Keenan dan Fikri mengantarkan Kira ke kamar sekalian membantu membawa semua barang bawaannya, meski sebenarnya hanya 1 koper ukuran sedang dan 1 tas slempang. Dua remaja itu tampak sangat bersemangat.
"Kak, ini kamarnya." Kata Fikri sambil membuka pintu untuk Kira.
Gadis itu memandang sekeliling kamar yang didominasi warna putih kesukaannya. Ruangan itu cukup kecil tapi terlihat nyaman. Ada 1 ranjang single bed, 1 lemari pakaian, 1 meja rias kecil, 1 meja tulis dan bangkunya. Ada sebuah jendela kecil di dekat meja itu. Terlihat minimalis dan elegan. Kira sangat tahu bagaimana Andrew. Meski tengah kesulitan dia tetap berusaha membuat Kira nyaman.
"Dulu ini kamar Andhika. Memang kamar paling kecil di apartment ini, tapi nyaman." Kata Keenan.
"Trus Dika sekarang tidur dimana..??" Tanya Kira
"Sama aku, kak. Tadinya aku sekamar sama Justin, Nico sama Fikri, kak Julian sendirian. Berhubung Dika menang taruhan, dia dapat kamar ini. Berhubung kak Kira gabung dan butuh 1 kamar lagi. Akhirnya dia sekamar sama aku, trus Justin sekamar sama Nico dan Fikri." Jelas Keenan panjang lebar.
"Haaaah.. bertiga..??" Tanya Kira kaget.
"Iya, kak. Tapi kak Kira ga usah kawatir. Kamarku tetep nyaman kok." Kata Fikri menenangkan Kira.
Setelah itu terdengar suara perut memenuhi ruangan itu. Keenan malu karena ketahuan cacing di perutnya ngajak demo.
"Kalian sudah makan siang..??" Tanya Kira. yang dijawab dengan gelengan dua anak itu. Kira menghela napas panjang.
"Kalo gitu tunjukin dimana dapurnya. Kakak mau masak." Kata Kira sambil beranjak keluar kamar yang langsung diikuti Keenan dan Fikri.
"Eeeeh.. kakak beneran mau masak..??" Tanya Keenan tak percaya sambil terus mengekori Kira.
"Iya.. kenapa..??" Tanya Kira heran.
"Yes..!!" Seru Keenan girang. Kira mengerutkan dahinya melihat tingkah Keenan.
"Hehehehe.. Udah lama ga makan enak, kak." Sepertinya Keenan benar-benar berharap banyak pada masakan Kira.
Fikri hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan member tertua di groupnya. Tapi siapapun yang mengenal Keenan tahu kalau dia sangat menyukai makanan.
Sesampainya di dapur Kira langsung membuka kulkas dan lemari untuk melihat persediaan bahan makanan juga peralatan masak.
"Kamu ngapain di dapur..??" Tanya Pasha yang masuk untuk mengambil air dingin di kulkas.
"Mandi..!!” Sahut Kira santai.
”Ya masaklah bambaaaanng.” Batin Kira yang masih kesal dengan Pasha
"Dasar nenek lampir..!!" Sahut Pasha yang langsung beranjak pergi. Kira yang mendengar ucapan Pasha baru akan membalas tapi dilihatnya Pasha sudah pergi.
"Dasar Gerandong..!!" Gerutu Kira.
Kira hanya menemukan beberapa macam sayur, buah, dan fillet dada ayam. Tidak ada beras, sereal, ataupun roti. Akhirnya dia memutuskan memasak ayam oregano, caesar salad, dan jus buah. Tiga puluh menit kemudian semua sudah siap. Kira sudah terbiasa memasak sendiri jadi tidak suka menu yang ribet.
"Waaaaah.. baunya harum bangeeeeett..!!" Puji Keenan. Wajah kelima anak itu tampak berbinar.
Pasha yang dari tadi cuek ternyata tergoda dengan aroma masakan Kira dan ikut bergabung.
"Waaaaah.. ternyata kamu mau juga makan masakan nenek lampir..??" Sindir Kira.
"Bodo..!! Gue laper." Jawab Pasha cuek
"Ciiiihh.. Sekarang dia pake kata gue." Gumam Kira dalam hati.
"Aaaaaargh..!!" Tiba-tiba terdengar Keenan yang berteriak dengan mata terbelalak.
"Apa..?? Kenapaaa..?? Ada yang salah..??" Tanya Kira panik
"Ini bener-bener enak bangeeeeett.." Kata Keenan sambil memejamkan mata seolah sangat menikmati makanannya.
" Astaga, Keenan. Kamu bikin kaget aja." Seru Kira yang dibalas seringaian Keenan.
Pasha dan yang lain langsung buru-buru menyuapkan makanan di hadapan mereka karena penasaran.
"Waaaaah.. beneran enak..!!" Puji Justin yang sedari tadi lebih banyak diam.
Pasha dan Andhika tidak mengatakan apapun. Tapi dari cara mereka makan ketahuan kalau mereka menyukainya.
"Omong-omong, setelah ini jadwal mereka apa, Sha..??" Tanya Kira kepada Pasha. Pria itu tersedak mendengar ucapan Kira.
"Ni cewek. Baru Hari pertama udah ga ada sopannya." Pasha benar-benar dongkol.
"Ga ada." Sahut Pasha ketus.
"Kalo gitu setelah ini kalian ikut aku belanja." Kata Kira dengan santai.
“Belanja apa, kak..?? Dimana..” Sahut Fikri antusias.
“Ada beberapa barang yang perlu aku beli. Nanti sekalian kita makan malam di luar. Hari ini aku yang traktir.” Jawab Kira yang disambut sorakan girang para pemuda itu.
“Kalo ada yang ga mau ikut juga gapapa. Ga maksa.” Kata Kira menyindir Pasha yang terlihat tidak senang.
“Ga ada mobil. Lagi dipake kak Julian” Kata Pasha.
“Ga ada mobil lain..??” Tanya Kira.
“Selama ini kita pakai mobil kak Julian untuk kegiatan setiap harinya. Tapi hari ini mobil lagi dipake kak Julian.” Jelas Nico
“Kalo gitu kita pakai taxy online aja.” Jawab Kira
Setelah membereskan meja makan mereka semua bersiap-siap. Kira memakai rok overall selutut, kaos maroon, dan sepatu converse high warna merah, rambutnya dia kuncir ekor kuda andalannya. Meski usianya 27 tahun, dia terlihat seperti gadis remaja dengan busananya itu. Pasha menatap Kira dari atas sampai bawah lalu melempar pandangan ke arah lain.
Mereka pergi ke mall terbesar yang menjual banyak merk terkenal. Kira berjalan santai sambil sedangkan yang lain tampak antusias, kecuali Pasha yang terus bersungut-sungut. Dia membayangkan pengeluaran kantor yang bakal membengkak karena belanja di mall ini. Selama ini semua pengeluaran di apartment memang ditanggung oleh agency. Kira berjalan menuju salah satu toko elektronik yang menjual barang-barang keluaran terbaru. Rupanya dia membeli 1 kulkas baru yang lebih besar dari yang ada di apartment, blender, juicer, oven besar, dan beberapa peralatan lainnya. Para pegawai memandang aneh ke arah rombongan itu karena penampilan mereka yang biasa saja. Mereka ragu Kira akan bisa membayar semua barang itu. Pasha terbelalak melihat barang-barang yang dibeli Kira.
“Kira..!! Yang bener aja..!! Beli sebanyak ini tu pemborosan buat perusahaan. Kamu ga kasian sama pak Andrew..??” Seru Pasha tanpa ampun.
“Aku sudah bicara sama kak Andrew. Aku bilang ke dia kalo semua barang ini aku yang beli karena aku lihat di apartment masih banyak yang kurang sedang aku membutuhkan barang-barang itu.”
“Kamu yakin mau beli barang sebanyak ini..??” Pasha memicingkan matanya. Dan Kira hanya mengangguk ringan.
“Tapi tetap saja, tagihan listrik bakal membengkak. Lagian daya listrik di apartment ga akan bisa ngangkat semua ini, Kira..!!” Seru Pasha masih tidak mau kalah.
“Daya listrik sudah ditambahkan dan mulai sekarang tagihan listrik dibayar sharing 50-50 antara aku dan agency.” Jawab Kira santai. Pasha mengerutkan dahi mendengar penjelasan Kira.
“Sebenarnya kamu digaji berapa sama pak Andrew..??” Tanya Pasha.
“Bukan urusanmu. Lagian itu pertanyaan yang tidak sopan.” Jawab Kira sambil berlalu meninggalkan Pasha.
Setelah selesai memilih barang, Kira datang ke kasir. Pasha dan Nico yang mendampinginya terbelalak kaget saat Kira mengeluarkan black card atas namanya untuk melakukan pembayaran. Petugas kasir yang awalnya berwajah dingin sontak sikapnya berubah ramah dan hangat, kemudian meyakinkan bahwa semua barang akan dikirim langsung ke apartment. Setelah itu mereka membeli barang-barang keperluan Kira, lalu pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan dan Kira selalu menggunakan back card-nya. Dia hanya menggunakan uang cash saat membeli cake kesukaannya.
“Sebenarnya siapa gadis ini..?? Dia kelihatan biasa saja apalagi kata pak Andrew dia datang dari kota kecil. Bagaimana dia bisa punya kartu sakti itu..??” Gumam Pasha dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
zien
semangat terus 💪😘
semoga sukses selalu buat kamu 👍😀
mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA 🙏😘🥰
mari kita saling mendukung karya kita 🙏❤️
2021-03-06
1
iin_andiniip
pasha sm kirana berantem mulu🤣🤣🤣
2021-02-14
3
Alifah Safwa R
dari awal sampai sini bagus ceritanya Thor semangat ya....... 💪💪💪
2020-12-18
2