Paginya Justin dan Kira hanya berdua karena member yang lain sudah berangkat. Wajah Justin terlihat pucat dan kelelahan. Dia terlihat lesu dan tidak bersemangat seperti biasanya.
"Justin, kamu sakit..??" Tanya Kira sambil memegang dahi Justin.
"Aku gapapa, kak." Jawab Justin singkat lalu kembali memejamkan matanya.
"Apa tadi dia tidak tidur..??" Batin Kira dalam hati karena selama dalam perjalanan ke sekolah Justin terus tidur.
Saat jam pulang sekolah, di salah satu sudut sepi di sekolah itu. Tampak 3 orang seusia Justin berseragam tim basket tengah mengelilinginya. Wajah Justin terlihat datar. Dia tetap berdiri tegak dihadapan mereka meski tahu hal buruk akan menimpanya.
“Lo apa-apaan haaah..??!! Udah gue bilang selesaiin tugas-tugas gue. Tapi lo cuman kerjain setengah. Mau mati lo..??!!” Seru salah satu anak dengan tubuh paling besar sambil meninju perut Justin.
“Shaka, kemaren aku sibuk dan baru selesai pagi tadi, makanya ga sempat.” Sahut Justin pada anak bertubuh besar itu.
“Alasan aja loooo..!! Gara-gara loe kita semua jadi kena hukum..!!” Seru anak satunya yang bertubuh kurus kali ini menendang kaki justin membuatnya jatuh tersungkur.
“Heeeeh.. Lo pikir gue ga tahu kalo group lo tu ga laku..?? Jangan karena sok-sokan lo debut trus kita jadi simpati dan nge-fans sama lo.” Sahut anak satu lagi sambil mendorong kepala Justin.
“Pokoknya abis ni lo kerjain tugas-tugas kita. Kalo sampe gue, Leo, dan Alex dihukum lagi gara-gara lo. Kita bakal bikin hidup lo lebih menderita. Inget itu..!!” Kata Shaka lalu kembali mendaratkan pukulan ke perut Justin.
Kira sedang menunggu Justin di sekolahnya sebelum menyusul kembali para member. Setiap pagi setelah mengantar Justin dan Fikri dia akan menyusul para member lalu pergi sebentar untuk menjemput Justin atau Fikri sebelum akhirnya kembali menyusul member lainnya ke tempat kegiatan. Hari ini jadwal mereka disibukkan dengan aktivitas syuting karena para member sedang sibuk persiapan rilis single baru mereka.
Tok.. tok.. tok..
Seseorang mengetuk kaca mobil disampingnya. Terlihat seorang gadis mungil berkacamata dan rambut dikepang 2 membungkuk di samping pintu mobil. Kira segera membuka kaca jendelanya.
"Maaf.. apakah kakak ini keluarga Justin..??" Tanya gadis itu.
"Iya. Kenapa, dek..??" Tanya Kira pada gadis itu.
"Kak, maaf.. tapi Justin sering diganggu di sekolah. Tolong bantu dia, kak." Kata gadis itu.
Kira baru akan bertanya saat gadis itu tiba-tiba pergi karena melihat Justin datang menghampirinya. Justin langsung masuk mobil dan duduk di kursi disamping Kira tanpa mengatakan apapun.
Dalam perjalanan Justin lebih banyak diam. Kira beberapa kali melirik ke arah Justin tapi tidak tahu bagaimana membuka pembicaraan. Akhirnya mereka sampai di lokasi syuting tanpa mengatakan apapun. Saat Justin bergabung dan mulai syuting, Kira terkejut melihat lebam di perut Justin saat tanpa sengaja bagian bawah kemejanya terangkat ketika menari. Saat jeda Kira menarik tangan Justin dan membawanya ke ruang ganti yang kebetulan sedang sepi.
“Katakan apa yang sebenarnya terjadi..??” Kata Kira dengan sorot mata tajam menatap Justin.
“A..Apa maksud kak Kira..??” Tanya Justin kebingungan.
“Justin, kakak lihat lebam di perut kamu. Jangan bilang kalo kamu jatuh lagi atau terbentur saat olahraga karena hari ini kamu tidak ada jadwal olahraga.” Kata Kira tegas karena ini bukan pertama kalinya dia melihat lebam di tubuh Justin. Tiba-tiba terdengar suara pasha memanggil dengan menggedor pintu ruang ganti.
“Woooii.. Inem..!! Buka pintunya..??!!” Seru Pasha.
“Kamu tetap disini..!! Kita belum selesai bicara.” Kata Kira pada Justin sambil beranjak ke arah pintu.
“Apa..??!!” Kata Kira ketus.
“Kamu ngapain di dalem berdua ma Justin..?? Syuting mau mulai lagi. Buruan keluar..!!” Seru Pasha.
“10 menit. Urusanku sama Justin belum selesai.” Kata Kira sambil menutup pintu lalu menguncinya.
“Wooooiii.. Mak Lampir..!! Kamu apain tu anak di dalem..??!!” Teriak Pasha yang tidak digubris Kira.
“Sekarang kamu jujur sama kakak, atau kakak kurung kamu disini sampe kamu ngaku. Kamu pasti tahu kakak ga segan untuk melakukannya, Justin.” Wajah Kira terlihat dingin dengan sorot mata tajam menatap lekat pada Justin hingga membuat anak itu takut.
“Siapa pelakunya..??!!” Tanya Kira lagi.
“Beberapa anak tim basket di sekolah.” Jawab Justin pada akhirnya.
“Beberapa..?? Berapa orang..?? Dan kenapa mereka mukulin kamu..??” Cecar Kira lagi.
“Tiga orang. Kapten tim dan 2 teman dekatnya. Mereka anak-anak kelas 2 dan 3, kak. Aku tidak tahu kenapa mereka jadiin aku target.” Jawab Justin dengan pasrah.
“Kenapa kamu ga bilang, Justin..?? Ini sudah masuk dalam tindakan kekerasan, kamu tahu itu..??” Sahut Kira dengan suara pelan menahan amarah.
“Aku hanya tidak ingin merepotkan. Kupikir selama aku menuruti mereka semua akan baik-baik saja.”
“Tidak akan pernah membaik selama kamu tidak bertindak. Justin, kakak tahu kamu sabuk hitam Tae Kwon Do. Bahkan kak pernah melihat saat kamu berlatih. Dari situ kakak tahu kamu pasti mampu untuk menjatuhkan mereka bertiga seorang diri.Kenapa kamu tidak melawan mereka..??!!” Kali ini Kira seperti habis kesabaran.
“Karena aku ingin meraih mimpiku, kak.” Jawab Justin. Kali ini dia memberanikan diri menatap mata Kira.
“Maksudmu..??” Tanya Kira.
“Setelah ayah meninggal, ibu sendirian banting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Meski keluarga ibu kaya raya tapi sejak lama mereka tidak mengakuinya karena dulu ibu lebih memilih menikah dengan ayah yang hanya seorang guru berpenghasilan rendah. Waktu itu aku membantu ibu dengan berjualan koran setiap pulang sekolah. Sampai akhirnya aku ketemu pak Andrew. Dia yang membawaku keluar dari jalanan dan memberiku impian. Selama training bahkan sampai sekarang pak Andrew membantu menyokong kebutuhan pokok ibu dan aku. Sekarang group kami memang masih kecil dengan pendapatan tidak seberapa. Tapi aku yakin nantinya kami akan sukses. Itu impianku dan itu juga caraku membalas budi pada pak Andrew. Aku takut jika aku melawan akan terjadi keributan juga skandal yang akhirnya menghambat jalan kami, kak. Karena itu aku tetap diam.” Kata Justin.
Kira terkejut mendengar penjelasan Justin. Untuk pertama kali dilihatnya Justin tampak putus asa. Tidak bisa dibayangkan berat beban yang selama ini dipikulnya seorang diri.
“Kamu sudah lapor pihak sekolah..??” Tanya Kira.
“Sudah, kak. Beberapa kali. Tapi mereka tidak berani melakukan tindakan apapun karena kekuasaan yang dimiliki keluarga ketiga anak itu.” Sahut Justin.
Kira menekan kuat rahangnya menahan amarah atas ketidakadilan yang diterima Justin.
“Siapa saja nama mereka..??”
“Untuk apa, kak..??” Tanya Justin kebingungan.
“Katakan saja, ga usah banyak tanya.” Kata Kira mulai terlihat kesal.
“Shaka Rahardian, Leondra Hasibuan, dan Alex Cornel.” Jawab Justin.
Kira mengangkat kedua alisnya mendengar ketiga nama itu. Perlahan dia bersandar di punggung kursi yang dia duduki, senyum tipis tersungging dibibirnya seakan dia tahu bagaimana mengatasi ketiga anak itu. Kira mendengus kesal karena suara Pasha masih terdengar diluar sana sambil terus menggedor pintu.
“Kamu keluarlah sebelum si Bambang mendobrak pintu.” Kata Kira tanpa beranjak dari posisinya.
“Justin, kamu gapapa..??” Tanya Pasha begitu Justin membuka pintu.
“Gapapa, kak. Emang kenapa kak Pasha nanya gitu..??” Jawab Justin kebingungan.
“Eeeh.. mak Lampir kamu apain Justin sampe-sampe kunciin pintu ruang ganti segala..??” Semprot Pasha tanpa ampun.
“Bukan urusanmu. Kepo..!!” Jawab Kira lalu beranjak pergi tanpa peduli pada orang-orang yang memandangnya dengan keheranan. Setelah itu Kira tampak menelpon seseorang.
“Iya, non Kira.” Kata suara di seberang sana.
“Aku akan mengirim 3 nama murid SMA Internasional XXX. Temukan semua informasi tentang mereka dalam waktu 2 jam.” Kata Kira pada orang tersebut lalu menutup telponnya dan mengirim pesan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Leonila Retnoningdyah
mantaps Kira.. bantuin justin
2021-05-11
1
Virgo Girl
Kasihan Justin
2021-04-08
2
zien
aku hadir disini dan memberimu like 😘❤️
mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 😊😘❤️
mari kita saling mendukung karya kita 🙏❤️
2021-03-08
1