Bab 5 ~ Belajar dengan di selingi cinta (Revisi perubahan waktu saja)

Setelah yang berlatih itu selesai, salah satunya menghampiri Dana.

"Hai ... kenalkan gue Rendi, dan lo?" salam kenal dari Rendi dengan duduk di samping Dana.

"Gue Cendana panggil saja Dana," jawab Dana.

"Apa lo tertarik sama latihan kita? secara dari tadi lo merhatiin kita," tanya Rendi.

"Yup ... gue tertarik, apa bisa gue bergabung?" tanya Dana.

"Bisa, datang lagi besok di jam yang sama, akan gue kenalkan sama pelatih, untuk sekarang dia sedang terburu-buru," jawab Rendi.

"Ok terimakasih," jawab Dana.

Sungguh hati Dana sangat bersyukur karena sempat terpikir untuk berlatih bela diri akhirnya di pedesaan ini ada bela diri juga, dan ini untuk bekal dia melawan orang yang telah membunuh Ibunya.

"Sama-sama, ya sudah gue pamit, hari semakin gelap," ujar Rendi beranjak.

Begitupula Dana, dia pun akhirnya beranjak dari tempat duduk itu untuk kembali pulang.

7 Tahun kemudian ...

Dana kembali ke rumah Shifa, namun dia melihat Sylvia sedang di kebun bunga, namun tiba-tiba Sylvia menjerit.

Dana langsung menghampiri Sylvia ke kebun bunga itu.

"Kenapa? apa kamu baik-baik saja?" tanya Dana terlihat panik juga khawatir.

"Maaf sudah membuatmu panik, saya hanya tertusuk duri bunga mawar," jawab Sylvia.

Dana pun langsung menarik lengan Sylvia, lalu menyedot darah itu agar tidak terkena infeksi.

Sylvia langsung membulatkan kedua bola matanya, karena baru kali ini ada pria yang begitu baik juga perhatian. Sebelumnya hanya pria-pria iseng yang lewat di kebunnya tanpa hendak mendekatinya.

"Apa masih perih atau sakit?" tanya Dana.

"Ti-tidak terimakasih ya," jawab Sylvia yang langsung menarik lengannya.

Dana tersenyum, "Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Dana kemudian.

"Tidak perlu, karena Ka Dana sudah di tunggu Ibu di dalam," jelas Sylvia, meski hati kecilnya ingin sekali di temani oleh Dana, namun dia tahu, Dana perlu belajar lebih giat untuk tujuannya di depan nanti.

"Baiklah, jika saya sudah selesai belajar, dan kamu belum selesai, mau kan saya bantu?" tawar Dana dengan lembut dan tersenyum sambil menatap Sylvia.

"Hmm, bagaimana nanti saja ya Ka," sahut Sylvia, sungguh hatinya saat ini sudah tidak karuan apalagi jika sampai terdengar irama jantungnya oleh Dana, Sylvia bisa malu bahkan bisa langsung menutup mukanya begitu saja.

Dana kembali tersenyum, "Hati-hati ya, bunga mawar memang indah namun dia bisa menyakitimu," ucap Dana sambil melambaikan tangannya dan berlalu.

Langsung saja membuat sylvia terpaku di tempat hingga membuat mukanya merona.

"Tidak ..., aku dan dia jelas berbeda, dia orang yang memiliki kedudukan tinggi, sedangkan aku ..., aku sekarang hanya tukang kebun," lirih Sylvia merasa kecil bahkan sangat kecil.

Dana berjalan menuju rumah Sylvia tepatnya menuju sang Ibunya, yang tak jauh dari perkebunan bunga tersebut.

Selama berjalan tak henti Dana mengembangkan senyumannya, selama hidupnya baru kali ini dia menemukan wanita yang bisa mengisi hatinya, entah apa tapi rasanya penuh warna warni.

Bahkan bertemu dengan orang-orang saja Dana tidak pernah, Dana sangat di lindungi hanya peralatan modern yang selalu dia gunakan untuk menemaninya, untung saja dengan teknologi dia bisa mengenal lingkungan seperti apa dan harus bagaimana, sehingga bisa di aplikasikan di kehidupan nyatanya.

Dana pun telah tiba di rumah Ibunya Sylvia, dan benar saja Shifa ibunya dari Sylvia sudah menunggu Dana.

"Masuk Nak!" ucap Shifa.

Tak perlu menunggu lama, Dana pun langsung di suguhi pelajaran-pelajaran layaknya pelajar pada umumnya.

Hari semakin panas, Sylvia pun akhirnya pulang kerumah hanya untuk beristirahat. Sesampainya di rumah, Sylvia melihat jika di atas meja tidak ada air untuk Dana.

Sylvia yang terbiasa menjamu tamu Ibunya dengan memberikan segelas air, maka Sylvia pun menuju dapur lalu mengambil air dan memberikannya kepada Dana.

Dana yang sedari tadi tahu jika Sylvia telah pulang, terus mencuri pandang. Bahkan sampai berada tepat di hadapannya saat menyimpan segelas air.

Dana dengan terang-terangan menatap Sylvia seakan hanya ingin mengucapkan terimakasih padahal lebih dari itu.

Shifa yang mengetahui itu, menatap tajam kepada anaknya.

Dana yang mengetahui itu dan melihat Sylvia ketakukan akhirnya mengakhiri tatapan itu. Dana tidak ingin jika Shifa memarahi sang anak hanya karena kesalahannya. Akhirnya Dia memutuskan kembali fokus dengan pelajaran yang ada di hadapannya.

Sylvia yang telah menyadari tatapan Ibunya akhirnya berdiam diri di dapur hanya untuk sekedar beristirahat sambil meneguk segelas air putih hingga tandas.

Rasa tegang takut kena tegur dan rasa lelahnya saling bersautan membuatnya seakan tidak cukup dengan segelas air bening itu.

Setelah di rasa cukup, Sylvia kembali ke perkebunan bunga dengan melewati pintu belakang rumahnya.

Selang beberapa jam kemudian, Dana pun selesai, dia menunggu waktu tibanya latihan bela diri.

Dengan wajah tersenyum, dia berjalan kembali ke perkebunan bunga itu, yang kebetulan setiap perjalan pulang atau kerumah Shifa harus melewati perkebunan tersebut.

"Sylvia masih di sana, waktu latihan masih setengah jam lagi, lumayanlah aku sempatkan menemuinya," gumam Dana yang terus berjalan menuju Sylvia berada.

"Hai ...," sapa Dana.

Sylvia yang sedang asik memberikan pupuk pun tak menyadari kedatangan Dana. Hingga sapaan Dana membuatnya terkejut hingga menumpahkan sebagian pupuk yang berada di tangannya.

"Maaf ...," ucap Dana langsung menghampiri Sylvia dan membantu membersihkan.

"Maaf aku sudah membuatmu kaget," ucap Dana.

"Tidak apa-apa, sudah selesai belajarnya?" tanya Sylvia sambil berjongkok saling berhadapan, hingga muka mereka pun begitu dekat. Namun sylvia menghindari tatapan muka mereka dengan menundukkan wajahnya.

Setelah selesai Dana pun meraih tangan Sylvia untuk membantunya berdiri.

Kembali Sylvia tersipu malu, namun Sylvia mencoba menutupinya dengan mengerjakan yang lain.

"Ada yang perlu saya bantu?" tanya Dana.

"Tidak perlu, berisitirahatlah, takutnya ada yang mesti di kerjakan setelah ini, mungkin kamu membutuhkan tenaga atau energi yang lebih," tolak Sylvia halus.

"Baiklah, bolehkah aku duduk di sini?," tanya Dana.

"Boleh ..., itu di sediakan memang untuk duduk," jawab Sylvia sambil tersenyum.

Dana menatap intens Sylvia sambil tersenyum, indah ... cantik ... mempesona ..., Dana benar-benar terpesona oleh kecantikannya, bahkan melebihi cantiknya bunga-bunga yang bermekaran di kebun ini.

Semakin Dana memperhatikan Sylvia, membuat Sylvia semakin kikuk, hingga dia terlihat tegang bahkan salah menyirami tanaman.

"Via ... kamu menyirami tanaman itu terlalu banyak," cegah Dana dengan mengangkat tangan Sylvia agar air berhenti.

"Eh ... aduh ...," panik Sylvia dan itu membuat Dana kembali tersenyum, karena dia melihat ada kegugupan di balik sikap Sylvia.

"Gimana ini? bunga ini jangan terlalu banyak air bisa mati," panik Sylvia kembali.

"Mari ganti dengan tanah yang baru, yang tidak terlalu lembap ataupun kering," saran Dana.

Sylvia pun mengikuti saran Dana, namun saat asik menyusun bunga di tanah yang baru, dengan sesekali tangan mereka saling bersentuhan, tiba-tiba alarm dalam handphone dana berbunyi.

Bersambung ...

Episodes
1 Bab 1 ~ Kematian sang ibu
2 Bab 2 ~ Suasana Rumah Jaenudin
3 Bab 3 ~ Malam pertama di rumah Jae
4 Bab 4 ~ Mengenal Lingkungan
5 Bab 5 ~ Belajar dengan di selingi cinta (Revisi perubahan waktu saja)
6 Bab 6 ~ Moment terindah di saat latihan
7 Bab 7 ~ Permintaan maaf
8 Bab 8 ~ Pendekatan vs bekerja
9 Bab 9 ~ Serangan Mendadak dalam Berlatih
10 Bab 10 ~ Ketahuan Memar
11 Bab 11 ~ Di tengok kekasih
12 Bab 12 ~ Skorsing penuh ancaman
13 Bab 13 ~ Pria itu ternyata ...
14 Bab 14 ~ Menyelamatkan Ojol
15 Bab 15 ~ Latihan Lomba = latihan di kehidupan nyata
16 Bab 16 ~ Area pertandingan
17 Bab 17 ~ Mengirim Bunga
18 Bab 18 ~ Melamar pekerjaan
19 Bab 19 - Klien pertama
20 Bab 20 ~ Terjebak Demonstrasi
21 Bab 21 ~ Sylvia dengan segala pikirannya
22 Bab 22 ~ Dana pulang lebih awal
23 Bab 23 ~ Penjelasan Dana
24 Bab 24 ~ Tereksposnya tubuh sexy Fawn
25 Bab 25 ~ Dana menahan godaan Fawn
26 Bab 26 ~ Di ajak kerjasama (revisi)
27 Bab 27 ~ Mengecek CCTV beberapa tahun silam
28 Bab 28~Dana bersepakat dengan Aldo
29 Bab 29 ~ Fawn menangis
30 Bab 30 ~ Kepergok Fernando
31 Bab 31 ~ Asal usul Dana mulai di lacak
32 Bab 32 ~ Dana menjadi anak panti
33 Bab 33 ~ Private Room
34 Bab 34 ~ Kemelut diri Dana
35 Bab 35 ~ Rapat Dadakan
36 Bab 36 ~ Sylvia kecewa
37 Bab 37 ~ Jalan dalam penyelesaian masalah
38 Bab 38 ~ Penjelasan Sylvia
39 Bab 39 ~ Fawn cemburu
40 Bab 40 ~ Fawn Menangis karena cemburu
41 Bab 41 ~ Permintaan menemani ke pesta
42 Bab 42 ~ Butik
43 Bab 43 ~ Bertemu sang nenek
44 Bab 44 ~ Kecurigaan Frida
45 Bab 45 ~ Sepulangnya dari pesta
46 Bab 46 ~ Weekend sarapan ketegangan
47 Bab 47 ~ Frida Bersikeras
48 Bab 48 ~ Menghadapi dengan santai
49 Bab 49 ~ Penyelidikan Frida
50 Bab 50 ~ Kilas Balik Fernando
51 Bab 51 ~ Ajakan makan bersama
52 Bab 52 ~ Dana di hadang
53 Bab 53 ~ Penculikan Dana
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 ~ Kematian sang ibu
2
Bab 2 ~ Suasana Rumah Jaenudin
3
Bab 3 ~ Malam pertama di rumah Jae
4
Bab 4 ~ Mengenal Lingkungan
5
Bab 5 ~ Belajar dengan di selingi cinta (Revisi perubahan waktu saja)
6
Bab 6 ~ Moment terindah di saat latihan
7
Bab 7 ~ Permintaan maaf
8
Bab 8 ~ Pendekatan vs bekerja
9
Bab 9 ~ Serangan Mendadak dalam Berlatih
10
Bab 10 ~ Ketahuan Memar
11
Bab 11 ~ Di tengok kekasih
12
Bab 12 ~ Skorsing penuh ancaman
13
Bab 13 ~ Pria itu ternyata ...
14
Bab 14 ~ Menyelamatkan Ojol
15
Bab 15 ~ Latihan Lomba = latihan di kehidupan nyata
16
Bab 16 ~ Area pertandingan
17
Bab 17 ~ Mengirim Bunga
18
Bab 18 ~ Melamar pekerjaan
19
Bab 19 - Klien pertama
20
Bab 20 ~ Terjebak Demonstrasi
21
Bab 21 ~ Sylvia dengan segala pikirannya
22
Bab 22 ~ Dana pulang lebih awal
23
Bab 23 ~ Penjelasan Dana
24
Bab 24 ~ Tereksposnya tubuh sexy Fawn
25
Bab 25 ~ Dana menahan godaan Fawn
26
Bab 26 ~ Di ajak kerjasama (revisi)
27
Bab 27 ~ Mengecek CCTV beberapa tahun silam
28
Bab 28~Dana bersepakat dengan Aldo
29
Bab 29 ~ Fawn menangis
30
Bab 30 ~ Kepergok Fernando
31
Bab 31 ~ Asal usul Dana mulai di lacak
32
Bab 32 ~ Dana menjadi anak panti
33
Bab 33 ~ Private Room
34
Bab 34 ~ Kemelut diri Dana
35
Bab 35 ~ Rapat Dadakan
36
Bab 36 ~ Sylvia kecewa
37
Bab 37 ~ Jalan dalam penyelesaian masalah
38
Bab 38 ~ Penjelasan Sylvia
39
Bab 39 ~ Fawn cemburu
40
Bab 40 ~ Fawn Menangis karena cemburu
41
Bab 41 ~ Permintaan menemani ke pesta
42
Bab 42 ~ Butik
43
Bab 43 ~ Bertemu sang nenek
44
Bab 44 ~ Kecurigaan Frida
45
Bab 45 ~ Sepulangnya dari pesta
46
Bab 46 ~ Weekend sarapan ketegangan
47
Bab 47 ~ Frida Bersikeras
48
Bab 48 ~ Menghadapi dengan santai
49
Bab 49 ~ Penyelidikan Frida
50
Bab 50 ~ Kilas Balik Fernando
51
Bab 51 ~ Ajakan makan bersama
52
Bab 52 ~ Dana di hadang
53
Bab 53 ~ Penculikan Dana
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!