Ruangan rahasia

Ku coba untuk tenang dan menerima takdir ku. karena tidak ada jalan keluar bagiku untuk saat ini. Aku teringat akan nasib ibuku yang selalu dihina dan di kucilkan oleh keluarga ayah ku. Demi kebahagiaan ibu dan mendapatkan marga Tan, aku rela menikahi keluarga Chen. Walaupun nantinya aku tidak akan pernah bertemu dengan ibuku lagi. Ku usap airmata yang mulai menetes dari sudut mataku.

Ku raih pena dari tangan sang asisten dan mulai membubuhi tandatangan. Nenek Chen terlihat bernafas lega, tersungging senyuman samar di wajah tuanya. Aku menyerahkan berkas yang sudah aku tandatangani pada asisten pribadi nenek Chen.

"Sekarang berdoa pada para leluhur kelurga Chen. kamu sudah bagian dari kelurga kami." kata sang nenek mengingatkan.

Aku mengangguk tanpa membantahnya.

"Mari kita mulai upacara pernikahan, secara hukum kamu sudah sah jadi istri Edward. Karena berkas kalian sudah masuk ke kantor catatan sipil."

Upacara akan di mulai, tetapi aku tidak melihat suamiku "Lalu dimana calon suami ku?" tanya ku yang sejak tadi tidak melihat batang hidung Edward.

"Cucu ku sudah tahu pernikahan ini, nanti malam dia akan pulang dan menemui mu."

Aku terdiam dan tidak bertanya lagi.

"Sekarang, mari kita mulai acara adat pernikahan." kata nenek Chen yang mulai memberikan perintah tanpa bisa aku elak. Wanita tua itulah yang mengatur acara adat.

Aku berjalan mendekat ke sebuah altar, ada meja panjang yang sudah tersusun foto-foto para leluhur kelurga Chen. Di depan foto terdapat berbagai macam kue, buah-buahan dan dupa. Lilin merah dinyalakan sebagai simbol penerangan dan pengusir bala.

(nenek Chen) Penghormatan pada Leluhur:

Seharusnya kedua mempelai memberikan penghormatan kepada altar leluhur, memohon restu dan keberkahan. Tetap disini aku melakukannya seorang diri. Aku mengambil tiga dupa yang sudah terbakar ujung nya dan mulai membungkuk hormat pada para leluhur sebagai tanda penghormatan ku.

(nenek Chen) Pemberian Teh:

Nenek Chen memberikan secangkir teh padaku. Teh di masukan dua biji teratai atau kurma merah, dipersembahkan kepada orang tua kedua mempelai. Tetapi karena kedua orang tua ku tidak ada, nenek Chen langsung memberikan padaku.

(nenek Chen) Saling Membungkuk:

Kedua mempelai saling membungkuk sebagai tanda penghormatan dan kesetaraan. Aku hanya membungkuk pada Altar, langit dan bumi.

(nenek Chen) Pemberian angpao:

Pemberian angpao (amplop merah berisi uang) merupakan tradisi penting, terutama bagi keluarga dan orang yang membantu acara pernikahan.

Terakhir nenek Chen memberikan aku angpao, kalung dan gelang giok merah. Selesai upacara ia menyuruhku untuk istrahat di kamar Edward.

Wanita yang sejak tadi berdiri di samping nenek Chen, mengantarkan ku ke kamar Edward. Wanita itu terlihat dingin dan berwajah pucat, seperti patung hidup yang tidak memiliki ekspresi sama sekali. Wanita dengan rambut di gulung ketat mengantarkan ku kelantai tiga dan berakhir di sebuah kamar yang besar dan luas.

Wajah wanita itu masih dingin tanpa ekspresi, ia membuka lemari dan menunjukkan tumpukan pakaian wanita dan gaun-gaun indah yang menggantung. Di samping lemari terdapat meja rias dan berbagai kosmetik bermerek. Setelah ia menunjukkan semua yang berada di dalam kamar, akhirnya ia berbicara juga.

"Kalau nyonya perlu sesuatu silahkan tekan bel ini, saya akan datang. Sekarang saya permisi dulu." suaranya masih terdengar dingin, sedingin wajahnya.

Aku mengangguk dan membiarkan wanita itu menutup pintu. ku edarkan pandangan keseluruh ruangan, tidak ada lukisan ataupun foto wajah pria bernama Edward yang menggantung di di dinding.

Aku berjalan kearah lemari, dan mengambil salah satu pakaian yang tersusun rapi. "Apakah ini pakaian milik istri-istri tuan Edwar? sungguh aneh, apa semua ukuran badan istrinya sama dengan ku?! Memikirkan hal itu membuat ku pusing, karena lelah akhirnya aku naik keatas ranjang dan tertidur pulas.

Aroma wangi sup ayam menguar di indra penciuman ku. Ku buka mataku perlahan dan menatap jam weker diatas nakas. Jarum jam menunjukkan pukul tujuh malam. Tak terasa aku tertidur cukup lama. Ku lirik hidangan di atas meja, lalu berjalan mendekat dan mulai menikmati makanan yang masih hangat.

Perut yang tadi keroncongan sudah terisi, aku bosan di dalam kamar dan hanya bengong tanpa tahu harus berbuat apa. Akhirnya aku memutuskan keluar dari kamar untuk mencari majalah atau novel yang bisa ku baca. Kakiku melangkah perlahan, namun hanya terdapat ruangan-ruangan besar melompong. Aku bingung mau melangkah kemana, tempat ini sangat besar dan menakutkan.

Ku turunin anak tangga selangkah demi selangkah hingga berakhir di lantai dasar. Sepi, tidak ada seorangpun di sana. Bahkan pelayan yang tadi mengantarkan ke kamar tidak ada juga. Mengapa rumah sebesar ini sangat sunyi. ku ikuti langkah kakiku yang terus berjalan. Aku hampir frustasi sebab tidak menemukan ruangan baca atau tumpukan buku-buku yang berjajar di rak-rak.

Hingga tanpa sadar kakiku melangkah kearah ruangan belakang. Tempat yang sangat luas tetapi tertutup oleh penyekat. Ternyata masih ada lorong yang mengarah ke sebuah ruangan. Tatapan ku tertuju pada pintu yang tertutup rapat di ujung lorong. Aku yang sangat penasaran, tidak bisa kendalikan diriku untuk melihat kesana.

Aku menyusuri lorong, lalu berdiri di depan pintu berwarna merah, bulu kuduk ku langsung meremang. Rasa penasaran terus mendorong ku untuk masuk kedalam. Ku pegang gagang handle pintu yang ternyata tidak di kunci. Ku dorong daun pintu perlahan, gelap gulita tidak ada cahaya lampu sedikitpun. Namun, rasa keingintahuan ku semakin menggebu, hingga sebuah tangan menepuk bahu ku.

"Nyonya sedang apa disini?!"

Aku terkejut dan menoleh ke belakang, sudah berdiri wanita tadi. Wajahnya masih sama, datar tanpa ekspresi dan terlihat misterius.

"Oh.. Saya sedang mencari perpustakaan, saya pikir disini__"

"Anda salah ruangan!" sahut wanita itu ketus, ia menarik handle pintu dan menutupnya rapat.

"Silakan nyonya!"

wanita dingin itu menunjuk arah tangga, ia mengusir ku dengan cara halus. Aku tidak ingin berdebat atau gegabah, apalagi bertanya tentang ruangan gelap itu. Ku hela napas panjang dan melangkah pergi meninggalkan ruangan yang masih menjadi misteri bagiku.

Didalam kamar aku hanya diam dan tidak tahu harus apa. Aku lupa bertanya jam berapa pria itu akan pulang. Ku tekan tombol di samping ranjang. Tak lama kemudian pintu di ketuk dari luar, aku membuka pintu dan sudah berdiri wanita dengan rambut di gulung ketat.

"Ada perlu apa nyonya panggil saya?" tanyanya dingin.

"Aku lupa bertanya, siapa nama mu?"

"Panggil saja saya bibi Helen."

Aku mengangguk, lalu kembali bertanya "Jam berapa tuan Edward akan pulang?"

"Tuan Chen tidak bisa di pastikan jam berapa dia akan kembali."

"Bi! Aku bertanya dengan pelan "Apa tuan Chen sangat tampan? Kenapa tidak ada foto dirinya di rumah sebesar ini." tanya ku ingin mengorek keterangan darinya, tetapi wanita dingin itu hanya diam.

"Terdengar rumor, tuan Chen memiliki penyakit aneh." kataku lanjut bicara, ku usap tengkuk ku yang mulai merinding.

ku perkirakan usia bibi Helen sekitar 40 tahunan. Wanita itu masih terdiam tanpa ekspresi, seketika wajahnya berubah suram dan menakutkan.

"Lebih baik nyonya tidak usah banyak tanya tentang tuan Chen. Tunggu saja sampai ia kembali, Maaf saya permisi."

Bibi Helen menutup pintu dan melangkah pergi. Sungguh aneh, kenapa aku tidak boleh bertanya tentang suami ku sendiri.

Jam sudah menunjukkan pukul satu malam, tiba-tiba lampu di dalam kamar ku mati. Sungguh aneh, tadi tidak ada tanda-tanda lampu akan padam. Di saat bersamaan pintu kamar ku di buka dari luar. Aku terdiam di pojok kamar sambil meraba-raba ponsel ku diatas meja. Suara langkah kaki yang di seret berjalan mendekat, aku terkejut bukan main saat pintu di banting kasar.

💜💜💜💜

Ayo ikuti terus kelanjutannya dan jangan lupa Bantu LIKE setelah membaca, beri VOTE/GIFH sebagai penyemangat bunda 🥰, kasih RATE BINTANG 5, BERIKAN KOMENTAR KALIAN DI ⭐⭐⭐⭐⭐🥰

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

sepertinya memang keluarga Chen ini memang keluarga yang misterius, entah apa sebenarnya yang mereka tutupi dari khalayak luas yah

2025-10-10

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

bahkan rumah tempat tinggalnya pun penuh rahasia dan misterius, seperti juga si Edward yang seperti apa rupanya dia

2025-10-10

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

pernikahan yang aneh yah, ga ada pengantin prianya tapi upacara tetap bisa berjalan dan dianggap sah

2025-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Pernikahan
2 Ruangan rahasia
3 Sosok misterius
4 Hukuman
5 Pertemuan tak sengaja
6 Ancaman malam pertama
7 Malam yang menakutkan
8 Rahasia yang tersembunyi
9 Kedatangan seseorang
10 Sosok wanita berbaju putih
11 Pengakuan Nenek Chen
12 Melarikan diri
13 Terbongkar rahasia Joseph dan Pricilia
14 Godaan untuk Claudia
15 kedatangan tamu di Hotel
16 Rahasia Edward dan Nenek Chen
17 Rahasia Lorong bawah tanah
18 Pulang ke rumah keluarga Tan
19 Bertemu Joseph dan Pricilia
20 Sandiwara Joseph
21 Drama keluarga Tan
22 Bertemu pria itu?
23 Penyelamat Edward
24 Di permalukan di hari pertunangan
25 Di permalukan di hari pertunangan (2)
26 Balasan Claudia
27 kembali lagi ke kandang
28 Ingin mencari keuntungan
29 Kamar misterius
30 Pria di kamar misterius
31 Kegalauan Edward
32 Malam persembahan ( episode 1)
33 Malam persembahan (Bagian 2)
34 POV Edward ( penyelamatan)
35 Suamiku Edward Chen
36 Hinaan temen kampus
37 Cinta yang tersembunyi
38 Malam panas membara
39 Balasan untuk Bianca
40 Suami posesif
41 Istri penggoda
42 Terjebak di dalam kamar
43 Salah paham
44 Ancaman dari nenek Chen
45 Kehilangan Edward
46 Wanita dalam peti
47 Terusir dari mansion
48 Sengsara membawa petaka
49 Pria yang menolong ku
50 Job di night clubs
51 Bertemu Pricilia di Bar
52 Bujukan Pricilia
53 Balasan Claudia
54 Keputusan Claudia
55 Perdebatan Edward dan Claudia
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Pernikahan
2
Ruangan rahasia
3
Sosok misterius
4
Hukuman
5
Pertemuan tak sengaja
6
Ancaman malam pertama
7
Malam yang menakutkan
8
Rahasia yang tersembunyi
9
Kedatangan seseorang
10
Sosok wanita berbaju putih
11
Pengakuan Nenek Chen
12
Melarikan diri
13
Terbongkar rahasia Joseph dan Pricilia
14
Godaan untuk Claudia
15
kedatangan tamu di Hotel
16
Rahasia Edward dan Nenek Chen
17
Rahasia Lorong bawah tanah
18
Pulang ke rumah keluarga Tan
19
Bertemu Joseph dan Pricilia
20
Sandiwara Joseph
21
Drama keluarga Tan
22
Bertemu pria itu?
23
Penyelamat Edward
24
Di permalukan di hari pertunangan
25
Di permalukan di hari pertunangan (2)
26
Balasan Claudia
27
kembali lagi ke kandang
28
Ingin mencari keuntungan
29
Kamar misterius
30
Pria di kamar misterius
31
Kegalauan Edward
32
Malam persembahan ( episode 1)
33
Malam persembahan (Bagian 2)
34
POV Edward ( penyelamatan)
35
Suamiku Edward Chen
36
Hinaan temen kampus
37
Cinta yang tersembunyi
38
Malam panas membara
39
Balasan untuk Bianca
40
Suami posesif
41
Istri penggoda
42
Terjebak di dalam kamar
43
Salah paham
44
Ancaman dari nenek Chen
45
Kehilangan Edward
46
Wanita dalam peti
47
Terusir dari mansion
48
Sengsara membawa petaka
49
Pria yang menolong ku
50
Job di night clubs
51
Bertemu Pricilia di Bar
52
Bujukan Pricilia
53
Balasan Claudia
54
Keputusan Claudia
55
Perdebatan Edward dan Claudia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!