Bab. 3. RAKA MAHENDRA 2

Masih di kediaman Raka, sang ibu membangunkan putranya. Satu malam Raka belum makan, sang ibu sedih. Akibat keegoisan ia dan suami. Raka tak diperhatikan sejak kemarin.

Rana menatap putranya yang tertidur di atas sajadah. Hatinya sedih, ia merasa sangat bersalah. Perlahan Rana mengecup kening putranya lembut.

"Bangun sayang. Ayo sekolah!" Raka mengerang, tubuhnya sedikit sakit.

Perlahan matanya mengerjap, ia menatap ibunya. Terlihat mata basah sang ibu dan mimik rasa bersalah.

"Bu?"

"Iya Nak," sahut Rana.

"ibu!" Raka memeluk tubuh ibunya erat-erat.

Keduanya langsung menangis, Rana pun mengucap kata maaf pada putranya. Doddy sang ayah yang mendengar tangisan dari atas langsung bergegas. Ia menatap istri dan anaknya saling berpelukan. Kini ia langsung merasa bersalah.

"Subhanallah!" ujarnya lirih lalu ikut memeluk istri dan anaknya.

Mereka ber tangisan, Doddy juga meminta maaf pada putranya. Akibat kesalahan pahaman, membuat ia dan istrinya mengabaikan Raka kemarin.

"Ayo, ini sudah siang! Bapak antar kamu ke sekolah!" Ujar Doddy dengan suara bindeng.

Raka tersenyum, ia pun gegas mandi dan merapikan buku-buku pelajaran, dibantu ibunya. Setelah itu ayah dan anak pun berangkat tanpa sarapan.

'Pak, nanti Ibu bawa makan siang ke kantor ya!' seru Rana.

"Iya,.Bu!" Raka dibonceng ayahnya, motor pecex warna putih itu pun melaju.

Raka sampai bersama dengan yang lain, begitu juga Arunika. Mereka berjalan beriringan ke kelas.

Mereka banyak yang masih mengobrol, sementara Raka memilih mengerjakan pekerjaan rumah yang belum sempat ia kerjakan.

Tepat guru masuk, Raka selesai dengan pekerjaan rumah. Semua berdiri sesuai instruksi ketua kelas. Berdoa dan memberi salam.

"Ayo duduk! Sekarang taruh ke depan buku tugasnya!" suruh Pak Guru Agama.

Semua mengumpulkan buku ke depan secara estafet. Tak ada yang bicara saat Pak Guru bernama Sam'un ini mengajar. Selain galak, Pak Sam'un juga guru killer. Ia tak segan mengeluarkan murid dari kelasnya jika tak fokus atau ribut.

Bel istirahat berbunyi, semua lega. Beban yang ada dipundak mendadak hilang setelah selama dua jam setengah belajar. Pak Sam'un pun keluar tanpa mengomel, karena semua murid belajar baik hari ini.

Seperti biasa Arunika gegas ke taman sekolah dan duduk di bawah pohon akasia tua. Matahari sedikit menyengat, bayangan pohon tak mampu menaungi Arunika yang ingin berteduh di bawahnya.

"Duh, duduk di mana ya?" tanyanya sambil mencari tempat yang sedikit teduh.

Arunika menatap tempat duduk dari batu, di sana ada pohon jambu yang rindang dan mampu menaunginya dari panas matahari. Gadis itu duduk di sana walau tak nyaman.

"Kenapa kau tidak makan di kelas saja, atau di kantin?" sebuah suara mengejutkan Arunika. Raka datang dan langsung duduk di atas rumput. Arunika merasa tak nyaman jka ada orang lain. Raka dapat paham akan hal itu.

"Apa aku perlu menyingkir?" tanyanya yang langsung dibawah gelengan Arunika.

"Tapi maaf ya kalau aku sambil makan," ujar Arunika lirih meminta ijin.

"Aku belum sarapan," ujar Raka yang menghentikan suapan Arunika.

Dua netra saling tatap, tapi perlahan, Raka terkikik geli. Ia bangkit dan mengikat rambut Arunika. Sekali lagi, Arunika tak sempat menolak.

"Kamu cantik," puji Raka lalu pergi begitu saja.

Wajah Arunika merona, ia memegang pipinya yang memanas. Sungguh, kecuali ayahnya, baru Raka, pria asing, yang memujinya.

Pulang sekolah, tak ada percakapan yang berarti, Raka hanya mengangguk ketika menatap Arunika. Remaja itu naik ojek langganan, sementara Arunika dibonceng ayahnya.

Arunika pun pulang tanpa banyak bicara. Ia seakan tak mengerti apa maksud Raka. Arunika mengira Raka malu jika memperlihatkan perhatiannya.

"Ya sudah, lagi pula Raka nggak ganggu kok!' gumamnya pelan.

Keesokan hari pun sama, kali ini Raka lebih pagi datang di banding murid-murid yang lain. Remaja itu tengah menghabiskan rotinya. Tak lama, satu persatu murid datang begitu juga Arunika.

Mereka duduk dengan tenang, sampai guru datang. Semua belajar setelah berdoa. Pelajaran hari ini adalah pelajaran kimia.

Pak Ruli guru kimia, masih muda dan tampan. Para murid perempuan tentu terus-terusan menatap guru tampan itu.

"Baik anak-anak, kerjakan ya soal di depan, setelah itu kumpulkan!" suruh Pak Ruli lembut.

Arunika nampak menikmati kelembutan dari Pak Guru Kimia itu. Usai mengerjakan tugas, mereka mengumpulkannya ke depan.

Kriiiing! Bel pun berbunyi, semua anak perempuan kecewa karena Pak Ruli hanya satu mata pelajaran hari ini.

"Pak tambah jam Pak?!" pinta salah satu murid perempuan.

Pak Ruli hanya tersenyum saja, lalu ia pun pergi dari kelas. Beberapa murid laki-laki tampak kesal. Tentu saja, ketampanan mereka jauh dari tampannya Pak Ruli.

"Kamu sama genitnya ya sama mereka?" tuduh Raka pada Arunika.

"Hah, apa?" Arunika tentu kaget dituduh sedemikian rupa.

Raka tampak marah, Arunika terheran-heran dengannya. Walau ia tak peduli, Arunika kembali membawa bekalnya ke taman.

Kali ini ada beberapa siswa ikut nongkrong di sana. Arunika hendak berbalik.

"Eh, itu dia si setengah bisu!" seru salah satunya.

Arunika tak menghiraukan sama sekali. Kakinya tetap bergerak meninggalkan kumpulan itu.

"Hei tunggu!" satu tangan menahan pundak Arunika.

"Ada apa?" tanya Arunika lirih.

'Hah? Kamu beneran bisa ngomong?" tanya siswi itu tak percaya.

"Aku tidak bisu!" sanggah Arunika pelan.

"Ck! Ck! Ck! Nggak kedengaran. Apa bisa lebih keras lagi?" tanya siswi itu setengah meledek.

Yang lainnya tertawa, Arunika memilih untuk pergi. Tapi siswi itu sepertinya enggan melepas Arunika begitu saja.

"Eh jangan pergi dulu dong!" siswi itu menarik lengan Arunika hingga bekalnya terjatuh lalu menimbulkan bunyi ....

Prang! Arunika terkejut bukan main, bekalnya pecah dan isinya berserakan di tanah.

"Tuh, kamu sih. Coba kamu nggak pergi!" sahut siswi itu lalu tertawa meledek.

"Kalian itu memang pengganggu!" seru seseorang yang Arunika kenali suaranya.

Raka menatap kumpulan siswi itu yang kini menutup mulut. Ia mendekati Arunika yang jongkok, punggung Arunika bergetar hebat, tanda ia menahan tangis.

"Ayo, kita lapor guru BP! Biar mereka dihukum!" ajak Raka menarik lengan Arunika.

"Cieee yang ngebelain pacarnya!' ledek salah satu siswi sambil cekikikan.

"Apa kamu bilang!" teriak Raka murka.

"Raka, sudah!" larang Arunika, matanya basah. Ia begitu sedih.

"Tapi mereka gangguin kamu!" seru Raka tak terima.

"Aku tidak apa-apa! Asal jangan kamu yang kenapa-kenapa karena menyerang anak perempuan," ujar Arunika tak masalah.

"Cieee ... saling menguatin nih yee!" ledek siswi itu dan semua temannya tertawa terbahak-bahak.

Arunika sudah mengambil bekalnya yang rusak. Ia mengambil sapu lidi dan membersihkan makanan yang tumpah.

"Wah, cocok banget jadi tukang bersih-bersih sekolah!" ledek salah satu siswi lagi dan mereka tertawa.

Hingga ....

"Kalian semua! Ikut ke ruang BP!" teriak salah seorang guru yang tiba-tiba datang.

Keempat siswi terdiam dengan muka pucat. Raka ada di sana, ia lah yang melaporkan semuanya.

'Dasar pengadu!" gerutu salah satu siswi. Raka hanya menjulurkan lidahnya meledek.

"Makasih ya Raka!" ujar Arunika tulus.

Bersambung.

ah adakah bibit-bibit cinta?

next?

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

pacar atau bukan. bully harus dilawan.

2025-09-08

0

Deyuni12

Deyuni12

lanjuuuut

2025-08-10

1

Osmond Silalahi

Osmond Silalahi

emang membela pacar ga boleh?

2025-08-09

3

lihat semua
Episodes
1 ARUNIKA
2 Bab. 2. RAKA MAHENDRA
3 Bab. 3. RAKA MAHENDRA 2
4 BAB 4. SEBUAH RASA
5 BAB 5. SEBUAH RASA 2
6 Bab 6 – Ujian Akhir SMA
7 BAB 7. UJIAN MATEMATIKA
8 BAB. 8. ULANGAN BAHASA INDONESIA
9 Bab. 9. Ulangan fisika
10 Bab. 10. UJIAN TERAKHIR
11 Bab. 11. Detik-detik Kelulusan
12 Bab. 12. Pesta Kelulusan
13 Bab 13 – Gerbang Masa Depan Kampus UI
14 Bab. 14. Orientasi
15 Bab. 15. Mencari
16 Bab. 16. Ayah
17 Bab. 17. Mencari
18 Bab 18 – Media Gisela
19 Bab 19 – Motor Tua, Air Mata, dan Pelukan.
20 Bab. 20. Bertemu
21 Bab. 21. Larangan
22 Bab 22 – Libur Minggu
23 Bab. 23. Membuka Hati
24 Bab. 24. Firasat Seorang Ibu
25 Bab. 25. Sebuah Kisah
26 Bab. 26. Batas Diri
27 Bab. 27. Grow Up
28 Bab. 28. Upgrade Diri
29 Bab. 29. Kerja Keras
30 Bab. 30. Presentasi Tender
31 Bab. 31. Gala Lunch Tender
32 Bab 32 – Ujian Tengah Semester
33 Bab 33 HASIL UJIAN TENGAH SEMESTER
34 Bab. 34. Jalinan Kasih
35 Bab. 35. Jalinan Kasih 2
36 Bab 36. Tahun Berganti, Naik Level
37 Bab. 37. Get A Reward
38 Bab. 38. RuMed Kafe
39 Bab..39. Jalan-jalan Sore
40 Bab. 40. Kelulusan
41 Bab. 41. Menjaga Hati
42 Bab. 42. Interview
43 Bab. 43. First Tender
44 Bab. 44. Masih Rindu
45 Bab. 45. My Genius Dougther
46 Bab 46. Bayang-bayang Raka
47 Bab. 47. Mengikhlaskan
48 Bab. 48. Media Jalan-jalan
49 Bab 48. Bayang di Balik Nama Itu
50 Bab. 50. Penantian Yang Sia-sia
51 Bab. 51. Sepasang Cincin
52 Bab. 52. Merelakan Hati
53 Bab. 53. Bertemu Lagi
54 Bab. 54. Sore Yang Meresahkan
55 Bab. 55. Antara Hati dan Profesionalisme
56 Bab. 56. Masalah Hati
57 Bab. 57. Obsesi
58 Bab. 58. Obsesi Yang Tak Sama
59 Bab 58. Rencana
60 Bab. 60. Keputusan
61 Bab. 61. A Little Bit About Bagas
62 Bab. 62. Sebuah Rasa
63 Bab. 63. Jejak Yang Ingin Dilupakan
64 Bab 64. pernikahan Media
65 Bab. 65. Perpisahan
66 Bab. 66. Sebuah Tamparan
67 Bab. 67. Masih Berusaha
68 Bab. 68. Sebuah Ketegangan
69 Bab. 69. PDKT
70 Bab. 70. Naik Peringkat
71 Bab. 71. Keresahan Hati
72 Bab. 72. Versus
73 Bab. 73. Ke Rumah CaMer
74 Bab. 74. Kesan Pertama
75 Bab. 75. Fitnah yang Datang Bersama Masa Lalu
Episodes

Updated 75 Episodes

1
ARUNIKA
2
Bab. 2. RAKA MAHENDRA
3
Bab. 3. RAKA MAHENDRA 2
4
BAB 4. SEBUAH RASA
5
BAB 5. SEBUAH RASA 2
6
Bab 6 – Ujian Akhir SMA
7
BAB 7. UJIAN MATEMATIKA
8
BAB. 8. ULANGAN BAHASA INDONESIA
9
Bab. 9. Ulangan fisika
10
Bab. 10. UJIAN TERAKHIR
11
Bab. 11. Detik-detik Kelulusan
12
Bab. 12. Pesta Kelulusan
13
Bab 13 – Gerbang Masa Depan Kampus UI
14
Bab. 14. Orientasi
15
Bab. 15. Mencari
16
Bab. 16. Ayah
17
Bab. 17. Mencari
18
Bab 18 – Media Gisela
19
Bab 19 – Motor Tua, Air Mata, dan Pelukan.
20
Bab. 20. Bertemu
21
Bab. 21. Larangan
22
Bab 22 – Libur Minggu
23
Bab. 23. Membuka Hati
24
Bab. 24. Firasat Seorang Ibu
25
Bab. 25. Sebuah Kisah
26
Bab. 26. Batas Diri
27
Bab. 27. Grow Up
28
Bab. 28. Upgrade Diri
29
Bab. 29. Kerja Keras
30
Bab. 30. Presentasi Tender
31
Bab. 31. Gala Lunch Tender
32
Bab 32 – Ujian Tengah Semester
33
Bab 33 HASIL UJIAN TENGAH SEMESTER
34
Bab. 34. Jalinan Kasih
35
Bab. 35. Jalinan Kasih 2
36
Bab 36. Tahun Berganti, Naik Level
37
Bab. 37. Get A Reward
38
Bab. 38. RuMed Kafe
39
Bab..39. Jalan-jalan Sore
40
Bab. 40. Kelulusan
41
Bab. 41. Menjaga Hati
42
Bab. 42. Interview
43
Bab. 43. First Tender
44
Bab. 44. Masih Rindu
45
Bab. 45. My Genius Dougther
46
Bab 46. Bayang-bayang Raka
47
Bab. 47. Mengikhlaskan
48
Bab. 48. Media Jalan-jalan
49
Bab 48. Bayang di Balik Nama Itu
50
Bab. 50. Penantian Yang Sia-sia
51
Bab. 51. Sepasang Cincin
52
Bab. 52. Merelakan Hati
53
Bab. 53. Bertemu Lagi
54
Bab. 54. Sore Yang Meresahkan
55
Bab. 55. Antara Hati dan Profesionalisme
56
Bab. 56. Masalah Hati
57
Bab. 57. Obsesi
58
Bab. 58. Obsesi Yang Tak Sama
59
Bab 58. Rencana
60
Bab. 60. Keputusan
61
Bab. 61. A Little Bit About Bagas
62
Bab. 62. Sebuah Rasa
63
Bab. 63. Jejak Yang Ingin Dilupakan
64
Bab 64. pernikahan Media
65
Bab. 65. Perpisahan
66
Bab. 66. Sebuah Tamparan
67
Bab. 67. Masih Berusaha
68
Bab. 68. Sebuah Ketegangan
69
Bab. 69. PDKT
70
Bab. 70. Naik Peringkat
71
Bab. 71. Keresahan Hati
72
Bab. 72. Versus
73
Bab. 73. Ke Rumah CaMer
74
Bab. 74. Kesan Pertama
75
Bab. 75. Fitnah yang Datang Bersama Masa Lalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!