" Lo bodoh key, kok Lo bisa lupa! Habis Lo bentar lagi." ucap Keysa membatin sepanjang perjalanan menuju gerbang.
Keysa menetapkan hatinya dan sudah siap jika Hansel akan memakinya atau memarahinya karena telah membuatnya menunggu, bagaimana pun ia yang bersalah dalam hal ini.
Keysa mengetuk kaca mobil Hansel dan nampak lah wajah datar Hansel yang seakan akan siap melakukan perang .
"Maaf aku terlambat." sambil masuk kedalam mobil dan meletakkan tasnya.
Hansel belum melakukan apa apa membuat Keysa menjadi gemetar takut jika tiba tiba Hansel akan mencekiknya atau akan memukulnya. Oh pikiran Keysa sudah jauh melayang.
"Aku kan sudah peringatkan jangan membuat ku menunggu! Apa kau lupa!" tanya Hansel tapi bagi Keysa itu sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa dirinya sedang marah besar.
" Maaf tadi aku lupa karena terlalu serius melatih adik kelasku bermain futsal."
" Apa aku bertanya alasanmu?" tanya Hansel dingin.
"Iya aku minta maaf," ucap Keysa dengan wajah memelas.
Hansel mengerutkan keningnya saat melihat dahi Keysa yang memerah bahkan benjol "Kenapa kening mu?" tanya Hansel sambil menaruh anak rambut key kebelakang sehingga ia bisa melihat jelas kening Keysa yang terluka.
"Hanya kecelakaan kecil,saat bermain tadi aku terjatuh dan kening ku memar."
"Kenapa kau sangat ceroboh!" Hansel seperti mencari sesuatu dan mengambil sebuah kotak kecil seperti salap.
" Apa itu?" tapi Hansel hanya diam saja tak berniat menjawab pertanyaan Keysa.
Hansel mengoleskan salab ke kening Keysa yang ia ambil dari kotak P3K,ia mengoleskannya secara pelan karena takut Keysa akan meringis.
Saat ini wajah mereka sangat dekat membuat Keysa tak bisa bernapas dengan leluasa ,dan setelah selesai memakaikan salab Hansel menatap mata Keysa dalam membuat jantung Keysa berdegup lebih kencang.
Wajah Hansel maju perlahan tepat didepan wajah Keysa membuatnya berpikir jika Hansel ingin menciumnya.Keysa langsung menutup matanya tak berani menatap apa yang akan dilakukan orang yang didepannya ini, setelah beberapa saat tak ada benda kenyal yang menyentuh wajahnya tapi kemudian Keysa merasakan hembusan napas Hansel menerpa keningnya yang memar.
"Hey,buka matamu! Apa kau berpikir aku akan mencium mu?" Hansel kembali ke posisi semula.
"Ahh Tidak bukan begitu,hanya saja aku... " bingung harus memberikan alasan apa karena awalnya ia berpikir jika Hansel ingin menciumnya.
" Sudahlah jangan berbohong, wajahmu sampai memerah begitu dan kau masih mengelak."
" Wajahku memerah karena terlena matahari tau!"
" Hey apa kau lupa kita sedang berada didalam mobil."
" Terserah kau mau bilang apa,lebih baik kita pergi agar bisa cepat sampai."
"Cih jika kau tidak membuatku menunggu , seharusnya kita sudah sampai."
Setelah beberapa saat didalam mobil,kali ini mereka sampai disebuah butik ternama dan sangat mewah , Keysa bahkan terpukau dengan interior butik yang sangat detail dan mewah.
" Apa kau sudah selesai mengaguminya? Jika sudah ayo cepat masuk." Hansel berjalan kedalam butik dan diikuti oleh Keysa dibelakangnya.
"Selamat siang tuan Hansel,mari ikut saya baju yang anda inginkan ada disebelah sini." pegawai itu langsung menyambut Hansel dengan ramah dan menunjukkan ruangan yang dipenuhi dengan gaun gaun mewah.
" Pilihlah yang mana kau suka." Hansel sedang melihat beberapa gaun yang ada "tunggu disini aku akan memilih jas ku dulu." dan hanya dibalas anggukan oleh Keysa.
Setelah beberapa saat memilih gaun akhirnya Keysa memilih gaun berwarna coklat dengan bagian dada yang sedikit terbuka, dengan bantuan pegawai Keysa memakai gaun tersebut untuk mencocokkan dengan tubuhnya.
Hansel telah kembali dengan setelan yang ia pilih, jas berwarna hitam yang dibuat langsung dari perancang terkenal membuat ketampanannya bertambah.
Setelah itu Keysa keluar dengan gaun yang ia pilih ,Hansel sempat terpukau beberapa saat melihat Keysa tali ia langsung menetralkan wajahnya menjadi datar kembali.
" Bagaimana apa aku cantik?" tanya Keysa sangat percaya diri ,pasalnya ia merasa gaun ini sangat pas melekat ditubuhnya.
" Apa tidak ada yang lain? Itu sama sekali tidak cocok untukmu."jawab Hansel membaut semangat Keysa langsung jatuh.
" Tapi aku suka yang ini,gaun ini sangat cocok ditubuh ku."
" Gaun itu sangat terbuka di bagain depan,lagipula dadamu yang kecil itu tidak cocok untuk diperlihatkan. "
Keysa langsung terdiam begitu mendengar penuturan Hansel,bagaimana bisa dia mengejek dadanya .Memang dada Keysa tak sebesar artis papan atas tapi menurut nya ukurannya pas untuk tubuh yang ia miliki.
" Hey,apa yang kau katakan . Dasar pria tua mesum! Aku tidak peduli aku akan tetap memakai ini."
" Jangan suka menolak perkataan ku. Jika kau tidak mau yang lain lebih baik kau pakai gaun yang kau pakai saat makan malam denganku waktu itu." membuat Keysa langsung menunjukkan wajah masamnya,bagaimana bisa ia memakai gaun lama untuk hari pernikahan nya.
Keysa akhirnya mengambil gaun yang lain dan menggantinya didalam ruang ganti .
" Bagaimana dengan yang ini? Bukankah ini juga bagus?" tanya Keysa sambil memutar badannya.
" Itu tidak cocok untukmu! Lihatlah pahamu terlalu terekspose dan itu tak cocok untuk kau pakai."
" Alasan apalagi ini. Ini hanya sedikit terbuka asal kau tau."
" Turuti saja perkataan ku."
Keysa berjalan kedalam ruang ganti dengan wajah yang ditekuk pasalnya untuk memakai dan melepas gaun ini saja memakan tenaga karena tidak mudah seperti gaun biasanya dan Hansel malah menyuruh nya mengganti dengan yang lain.
Akhirnya Keysa memilih gaun berwarna putih,tak terlalu banyak motif dan lumayan tertutup,tapi memberikan kesan elegan.
"Bagaimana dengan yang ini?" Keysa memutar tubuhnya agar Hansel bisa melihatnya .
"Sebenarnya di bagian punggung cukup terbuka– "
"Kau mau yang ini atau lebih baik aku memakai baju tidur sat hari pernikahan? " tanya Keysa tajam,pasalnya ia telah letih jika harus mengganti baju lagi.
" Kau jangan mengancam,baiklah kita pilih yang itu saja." Akhirnya Keysa bisa bernapas lega karena tidak perlu memilih baju lagi karena kesabarannya hampir habis.
"Bungkusan ini dan kirim ke alamat yang sudah diberikan." ucap Hansel pada pegawai toko.
" Baik tuan." balasnya sopan.
"Jadi kita sekarang akan kemana?" tanya Keysa sat mereka sudah berada dalam mobil.
" Kita akan memilih cincin pernikahan ."
" Baiklah."
Dan saat mereka sampai di toko perhiasan, untung saja Hansel tidak banyak memilih dan hanya mengikuti pilihan Keysa sehingga mereka tak perlu berdebat seperti memilih baju tadi.
Setelahnya Hansel mengantarkan Keysa pulang " Terimakasih,hati hati dijalan." ucap Keysa dan hanya dibalas anggukan oleh Hansel.
Mobil Hansel telah menghilang diujung jalan dan Keysa memilih masuk kedalam rumah untuk istirahat.Pasalnya hari ini ia betul betul belum ada istirahat .
****
" Gimana persiapan pernikahannya sayang? Apalagi yang belum selesai?" tanya mama Keysa.
" Udah siap kok ma,tadi juga kita udah milih gaun sama cincin ."
"Masalah persiapan dilapangan kaya dekorasi gimana?"
"Itu Hansel yang urus ma, Oh iya ma kok Hansel cuma ngundang sikit tamu yang bisa datang?"
"Kamu harus paham sayang,dia pebisninis terkenal dan selama ini dia tidak terekspose media,jadi dia hanya menjaga privasinya."
"Tapi kan gak sampe sigitu nya ma,masak tamu undangan kurang lebih cuma 50 orang." protes Keysa tak terima.
" Key kamu harus tau kalau dunia bisnis itu kejam,dan Hansel mengundang sedikit orang juga demi kebaikan kamu." Goegre yang tadi sibuk membaca koran akhirnya angkat suara.
" Maksudnya giman sih pa? Aku gak ngerti."
" Musuh Hansel di bidang bisnis itu banyak Key, dan jika dia mengundang banyak orang tak mustahil jika musuhnya menyamar menjadi tamu undangan dan membuat kekacauan." jelas papa Keysa.
"Memang sampe segitunya ya pa? Musuh aja sampe banyak."
" Kamu bakalan tau Key kalo Hansel itu memiliki banyak pesaing dangan papa ingatkan biar kamu harus tetap dukung Hansel karena papa percaya dia gak bakal nyakitin kamu." ucap papanya sambil mengelus kepala Keysa dan berlalu pergi.
"Tuhan semoga aku bisa beradaptasi dengan duniaku yang baru entah apa yang akan terjadi tapi kuharap Hansel memang pilihan yang tepat." ucap Keysa membatin meyakinkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments