Rumah Kos

Mereka tiba didusun yang sesuai dengan petunjuk dari sang dosen. Mereka membayar jasa ojek, dan kini berdiri termangu menatap sekelilingnya.

"Kok perasaanku gak enak, ya?" Kiky merasa sangat tak nyaman dengan kondisi dusun. Ada banyak rerumputan yang tumbuh dihalaman rumah.

"Iya, apalagi sungainya. Liatnya kok serem banget, takut buaya," sahut Emy, sembari menatap sungai yang berair jernih kehijauan. Hal itu disebabkan oleh musim kemarau, jika musim penghujan, ia akan keruh.

Rumah-rumah panggung milik penduduk berhadapan langsung dengan sungai. Bahkan ada yang berada tepat dipinggir sungai. Terlihat sangat mengerikan, sebab airnya memiliki kedalaman yang tidak terukur.

Yuli menggunakan rok plisket berwarna coklat tua, dengan sepatu snakers berwarna putih. Ia mengira akan berada didesa yang penuh dengan keindahan, namun bayangan itu sirna sekejap.

Sementara Mahasiswi yang lainnya menggunakan setelan celana, sebab lebih praktis dan sesuai kondisi alamnya.

Gadis itu merasa gatal dibagian betisnya. Lalu mencoba menggaruknya, dan Yayuk melihat, jika rok tersebut penuh bercak darah

"Yul, kenapa rok-mu ada darah?" tanya Yayuk dengan rasa penasaran.

Gadis itu melihat kearah bawah, dan ternyata ada seekor binatang melatah jatuh diatas tanah rerumputan, bertubuh licin, dengan perutnya yang kembung.

Yuli membeliakkan kedua matanya, lalu mengangkat sedikit rok-nya, dan terlihat beberapa hewan pacat hinggap dikakinya.

Sontak saja hal itu membuat ia berteriak ketakutan dan juga geli. Hal itu membuat para gadis lainnya ikut menyingkap celana mereka, dan ternyata ada beberapa pacat disana.

"Aaaaaaa...," pekik mereka secara bersamaan. Lalu berlarian menubruk Yudi dan juga Darmadi, yang menjadi sasaran mereka, sembari berlompatan.

"Stop!" teriak Darmadi. Hingga membuat para gadis berhenti berteriak.

Pria itu menghampiri Emy, lalu menatapnya dengan dingin. "Berikan tas mu." ia mengulurkan tangannya.

"Buat apa?" tanyanya ditengah rasa takutnya.

Darmadi menghela nafasnya. Lalu menarik tas sandang berisi perlengkapan sembako. Ia mengambil garam halus, lalu mengambil isinya, dan memberikan kepada para gadis. "Taburkan pada hewan tersebut, nanti terlepas sendiri," titahnya.

Para gadis yang tadi memucat karena ketakutan, akhirnya menuruti sang Ketua Tim. Lalu menaburkan garam pada binatang menggelikan tersebut.

Benar saja, hewan menjijikkan itu terjatuh, dan tubuhnya terpecah, dengan cairan darah pekat.

"Sudah. Hari semakin sore, kita harus cari rumah kos, sebelum gelap." Darmadi memberikan tas berisi bahan keperluan dapur itu kepada Emy.

Keenam Mahasiswi itu masih sangat trauma dengan binatang licin tersebut. Berharap kejadian itu tidak lagi terulang.

Akhirnya mereka menuju rumah salah satu warga, untuk bertanya, apakah ada rumah kosong yang dapat mereka sewa.

Terlihat deretan rumah warga cukup ramai. Diperkirakan ada sekitar dua ratus Kepala Keluarga, namun tampaknya, kehidupan mereka masih terbilang cukup sederhana.

Rumah mereka terbuat dari bilah papan pohon kelapa, sebab itu yang sangat murah, namun ada tempat untuk berlindung.

"Assalammualaikum," ucap Darmadi dengan sesopan mungkin. Mereka semua mengenakan almamater yang berlogo kampus sebagai pengenal, jika mereka adalah Mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata sebagai program yang harus dijalani, sebelum mereka mendapatkan gelar sarjana.

"Waalaikum salam." Seorang pria berpakaian kaos oblong berwarna putih, dengan kain sarung yang bermotif kotak-kotak, datang menyambutnya.

"Permisi, Pak. Maaf jika mengganggu. Kami Mahasiswa yang sedang melakukan KKN dari kampus 'A'. Kami ingin bertanya, apakah ada rumah kosong yang dapat kami sewa?"

Pria itu terdiam sejenak. Memandangi kedelapan para mahasiswa yang sedang menunggu diujung halaman.

"Ada, tapi sudah lama terbengkalai, dan itu milik anak saya," ucap sang pria, yang bernama Atok Adi.

"Oh, tidak apa-apa, Pak. Kami akan membersihkannya, dan kalau boleh tau, berapa biayanya? Kami hanya dua bulan saja," Darmadi mencoba menjelaskan, jika mereka tidak lama tinggal.

"Kalau lima ratus ribu, Bagaimana?" tanyanya dengan nada hati-hati.

Sontak saja Darmadi terkejut. Sebab harganya terlalu murah. Tapi mungkin karena berada didusun, jadi wajar segitu.

"Baiklah, Pak. Kami terima. Boleh kami lihat tempatnya?"

"Sebentar," ucap pria itu, lalu menuju ke dalam rumah, mengambil sesuatu, dan kembali dengan sebuah sapu.

"Ayo, nanti keburu malam." pria tua itu keluar dengan membenahi sarungnya, lalu berjalan menuju rumah yang dimaksudnya.

Terlihat bebrapa warga memperhatikan mereka, maklum saja, baru kali ini, dusun mereka dimasuki oleh para remaja yang berpendidikan.

Menit berikutnya. Sebuah rumah dengan bangunan yang terbuat dari batu, dengan cat berwarna putih menjadi perhatian mereka. Terlihat sangat asing, sebab yang lainnya terbuat dari palan. Namun, bangunan ini yang paling bagus, dengan dinding batu dan arsitek yang cukup modern.

"Ini dahulunya tempat anak saya praktik Bidan. Tapi karena gak mau tinggal didesa, dia memilih pergi ke kota. Meniti karir disana." pria itu membuka pintu, dan menjelaskan tentang bangunan tersebut.

Kedelapan Mahasiswa itu hanya menganggukkan kepalanya. Mendapatkan rumah kos yang bagus ditengah kondisi yang sangat mengerikan ini, tentu saja membuat mereka bersyukur.

Darmadi membayar uang kos. Kemudian pria tua itu berpamitan pergi.

Para Mahasiswa memasuki rumah. Ada aliran listrik, dan mereka membersihkan rumah tersebut.

"Aku kebelet pipis." Fitri nyelonong ke kamar mandi. Namun niatnya diurungkan, sebab tidak ada air disana. "Gila, sumurnya kering." omelnya dengan ketus. Lalu menenteng timba yang ada dikamar mandi, dan terpaksa pergi ke sungai.

"Aku ikut," Kiky mengekori dari arah belakang, sebab ia juga kebelet pipis.

Sedangkan mahasiswa yang lainnya, sedang sibuk membersihkan rumah yang tampak berdebu.

Hari terlihat mulai menggelap. Fitri menenteng ember, dia tidak membayangkan jika malam hari kebelet, maka habislah ia.

"Sengsara bener. Kenapa kita dikirim kemari, sih?" omel Kiky dengan kesal.

"Sudah nasib dan ujian."sahut Fitri, lalu mulai menimba dari pinggir kali.

Kemudian keduanya kembali ke kos. Namun seorang wanita berkerudung menghampiri keduanya. "Darimana, Dik?" tanyanya dengan ramah, namun terlihat wajahnya sangat datar.

"Dati Kampus 'A', jawab Fitri ramah.

Wanita itu menatap intens. "Oh, dari kota, ya?"

"Iya," jawab keduanya serentak.

"Jangan sembarangan makan, ya. Baca doa sebelum makan, dan berhati-hati dengan hidangan terbuka," pesannya, lalu pergi meninggalkan keduanya.

Sontak saja, hal itu membuat Fitri dan Kiky merasa heran.

"Apa, Maksudnya?"

"Mungkin dihinggapi lalat," sahut Fitri, lalu kembali ke kos, dan diikuti oleh Kiky.

Dibagian hulu Sungai Asahan berarus deras, hingga menjadi daya tarik wisata asing dari berbagai belahan dunia untuk berarung jeram. Hulu sungai Asahan yang berada di air Terjun Ponot, juga menjadi pemutar turbin, sebagai pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Air.

Hilir sungai Asahan berarus tenang, tetapi menghanyutkan, banyak korban jiwa didalamnya. Ia memperlihatkan keindahannya, lalu menarik korbannya hingga terlena, Tentunya hal itu dengan sejuta pesona, hingga menenggelamkan siapa saja yang tergoda dan menjadi targetnya.

Sedangkan lokasi KKN bagi kedelapan mahasiswa, berada dibagian hilir, yang bermuara di kota Tanjungbalai.

Sekilas promosi tentang wilayah Sumut ya Guys.

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf Yuli a

❤️⃟Wᵃf Yuli a

kenapa Yuli pakai rok plisket sih...???
kan jadi keinget sister Hong..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-08-08

5

V3

V3

berarti suNgai yg di bagian Hilir ,, Diam-diam Menghanyutkan donk yaaa 🤭🤭🤭
si Fitri mah mmg beseran ,, klu kmna-mana psti sllu kebelet pipis trs 🤣🤣🤣🤣
bujug dach sewa rumah knp murce bgt yaa ,, sebulan cm Gope 🤣🤣🤣

2025-08-07

4

💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

wahh lintah apa pacet kui kk siti
klo g slh itu klo jatuh bisa jd bnyk ya
tp klo mati gtu apa bisa jd bnyk 😧

2025-08-07

6

lihat semua
Episodes
1 Pembagian
2 Hari Pertama
3 Rumah Kos
4 Peselisihan
5 Kesal
6 Pria Itu
7 Mendadak Pendiam
8 Lelah
9 Makan Bajambar
10 Makan bajambar-2
11 Pemeriksaan
12 Batuk Panjang
13 Makanan itu
14 Ataok Hasyim
15 Malam Itu
16 Pengobatan
17 Kembali KKN
18 Obat
19 Santau Angin
20 Santau Angin-2
21 Santau Angin-3
22 Santau Angin-3
23 Rasa Takut
24 Tatapan Itu
25 Kekacauan
26 Berobat
27 Dendam
28 Malam Yang Dingin
29 Kembali
30 Tidak berselera
31 Maghrib Yang Mendebarkan
32 Malam Yang Sunyi
33 Rasa Itu
34 Berbalik
35 Berbalik-2
36 Membusuk
37 Sorak
38 Rodiah
39 Mengulik Sisi Lain
40 Mengulik-2
41 Mengembalikan
42 Bulan
43 Pemupakatan
44 Ungakapan Hati Kiky
45 Teror malam ini
46 Kegaduhan
47 Kegaduhan-2
48 Kegaduhan-3
49 Firasat
50 Hilang
51 Bercak Darah
52 Bercak darah-2
53 Susuk
54 Pertemuan Kembali
55 Menggigil
56 Membawa Pulang
57 Perobatan
58 Rasa Sesal
59 Yudi
60 Hati
61 Hati--2
62 Sidang Skripsi
63 Cinta itu
64 Menggigil-2
65 Wisuda
66 Rasa yang ada
67 Denyutan didahi
68 Sorot mata yang Sayu
69 Pemandangan yang indah
70 Makan
71 Senyum Termanis Yang Pernah Ada
72 Pemakaman
73 Ikhlas
74 Cinta itu
75 Hati itu
76 Rasa yang telah usai
77 Rasa sesal
78 Mereka
79 Mereka
80 Siapa gadis itu?
81 Gadis itu-2
82 Pesan
83 Tumbal
84 Pemuda Itu
85 Desa Penuh Misteri
86 Attah
87 Hasutan
88 Dilema
89 Romlah
90 Berlalu
91 Dia
92 Sosok itu
93 Hari Itu
94 Racun itu
95 Panik
96 Jasad Titin
97 Darmadi
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pembagian
2
Hari Pertama
3
Rumah Kos
4
Peselisihan
5
Kesal
6
Pria Itu
7
Mendadak Pendiam
8
Lelah
9
Makan Bajambar
10
Makan bajambar-2
11
Pemeriksaan
12
Batuk Panjang
13
Makanan itu
14
Ataok Hasyim
15
Malam Itu
16
Pengobatan
17
Kembali KKN
18
Obat
19
Santau Angin
20
Santau Angin-2
21
Santau Angin-3
22
Santau Angin-3
23
Rasa Takut
24
Tatapan Itu
25
Kekacauan
26
Berobat
27
Dendam
28
Malam Yang Dingin
29
Kembali
30
Tidak berselera
31
Maghrib Yang Mendebarkan
32
Malam Yang Sunyi
33
Rasa Itu
34
Berbalik
35
Berbalik-2
36
Membusuk
37
Sorak
38
Rodiah
39
Mengulik Sisi Lain
40
Mengulik-2
41
Mengembalikan
42
Bulan
43
Pemupakatan
44
Ungakapan Hati Kiky
45
Teror malam ini
46
Kegaduhan
47
Kegaduhan-2
48
Kegaduhan-3
49
Firasat
50
Hilang
51
Bercak Darah
52
Bercak darah-2
53
Susuk
54
Pertemuan Kembali
55
Menggigil
56
Membawa Pulang
57
Perobatan
58
Rasa Sesal
59
Yudi
60
Hati
61
Hati--2
62
Sidang Skripsi
63
Cinta itu
64
Menggigil-2
65
Wisuda
66
Rasa yang ada
67
Denyutan didahi
68
Sorot mata yang Sayu
69
Pemandangan yang indah
70
Makan
71
Senyum Termanis Yang Pernah Ada
72
Pemakaman
73
Ikhlas
74
Cinta itu
75
Hati itu
76
Rasa yang telah usai
77
Rasa sesal
78
Mereka
79
Mereka
80
Siapa gadis itu?
81
Gadis itu-2
82
Pesan
83
Tumbal
84
Pemuda Itu
85
Desa Penuh Misteri
86
Attah
87
Hasutan
88
Dilema
89
Romlah
90
Berlalu
91
Dia
92
Sosok itu
93
Hari Itu
94
Racun itu
95
Panik
96
Jasad Titin
97
Darmadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!