Bab 2 ~ Suasana Rumah Jaenudin

Setelah pengurusan jenazah selesai, Jae menghampiri Dana dan Naya, lalu mereka di bawa oleh Jae sang satpam ke sebuah tempat, di mana dia tinggal, perjalanan jauh dan hanya dengan menggunakan motor butut.

Naya dalam benaknya penuh pertanyaan, namun dia diam seribu bahasa di karenakan ucapan sang kaka untuk tidak banyak bertanya hingga mereka mendapatkan tempat yang aman.

Sedangkan Dana dia hanya mengikuti ke mana Jae membawanya, dia yakin jika Jae adalah orang yang dapat di percaya, karena dia melihat bagaimana Sang Ibu begitu percaya dengan menitipkan mereka kepada Jae.

Tiba-tiba mereka memasuki sebuah gerbang usang terlihat seakan itu tempat tanpa berpenghuni.

Ketika gerbang itu terbuka, Mata Dana juga Naya seketika berbinar, ternyata ini bukanlah sebuah rumah kecil yang kotor dan hanya Jae yang menempatinya.

Namun di sana ada begitu banyak rumah dan penduduk yang mendiaminya, dengan tumbuhan hijau, danau juga pegunungan yang menenangkan hati mereka, jauh dari yang mereka sangka bahkan jauh berbeda dengan perkotaan yang selama ini mereka tinggali.

Ya bisa di katakan perkampungan asri dan tersembunyi di balik hiruk pikuknya perkotaan.

Bukan tempat wisata seperti banyak kita ketahui dengan alam segar menyejukkan, namun ini benar-benar keindahan tersembunyi di tengah perkotaan.

"Masuklah nak Dana, nak Naya," ujar Jae setibanya mereka di rumah Jae di mana rumah jae berada di sebuah lingkungan yang sama sekali tidak dapat mereka kira.

Saking asiknya, Dana maupun Naya tidak mendengar ajakan dari jae, bahkan jangankan suara dari Jae, motor berhenti tepat di sebuah rumah sederhana yang asri bak di sebuah dongeng pun mereka tidak menyadari sama sekali.

"Nak ... ayo masuk, hari sudah sore, sedangkan kalian dari tadi belum makan apapun," ajak Jaenudin kembali.

Dengan serentak mereka pun melirik ke arah Jae yang ternyata jae sudah menunggu mereka untuk segera turun.

"Oh maafkan kami Pak, saya kira belum sampai," ujar Dana sambil turun dari atas motor.

"Ayo Dek turun, kaka gendong," ucap Dana kepada Nayara yang berselisih 3 tahun.

"Ka ... di mana kita?" tanya Nayara yang sedang di gendong kakanya saat turun dari motor.

"Ini rumah Bapak Jae, paman kita," jelas Dana.

Mereka pun memasuki rumah yang sangat sederhana namun begitu nyaman dan bersih jauh dari ekspektasi dari awal mereka memasuki sebuah gerbang kecil tadi.

"Bapak ...," teriak seorang anak kecil seumuran dengan Nayara, membuat langkah Dana dan Naya pun terhenti.

"Halo sayang," jawab Jaenudin sambil memeluk sang anak yang berlari menghampirinya.

Namun pelukan sang anak perempuan itu terhenti tatkala melihat Naya dan Dana.

"Siapa mereka Pak?" tanya Jaylani dengan tangan menunjuk ke arah Dana dan Naya.

"Mereka saudaramu, mereka datang dari kota, mulai sekarang mereka tinggal bersama kita," ujar Jae menjelaskan.

"Asik Lani punya teman," ujar Lani senang sambil berlari memutari seisi rumahnya, yang langkahnya di ikuti oleh Jaenudin, Naya juga Dana.

Jae pun menjelaskan di mana mereka tidur dan lain sebagainya bagaimana seorang tuan rumah menunjukkan bagian dari isi rumah mereka.

Tak luput jae pun meminta maaf akan segala kekurangan yang tidak dapat dia berikan tidak layaknya ibu dari mereka.

Meski Dana dan Naya identitas di sembunyikan namun mereka tidak pernah kekurangan apapun dari sang Ibu, bahkan alat canggih yang tidak di jual di umum pun mereka dapat memilikinya.

Kepintaran sang Ibu tidak dapat di pungkiri karena teknologi canggih telah berada di tangan mereka dan tidak terkalahkan oleh teknologi lain seiring dengan waktu.

Namun keadaan dia harus menyerah di karenakan tidak ada lagi yang bisa membantu untuk melawan sang musuh, dan akibatnya sang anak sebagai penerus akan ikut menyusul mereka semua.

Oleh sebab itulah kenapa Naya dan Dana identitasnya di sembunyikan oleh sang Ibu, agar mereka tetap aman hingga waktupun tiba.

Mereka pun tidak hanya di tinggalkan alat canggih namun uang yang di pegang dana bisa di pergunakan untuk kebutuhan mereka hingga mereka besar bahkan tak terhingga jumlahnya, dan tidak dapat terdeteksi sedikitpun oleh pemilik bank ataupun teknologi secanggih apapun.

Dana diam di sebuah sofa sederhana dalam rumah tersebut. Lalu Jae membawa sepiring nasi kehadapan Dana, namun Jae mengerutkan keningnya tatkala melihat Dana terlihat diam tanpa berkedip, seakan otaknya begitu sibuk hingga tidak menyadari kedatangan Jae juga istrinya.

"Nak ... apa yang sedang kau pikirkan?" sapa Jae dengan lembut memegang tangan Dana.

"Eh Pak, tidak ada," ucap Dana menutupi. Sungguh dana tidak dapat melupakan bayangan saat Ibunya di tembak mati oleh seseorang itu. Rasa amarah, kesal, dendam dan lain sebagainya, ingin segera dia tuntaskan, namun dia sadar, dia hanya anak berusia 10 tahun yang tidak dapat bertindak apapun.

Dana hanya dapat menghela nafasnya, mencoba menetralkan perasaan yang berkecamuk dalam dirinya.

Beruntung Dana adalah seorang pria yang pintar dan juga dapat berpikir panjang untuk melakukan tindakan apapun, hingga dia dapat menahan diri untuk melakukan sesuatu pada saat emosi. Jiwa kepemimpinan sudah tertanam semenjak dini oleh didikan sang Ibu.

Namun Jae dan istrinya yang bernama Yuni memahami akan kondisi Dana. Mereka pun tidak bertanya jauh, namun mencoba mengalihkan pikirannya dengan berbicara sambil memberikan sepiring nasi untuk Dana.

Sekecil ini kamu harus memiliki beban tinggi nak, aku doakan semoga kelak kamu bisa mengambil apa yang menjadi hakmu, dan kamu menjadi pria yang kuat dalam menghadapi semua ini. Batin Jae mendoakan.

Saat selesai makan, tiba-tiba Naya menghampiri Dana, "Ka ... kapan kita pulang?, dan ke mana Ibu?" tanya Naya yang begitu polos.

Dana yang mendengar itu pun melirik ke arah Jae juga Yuni, namun Dana yang usianya baru menginjak 10 tahun itupun, bersikap cukup dewasa dia tersenyum lalu mengusap kepala adiknya.

"Kita tidak akan tinggal lagi bersama Ibu, karena Ibu sudah tiada, sekarang merekalah orang tua kita, Naya harus bisa bersikap baik, menjadi anak penurut yang bisa membanggakan kedua orang tua kita ya," ucap Dana bijak.

"Kakak bohong, Naya tidak percaya," Naya marah sambil menyingkirkan tangan Dana dengan kasar dari kepalanya. Lalu berlari menghampiri Lani.

Dana hanya menghela nafas akan sikap adiknya, dan membiarkan adiknya untuk menenangkan diri.

Sungguh Dana merasakan berat, bukan dari seorang anak yang konglomerat menjadi miskin, namun tanggung jawab yang di embannya begitu berat. Baik menjaga juga mendidik adiknya, juga untuk mengambil alih perusahaan itulah yang paling terberat dalam hidupnya.

Namun bukan Dana jika dia harus berhenti di titik ini, Dana tidak akan pernah menyerah untuk kembali merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya.

Jae dan Yuni hanya bisa terdiam, mereka tidak tahu harus berbuat apa, yang ada mereka ikut bersedih atas meninggalnya orang yang begitu baik yang selalu ada untuk mereka, kini mereka harus membesarkan anak-anaknya dengan cara mereka yang jelas berbeda dengan cara Cantika membesarkannya.

Bersambung ...

Episodes
1 Bab 1 ~ Kematian sang ibu
2 Bab 2 ~ Suasana Rumah Jaenudin
3 Bab 3 ~ Malam pertama di rumah Jae
4 Bab 4 ~ Mengenal Lingkungan
5 Bab 5 ~ Belajar dengan di selingi cinta
6 Bab 6 ~ Moment terindah di saat latihan
7 Bab 7 ~ Permintaan maaf
8 Bab 8 ~ Pendekatan vs bekerja
9 Bab 9 ~ Serangan Mendadak dalam Berlatih
10 Bab 10 ~ Ketahuan Memar
11 Bab 11 ~ Di tengok kekasih
12 Bab 12 ~ Skorsing penuh ancaman
13 Bab 13 ~ Pria itu ternyata ...
14 Bab 14 ~ Menyelamatkan Ojol
15 Bab 15 ~ Latihan Lomba = latihan di kehidupan nyata
16 Bab 16 ~ Area pertandingan
17 Bab 17 ~ Mengirim Bunga
18 Bab 18 ~ Melamar pekerjaan
19 Bab 19 - Klien pertama
20 Bab 20 ~ Terjebak Demonstrasi
21 Bab 21 ~ Sylvia dengan segala pikirannya
22 Bab 22 ~ Dana pulang lebih awal
23 Bab 23 ~ Penjelasan Dana
24 Bab 24 ~ Tereksposnya tubuh sexy Fawn
25 Bab 25 ~ Dana menahan godaan Fawn
26 Bab 26 ~ Di ajak kerjasama (revisi)
27 Bab 27 ~ Mengecek CCTV beberapa tahun silam
28 Bab 28~Dana bersepakat dengan Aldo
29 Bab 29 ~ Fawn menangis
30 Bab 30 ~ Kepergok Fernando
31 Bab 31 ~ Asal usul Dana mulai di lacak
32 Bab 32 ~ Dana menjadi anak panti
33 Bab 33 ~ Private Room
34 Bab 34 ~ Kemelut diri Dana
35 Bab 35 ~ Rapat Dadakan
36 Bab 36 ~ Sylvia kecewa
37 Bab 37 ~ Jalan dalam penyelesaian masalah
38 Bab 38 ~ Penjelasan Sylvia
39 Bab 39 ~ Fawn cemburu
40 Bab 40 ~ Fawn Menangis karena cemburu
41 Bab 41 ~ Permintaan menemani ke pesta
42 Bab 42 ~ Butik
43 Bab 43 ~ Bertemu sang nenek
Episodes

Updated 43 Episodes

1
Bab 1 ~ Kematian sang ibu
2
Bab 2 ~ Suasana Rumah Jaenudin
3
Bab 3 ~ Malam pertama di rumah Jae
4
Bab 4 ~ Mengenal Lingkungan
5
Bab 5 ~ Belajar dengan di selingi cinta
6
Bab 6 ~ Moment terindah di saat latihan
7
Bab 7 ~ Permintaan maaf
8
Bab 8 ~ Pendekatan vs bekerja
9
Bab 9 ~ Serangan Mendadak dalam Berlatih
10
Bab 10 ~ Ketahuan Memar
11
Bab 11 ~ Di tengok kekasih
12
Bab 12 ~ Skorsing penuh ancaman
13
Bab 13 ~ Pria itu ternyata ...
14
Bab 14 ~ Menyelamatkan Ojol
15
Bab 15 ~ Latihan Lomba = latihan di kehidupan nyata
16
Bab 16 ~ Area pertandingan
17
Bab 17 ~ Mengirim Bunga
18
Bab 18 ~ Melamar pekerjaan
19
Bab 19 - Klien pertama
20
Bab 20 ~ Terjebak Demonstrasi
21
Bab 21 ~ Sylvia dengan segala pikirannya
22
Bab 22 ~ Dana pulang lebih awal
23
Bab 23 ~ Penjelasan Dana
24
Bab 24 ~ Tereksposnya tubuh sexy Fawn
25
Bab 25 ~ Dana menahan godaan Fawn
26
Bab 26 ~ Di ajak kerjasama (revisi)
27
Bab 27 ~ Mengecek CCTV beberapa tahun silam
28
Bab 28~Dana bersepakat dengan Aldo
29
Bab 29 ~ Fawn menangis
30
Bab 30 ~ Kepergok Fernando
31
Bab 31 ~ Asal usul Dana mulai di lacak
32
Bab 32 ~ Dana menjadi anak panti
33
Bab 33 ~ Private Room
34
Bab 34 ~ Kemelut diri Dana
35
Bab 35 ~ Rapat Dadakan
36
Bab 36 ~ Sylvia kecewa
37
Bab 37 ~ Jalan dalam penyelesaian masalah
38
Bab 38 ~ Penjelasan Sylvia
39
Bab 39 ~ Fawn cemburu
40
Bab 40 ~ Fawn Menangis karena cemburu
41
Bab 41 ~ Permintaan menemani ke pesta
42
Bab 42 ~ Butik
43
Bab 43 ~ Bertemu sang nenek

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!