoleh bersamaan. Mata Justin terbelalak melihat keberadaan Kira.
“Kak Kira..??!!” Panggil Justin masih tidak percaya.
“Ooohh.. Jadi lo ngadu ke kakak lo.” Kata Shaka sambil perlahan mendekati Kira. Justin bergegas mendahului lalu berdiri di antara Kira dan Shaka.
“Shaka, urusan kalian sama aku. Ga ada hubungannya sama kakakku.” Kata Justin tegas dengan posisi tegap melindungi Kira.
Shaka terkejut melihat reaksi Justin yang berbeda dari biasanya. Meskipun Justin tidak pernah melawan, tapi Shaka tidak pernah melihat ketakutan di mata anak itu. Dan itu benar-benar membuatnya kesal sehingga terus mengganggu Justin setiap harinya. Tapi hari ini dia melihat ancaman di mata Justin yang justru membuatnya semakin marah.
“Dia udah ada disini sekarang dan dia gangguin kerjaan gue. Trus lo bilang ini ga ada hubungannya sama dia..??!! Lo mau mati..??!!” Teriak Shaka dengan penuh amarah.
“Aku ga akan biarin kamu sakitin kakakku.” Justin masih tegap berdiri di tempatnya.
“Trus lo mau apa hah..!! Mau lawan gue..??!!” Raung Shaka seperti kesetanan.
“Bagaimana kalo kita bertanding basket..??” Sahut Kira sebelum Justin menjawab.
“Apa..??” Justin terkejut mendengar perkataan Kira. Shaka menatap Kira dengan tatapan tajam.
“Kalian anggota team basket kan..?? Kebetulan Justin juga jago basket. Aku ga keberatan melawan kalian bertiga meski hanya berdua dengan Justin.”
“Kak, yang bener aja.” Bisik Justin ke Kira.
“Aku percaya kita bisa kalahin mereka.” Jawab Kira sambil mengedipkan satu mata ke arah Justin.
“Jadi bagaimana..??” Tanya Kira.
“Apa taruhannya..??” Tanya Shaka.
“Kalau kami menang, Kalian ga akan ganggu Justin lagi.” Sahut Kira
“OK. Tapi kalau kami yang menang, Justin akan terus menjadi budak kami bahkan diluar sekolah. Bagaimana..??” Tanya Shaka dengan tersenyum dingin.
“Setuju. Tim pertama yang meraih 10 poin adalah pemenangnya.” Sahut Kira.
Justin bengong mendengar kesepakatan antara dua orang itu. Dia merasa sedang menjadi bahan taruhan diantara Shaka dan Kira. Mereka akhirnya menuju lapangan basket sekolah. Para siswa yang belum pulang berkerumun menonton pertandingan itu. Sedangkan para guru dan staff tidak melakukan apapun karena tidak ingin bermasalah dengan keluarga Shaka dan teman-temannya. Kira melepas jaketnya. Digulungnya lengan kemeja yang dia pakai sampai siku lalu mengencangkan ikatan tali sneakernya.
“Justin, aku percaya padamu.” Bisik Kira pada Justin sesaat sebelum pertandingan dimulai yang dijawab dengan anggukan oleh anak itu.
Pertandingan berjalan alot. Meski kalah jumlah team Justin dan Kira bisa mengimbangi Team lawan. Dalam hati Justin kagum dengan kemampuan Kira. Gadis begitu lincah dan tanpa lelah berlari kesana kemari. Justin tidak pernah menyangka Kira ternyata sangat jago bermain basket. Selama ini setiap dia dan para member juga staff bertanding basket, Kira hanya sekedar menemani di pinggir lapangan. Saat poin imbang 9-9 Leo berbuat curang dengan menarik kuncir rambut Kira hingga gadis itu terjatuh.
“Aaaargh.. Stoopp..!!” Teriak Shaka. Dia dengan cepat menghampiri Leo dan meninju wajahnya.
“Apa-apaan sich lo..!!” Teriak Leo tidak terima.
“Lo yang apa-apaan..??!! Gue paling ga suka kalo ada orang main curang dalam pertandingan. Meski pertandingan itu jalan tanpa aturaan. Tapi apa yang barusan lo lakuin haaaah..??!!” Raung Shaka.
Leo tidak berkutik menghadapi amarah Shaka. Dia tahu benar sahabatnya itu meski bengal tapi tidak menyukai kecurangan terutama dalam hal pertandingan.
“Kalian boleh melakukan tembakan pinalti.” Kata Shaka pada Justin dan Kira.
“Bagus. Ternyata kamu pemain jujur. Justin, kamu lakukan tembakan itu.” Perintah Kira.
Justin segera mengambil posisi untuk melakukan tembakan pinalti dan berhasil hingga membawa kemenangan untuk team nya. Semua orang yang ada disana bersorak riuh. Kekesalan terlihat jelas di wajah Shaka dan teman-temannya. Shaka menghampiri Justin dan Kira. Tiba-tiba suasana menjadi hening. Mereka menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Pertandingan yang menarik. Kalian bisa pegang kata-kataku. Setelah ini aku dan kedua temanku tidak akan mengganggu Justin lagi.” Kata Shaka sambil mengulurkan tangannya.
Justin menoleh ke arah Kira dan melihatnya mengangguk. Lalu Justin meraih tangan Shaka dan menyalaminya. Setelah itu Shaka dan teman-temannya pergi meninggalkan lapangan tanpa mengatakan apapun. Semua orang kembali bersorak riuh. Justin memeluk erat Kira.
“Terima kasih, kak. Terima kasih.” Kata Justin yang dijawab dengan senyuman oleh Kira. Gadis itu terus mengacak-acak rambut Justin hingga membuat Justin tertawa lepas untuk pertama kalinya sejak bertemu Kira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Leonila Retnoningdyah
yess
2021-05-11
1
Virgo Girl
Ini toh Shaka yg naksir Kira?? bocah ajahhh😀😀
2021-04-08
2
zien
aku hadir disini dan memberimu like 👍😘
mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 🙏😘
mari kita saling mendukung karya kita 🙏❤️
2021-03-08
1