Rencana Fadel

"Kamu masih belum punya pacar?" tanya Kamila ketika anak gantengnya baru saja tiba di ruangannya yang berada di rumah sakit.

Fadel tertawa lepas sambil memeluk maminya. Selalu begitu saja yang ditanyakan maminya jika melihatnya.

"Oleh oleh buat mami," ucap Fadel setelah melepaskan pelukannya. Beberapa buah paper bag di tangannya diangsurkannya pada maminya--Kamila.

"Makasih, sayang."

"Papi ngga ke sini, mam? Di perusahaan juga ngga ada," ucapnya sambil duduk.

Maminya meletakkan beberapa paper bag itu di atas meja sambil melongok isinya

Beberapa dress dan tas dari merek merek terkenal.

"Itu limitted edition, mam. Susah disamain sama teman mami nanti." Fadel malah menselonjorkan kakinya di sofa. Rasanya pegal sekali. Setelah turun dari pesawat, Fadel langsung dinas ke perusahaannya.

Karena menduga papinya akan berada di rumah, Fadel pulang saat jam makan siang.

Maminya tersenyum

"Oke."

"Papi ngga pulang ke rumah, mam?" Fadel mengulang pertanyaannya.

"Papi ke tempat temannya."

"Oooh.... Ada bisnis, mam?'

Kamila mengulaskan senyum penuh makna dalam jeda sejenaknya.

"Bisnis perjodohan."

Fadel mengusapkan tangannya ke wajahnya.

Lagi? Batinnya jerih. Setelah sekian lama ngga ada pembicaraan tentang hal ini. Tepatnya setelah perjodohannya yang gagal.

Tanpa sadar Fadel mengeluh, dia jadi kesal karena mengingat lagi penolakan gadis itu.

Salahnya belum ingin memiliki hubungan serius dengan perempuan.

"Buat aku, mam?" tanyanya bodoh. Karena dia sudah tau jawabannya.

Maminya tertawa.

"Memangnya buat siapa lagi?"

Fadel mengeluh sambil memejamkan matanya.

"Fathir sudah mau punya anak nomer dua. Kamu malah masih betah membujang," cuit maminya lagi dalam tawa berderainya.

"Fathir aja kecepatan, mam. Malah belum juga dua tahun udah disuruh hamil lagi istrinya."

Maminya tambah tergelak mendengar gerutuan putranya.

"Kamu juga, sih, udah dikasih waktu tunggu setahun lho, masih saja belum dapat calon. Ngga mungkin, kan, ngga ada yang ngga mau sama kamu?" cecar Kamila setelah tawanya mereda.

Fadel malah memijat keningnya.

"Di Sidney kamu ngga ada kenalan bule?" tanya Kamila lagi. Karena hampir setahun Fadel berada di sana, mengurus cabang perusahaan Emir yang ada di sana.

Tapi sekarang dia kembali karena Fathir yang akan menggantkan kerjaannya di sana. Katanya pengen anak keduanya lahir di Sidney.

"Mami mau punya mantu bule?" Akhirnya Fadel bisa tersenyum juga.

"Boleh juga, sih. Pokoknya siapa aja yang kamu suka."

Fadel melebarkan senyumnya.

Hanya sekadar teman saja, batinnya.

Anak teman teman papinya juga banyak dia temui di sana.

Hanya saja dia belum berminat untuk serius.

"Papi dan mami sebenarnya memberi kamu waktu setahun, siapa tau ada yang mentok di kamu. Tapi ternyata belum juga, ya." Kamila tertawa lagi.

"Tambah lagi, dong, mam, waktunya." Fadel ikut tergelak.

"Mami dan papi sebenarnya ngga bermaksud memaksa. Tapi opa oma kamu, katanya udah mentok dengan gadis itu. Terutama opa Wingky."

Alis Fadel bertaut.

"Opa oma kamu sudah telanjur suka dengan gadis itu. Apalagi papimu juga bersahabat dengan papinya."

Fadel tambah penasaran.

"Memangnya siapa gadis itu, mam?"

Kamila tersenyum lembut dan berusaha hati hati untuk mengatakannya. Karena dulu putranya pernah sempat kesal.

"Gadis yang dulu."

Fadel teriam.

'Yang pernah nolak kamu."

Fadel makin membeku.

"Tapi kali ini opa dan oma imgin kalian lebih saling mengenal dulu."

Fadel masih belum bersuara.

"Sepertinya gadis itu juga sudah menyesal menolak kamu. Kata maminya dulu, dia belum mau karena waktu itu sedang menikmati liburannya," jelas Kamila makin hati hati karena Fadel masih ngga bereaksi.

"Sampai sekarang pun gadis itu belum menikah. Ngga apa, kan, Fadel? Tolong dimaklumi, sayang. Umurnya juga baru dua puluhan. Baru lulus kuliah juga."

Fadel menghembuskan nafasnya.

"Kalo dia menolak lagi gimana, mam? Masa aku terus saja yang disodor sodorkan."

Kamila tersenyum sambil duduk di dekat putranya yang sepertinya menahan kesal.

"Ini yang terakhir. Kamu juga berhak menolak, kok. Tapi setelah kalian bertemu, ya," bujuk maminya lembut.

"Aku berhak menolak?"

"Ya."

"Setelah itu aku bebas lagi kapan mau nikah dengan siapa aja, mam?" tanya Fadel antusias.

"Iya, sayang."

Fadel manggut manggut.

"Nanti kalian akan sering bertemu. Tapi dia ngga tau kalo dijodohkan lagi dengan kamu. Kamu bisa mengamatinya."

Kening Fadel berkerut.

"Ide opa oma kamu, katanya mau kasih kejutan buat calonmu." Tawa Kamila berderai lagi.

Ada ada saja opa omanya.

"Tapi bener, ya, mam. Kalo gagal lagi, aku ngga akan dipaksa nikah." Fadel mempertegas lagi.

"Iya, sayang. Itu janji mami. Kamu bisa pegang."

"Oke." sekelumit senyum hadir di bibirnya.

Apalagi sekarang dia juga berhak untuk menolaknya.

Fadel melirik jam di pergelangan tangannya.

"Mam, aku mau ke perusahaan lagi."

"Oke. Hati hati, ya."

"Iya, mam."

"Mam," panggilnya setelah langkahnya terhenti saat hampir mendekati pintu.

"Ya.....?"

"Tolong rahasiakan dulu dari yang lain." Fadel ngga mau jadi bahan bully-an para sepupunya lagi kalo tau hal ini.

"Iya, sayang." Kamila tersenyum mengerti. Tanpa Fadel mengatakannya pun, kali ini sudah dia dan suaminya antisipasi. Begitu juga kedua orang tua mereka.

Efek kegagalan setahun yang lalu, pasti cukup memalukan putranya.

Fadel tersenyum sebelum membuka pintu. Dia percaya dengan perkataan maminya.

"Oh ya, mam. Namanya siapa, ya? Lupa," Fadel menghentikan langkahnya.

"Kayana Catleya."

*

*

*

Sepanjang jalan Fadel ngga henti hentinya memikirkan ide konyol keluarganya.

Kenapa dia harus dijodohkan dengan gadis itu lagi, sih.

Samar masih dia ingat pertemuan ngga sengaja mereka di resepsi pernikahan sepupu gadis itu.

Sikap gadis itu terlihat jelas kalo memang ngga mengenalnya.

Tenang saja, kali ini dia ngga akan bisa ditolak dengan mudah. Fadel akan membuat gadis itu menangis karena sudah pernah menolaknya.

Kali ini dia harus pegang kendali.

Suasana hatinya seketika berubah cerah. Jalanan yang macet ngga dia anggap bencana. Bahkan dia sempat sempatnya membeli setumpuk tisu di lampu merah.

Biasanya dia mengabaikan para pedagang jalanan.

Sekuriti pun mendapat hadiah tisunya ketika dia sudah sampai di perusahaan.

"Terima kasih, pak bos."

Fadel tersenyum tipis sambil melangkah ringan memasuki lobi kantornya.

"Pak Fadel."

Fadel menoleh pada salah satu pegawai resepsionisnya yang sedang berjalan cepat ke arahnya.

Dia menunggu sampai gadis resepsionis itu mendekatinya dengan langkah cepatnya. Di tangannya tergenggam goodie bag yang langsung diserahkan padanya.

"Maaf tadi saya ngga melihat bapak datang. Ini titipan satu tahun yang lalu," ucapnya ketika Fadel meraih goodie bag itu

"Setahun yang lalu?" Fadel menatap heran.

Resepsionis itu mengangguk.

"Seorang gadis yang menitipkannya. Dia baru tau kalo Pak Fadel ke Sidney."

Fadel merasa ada perasaan aneh menyusup di dalam dadanya.

Dia segera melihat apa isinya.

Keningnya berkerut.

Ada sebuah kotak di di dalamnya dengan brand yang cukup dia kenal.

DEG

"Katanya harus langsung diserahkan ke Pak Fadel, kapan pun Pak Fadel datang."

Fadel menatap goodie bag lagi dengan perasaan yang semakin aneh.

"Dia menyebutkan namanya?" Fadel masih sangsi kalo gadis itu yang mengantarnya sendiri.

Gadis resepsionis itu menganggukkan kepalanya.

"Namanya Nona Kayana Catleya, pak."

Terpopuler

Comments

🔵 ◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵 ◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Kayana ganti Jas yg terkena minuman wkt itu
Kyk Fadel bakal bls dendam ama Kayana nih
DinDut itu Pacarku ngasih iklan

2025-08-03

4

Sleepyhead

Sleepyhead

Goks banget otor yg satu ini, ide nya ga pernah mati 🤭😂 ada aj jln nya bisa mempertemukan kembali mereka...

2025-08-03

1

Rahmawati

Rahmawati

kayana ngasih apa tuh ke fadel

2025-08-04

1

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan gagal yang disesali
2 Cerita Perjodohan gagal versi Fadel
3 Babak Baru hidup Kayana
4 Pengen nikah?
5 Rencana Fadel
6 Perasaan yang berlawanan
7 Diluar dugaan Kayana
8 Perkataan Fadel yang menyebalkan
9 Strategi baru Fadel
10 Yang ngga terduga
11 Kalah?
12 Bersikap manis
13 Baper?
14 Bertemu Fadel
15 Sama sama sudah bertunangan
16 Pihak pihak yang turut membantu
17 Restu
18 Yang terjadi dengan Paramitha
19 Pertemuan ngga diduga
20 Gara gara keyboard
21 Mantan aneh
22 Persiapan nge date
23 Ngga peka
24 Kencan atau ketemu vendor?
25 Fadel yang sulit dimengerti
26 Fadel dan kelakuannya
27 Galau?
28 Mantan beneran aneh
29 Galau part dua
30 Memberitau Fadel
31 Runyam
32 Menyelamatkan Fadel
33 Sedikit saja
34 Galau part tiga
35 Galau part empat
36 Menunggu tuntutan hukum
37 Eksekusi
38 Dijemput calon mantu idaman
39 Melaju ke pesta oma
40 Galau part lima
41 Dasar ngga peka
42 Lamaran?
43 Tunangan dulu
44 Masih marah?
45 Menjelang Akad
46 Mengawasi tunangan
47 Syarat bebas
48 Nasehat dari yang lebih senior
49 Jinak jinak merpati?
50 Jinak jinak merpati part dua
51 Rahasa Fadel yang terbuka
52 Klarifikasi Fadel
53 Pesan dari nomer asing
54 Siap dieksekusi
55 Rencana Nensy
56 Mantan pasien rsj
57 Hati yang ngga tenang
58 Otewe penyergapan Nensy
59 Detik detik akan disergap
60 Hujan Sepatu
61 Masih dipenyergapan
62 Masih di basemen
63 Akhir Penyergapan
64 Menjelang akad
65 Tergoda?
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Perjodohan gagal yang disesali
2
Cerita Perjodohan gagal versi Fadel
3
Babak Baru hidup Kayana
4
Pengen nikah?
5
Rencana Fadel
6
Perasaan yang berlawanan
7
Diluar dugaan Kayana
8
Perkataan Fadel yang menyebalkan
9
Strategi baru Fadel
10
Yang ngga terduga
11
Kalah?
12
Bersikap manis
13
Baper?
14
Bertemu Fadel
15
Sama sama sudah bertunangan
16
Pihak pihak yang turut membantu
17
Restu
18
Yang terjadi dengan Paramitha
19
Pertemuan ngga diduga
20
Gara gara keyboard
21
Mantan aneh
22
Persiapan nge date
23
Ngga peka
24
Kencan atau ketemu vendor?
25
Fadel yang sulit dimengerti
26
Fadel dan kelakuannya
27
Galau?
28
Mantan beneran aneh
29
Galau part dua
30
Memberitau Fadel
31
Runyam
32
Menyelamatkan Fadel
33
Sedikit saja
34
Galau part tiga
35
Galau part empat
36
Menunggu tuntutan hukum
37
Eksekusi
38
Dijemput calon mantu idaman
39
Melaju ke pesta oma
40
Galau part lima
41
Dasar ngga peka
42
Lamaran?
43
Tunangan dulu
44
Masih marah?
45
Menjelang Akad
46
Mengawasi tunangan
47
Syarat bebas
48
Nasehat dari yang lebih senior
49
Jinak jinak merpati?
50
Jinak jinak merpati part dua
51
Rahasa Fadel yang terbuka
52
Klarifikasi Fadel
53
Pesan dari nomer asing
54
Siap dieksekusi
55
Rencana Nensy
56
Mantan pasien rsj
57
Hati yang ngga tenang
58
Otewe penyergapan Nensy
59
Detik detik akan disergap
60
Hujan Sepatu
61
Masih dipenyergapan
62
Masih di basemen
63
Akhir Penyergapan
64
Menjelang akad
65
Tergoda?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!