Persahabatan yang kompak

Malam itu setelah pulang dari club malam, Gia dan teman-temannya segera kembali kedalam kamar hotelnya. Meskipun ketiganya gemar mengunjungi dunia malam namun sama sekali tak pernah menyentuh minuman berakohol maupun rokok karena mereka benar-benar hanya ingin menikmati masa muda bukan untuk menghancurkan masa depan maupun kesehatannya sendiri.

Saat hendak masuk kedalam kamar hotelnya Gia tiba-tiba tak sengaja melihat sekelebat seorang pria masuk kedalam kamar hotel yang berada diseberang kamarnya, dahi gadis itu pun langsung mengernyit karena saat melihat punggung lebarnya seperti tak asing sayangnya pria tersebut langsung menutup kamarnya dengan rapat.

Karena tak ingin memikirkan lebih jauh Gia pun segera menyusul teman-temannya yang telah masuk kedalam kamarnya lebih dahulu, mereka memang sengaja memesan satu kamar hotel dengan dua kasur agar bisa selalu bersama-sama.

Kini tak terasa sudah beberapa hari Gia dan teman-temannya menghabiskan liburannya, setiap hari mereka pergi ke tempat wisata maupun hiburan malam hingga kini sisa satu hari lagi sebelum mereka kembali pulang ke ibu kota.

"Apa liburan kita bisa diperpanjang lagi?" Nadia yang sedang memeriksa hasil jepretannya nampak tak rela jika esok hari harus kembali pulang sebelum memori kameranya penuh oleh kenangan mereka bertiga, tiba-tiba gadis itu memperhatikan sebuah foto yang ia ambil beberapa hari yang lalu ketika tak sengaja bertemu pria yang sangat mirip dengan pria yang ia temui di club malam waktu itu.

"Tubuhnya sangat bagus," gumamnya dalam hati. Gadis pengoleksi foto laki-laki tampan itu pun langsung mengaguminya sejak pertama kali melihatnya.

"Benar, masih ada beberapa barang yang ingin ku beli." timpal Moana sembari menyusun barang bawaannya kedalam koper. Gadis penyuka barang antik itu nampak membeli beberapa oleh-oleh khas pulau tersebut, ayahnya pasti suka pikirnya mengingat hobby nya menurun dari sang ayah.

"Sayangnya tidak bisa karena kita hanya mendapatkan izin satu minggu saja." tukas Gia yang sedang membaca sebuah novel sembari tiduran diatas sofa, dahinya sesekali mengernyit ketika membaca peran wanita dalam tokoh novelnya yang begitu tergila-gila dengan sang pria hingga terlihat bodoh di matanya.

Gadis itu memang gemar membaca, terutama novel romantis meskipun terkadang suka sekali kesal dengan tokoh yang ia anggap lemah.

"Ini tahun 2025 masih saja ada orang bodoh," gumamnya seraya menutup bukunya tersebut dengan kesal lantas dilemparnya keatas meja.

Ia memang kurang suka melihat seseorang yang tertindas baginya selagi masih punya tangan dan kaki harusnya mampu membela dirinya sendiri bagaimana pun caranya.

"Astaga Gia itu cuma cerita fiksi," Nadia hanya menggeleng kecil melihat sikap sahabatnya yang berlebihan itu begitu juga dengan Moana yang baru selesai merapikan barang-barangnya.

"Ini malam terakhir kita disini, bagaimana jika pergi ke club malam lagi?" tawar wanita itu menatap kedua sahabatnya tersebut.

"Aku masih tidak mood," Gia yang telah beralih memainkan gawainya nampak tak berminat dengan ajakan temannya itu.

"Benar, kapan lagi kita bisa menghabiskan malam di club karena setelah kembali ke kota mungkin kita akan sibuk dengan pekerjaan masing-masing sungguh aku benar-benar belum siap menjadi dewasa." Nadia nampak menghela napas panjangnya, kehidupan remajanya terlalu indah untuk ia tinggalkan begitu saja.

Gia berpikir sejenak, benar kata sahabatnya itu mungkin setelah mereka kembali pulang ketiganya akan disibukkan dengan pekerjaan masing-masing apalagi dirinya sudah diminta oleh sang kakak untuk bekerja di kantornya.

"Baiklah, kenapa tidak." ucapnya menyetujui dan tentu saja itu membuat kedua sahabatnya itu sontak berteriak senang.

Kemudian ketiganya pun segera bersiap-siap, sepertinya tak ada lelah di kamus mereka sebelum tumbang meskipun seharian juga telah menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan diluar.

Kini mereka nampak bergabung dengan pengunjung lain di club malam yang ada di hotelnya tersebut, menari nari di lantai dansa mengikuti irama yang dimainkan oleh sang DJ.

"Gi, bagaimana jika kita duduk saja?" pinta Nadia yang selalu membawa kamera setiap pergi itu bahkan kini gadis itu nampak sibuk memotret setelah lelah menari.

"Benar, sepertinya aku juga mulai haus." timpal Moana menambahi.

"Baiklah ayo," Gia pun segera meninggalkan lantai dansa menuju meja kosong yang sebelumnya telah mereka pesan.

"Aku mau segelas jus jeruk," Gia segera memesan minuman kepada pelayan yang baru mendatangi meja mereka.

"Aku juga," timpal Moana.

"Aku mau satu botol whiskey," imbuh Nadia tiba-tiba yang langsung membuat kedua temannya melotot menatapnya.

"Kamu pasti bercandakan Nad?" Moana nampak tak percaya.

"Kenapa tidak, anggap saja ini perpisahan dengan masa muda kita karena setelah ini kita tidak akan pernah tahu dengan kehidupan dewasa seperti apa, kita akan menikah dengan siapa bahkan kita tidak tahu kita bisa sukses atau tidak dengan hidup kita." terang Nadia, sepertinya bagi gadis itu mungkin juga gadis-gadis diluaran sana juga memiliki kekhawatiran yang sama akan masa depannya yang tak pasti.

"Aku sih yang pastinya tak ingin segera menikah," tukas Gia menimpali.

Ia masih sangat muda dan belum memikirkan akan mengurus rumah tangga bahkan harus menghadapi konflik dengan suami maupun keluarga suaminya seperti cerita novel yang ia baca dan membayangkan hal itu pun ia langsung bergidik ngeri apalagi ketika mengingat film yang sering ditonton oleh ibunya bagaimana hubungan menantu dan mertua yang kurang akur.

"Kalau pun nanti menikah aku ingin memiliki suami yatim piatu," imbuhnya lagi mengutarakan kegalauannya. Kehidupan di keluarganya memang sangat harmonis saat ini namun masa lalu kedua orang tuanya bahkan kakak lelakinya juga tak berjalan mulus.

"Namanya hidup itu tak pernah berjalan mulus Gi, kalau tidak di uji oleh ekonomi ya orang ketiga ataupun keluarga." tukas Moana menganggapi.

"Tapi saranku sih kita harus tetap memegang prinsip kita yaitu ...."

"Sayangi diri sendiri sebelum menyayangi seorang pria karena pria itu kalau tidak diambil pelakor ya diambil Tuhan," ucap mereka bersamaan lantas ketiganya pun nampak tertawa lepas.

Begitulah persahabatan mereka meskipun memiliki hobby yang berbeda tapi ketiganya selalu kompak dan saling mengingatkan dalam hal kebaikan.

Beberapa saat kemudian minuman yang mereka pesan telah datang dan untuk pertama kalinya ketiganya mencoba minuman berakohol tersebut.

"Jangan sampai mabuk jika tidak itu akan sangat membahayakan kita," Gia kembali mengingatkan kedua sahabatnya seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar mereka untuk melihat keadaan.

Beruntung malam itu tak banyak pengunjung dan juga tak ada orang yang mereka kenal kecuali para pelayan bar maupun bartender.

"Tenang saja cuma sebotol kecil untuk kita bertiga," Nadia yang sebelumnya memesannya pun langsung menuang kedalam ketiga gelas lalu mereka segera mengangkatnya untuk bersulang.

"Selamat tinggal masa muda dan selamat datang kehidupan dewasa yang bahagia," ucap mereka bersamaan lantas segera meneguknya.

Ketiganya yang baru merasakan minuman tersebut untuk pertama kalinya nampak sedikit mengernyitkan dahinya ketika cairan berwarna pekat itu telah melewati kerongkongannya, semoga setelah ini mereka benar-benar bahagia sesuai harapan bukan justru menjadi awal mula sebuah petaka.

Terpopuler

Comments

Niͷg_Nσͷg🕊

Niͷg_Nσͷg🕊

wkwkwk ternyata kita sefrekuensi Gia...karena aku juga tak suka dengan karakter wanita yang lemah dan mudah di kibuliii 🤣🤣 cinta boleh, bodohhh jangan..karena kalau sampai jatuh cinta hanya mengedepankan perasaan, hasilnya fatall .

2025-08-07

11

Niͷg_Nσͷg🕊

Niͷg_Nσͷg🕊

Astagaaa...wanita oh wanita dimana saja sama yaa? nggak di real, nggak di nopell. kalau lihat pria tampan mata langsung hijau wkwkwk Padahal saat ini pria berotot dan perut kotak2 tuh mengerikan lhoo 😫😫 apalagi yang bahenol2 tuh..hiiii nyeleminn 🤣🤣

2025-08-07

4

Niͷg_Nσͷg🕊

Niͷg_Nσͷg🕊

selamat tinggal masa muda dan selamat datang kekacauan 🤣 gara2 sebotol minuman Akhirnya kamu salah masuk kamar dan Akhirnya duduk di pelaminan Gia? lagian sudah tahu minuman pahit kok di tegukk, sempoyongan yaa salahmu sendiri wkwkwk

2025-08-07

4

lihat semua
Episodes
1 Pengenalan tokoh
2 Club malam
3 Tiket liburan
4 Kembali bertemu pria asing
5 Persahabatan yang kompak
6 Gara-gara sebotol minuman
7 Petaka tidur bersama
8 Terpaksa menikah
9 Pulang ke kediaman mertua
10 Perkenalan keluarga mertua
11 Peraturan keluarga Hadikusumo
12 Gara-gara benda keramat
13 Hari pertama di rumah mertua
14 Dipingit selama 40 hari
15 Bermuka dua
16 Gara-gara telur goreng
17 Penawaran Gia
18 Benda haram
19 Laki-laki mokondo
20 Apa kamu cemburu?
21 Gio terpesona?
22 Goyang mang!
23 Gara-gara curut
24 Keluarga kolot
25 Gara-gara musik disco
26 Cuma 10 juta
27 Nona muda yang sombong
28 Kamu sudah tidur?
29 Kabur saja dulu
30 Angin neraka
31 Berbulan madu?
32 Manis
33 Kemarahan Gio
34 Kemarahan Gio part 2
35 Terserah
36 Pikir saja sendiri
37 Tak usah malu-malu
38 Deep talk part 1
39 Nasihat kakek Hadikusumo
40 Bisa besar ya?
41 Suami durjana
42 Harus pintar goyang
43 Kue spesial untuk Gio
44 Ngombe dawet
45 Es teh manis
46 Aku tak ingin hadiah
47 Jatuh cinta?
48 Tidak ingin jatuh cinta
49 Sepotong batang kayu
50 Ada jampi-jampinya?
51 Pergi ke kota
52 Aku ingin bicara
53 Galau
54 Kuntilanak
55 Aku cinta kamu?
56 Siapa pria berambut gondrong itu?
57 Rayuan cuca rowo
58 Tersedak kenyataan
59 Kamu cemburu?
60 Bunga bank
61 Mau dibawa kemana hubungan kita
62 Ponsel baru
63 Jangan berpikiran macam-macam
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Pengenalan tokoh
2
Club malam
3
Tiket liburan
4
Kembali bertemu pria asing
5
Persahabatan yang kompak
6
Gara-gara sebotol minuman
7
Petaka tidur bersama
8
Terpaksa menikah
9
Pulang ke kediaman mertua
10
Perkenalan keluarga mertua
11
Peraturan keluarga Hadikusumo
12
Gara-gara benda keramat
13
Hari pertama di rumah mertua
14
Dipingit selama 40 hari
15
Bermuka dua
16
Gara-gara telur goreng
17
Penawaran Gia
18
Benda haram
19
Laki-laki mokondo
20
Apa kamu cemburu?
21
Gio terpesona?
22
Goyang mang!
23
Gara-gara curut
24
Keluarga kolot
25
Gara-gara musik disco
26
Cuma 10 juta
27
Nona muda yang sombong
28
Kamu sudah tidur?
29
Kabur saja dulu
30
Angin neraka
31
Berbulan madu?
32
Manis
33
Kemarahan Gio
34
Kemarahan Gio part 2
35
Terserah
36
Pikir saja sendiri
37
Tak usah malu-malu
38
Deep talk part 1
39
Nasihat kakek Hadikusumo
40
Bisa besar ya?
41
Suami durjana
42
Harus pintar goyang
43
Kue spesial untuk Gio
44
Ngombe dawet
45
Es teh manis
46
Aku tak ingin hadiah
47
Jatuh cinta?
48
Tidak ingin jatuh cinta
49
Sepotong batang kayu
50
Ada jampi-jampinya?
51
Pergi ke kota
52
Aku ingin bicara
53
Galau
54
Kuntilanak
55
Aku cinta kamu?
56
Siapa pria berambut gondrong itu?
57
Rayuan cuca rowo
58
Tersedak kenyataan
59
Kamu cemburu?
60
Bunga bank
61
Mau dibawa kemana hubungan kita
62
Ponsel baru
63
Jangan berpikiran macam-macam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!