Hari Pertama

Bus yang mengangkut para mahasiswa KKN berhenti didesa Pahang. Ketujuh mahasiwa yang mendapatkan penempatan dilokasi itu turun dengan barang bawaan mereka.

Kemudian bus kembali berjalan, untuk mengantarkan mahasiswa lainnya, yang menuju desa selanjutnya.

Terlihat rumah-rumah penduduk cukup ramai. Sepertinya ini pusat desa, dimana banyak toko dan kedai yang berjejer. Jalanan belum beraspal, hanya sudah tahap pengerasan, menggunakan tanah merah dan kerikil.

Disepanjang desa, mereka melihat hamparan pohon kelapa yang berada dibelakang rumah-rumah penduduk. Sepertinya masyarakat desa berpenghasilan dari kelapa, atau disebut kopra.

Banyak ibu-ibu berkumpul pada beberapa titik lokasi. Mereka bukan hanya sekedar berkumpul, tetapi bekerja sebagai pengupas kulit luar pada daging kelapa, yang mana nantinya akan diambil oleh agen, untuk dijadikan santan instan.

Sekilas penggambaran tentang desa Pahang, ini nama desa Karangan Author, agar tidak menyinggung sebuah desa yang dimaksudkan.

Namun, desa ini nyata, hanya disamarkan saja namanya..

"Kemana Bang Darmadi? Kenapa dia gak ikut sama rombongan? Udah jadi ketua, tapi gak bertanggung jawab banget," ucap Emy ketus. Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, mencari sosok Darmadi yang akan memimpin mereka untuk pelaksanaan KKN.

"Iya, mana kita gak mengenal desa ini," celetuk Yayuk, dengan wajah mepas, sebab kelelahan karena jauhnya perjalanan.

"Kita cari saja Pak Kades, kita minta informasi dari beliau," Andana mengambil tindakan, sebab Darmadi tak juga memperlihatkan dirinya.

"Iya. Ayo, kita gerak. Lagian desanya gak seseram.yang diceritakan oleh Bang Darmadi," sahut Kiky, yang menggunakan kerudung hitam.

"Iya, kalau cuma begini, biasa aja, kalleee." Yuli menyahut. Lalu menenteng tas kopernya yang cukup sedang, sembari membungkuk sedikit, dengan melempar senyum ramah pada para ibu-ibu yang menatapnya dan juga rekan-rekannya..

Kemudian mereka akan bergerak, mencari rumah pak kades, yang akan memberikan informasi kepada mereka, mengenai desa ini, serta mencari rumah kos untuk tempat mereka tinggal.

Saat bersamaan, dosen pendamping tiba dengan mobilnya. Seorang pria berpakaian koko, berwajah bersih, dan penuh kharisma itu turun dari mobil.

"Assalammualaikum, Buya," ucap mereka serentak.

"Waalaikum salam,, Warahmatullahi wabarakatu." sahutnya dengan nada yang sangat menyejukkan.

"Apa kabar, Kalian?"

"Baik Buya," jawab mereka serentak.

Pria itu mengeluarkan sesuatu. Sebuah kertas yang sudah ditulis dengan tulisan tangan yang cukup rapih.

"Kalian akan ditempatkan dilokasi yang ini." tunjuknya pada sebuah peta yang memperlihatkan tentang penggambaran denah.

Andana melihat sebuah sungai yang panjang dan sangat lebar dalam denah lokasi tersebut. "Ini sungai, Pak?" tanyanya dengan rasa penasaran.

Dan pertanyaannya itu, menjadi perhatian bagi mahasiswa yang lainnya.

"Ya, ini sungai Asahan, sungai terpanjang di Sumatera Utara, dengan panjang 147 kilo meter," jelas sang dosen.

Sontak saja, hal itu membuat para mahasiswa merasa kaget. Bukankah tandanya, jika mereka tidak KKN didesa yang saat ini tempat mereka diturunkan dari bus?

"Kenapa harus disana, Buya? Bukan disini?" tanya Emy mulai was-was. Bayangan toilet dipinggir kali, yang seperti dikatakan oleh Darmadi mulai menghantuinya.

"Ya, karena disini sudah banyak para ulama, para cendikiawan. Jadi untuk apa kalian melakukan penyuluhan agama? Ilmu kalian tidak akan berguna ditempat terang, maka pergilah ketempat yang gelap, meskipun cahayamu hanya sebatang lilin, tetapi setudaknya dapat menjadi penerang," pria itu mencoba memberikan semangat kepada para mahasiswanya.

Setelah memberikan penjelasan, sang dosen berpamitan, meninggalkan mereka yang masih dalam kebimbangan.

Setelah dosen pendamping mereka pergi. Kini tinggal mereka bertujuh yang masih dalam kekalutan. "Sebaiknya kita tanya warga desa, dimana desa ini, kita akan berjalan kaki menuju kesana," Andan mencoba menenangkan para rekannya.

Ia harus dapat bersikap mengayomi. Sebab, jika ia kalut, maka rekan-rekannya akan kehilangan harapan.

Gadis itu menghampiri perkumpulan ibu-ibu yang sedang mengupas kulit ari dari daging kelapa. Ia mencoba bertanya, dimana letak desa itu.

Terlihat keramahan warga desa, yang menyambut mereka bagaikan tamu. Setelah mendapatkan informasi, Andana mengajak para rekan mahasiswanya untuk menuju ke lokasi, dengan diiringi tatapan penuh kekhawatiran dari para ibu-ibu.

"Beneran, nih? Tujuh kilometer bukan dekat, loh?" keluh kiky, yang terlihat keberatan menyeret kopernya. Entah apa saja yang dibawanya.

"Kalau dari petunjuk, sih, udah bener," sahut Andana.

"Kalian tunggu disini. Aku coba cari ojek untuk mengantarkan kita," Yudi angkat bicara. Kemudian pergi menemui warga, dan meminta mereka untuk mengantarkan ke desa tersebut.

Ia berjalan menghampiri seorang bapak-bapak yang sedang berada diwarung kopi. Ia meminta diantarkan ke desa yang dimaksud.

Setelah bernegosiasi, akhirnya hanya mendapatkan 3 ojek saja, itu tandanya, mereka harus berbonceng tiga.

Pemuda itu kembali kepada rekan-rekannya. Lalu menginformasikan hal tersebut, beserta tarif yang akan mereka keluarkan.

"Kita harus mencari satu ojek lagi, karena tidak mungkin bonceng empat," Andana terlihat berfikir keras. Ditambah hari sudah mulai menunjukkan pukul sebelas siang.

Sedangkan dangan rekan-rekan yang lainnya, mereka sudah naik keojek masing-masing, dengan cara bertukaran. Dimana kang ojek berbonceng tiga, sedangkan Yudi membonceng Kiky dan Emy. Lalu Yuli, Fitry, dan Yayuk berbonceng bersama. Andana tertinggal, tidak ada ojek yang dapat mengantrkannya.

Saat bersamaan, sebuah sepeda motor menghampiri mereka. Ketika jarak sudah semakin dekat, mereka tercengang melihat siapa yang datang. "Dasar, ketua tak berguna!" omel Andana dengan geram.

"Jangan ngomel, aku akan berguna pada waktu yang tepat!" jawabnya dengan santai. Lalu berhenti tepat disisi sang gadis yang memasang wajah masam.

Andana masih ngambek, bercampur kesal. Ia enggan untuk naik keboncengan. "Mau naik, gak? Kalau gak mau alu tinggal." pemuda itu akan menarik gas motornya, dan membuat Andana terpaksa naik ke boncengan.

****

Perjalanan mereka disuguhi oleh pohon kelapa yang tumbuh disepanjang desa. Parit-parit selebar tiga meter yang digali dari hulu hingga kehilir, menjadi sarana bagi warga desa untuk berangkat kedesa sebelah.

Para warga menggunakan sampan tradisional dan juga sampan mesin, untuk berangkat bekerja, dan juga bersekolah.

Bagi para Mahasiswa yang tinggal diperkotaan, tentu saja hal ini merupakan pemandangan yang sangat asing bagi mereka.

Disisi lain, terdapat rimbunan pohon sagu, yang tumbuh subur, dan juga merupakan tanaman bermanfaat bagi mereka.

Andana yang tadinya berwajah masam, mulai memperhatikan lingkungan sekitar. Rumah-rumah warga menggunakan tungkai yang cukup tinggi. Halaman mereka selalu basah, dan bahkan disepanjang halaman hingga kejalan, disediakan titian yanga terbuat dari papan. Hal itu bertujuan, agar kaki mereka tidak lengket saat menginjak tanah.

Gadis itu berfikir, bagaimana mereka dapat hidup dalam kondisi yang seperti itu? Tanah mereka tidak pernah kering, bahkan terdapat banyak siput bercangkang hitam yang memenuhi halaman rumah.

Sesaat ia merasa penasaran tentang sang pemuda. Sikapnya sedikit misterius, yang membuatnya ingin mencari tahu lebih banyak. "Kenapa abang tidak ikut dalam rombongan bus?" tanyanya dengan nada penasaran, serta ingin mencairkan suasana.

"Karena aku gak mau jalan kaki," jawabnya santai. Andana mendenguskan nafasnya dengan kesal, lalu memilih bungkam, ketimbang bertanya lebih jauh.

Saat bersamaan, terlihat seseorang dibalik pohon sagu, menatap rombongan para mahasiswa yang sedang melintasi jalanan dusun.

Terpopuler

Comments

rajes salam lubis

rajes salam lubis

ooo kelapa putih thor??

2025-08-13

0

V3

V3

Desa Pahang
Provinsi Sumatera Utara
Kab. Batu Bara
Kec. Talawi
Searching dulu di Mbah Google biar Paham ini cerita Daerah mana 🤭🤭

itu siapa yaaa yg mengintai mereka dr balik Pohon ,,, apakah Dia orang Baik atau orang Jahat ❓❓🤔🤔🤔🤔

2025-08-07

4

⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ

⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ

mending diem deh, daripada mangkel 😔

2025-08-07

4

lihat semua
Episodes
1 Pembagian
2 Hari Pertama
3 Rumah Kos
4 Peselisihan
5 Kesal
6 Pria Itu
7 Mendadak Pendiam
8 Lelah
9 Makan Bajambar
10 Makan bajambar-2
11 Pemeriksaan
12 Batuk Panjang
13 Makanan itu
14 Ataok Hasyim
15 Malam Itu
16 Pengobatan
17 Kembali KKN
18 Obat
19 Santau Angin
20 Santau Angin-2
21 Santau Angin-3
22 Santau Angin-3
23 Rasa Takut
24 Tatapan Itu
25 Kekacauan
26 Berobat
27 Dendam
28 Malam Yang Dingin
29 Kembali
30 Tidak berselera
31 Maghrib Yang Mendebarkan
32 Malam Yang Sunyi
33 Rasa Itu
34 Berbalik
35 Berbalik-2
36 Membusuk
37 Sorak
38 Rodiah
39 Mengulik Sisi Lain
40 Mengulik-2
41 Mengembalikan
42 Bulan
43 Pemupakatan
44 Ungakapan Hati Kiky
45 Teror malam ini
46 Kegaduhan
47 Kegaduhan-2
48 Kegaduhan-3
49 Firasat
50 Hilang
51 Bercak Darah
52 Bercak darah-2
53 Susuk
54 Pertemuan Kembali
55 Menggigil
56 Membawa Pulang
57 Perobatan
58 Rasa Sesal
59 Yudi
60 Hati
61 Hati--2
62 Sidang Skripsi
63 Cinta itu
64 Menggigil-2
65 Wisuda
66 Rasa yang ada
67 Denyutan didahi
68 Sorot mata yang Sayu
69 Pemandangan yang indah
70 Makan
71 Senyum Termanis Yang Pernah Ada
72 Pemakaman
73 Ikhlas
74 Cinta itu
75 Hati itu
76 Rasa yang telah usai
77 Rasa sesal
78 Mereka
79 Mereka
80 Siapa gadis itu?
81 Gadis itu-2
82 Pesan
83 Tumbal
84 Pemuda Itu
85 Desa Penuh Misteri
86 Attah
87 Hasutan
88 Dilema
89 Romlah
90 Berlalu
91 Dia
92 Sosok itu
93 Hari Itu
94 Racun itu
95 Panik
96 Jasad Titin
97 Darmadi
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Pembagian
2
Hari Pertama
3
Rumah Kos
4
Peselisihan
5
Kesal
6
Pria Itu
7
Mendadak Pendiam
8
Lelah
9
Makan Bajambar
10
Makan bajambar-2
11
Pemeriksaan
12
Batuk Panjang
13
Makanan itu
14
Ataok Hasyim
15
Malam Itu
16
Pengobatan
17
Kembali KKN
18
Obat
19
Santau Angin
20
Santau Angin-2
21
Santau Angin-3
22
Santau Angin-3
23
Rasa Takut
24
Tatapan Itu
25
Kekacauan
26
Berobat
27
Dendam
28
Malam Yang Dingin
29
Kembali
30
Tidak berselera
31
Maghrib Yang Mendebarkan
32
Malam Yang Sunyi
33
Rasa Itu
34
Berbalik
35
Berbalik-2
36
Membusuk
37
Sorak
38
Rodiah
39
Mengulik Sisi Lain
40
Mengulik-2
41
Mengembalikan
42
Bulan
43
Pemupakatan
44
Ungakapan Hati Kiky
45
Teror malam ini
46
Kegaduhan
47
Kegaduhan-2
48
Kegaduhan-3
49
Firasat
50
Hilang
51
Bercak Darah
52
Bercak darah-2
53
Susuk
54
Pertemuan Kembali
55
Menggigil
56
Membawa Pulang
57
Perobatan
58
Rasa Sesal
59
Yudi
60
Hati
61
Hati--2
62
Sidang Skripsi
63
Cinta itu
64
Menggigil-2
65
Wisuda
66
Rasa yang ada
67
Denyutan didahi
68
Sorot mata yang Sayu
69
Pemandangan yang indah
70
Makan
71
Senyum Termanis Yang Pernah Ada
72
Pemakaman
73
Ikhlas
74
Cinta itu
75
Hati itu
76
Rasa yang telah usai
77
Rasa sesal
78
Mereka
79
Mereka
80
Siapa gadis itu?
81
Gadis itu-2
82
Pesan
83
Tumbal
84
Pemuda Itu
85
Desa Penuh Misteri
86
Attah
87
Hasutan
88
Dilema
89
Romlah
90
Berlalu
91
Dia
92
Sosok itu
93
Hari Itu
94
Racun itu
95
Panik
96
Jasad Titin
97
Darmadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!