Sugar
*
*
Sofia menerima panggilan telfon dari nomor tak dikenalnya. Perempuan 28 tahun itu mengerutkan dahi. Tak biasanya ada panggilan masuk di jam-jam kerja seperti ini.
Dia kemudian menggeser tombol hijau pada layar, dan menempelkan benda pipih tersebut di telinganya.
"Halo, selamat siang?" katanya.
"Siang, ini dengan Sofia Anna?" jawab seorang pria dari seberang sana.
"Iya. Maaf ini dari mana?" Sofia menjawab lagi.
"Bisa kita ketemu di hotel XX?" kata pria tersebut tanpa basa basi
"Maaf? Maksudnya gimana ya?" Sofia merengut.
"Saya tahu nomer kamu dari teman saya. Dan saya punya penawaran buat kamu. Kalau kamu berminat saya tunggu di hotel XX." jawab pria itu lagi, menjelaskan.
"Oh .. maaf saya sedang bekerja, pak." sergah Sofia.
"Baik. Jam berapa kamu pulang kerja?" tanya pria itu.
"Saya pulang jam tiga sore, pak." Sofia menjawab lagi.
"Baik kalau begitu, saya tunggu jam empat di lobby hotel XX." ujar pria di seberang, kemudian mengakhiri panggilan tanpa basa-basi apapun.
Sofia hanya melongo, rasa aneh dan terkejut melingkupi kepalanya.
Namanya Sofia Anna. Dia bekerja sebagai staf admin di salah satu gymnasium terkenal di kota Bandung. Berumur 28 tahun. Tinggi 165cm, berkulit putih, dengan rambut lurus sebahu.
Harus menjanda di usia yang masih muda, yakni 25 tahun. Tiga tahun lalu, Firza suaminya pergi meninggalkan dia dan anak semata wayangnya, Dygta yang kini berusia 8 tahun. Dengan hutang yang menggunung akibat judi. Jadilah dia, Sofia Anna harus berjuang sendirian mengurus Dygta dan berusaha melunasi hutang mantan suami yang menggadaikan sertifikat rumah orang tuanya.
*
*
Taksi online yang ditumpangi Sofia berhenti persis di depan sebuah hotel bintang 5. Sofia turun, menatap sekeliling halaman hotel yang lengang sore itu.
Ponselnya bergetar, panggilan dari nomor tak dikenal yang menelfon nya tadi siang.
"Hallo? Sudah sampai?" sapa orang di seberang sana.
"Saya di depan, pak." jawabnya.
"Kamu langsung masuk aja. Nggak usah tanya ke lobby. Saya di ruang tunggu, sofa krem dekat jendela." katanya, kemudian telfon di tutup.
Sofia menghela napas dalam. Kemudian memutuskan untuk segera masuk kedalam bangunan menjulang tinggi itu. Melewati resepsionis, langsung menuju tempat yang disebutkan pria di telfon tadi.
Sofa krem, hanya ada satu diujung ruangan besar itu. Menghadap persis ke pemandangan luar yang dihiasi hamparan hutan ditengah kota.
Sofia berhenti sebentar.
Seorang pria duduk dengan tenang sambil mengutak-atik ponsel ditangannya. Kalau ditaksir, usianya sekitar 40tahun. Berwajah tegas, juga tampan.
Pria itu kemudian menyadari kedatangan perempuan berumur 28 tahun itu.
"Sofia?" sapanya, datar.
Sofia mengangguk. "Iya." katanya, mengangguk dan tersenyum ramah.
"Silahkan duduk." pria itu mempersilahkan.
Sofia pun duduk di sofa yang sama persis di samping pria tersebut. Keadaan agak canggung karena ini kali pertamanya ada yang mengajaknya bertemu di lobby hotel pada sore hari seperti ini.
"So, saya ada penawaran buat kamu," pria itu tanpa basa-basi kemudian mengeluarkan sebuah map berwarna coklat dari tas kerjanya.
"Ini kamu bawa pulang, kamu baca yang teliti, kalau kamu setuju kamu hubungi saya lagi. Besok saya masih di Bandung sampai dua hari kedepan." pria itu bahkan tak memperkenalkan siapa dirinya, langsung fokus ke inti tujuannya mengajak bertemu.
"Sebentar, pak. Maaf, ... maksud bapak apa, ya? Bapak ini siapa ya?" Sofia menyela.
Pria itu tersenyum, menatap wajah polos Sofia yang tampak kebingungan.
"Kamu nggak perlu tahu siapa saya, yang jelas saya tahu kamu. Saya sering ke Bandung karena ada banyak pekerjaan disini." jawabnya, misterius.
"Saya tahu kamu dari seorang teman, dan saya langsung suka sama kamu."
"Oh, ... dari siapa ya pak?" Sofia penasaran.
"Nggak penting. Yang penting sekarang kamu bawa file ini, kamu baca, besok kita bertemu lagi disini."
Sofia masih melongo, masih mencerna segala yang keluar dari mulut pria di hadapannya.
"Oh iya, ..." mengeluarkan sebuah amplop yang juga berwarna coklat dari dalam tasnya, "Ini buat kamu." katanya, menyerahkan amplop tersebut ke tangan Sofia, yang dengan reflek diterima perempuan cantik itu.
"Saya ada meeting sepuluh menit lagi, sebaiknya kamu pulang. Keluarga kamu sedang menunggu dirumah." pria itu tersenyum manis. Kemudian bangkit.
Sofia juga ikut bangkit, bermaksud pergi dari tempat itu. Sebelum suara bariton itu memanggilnya kembali.
"Sofia, ...?" katanya, membuat Sofia membalikkan badannya.
"Iya?" menatap pria yang berdiri tegap itu.
"Hati-hati dijalan. Jaga diri kamu." katanya, kemudian berbalik lagi dan meninggalkan perempuan itu mematung.
*
*
Taksi online yang dipesannya beberapa menit yang lalu telah tiba. Tanpa banyak bicara, Sofia segera masuk dan menyuruh sang sopir untuk segera membawanya pergi dari tempat itu.
Dikeluarkannya benda pipih dari dalam tasnya, membuka aplikasi, kemudian menelpon seseorang.
"Halo, om?" Sofia segera menyapa orang di seberang sana ketika telpon sudah tersambung.
"Hallo sayang, apa kabar?" jawab pria di sana.
"Om, barusan Fia ketemu orang. Apa dia yang dulu om ceritain ya?"
🌻 Flashback on 🌻
Sofia tengah kembali memakai pakaiannya setelah kegiatan mereka dituntaskan satu jam yang lalu. Sementara Ben masih betah berbaring dibawah selimut sambil memandangi perempuan yang telah memuaskan hasratnya beberapa saat yang lalu.
"Saya ada kenalan bos besar, Fia." katanya, kemudian bangkit dari posisi tidurnya.
"Terus?" Sofia yang tengah membubuhkan bedak tipis diwajah cantiknya.
"Nanti saya kenalin. Siapa tahu cocok. Dia bos dari segala bos. Kamu pantas dapat yang lebih." katanya lagi.
Sofia hanya tersenyum. Dan setelah selesai dengan kegiatannya merapikan diri, perempuan itu segera keluar dari kamar hotel tentunya setelah menerima beberapa lembar uang berwarna merah dari Ben.
Dan beberapa Minggu setelah pertemuan terakhir dengan Ben, Sofia menerima pesan dari pria itu yang telah memberikan nomer ponselnya kepada teman yang dimaksud beserta foto nya.
🌻 Flashback off 🌻
"Jadi kalian sudah ketemu?" Ben dari sebrang sana.
"Iya om." jawab Sofia.
"Kamu terima tawaran dia. Jangan sampai lepas." Ben menegaskan.
"Dia bos besar, Fia. Kamu nggak akan menyesal menerima penawaran dia."
Sofia terdiam.
"Kenapa dia milih Fia, Om? kan banyak temen-temen Fia yang lain yang lebih cantik?"
"Si bos sukanya yang seperti kamu. Nggak suka yang neko-neko. Pokoknya kamu nggak akan ribet kalo sama dia. Kamu nggak usah capek-capek memoles diri kamu karena dia sendiri yang akan memoles kamu." katanya, panjang lebar.
"Iya, om." kemudian telfon ditutup.
Sofia menempelkan punggungnya ke sandaran jok. Melepaskan bebannya sejenak. Beban hidup dan beban pikirannya.
Satu lagi pelanggan yang mungkin harus dia puaskan demi segepok uang yang mampu membayar hutang ke bank dan membeli kenyamanan hidup dirinya dan keluarganya.
Ya. Dialah Sofia Anna, si pemuas hasrat laki-laki kesepian.
*
*
Bersambung ...
Hai reader tersayang, terimakasih yang sudah mampir di karya terbaru ini.
seperti biasa, like koment sama vote nya aku tunggu ya.
😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Anonymous
keren
2024-10-30
0
Dita Suriani
hadir
2024-08-16
0
ShuChade🌈
18/7/2024..start
2024-07-18
1