Keluarga Hardisiswo heboh saat mendengar Kirana akan pulang. Terutama mama Edna, dia sangat bahagia akhirnya bisa bertemu lagi dengan putri satu-satunya. Adam menjelaskan alasan Kirana akhirnya memutuskan pulang. Seperti dugaan Adam, meski keberatan tapi orang tuanya setuju Kira bekerja untuk One Miles Agency. Bagi mereka yang terpenting putri kesayangan mereka bersedia pulang. Yang tidak disangka justru reaksi Rendra yang entah kenapa menolak mentah-mentah rencana Adam bahkan memaksa kakaknya untuk kembali menghubungi Kirana dan membatalkan semuanya. Tapi karena orang tua mereka sudah setuju maka Rendra tidak berkutik.
Andrew pun mulai menyiapkan keperluan Kira selama tinggal di apartment. Dia berusaha agar Kira merasa senyaman mungkin tinggal disana bersama anak-anak Autumn River dan Julian. Andrew hanya menyampaikan kalo ada orang baru yang akan mengurus kelima remaja pria itu. Dia tidak mengatakan bahwa orang itu dari keluarga Hardisiswo karena memang Kira tidak suka bila kehidupan keluarganya diekspose.
Pagi itu Darius, Edna, dan Adam berada di bandara untuk menyambut kedatangan Kira. Bahkan Papa Darius yang begitu sibuk dengan tugas negara pun menyempatkan waktu untuk menyambut putri kesayangannya yang tidak pulang selama 5 tahun. Rendra sedang dinas ke Bandung, Yudha ada operasi jantung, sedangkan Yudhi harus menggantikan Adam memimpin meeting sehingga mereka tidak dapat ikut menjemput Kira.
“Adam, kamu yakin tidak salah jadwal?? Kenapa Kira belum kliatan juga??” Tanya mama Edna sambil terus melihat ke arah gerbang kedatangan dengan tidak sabar.
“Iya, maaaa.. sabar napa?? Kira kan pastinya juga banyak bawaan jadinya ribet urus bagasi,” Jawab Adam ga kalah sewot.
“Sudah.. sudaaaah.. ga usah ribut. Sebentar lagi juga Kira pasti nongol,” Papa Darius menengahi sebelum istri dan anak sulungnya benar-benar ribut walau pun sebenarnya juga sudah tidak sabar ingin bertemu putri kesayangannya.
Tak lama dari gerbang kedatangan seorang gadis muncul diantara rombongan manusia. Gadis itu cantik dan ramping, tubuhnya bahkan terlihat mungil dengan tinggi kurang lebih 163 cm. Kulitnya sawo cerah, rambutnya yang panjang dan hitam legam dikuncir ekor kuda, matanya besar dan hitam dengan tatapan yang tajam namun meneduhkan. Gadis itu tersenyum lebar hingga memperlihatkan dua lesung pipit di pipinya. Meski berbusana casual dan dengan make-up natural tetap memperlihatkan kecantikannya.
“Mamaaaaa!!” Gadis itu berteriak memanggil Edna dan berlari menghampirinya.
“Kiraaaaaaaaa!!” Edna merentangkan tangannya menyambut Kira. Dipeluknya Kira dan menghujani dengan ciuman bertubi-tubi.
“Mama udaaaaaah!! Kira udah bukan anak-anak lagi, mi. Malu dilihat orang," Kira cemberut mendapat sambutan dari mama-nya.
“Iyaaa... iyaaaa.. maafin mama. Lagian salah kamu sendiri lama banget ga pulang,” Sahut Edna tidak mau kalah sambil memeluk erat tubuh Kira. Tiba-tiba ada yang menarik pelan kunciran Kira.
“Iiiiiih.. kak Adam juga nich. Sakit tau!!” Kira semakin cemberut
“Lagian kamu juga. Lama banget ga pulang. Udah lupa jalan pulang??” Sahut Adam sambil mencubit gemas dua pipi Adiknya.
Kira langsung menyambar salah satu tangan Adam dan menggigitnya gemas.
“Aaaaah!! Aaaaah!! Ampun!! Ampuuuun!!” Teriak Adam kesakitan sambil berusaha melepas tangannya dari gigitan Kira.
“Rasain!!” Seru Kira sambil tersenyum puas melihat kakaknya kesakitan.
Eeeeehm.. Kata Darius menyela
“Papaaaa!!” Kira langsung memeluk ayahnya seperti anak kecil.
“Hehehehehe.. Apa kabar putri kesayangan papa ini??” Darius tertawa pelan dan memeluk erat putrinya.
“Alhamdulillah baik, pa. Papa apa kabar??” Kira menengadahkan wajahnya tanpa melepas pelukan dari tubuh ayahnya yang masih terlihat gagah di usianya yang tidak lagi muda.
“Alhamdulillah papa juga sehat, nak,” Jawab Darius sambil melepaskan pelukannya.
Sejak kecil Kira selalu manja pada ayahnya. Bila ada masalah di sekolah dia akan langsung mencari ayahnya dan mengadu, meski itu artinya dia harus datang ke kantor ayahnya bahkan menyela meeting penting yang sedang berjalan. Begitu pun dengan Darius, meski dia selalu tegas dan disiplin pada kelima anaknya. Tapi dia seringkali melunak bila menghadapi putri satu-satunya itu.
“Heeeeeeh.. Siap-siap ga dianggap anak lagi nich tuan putri udah pulang," Kata Adam sambil menghela napas panjang yang langsung disambut cubitan keras Edna di lengannya.
“Mama apaan sich??!” Seru Adam sambil mengelus lengannya yang sakit. Kira baru turun dari pesawat aja dia sudah kena gigit dan cubit. Para wanita di keluarganya sepertinya memang ganas-ganas.
“Salah sendiri omong ngawur kayak gitu. Kalo mau beneran dicoret dari KK tu buruan nikah. Jangan cuman main menclok sana-sini..!! Mama sama papa tu udah ga sabar timang cucu," Sahut Edna sewot mendengar gumaman anak sulungnya yang dijawab seringaian Adam.
Malam harinya keluarga Hardisiswo berkumpul. Rendra sudah kembali dari perjalanan dinasnya dan langsung kembali ke rumah orangtuanya, begitu juga dengan Yudhi dan Yudha. Anak-anak keluarga Hardisiswo meninggalkan rumah setelah lulus SMA, kecuali Kirana, karena dia anak perempuan satu-satunya. Meski memiliki apartment sendiri, dia lebih sering menginap di rumah utama. Suasana malam itu sangat riuh, mereka senang Kirana pulang setelah 5 tahun pergi. Adam, Yudhi, dan Yudha tak henti-hentinya mengganggu Kirana.
Sementara Rendra entah kenapa lebih sering diam dan menatap Kira dengan tatapan yang tidak bisa ditebak. Darius dan Edna sangat senang setelah sekian lama keluarga mereka akhirnya berkumpul kembali.
“Kamu napa, Ren?? Muka ditekuk terus gitu," Tanya Adam saat melihat Rendra adiknya lebih banyak diam sambil sesekali menatap penuh arti ke arah Kira.
“Gapapa.. Lagi capek aja," Kata Rendra sambil mengalihkan pandangannya. Adam diam dan memandang tajam ke arah Rendra.
“Apaan sich, kak??!! Liatin sampe segitunya??” Tanya Rendra yang kikuk dengan pandangan Adam.
“Kamu yang napa?? Sebelumnya kamu yang menolak mentah-mentah Kira pulang. Sekarang aku lihat kamu beberapa kali liatin Kira. sebenernya ada apa??" Cecar Adam.
“Aku bukannya ga mau Kira pulang. Justru aku bener-bener pingin dia pulang. Biar gimana juga aku kangen ma dia. Aku hanya ga setuju dengan tugas yang dikasi ke dia," Jawab Rendra
“Memang itu ga mudah, Ren. Tapi mau bagaimana lagi?? Ini satu-satunya cara buat bikin Kira pulang. Karena itu kita, terutama mama dan papa, akhirnya setuju.”
“Apa tidak ada tugas lain untuk Kira selama di One Miles Agency?? Bisa dibilang aku lebih rela dia jadi cleaning service disana," Kata Rendra asal. Adam langsung mendorong kepala adiknya itu.
“Gila aja kamu, Ren. Yang ada Andrew malah dikuliti hidup-hidup sama Papa. Apa kamu kawatir soal Andrew??” Sahut Adam.
“Kalo aja masalahnya Andrew aku ga akan sekawatir ini,” Kata Rendra. Dia kembali mengarahkan pandangannya ke arah Kira dengan tatapan menerawang. Adam yang melihat sikap Rendra justru semakin bertanya-tanya.
“Lalu apa alasannya??” Tanya Adam penasaran. Rendra hanya menghela napas panjang dan tidak menjawab pertanyaan Adam.
“Berharap saja ini adalah keputusan yang tepat, kak,” Kata Rendra sebelum berdiri dan masuk ke kamarnya di rumah utama. Meninggalkan Adam yang semakin heran dengan sikap Rendra.
“Sebenarnya ada apa?? Apa terjadi sesuatu dengan Kira dan Rendra menutupinya??”
Gumam Adam dalam Hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
bank sha one
mampir ssiapa tau rame
2021-03-11
1