Gara-gara Buah Ceri

"Aku tidur nyenyak. Kakak memeluk sepanjang malam". Kata Darrel pelan. Mata bulatnya menyihir hati Adelle.

Tatapan itu bohong. Anaknya yang berusia enam tahun sudah berbohong padanya. Bibir kecil itu tidak menyurutkan senyumnya.

Padahal tadi malam, bibir itulah yang merintih kelaparan. Jahat sekali rasanya ia tidak bisa menjaga titipan Tuhan dengan baik.

"Mommy". Panggil Eloise yang sudah bangun juga. Sama seperti Darrel tadi, Eloise mengucapkan selamat pagi dan mencium pipi Adelle.

"Pergilah ke kamar mandi. Setelah itu kita makan. Bergantian ya". Perintah Adelle.

Keduanya hanya mengangguk. Eloise menyuruh Darrel masuk dulu dan ia menunggu di depan kamar mandi.

Kamar mandi itu berada di dalam. Jadi memudahkan anak-anak jika pergi malam hari.

Sebenarnya ini adalah kamar Eloise. Dan kamar Darrel berada disebelahnya. Tapi Darrel lebih suka tidur bersama Eloise.

Saat kedua anaknya sibuk di kamar mandi, Adelle membuka lemari. Ingin melihat bagaimana pakaian yang selama ini digunakan oleh cucuk bangsawan itu.

Apakah lebih bagus atau sama saja dengan miliknya. Dan tidak disangka, ternyata baju kedua anaknya juga tidak ada yang bagus. Meskipun beberapa masih layak di pakai.

Lalu matanya tertuju pada sepatu yang hampir sobek bagian depannya. Empat pasang sepatu dan sama semua keadaannya.

"Siapa sebenarnya suami mu, Adelle".

Lalu bayangan seperti film muncul lagi, memperlihatkan seorang pria tampan yang lebih memperhatikan wanita lain dan dua anak kecil.

"Mommy, apa benar kita akan makan ?" Tanya si kecil Darrel dengan wajah yang segar. Senyuman masih belum surut dari wajahnya. Ia berharap, senyuman itu selalu menghiasi wajah kedua anaknya.

Akhirnya ia mengingat sesuatu. Memang benar ia pernah bertemu dengan Adelle sebelumnya.

Saat itu, si kecil Darrel yang hampir tertabrak karena mengejar balon yang terbang. Dan Isabelle berhasil menangkapnya. Isabelle mengira bahwa mereka adalah pengemis. Jadi ia memberi uang pada Adelle.

"Iya benar. Tidak salah lagi. Mereka adalah anak-anak yang aku lihat hari itu". Adelle sudah yakin.

"Ayo duduk. Kita makan buah ceri. Sebelumnya kalian minum dulu". Kata Adelle mengambil mangkuk ceri yang sangat besar. Di dalamnya banyak sekali buah ceri yang merah merona. Pasti lezat.

"Mommy, kenapa Mommy mengambil ceri di halaman ?" Tanya Eloise ketakutan. Ia mulai gemetar dan matanya berembun. Dan Darrel hanya mengangguk membenarkan pertanyaan Kakaknya.

"Memang nya kenapa ?" Adelle merasa bingung dengan respon keduanya. Ini jauh dari perkiraan. Apa mereka tidak suka ceri ? Tapi mereka sudah kelaparan, dan bukan saatnya pilih-pilih makanan, kan ?

"Kalian tidak suka ?" Adelle merendahkan tubuhnya. Sejajar dengan tinggi Darrel.

Keduanya segera memeluk Adelle dengan erat. Lalu sebuah ingatan melintas lagi.

Adelle pernah dipukuli oleh mertua wanitanya tapat di depan mata anak-anaknya hanya karena memetik beberapa ceri untuk diberikan pada Eloise dan Darrel.

Mertuanya melarang Adelle, Eloise dan Darrel memakan buah itu. Itu adalah tanaman ceri terbaik dan harganya mahal. Walaupun di tanam dihalaman rumah nya, tapi jika waktunya panen akan ada yang mengambil nya.

Dan sejak saat itu, Eloise dan Darrel menahan rasa laparnya jika Mommy nya tidak menyediakan makanan. Mereka tidak mau Mommy dipukuli lagi jika mengambil buah di halaman depan.

Lebih baik mereka menahan lapar. Dan minum air sebanyak-banyaknya dari pada melihat Mommy nya dipukuli seperti dulu.

Adelle menangis. Bahkan sebelum kedua anaknya bicara ia sudah mengerti. Jadi ini yang membuat Eloise bergetar ketakutan.

Adelle mengurai pelukannya. Kemudian menatap mata kedua anaknya bergantian.

"Dengar Mommy. Mulai sekarang kita tidak akan kelaparan lagi. Mommy berjanji akan memberikan apa yang kalian mau. Tapi kalian harus ingat berjanji satu hal pada Mommy".

"Apa itu Mommy ?" Tanya Darrel. Dalam hatinya ingin melakukan apapun kata Mommy nya. Sebab Mommy sudah berjanji dan ia yakin Mommy nya akan menepati.

"Mulai sekarang jangan pernah takut pada apapun lagi. Selagi kalian tidak bersalah, jangan takut melawan. Kalian harus membalas apa yang orang lain lakukan pada kalian. Jika kebaikan kalian harus membalasnya dengan kebaikan juga, tapi jika kejahatan..." Ucapan Adelle terputus. Ia bingung juga, apa iya mengajari anak kecil membalas kejahatan orang lain.

"Kalau ada yang memukul atau menghina kalian, balas saja tidak apa-apa". Kata Adelle meyakinkan.

Eloise dan Darrel terbengong. Menatap Adelle dengan bingung. Kenapa ucapan Mommy nya hari ini berbeda.

Sebab biasanya Adelle mengatakan jangan mencari masalah dengan orang lain, jika ada yang berbuat jahat lebih baik pergi saja.

"Bagaimana ? Kalian bisa ?" Tanya Adelle lagi. Ia tau apa yang membuat keduanya terdiam.

"Iya Mommy, kami berjanji". Kata Eloise dan Darrel bersamaan. Mereka saling menautkan jari kelingking.

"Ayo kita makan buah ceri nya". Adelle mengambil mangkuk nya dan meletakkan diatas lantai. Akhirnya mereka berdua menikmati buah ceri dengan tenang tanpa rasa takut dimarahi sebab mereka percaya apa kata Mommy nya.

Adelle hanya mengambil satu dan kemudian melihat kedua anaknya yang makan dengan lahap. Sesekali minum dari botol yang ia isi tadi. Hatinya teriris melihat itu.

Tubuh mereka berdua juga kurus. Tidak ada bedanya dengan Adelle.

"Kalian lanjutkan makan. Setelah itu mandi. Mommy mau ke kamar dulu". Adelle meninggalkan mereka dan masuk ke kamar.

Tadi saat mengacak-acak lemari, ada satu lemari yang terkunci. Ia penasaran apa isinya.

Ia berusaha membobol kuncinya. Ia yakin ada sesuatu yang berharga yang bernilai uang di dalam lemari ini.

Akhirnya lemari itu bisa dibuka namun dengan pintunya yang rusak. Tidak masalah menurutnya.

Dan benar saja. Itu adalah baju-baju pria yang tersusun rapi. Harusnya Adelle tau dimana kuncinya, tapi ia lupa. Biarlah.

Selain baju-baju ada juga beberapa jam tangan mewah di dalam kotak.

"Suka mengoleksi jam tangan tapi memberi makan anak dan istri tidak mampu".

Adelle memutuskan mengambil salah satu jam tangan itu. Ia memilih yang menurutnya paling mahal. Tidak sulit baginya, sebab dulu nya ia adalah pecinta barang-barang mewah. Matanya jeli melihat mana yang paling mahal.

"Jika ini dijual aku bisa pegang uang". Katanya dengan senyum sinis. Yang sangat tidak cocok di wajah Adelle yang selama ini terkesan sabar.

Adelle memutuskan mandi. Setelah ini ia ingin mengajak anak-anaknya keluar.

Moodnya jadi buruk lagi saat melihat sprei buluk itu. Jadi ia menuju kamar mandi dengan sedikit menutup mata.

Keluar dari kamar mandi ia mengerucutkan bibirnya. Tidak ada sampo ataupun sabun mandi. Jadi dia hanya menyiram tubuh nya dengan air saja.

"Aku tidak tahan seperti ini". Teriak nya.

"Aku bahkan enggan mencium bau badanku sendiri ".

"Setelah ini aku akan membakar semua ini".

"Pantas saja kau menderita dan menyerah, Adelle. Kau menikah sudah hampir sepuluh tahun. Sedangkan aku belum sehari saja rasanya tidak sanggup".

Terpopuler

Comments

nonoyy

nonoyy

seruu ceritanya

2025-08-04

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Reinkarnasi
3 Kelaparan
4 Gara-gara Buah Ceri
5 Ke Mall
6 Shopping
7 Pemakaman Isabelle
8 Kedatangan Dimitri
9 Benci
10 Bertengkar
11 Ingkar Janji
12 Ingin Bercerai
13 Menerima Tawaran Dimitri
14 Mengimbangi Peran
15 Menasehati
16 Mengikuti Dimitri
17 Menghabiskan Rasa Cinta
18 Hinaan Nyonya Marline
19 Kemarahan Adelle
20 Memberi Pelajaran
21 Memata-matai
22 Mendapatkan Bukti
23 Sikap Berani Adelle
24 Mencari Gara-gara
25 Mencari Daddy Baru
26 Kau Kenapa David ?
27 Mengajak Liburan
28 Bertemu David
29 Selingkuh
30 Pulang
31 Adelle Selamat
32 Tidak Ingat
33 Lega
34 Mengatakan Pada Adelle
35 Mengarang
36 Keterlaluan
37 Video
38 Mencicil Pembalasan
39 Dimulai
40 Surat Dari Pengadilan
41 Kantor Polisi
42 Persidangan
43 Kecurangan Dimitri
44 Mencari Hadiah
45 Memukul Dimitri
46 David Tau
47 Mengakui
48 Saling Menyalahkan
49 David Yang Perhatian
50 Di hajar
51 Runtuhnya Alain Grup
52 Gombalan David
53 Tidak Menemukan Solusi
54 Makan Siang Bersama
55 Melakukan Tes DNA
56 Kau manis sekali, Dav
57 Diculik
58 Berkelahi
59 Bayi Pemersatu Mantan
60 Penyesalan Dimitri
61 Menemukan Eloise dan Darrel
62 Bukan Anak Isaac ?
63 Ayah dan Anak
64 Kegilaan Nichole
65 Keadaan Dimitri
66 Nichole dan Tuan Robert
67 Pembalasan Nyonya Marline
68 Penyesalan selalu diakhir
69 David Yang Kecintaan
70 Deep Talk
71 Karma
72 Makan Malam Bersama
73 Mengetahui Kenyataan
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Kecelakaan
2
Reinkarnasi
3
Kelaparan
4
Gara-gara Buah Ceri
5
Ke Mall
6
Shopping
7
Pemakaman Isabelle
8
Kedatangan Dimitri
9
Benci
10
Bertengkar
11
Ingkar Janji
12
Ingin Bercerai
13
Menerima Tawaran Dimitri
14
Mengimbangi Peran
15
Menasehati
16
Mengikuti Dimitri
17
Menghabiskan Rasa Cinta
18
Hinaan Nyonya Marline
19
Kemarahan Adelle
20
Memberi Pelajaran
21
Memata-matai
22
Mendapatkan Bukti
23
Sikap Berani Adelle
24
Mencari Gara-gara
25
Mencari Daddy Baru
26
Kau Kenapa David ?
27
Mengajak Liburan
28
Bertemu David
29
Selingkuh
30
Pulang
31
Adelle Selamat
32
Tidak Ingat
33
Lega
34
Mengatakan Pada Adelle
35
Mengarang
36
Keterlaluan
37
Video
38
Mencicil Pembalasan
39
Dimulai
40
Surat Dari Pengadilan
41
Kantor Polisi
42
Persidangan
43
Kecurangan Dimitri
44
Mencari Hadiah
45
Memukul Dimitri
46
David Tau
47
Mengakui
48
Saling Menyalahkan
49
David Yang Perhatian
50
Di hajar
51
Runtuhnya Alain Grup
52
Gombalan David
53
Tidak Menemukan Solusi
54
Makan Siang Bersama
55
Melakukan Tes DNA
56
Kau manis sekali, Dav
57
Diculik
58
Berkelahi
59
Bayi Pemersatu Mantan
60
Penyesalan Dimitri
61
Menemukan Eloise dan Darrel
62
Bukan Anak Isaac ?
63
Ayah dan Anak
64
Kegilaan Nichole
65
Keadaan Dimitri
66
Nichole dan Tuan Robert
67
Pembalasan Nyonya Marline
68
Penyesalan selalu diakhir
69
David Yang Kecintaan
70
Deep Talk
71
Karma
72
Makan Malam Bersama
73
Mengetahui Kenyataan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!