Chapter 4

"Nona, apakah anda akan benar- benar menerima tantangan nona Lixi? Itu sangatlah berbahaya, apalagi nona kan tidak tahu bagaimana cara menunggang kuda juga memanah? Nona, batalkan saja, aku akan mengatakan kalau kau tiba- tiba jatuh sakit." Khawatir Pein

"Haih.., tidak perlu. Aku mengatakan ya berarti ya." Jelas Qiu

"Tapi nona..." Kata Pein yang terpotong

"Sudah siapkan saja alat pemanah dan kuda ku. Aku akan pergi untuk babak pertama." Kata Qiu

"Baik nona." Jawab Pein

Setelah mempersiapkan diri, akhirnya kedua peserta bersama Jendral Xing muncul untuk melakukan babak pertama. Saat semua siap, Jendral mengajukan satu pertanyaan yang mingkin hanya di mengerti oleh pasukan perang.

"Kerajaan kita dan kerajaan timur tidak pernah akur. Setiap salah satu kerajaan pergi untuk perdamaian selalu saja memiliki kesalah pahaman yang membuat kedua kerajaan berakhir dengan perang. Menurut yang mulia putri dan permaisuri, apa yang harus dilakukan agar kerajaan kita dan kerajaan timur benar- benar berdamai?" Kata Jendral Xing

"Menurut Lixi, mengapa kita tidak berperang dan membuat perjanjian. Bagi pihak yang kalah harus mengikuti apapun yang diperintahkan oleh pihak yang menang. Bukan hanya perdamaian saja kita juga pasti akan memiliki hak atas pasukan kerajaan timur. Bagaimanapun pasukan perang kerajaan kita juga sangat hebat, kita bisa mengalahkan mereka jika kita mau." Jawab Lixi

"Hemm, itu jawaban yang bagus. Yang dikatakan putri Lixi benar, kita akan memiliki pasukan tambahan dari pihak lawan. Bagaimana dengan jawaban permaisuri?" Kata Jendral Xing

"Bagaimana dia bisa menjawab, dia bodoh dan tidak tahu mengenai tak tik perang. Di babak ini pasti putri Lixi menang." Teriak semua orang yang menonton

Keadaan menjadi sangat gaduh karena dari tadi permaisuri tidak berkata apapun yang membuat semua orang yakin bahwa dia bodoh. Tiba- tiba di saat keadaan ramai Qiu pun membuka mulutnya.

"Yang dikatakan adik Lixi memang ada benarnya. Tetapi, bagaimana kalau pasukan mereka telah dilatih dan bahkan kekuatan pasukan mereka jauh lebih kuat dari yang sebelumnya. Ayahku seorang mentri dan dia pernah mengatakan bahwa kerajaan kita dan kerajaan timur tidak pernah bertarung lagi selama dua tahun. Bukankah kita tidak tahu bagaimana kekuatan mereka sekarang?" Jawab Qiu

"Hanya dua tahun. Mereka tidak dapat meningkatkan kekuatan yang sangat besar hanya dalam dua tahun." Jawab Lixi

"Kita tidak tahu apa yang terjadi. Sekarang aku bertanya kepadamu adik Lixi. Bagaimana jika kerajaan kita kalah? Apakah adik mau menjadi budak dari kerajaan timur? Apakah adik mau melihat para rakyat menderita?" Kata Qiu

"Ini..." Jawab bingung Lixi

"Apa maksud dari permaisuri? Jadi bagaimana menurut permaisuri?" Tanya Jendral Xing

"Perjamuan malam, pesta teh." Jawab Qiu

"Apa maksudnya? Dia benar- benar bodoh! Ahahahahaaa." Sorak semua orang menjelekan nya

Semua orang yang mendengar jawaban Qiu tertawa terbahak- bahak. Mereka menganggap jawaban itu hanyalah jawaban bodoh permaisuri. Mereka pikir bahwa permaisuri sebenarnya tidak tahu bagaimana menjawab sehingga menjawab dengan jawaban bodoh itu.

"Permaisuri, apa maksud anda dengan perjamuan malam dan pesta teh? Apakah anda sebenarnya tidak tahu bagaimana cara mengatasi masalah ini? Kalau memang permaisuri tidak tahu caranya, anda dapat mengatakan bahwa anda menyerah." Kata Jendral Xing

"AHAHAAA. Lucu sekali. Menyerah? TIDAK! " Jelas Qiu

Karena Qiu hanya menjawab Jendral Xing seperti itu, semua orang akhirnya menganggap bahwa rumor yang beredar benar- benar fakta. Mereka menganggap Qiu tak hanya bodoh dan tak tahu bela diri saja. Tetapi, mereka juga menganggap bahwa Qiu gila.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***