Episode 10

Gang Warior sebenarnya adalah musuh bebuyutan gang Alpha, saat itu Jin dan Jean tidak menyangka bahwa Arland akan mengkhianati mereka. Padahal dulu Arland adalah murid yang sangat dibanggakan oleh Jin dan Jean. Sejak saat itu Jin dan Jean memutuskan untuk tidak memiliki murid lagi kecuali Arend(sepupu Arland, tapi dia sangat setia pada Jin dan Jean), Xian dan Zena, tapi ternyata Jin dan Jean masih bisa membuka hati mereka pada Rian Verno karena ada kisah dibaliknya.

****

Dulu Jin dan Jean bertemu dengan Rian Verno saat mereka sedang melakukan beberapa hal menyangkut Arland di kota A. Saat malam harinya, Jin dan Jean pergi ke bukit tertinggi di kota A untuk bersantai sekalian berlatih kekuatan tangan saat mendaki. Sesudah mereka sampai di puncak, mereka pun melihat seorang anak kecil sedang duduk sambil melihat langit. Jin dan Jean sebelumnya tidak peduli dengan anak itu, karena kejadian Arland yang berkhianat sehingga membuat Jin dan Jean tidak bisa dengan mudah mempercayai orang. Jin dan Jean lebih memilih memanfaatkan rekan dari pada saling percaya. Setelah beberapa menit bersantai di bukit, Jean pun melirik ke anak kecil itu. Saat itu Jean sedikit tertarik dengannya, karena anak itu tidak menangis sama sekali.

Bukankah anak kecil itu tersesat? kenapa dia malah diam dan tidak meminta pertolongan kami? kata Jean dalam hati dengan kebingungan.

Karena penasaran, Jean pun mendekati anak kecil itu dan mulai bertanya pertanyaan yang sudah dia pikirkan dari tadi.

"Kenapa kamu tidak minta tolong jika tersesat?" tanya Jean pada anak kecil itu.

"Aku... aku tidak tersesat, aku hanya sudah tidak punya tujuan hidup lagi.." kata anak kecil itu pada Jean dengan suara yang lemas.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada mu bocah?" tanya Jin yang tiba-tiba muncul.

"Aku sudah tidak punya keluarga, aku sudah tidak punya arti untuk hidup. Lebih baik kalian pergi saja, dari pada mendengarkan cerita hidupku yang membosankan" kata anak kecil itu pada Jin dan Jean.

"Aku punya satu pertanyaan lagi, kenapa kamu tidak menangis? semua anak di usiamu jika ditinggal keluar pasti akan menangis seperti orang kesurupan, tapi kenapa kamu tidak?" tanya Jean pada anak kecil itu.

"Menangis tidak ada artinya, menurut ku orang yang suka menangis adalah orang lemah" jawab anak kecil itu.

"Hei bocah! jangan sok tahu begitu, tidak semua orang yang menangis itu lemah! bodoh!" kata Jin pada anak kecil itu.

"Hei paman, kau itu yang lebih bodoh dariku. Cara bicara mu saja seperti orang IQ rendah" kata anak kecil itu pada Jin.

"Oy oy oy... aku ini masih umur 20 tahun! panggil aku dengan sebutan kakak! dan juga IQ ku itu 500!" kata Jin.

"Kau pikir aku anak umur 10 tahun yang bisa dibodohi oleh orang IQ rendah seperti mu? cih.." kata anak kecil itu pada Jin.

Saat Jin dan anak kecil itu sedang asik berdebat, Jean memikirkan untuk mengangkat anak kecil itu menjadi muridnya. Walaupun belum bisa percaya 100% padanya, Jean berusaha untuk percaya pada anak kecil itu.

"Baiklah, mulai sekarang aku akan memberikanmu tujuan hidup yang baru!" kata Jean pada anak kecil itu.

"Tujuan baru? memangnya apa?" tanya anak kecil itu.

"Jadilah murid kami dan buatlah gang mafia mu sendiri" kata Jean.

"Mafia...? apa itu mafia?" tanya anak kecil itu.

"Mafia adalah semacam pembunuh dari dunia bawah yang, jika kau bisa mengalahkan semua gang mafia terkuat di dunia... kamu akan berkuasa akan berkuasa di seluruh dunia ini" kata Jean pada anak kecil itu.

"Wow kedengarannya keren! kalau begitu aku mau menjadi murid kalian!" kata anak kecil itu.

"Sebelum itu aku mau tanya, siapa namamu?" tanya Jin pada anak kecil itu.

"Entahlah... aku sudah lama tidak mendengar namaku dan aku berniat melupakannya, jadi sekarang aku beneran sudah tidak ingat namaku" kata anak kecil itu.

"Kalau begitu aku akan memberikan kamu nama! namamu yang sekarang adalah Rian Verno" kata Jin pada anak kecil itu.

"Wow... keren" kata anak kecil itu.

"Hei, bukankah nama itu terlalu asal-asalan?" tanya Jean pada Jin.

"Yang terpenting dia suka, lagi pula nama itu terdengar sangat keren" kata Jin pada Jean.

"Ya sudahlah, karena bocah ini sudah menyukai nama yang kau berikan" kata Jean.

"Namaku bukan bocah! ku beritahu kalian namaku adalah Rian Verno! nama ini akan menjadi sebuah sejarah yang akan dikenang oleh para gang mafia di dunia!" kata Rian Verno dengan percaya diri dan penuh semangat.

"Aku suka semangatmu itu!" kata Jin yang berusaha berwibawa.

"Kalau begitu kau harus belajar dengan tekun" kata Jean pada Rian Verno dengan senyum lembut.

Melihat senyuman Jean yang begitu manis, Rian Verno pun menjadi tersipu. Selain untuk menjadi mafia terhebat di dunia, Rian Verno juga memiliki tujuan lain yaitu membuat Jean bisa tersenyum lembut setiap saat. Setelah beberapa hari dilatih oleh Jian dan Jean, Rian Verno mulai menganggap bahwa Jin dan Jean sebagai penyelamatnya sekaligus keluarganya yang berharga. Selain itu Rian Verno ingin menganggap Arend, Xian dan Zena sebagai saudaranya, tapi mereka sangatlah dingin satu sama lain. semua usaha Rian Verno untuk membuat kehangatan keluarga selalu gagal, tapi Rian Verno pantang menyerah akan hal itu. Suatu hari Xian dan Zena sudah tidak tahan lagi dengan Rian Verno yang berusaha membuat kehangatan keluarga. Xian dan Zena pun langsung memulai kekerasan tanpa pikir panjang, karena mereka sudah sangat kesal dengan Rian Verno. Melihat keributan itu, Arend pun datang melerai mereka. Arend adalah murid Jin dan Jean yang paling bijaksana dan jenius, selain itu dibalik sikapnya yang dingin pada orang, dia selalu berusaha menjadi seperti seorang kakak yang baik. Walaupun Arend berusaha tidak membela siapapun, Xian dan Zena menganggap bahwa Arend membela Rian Verno. Oleh karena hal itu, Xian dan Zena memutuskan untuk berduel 2 lawan 2 besok pagi di lapangan tempat biasa mereka berlatih. Xian dan Zena tidak menerima alasan apapun dan langsung memutuskan seenaknya sendiri. Sebelum Rian Verno dan Arend bilang pada Jin dan Jean, Xian dan Zena sudah bicara duluan pada Jin dan Jean untuk mengizinkan mereka berduel 2 lawan 2. Dengan terpaksa Arend pun menyetujui permintaan Xian dan Zena untuk berduel. Rian Verno pun mulai bersemangat dan saat itu juga dia mulai berlatih keras agar bisa menang saat berduel dengan Xian dan Zena besok pagi. Keesokan harinya duel pun dimulai, Xian, Zena, Arend dan Rian Verno bertanding dengan begitu sengit hingga tidak ada yang bisa menentukan mana yang akan menang.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!