permainan kacang

" Saya kecewa sama kalian!" Entah kata itu di tujukan kepada siapa. "Saya tau, kalau sebuah masalah itu hadir untuk membantu kalian untuk menjadi lebih dewasa dalam mengarungi kehidupan kalian kedepannya. Masalah itu pasti ada. Akan tetapi tidak ada yang membenarkan tindakan bully. Apapun itu alasannya," kata pak Irawan selaku kepala sekolah." Saya sangatlah kecewa, mendapatkan salah seorang siswa SMA Garuda ini melakukan tindakan bully kepada temannya sendiri. Itu salah. Apalagi untuk menghakimi. Kalian seharusnya sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tercela. Seharusnya kalian ingat bahwa hanya Tuhan yang berhak mengadili. Hanya Allah-lah satu-satunya yang berhak menghukum hamba_Nya. Saya sangat kecewa sama kalian!" Pungkasnya, kemudian melenggang meninggalkan ruang osis yang masih diliputi amarah. Meninggalkan semua anggota OSIS yang masih di liputi sebuah tanya tentang apa yang di sampaikan kepala sekolah barusan. Mereka tidak mengerti sama sekali. Kecuali tiga orang siswa di antara mereka yang mematung, mencerna setiap ucapan kepala sekolah dengan wajah tertunduk dalam penuh penyesalan.

Pagi tadi, saat di adakan briefing rutin harian selama masa orientasi siswa, guna menentukan kegiatan yang akan mereka lakukan dengan para siswa baru. Tiba-tiba kepala sekolah memasuki ruang OSIS. Tidak biasanya mereka kedatangan kepala sekolah dan itu sukses membuat seisi ruangan itu saling pandang heran dengan kedatangan beliau. Dan detik berikutnya mereka tau apa yang menjadi masalah. Tindakan bully ...

Siapa yang melapor kepala sekolah? Entahlah...

*******

Setelah ketegangan beberapa saat lalu. Kini semuanya kembali seperti semula. Semua anggota OSIS menjalankan tugas mereka yang seharusnya. Mengisi kegiatan para siswa baru. Semuanya bersiap menuju kelas yang mereka bimbing masing-masing. Namun yang berbeda, kali ini sang ketua OSIS tidak lagi berada di kelas yang sama dengan Senja. Langkah kakinya melewati kelas itu dan memasuki kelas yang sama dengan Trisia. Entah apa yang terjadi, Senja tidak mau memikirkan itu. Yang ada dalam benaknya sekarang adalah bagaimana ia harus bersikap biasa saja di depan Angkasa setelah kejadian kemarin. Ya, dia harus bersikap biasa saja.

"Selamat pagi," sapa Sekar kepada adik kelasnya begitu memasuki kelas itu.

"Selamat pagi." Jawab semuanya kompak.

"Jadi bagaimana, kalau hari ini kita main game bersama?"

Usulan Sekar itu tentu saja di sambut oleh mereka semua dengan sorak-sorai.

"Setuju!" Kompak seisi kelas.

"Oke. Jadi begini ... " Senja memulai menjelaskan kepada seisi kelas," permainan ini kita namakan dengan sebutan permainan kacang. Begini aturan mainnya, nanti saya dan kak Sekar akan membekali kalian dengan sepuluh biji kacang kulit. Dan dalam waktu sepuluh menit, kalian semua harus berhasil menambah jumlah kacang yang ada di tangan kalian dengan cara mengejar, menangkap dan menyebutkan nama teman kalian dengan benar. Kalau nama yang di sebutkan benar, maka kacang kalian akan bertambah satu dan untuk yang namanya telah di sebut, maka kacangnya akan berkurang satu. Memberikannya kepada yang berhasil menangkap kalian dan menyebutkan nama kalian dengan benar ... "

" nanti kita semua keluar kelas. Di halaman depan sudah di sediakan tempat untuk kalian melakukan permainan ini. Sudah ada tali yang membatasi area permainan.Jadi permainan ini akan di lakukan di halaman depan. Sampai di sini kalian paham?" Sambung Sekar.

" Paham!" Jawab seisi kelas dengan begitu antusias.

" Tanya kak," salah seorang siswi di barisan paling depan angkat tangan meminta izin untuk bertanya.

" Ya ... silahkan," Senja memberi kesempatan siswi tersebut untuk bertanya.

" Apakah permainan ini nantinya akan selesai begitu saja? Pastinya tidak akan seru kak. Gimana kalau ada hukuman ?" Begitu tanyanya.

" Oh, tentu saja. Pastinya ada hukuman dong ... " jawab Sekar." jadi ... apa nih, hukumannya? Ada yang mau memberikan usulan?" Tanya nya kemudian.

" Gimana kalau nyanyi aja kak?" Jawab siswa yang duduk di barisan nomer tiga.

" Ach, biasa banget hukumannya. Nggak seru ah," sanggah siswa berambut kriting yang duduk di bangku sebelahnya.

"yyyeee ... hhhuuuuu .... " Sorak sorai bergemuruh, menjadikan kelas begitu gaduh layaknya keramaian pasar malam yang pindah tempat di sepuluh B.

Prok prok prok.

Senja mempertemukan kedua telapak tangannya, menepuk dengan nyaring tiga kali. Meminta perhatian seluruh anggota kelas. Sontak saja perhatian mereka berpusat kepada kakak kelas mereka.

Setelah semuanya diam memperhatikan, Senja mulai buka suara. " Bagaimana kalau setiap yang kalah mendapatkan hukuman yang berbeda. Misalnya begini ... siswa yang kacangnya masih tinggal dua biji kita kasih hukuman untuk bernyanyi. Untuk siswa yang kacangnya sisa satu biji kita kasih hukuman bernyanyi dan berjoget. Dan untuk yang kacangnya habis, kita kasih hukuman untuk membersihkan halaman yang kita gunakan untuk bermain. Ya, itung-itung untuk hiburan dan juga kebersihan. Bagaimana?"

Hampir semuanya mengangguk setuju dengan usulan Senja.

" Yahhh ... kalau begini gue bakal kena hukuman deh." Celetuk siswa yang duduk di bangku pojok belakang. Membuatnya menjadi pusat perhatian seisi kelas. Siapa lagi kalau bukan Angkasa." Gimana mau menang coba, kalau yang gue kenal hanya kak Senja seorang." Lanjutnya dengan santai.

"hhhuuuuuuu ...." Sorak seisi kelas dengan heboh. Bahkan ada yang sampai memukul meja. Tidak habis pikir dengan kelakuannya.

" Itu artinya, kamu tidak mengenal nama teman-teman sekelas kamu?" Tanya Sekar dengan tatapan curiga.

"Yah, gimana dong kak?" Desahnya frustasi. " Abisnya, kalau kak Senja di depan mata, tiba-tiba gue jadi amnesia. Lupa dengan nama mereka semua. Karena ..." menjeda ucapannya sejenak sebelum melanjutkan nya kembali. Membuat mata mereka memandang penasaran ke arahnya, "kaulah yang mengalihkan duniaku kak Senja." Ujarnya dramatis dengan nada yang di buat-buat.

"Ciye ...." Sorak seisi kelas. Lagi, lagi dan lagi Angkasa menjadi pusat perhatian seisi kelas.

Senja hanya geleng-geleng kepala takjub dengan tingkah ajaib Angkasa. Tidak habis pikir dengan adik kelasnya itu. Seorang adik kelas yang secara terang-terangan menggodanya. Senja kira kejadian seperti ini hanya ada dalam cerita novel-novel atau Hanya terjadi pada kisah-kisah fiktif di FTV , dengan judul 'Di taksir sang adik kelas'. Ah, rasanya geli sendiri dengan kalimat itu. Eh lagi pula belum tentu juga Angkasa sedang naksir dirinya kan?

*****

Masih tidak percaya dengan tingkah ajaib seorang Angkasa, kini Senja kembali berhadapan dengan sosoknya lagi.

Di halaman sekolah yang sudah di beri garis pembatas tali rafiah dengan ukuran 10×10 meter, permainan kacang itu terlaksana. Seluruh siswa saling mengejar, menyoroti siapa teman sekelas mereka yang namanya ada dalam ingatan mereka masing-masing. Agar tidak salah menyebutkan nama dan malah membuat kacangnya sendiri yang terlepas akibat salah menyebutkan nama. Mereka saling mengejar dan menangkapnya. Tidak membiarkannya terlepas sebelum menyebutkan nama teman yang tertangkap, dengan benar. Semuanya sibuk dan menikmati permainannya.

Oh, coba lihatlah apa yang di lakukan siswa laki-laki itu. Ia hanya membututi Senja. Kemana kaki Senja melangkah, maka ke sanalah juga kakinya melangkah. Menyebalkan.

Dan lihatlah sekarang! Bagaimana siswa itu membuat Senja takjub akan tingkahnya. Angkasa benar-benar tidak mengikuti permainannya. Hanya mengikuti gerakannya yang duduk di kursi plastik pada pembatas area permainan sambil mengawasi jalannya permainan itu.

"Hei,apa yang kau lakukan?" Tegur Senja. Mengalihkan sejenak perhatiannya kepada Angkasa yang berdiri tepat di sebelahnya.

Angkasa hanya tersenyum, menampilkan deretan giginya yang rapi dan putih. Kemudian mengendikkan bahunya, acuh. Tidak berniat untuk menjawab pertanyaan sang kakak kelas.

" Seharusnya, kamu gabung dengan mereka,"ujarnya lembut. "Supaya kamu lebih kenal dengan mereka, biar akrab. Adanya permainan ini selain sebagai sebuah hiburan, juga bertujuan agar kalian lebih cepat mengingat nama-nama teman kalian. Lantas ... kenapa tidak gabung?". Begitu tanya Senja kemudian.

" Ya elah kak, tadi kan udah gue bilang ... kaulah yang mengalihkan duniaku. Jadi, kalau ada lo, maka hanya nama lo aja yang gue inget ...."

" Aduh, aku tuh heran deh sama kamu," heran Senja.

Tiba-tiba saja auranya menjadi serius. Seserius kata-kata Angkasa." Nggak perlu heran kak, cukup kenali gue dengan baik. Gue serius pengen deket sama lo."

Eh kok jadi gini ya ...

Niat hati ingin menegur Angkasa supaya ikutan dalam permainan, kini malah dia yang terjebak dengan kata-kata Angkasa.

" Malah bengong!" Tegur Sekar yang entah sejak kapan sudah ada di sebelahnya. Rupanya Sekar sudah kembali dari toilet dan menggantikan posisis Angkasa yang tadi berdiri di sebelahnya.

"Ish, apaan sih."Senja menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Malu. Ini semua gara-gara Angkasa. ihhhh ... kesel kan jadinya.

"Sisa waktu lima menit lagi." Instruksi dari Sekar.

Haahhhhh.

Senja menghembuskan nafas lega. Selamat. Itu artinya kedatangan Sekar membuat Angkasa langsung ikut dalam permainan itu. Entah Angkasa yang menyadari kedatangan Sekar lalu bergabung dalam permainan ataukah malah dia meninggalkan tempatnya berdiri usai mengatakan hal itu kepada Senja. Ahhh ... Senja bahkan tidak menyadarinya. Tiba-tiba saja Sekar sudah berdiri di sebelahnya.

Dan tentu saja ini sungguh aneh. Hanya di hadapan Angkasa, Senja merasa tidak mampu untuk bersikap tegas. Bahkan Angkasa mampu membuatnya salah tingkah. Heran dan juga takjub dengan tingkahnya. Ada ada saja. Jadi, apakah benar kalau Senja yang mengalihkan dunia Angkasa? Ataukah malah Angkasa yang mengalihkan dunia Senja?

******

Permainan telah usai. Tibalah waktu untuk menentukan siapa saja yang akan mendapatkan hukuman karena telah kalah dalam permainan kacang tersebut.

Siapa sih, yang mau mendapatkan sebuah hukuman. Meskipun itu hanyalah sebuah permainan? Nyatanya, hampir seluruh peserta enggan menjalankan hukumannya. Bukan karena takut tapi lebih kepada ... malu.

Tapi, lihatlah senyuman aneh itu. Sebuah senyuman misterius yang tercetak pada wajah tampannya. Di simpannya kacang yang ada di tangannya ke dalam kantong celana sekolahnya sehingga hanya dua biji yang ia genggam. Masih dengan senyum misteriusnya, ia bergabung pada deretan siswa yang kacangnya tersisa dua biji. Bahkan dengan tingkat percaya diri yang tinggi, ia berdiri untuk menjalankan hukumannya yang pertama. Menjadi pembuka untuk teman-temannya yang enggan untuk menjalankan hukumannya terlebih dahulu.

"Teruntuk kamu hidup dan mati ku.

Aku tak tau lagi harus dengan kata apa, aku menuliskannya.

Atau dengan kalimat apa, aku mengungkapkannya.

Karena untuk kesekian kalinya,

kau buat aku kembali percaya akan kata cinta.

Dan benar, bahwa cinta masih berkuasa

di atas segalanya.

Ketika hati yang mudah rapuh ini

di uji oleh duniawi, di uji oleh materi.

Untuk kesekian kali ...

lagi, lagi dan lagi

Senja ...."

Angkasa menirukan kata kata awalan pada lagu surat cinta untuk starla nya Virgoun. Hanya menambahkan nama Senja pada akhir kata-katanya, sebelum kemudian mulai menyanyikan lagunya.

Bukan tidak sengaja Angkasa memilih hukuman ini. Dengan sangat sadar Angkasa menyembunyikan empat belas kacang pada celana seragamnya.

Bukankah itu jumlah yang cukup banyak? Mengingat dia hanya mengikuti setengah permainannya saja. Namun begitulah nyatanya. Bahkan Angkasa mengenal semuanya sampai ke data pribadi mereka, Angkasa tau. Namun lagi-lagi, itu adalah ulahnya yang di tujukan untuk sang senior. Siapa lagi kalau bukan Senja.

Semuanya terpukau akan penampilan Angkasa. Mereka semua tidak menyangka bahwa di balik sikap nyeleneh Angkasa, ia memiliki suara yang sangat enak di dengar telinga. Membuat hampir semuanya melongo takjub, sebelum akhirnya ikut bernyanyi bersama. Bahkan nama Senja yang sempat Angkasa sebut nyatanya melebur seiring dengan lagu yang dinyanyikannya. Menjadikan lagu itu sebagai pusat perhatian mereka setelah sebelumnya sebutan nama Senja yang menjadi pusat perhatian.

pamor Senja kalah dengan suara Angkasa.

*****

Happy reading....

Terpopuler

Comments

ʏᴏͯɴͥɴͣaͦ🍿👑🎧⁹²⁵BT

ʏᴏͯɴͥɴͣaͦ🍿👑🎧⁹²⁵BT

masa SMA yg indah,,, 😍😍😍
duhh jadi ingat masa SMK ku....😂😂😂
pengen diulang kembali....😂😂😂

2020-10-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!