Pesona Pria Patah Hati

Pesona Pria Patah Hati

Bab 1 Panggung Pengkhianatan

.

Ini salahku 🎶🎵🎶

Terlalu memikirkan egoku

Tak mampu buatmu bersanding nyaman denganku 🎶🎵🎶

Hingga kau pergi tinggalkan aku

Beberapa tamu mulai menoleh. Bisik-bisik pelan mengisi ruangan. Tapi Arya tak peduli.

Dari balik mikrofon, matanya hanya tertuju ke satu titik—pelaminan, tempat Desy duduk anggun di samping suaminya, Damar.

Desy tak menoleh. Wajahnya tertawa, mulutnya sibuk berbicara dengan Damar. Tapi Arya tahu… dia mendengar. Dan itu cukup membuat dadanya sesak.

Terlambat sudah 🎶🎵🎶

Kini kau t'lah menemukan dia

Seseorang yang mampu membuatmu bahagia 🎶🎵🎶

Ku ikhlas kau bersanding dengannya

Senyum Arya memudar. Tenggorokannya tercekat saat, sekejap saja, tatapan mereka bertemu. Hanya satu detik. Tapi cukup untuk merobek seluruh pertahanannya.

Desy terlihat bahagia. Terlalu bahagia. Gaun putih itu menjadikannya seperti mimpi yang dulu ia kejar habis-habisan—lima tahun lamanya.

Lima tahun jadi kekasih. Tapi bukan jodoh di pelaminan.

Aku titipkan dia 🎵🎶🎵🎶

Lanjutkan perjuanganku 'tuknya

Bahagiakan dia, kau sayangi dia

Seperti ku menyayanginya 🎶🎵🎶

Suara Arya hampir pecah di bait terakhir. Tapi ia tetap bernyanyi—sebab itu satu-satunya cara yang ia tahu untuk melepaskan rasa kehilangnya. Musik pun berakhir perlahan, sempat menyisakan keheningan yang menggantung.

Hening. Lalu muncul suara tepukkan tangan yang meriah.

Prok! Prok! Prok!

Arya menunduk, menahan air mata yang hampir pecah, lalu segera turun dari panggung sebelum ada yang sempat menghampirinya.

Desy, mantan kekasih yang dulu ia cintai sepenuh hati, kini resmi menjadi istri orang lain. Duduk anggun di pelaminan, menggenggam tangan pria yang bukan dirinya.

Dan lagu yang barusan ia nyanyikan—lagu milik band Tri Suaka, upaya terakhirnya untuk mengikhlaskan. Jika itu bisa disebut ikhlas.

Arya melangkah keluar menuju taman kecil di samping aula. Suara musik dari dalam terdengar sayup, bercampur dengan riuh tawa para tamu yang masih larut dalam euforia pesta.

Dengan tangan gemetar, ia mengeluarkan sebungkus rokok dari saku jasnya. Rokok beraroma jambu—favoritnya sejak dulu, yang selalu ia hisap saat kepalanya pusing.

Srek...

Klek...

Api menyala di ujung batang. Ia mengisapnya dalam-dalam, lalu menghembuskan napas pelan. Asap putih membubung ke udara malam, bercampur dengan segala hal yang tak bisa ia ucapkan.

Satu batang habis. Disusul yang kedua.

"Akhirnya keluar juga lo," suara familiar datang dari belakang.

Arya menoleh sekilas. Rendy berdiri di sana, tangan di saku celana, ekspresinya tenang, tapi matanya paham betul.

Ia duduk di samping Arya tanpa bicara panjang lebar.

Beberapa detik hanya hening. Lalu Rendy bicara pelan, "Berani banget lo tadi nyanyi tuh.. lagu."

Arya tersenyum miris, menatap sisa bara rokoknya. "Kalau gak dilepas sekarang, kapan lagi bre?"

Rendy mengangguk pelan. "Lo masih sayang, ya sama Desy?"

Arya tak langsung menjawab. Tapi caranya menghisap rokok—panjang, dalam, dan penuh tekanan—sudah cukup jadi jawaban.

Tak lama, suara tawa terdengar dari arah bangku taman yang lain.

Tiga perempuan muda berdiri membentuk lingkaran kecil, masing-masing memegang vape dengan lampu kelap-kelip di ujungnya.

"Aduh, akhirnya si Desy nikah juga ya."

"Untunglah, daripada perutnya itu makin besar. Gua denger sih hamilnya udah masuk bulan ketiga."

"Serius, jadi dia begituan sama Damar waktu masih pacaran sama mantannya itu?"

Suara pertama terdengar setengah berbisik, tapi cukup nyaring bagi Arya dan Rendy yang berada hanya beberapa meter dari mereka.

"Parah sih dia," sambung yang lain.

"Bisa-bisanya si Desy selingkuh sama temen mantannya sendiri."

"Untung si Damar cinta banget sama Desy. Coba cowok lain, mana mau buru-buru nikahin cewek kayak begitu."

Arya diam. Tak bergerak sedikit pun.

Tawa pelan menyusul, diiringi suara isapan vape yang nyaring.

Rendy bisa melihat tangan Arya yang mengepal hingga urat-urat nya terlihat.

"Lo tahu?" Arya bertanya pelan, tanpa menoleh.

Rendy menarik napas panjang sebelum menjawab, "Iya, tapi gue yakin lo gak perlu tahu soal ini, bro."

Arya hanya tertawa miris. Terdengar Pahit.

"Lucu, ya... Gue pikir tadi gue nyanyi bakal bikin dia terharu. Ternyata gue cuma nyanyi buat... nutupin aib orang. Kayaknya cukup drama perselingkuhan hari ini. Gua bikin aja sekalian jadi tragedi!"

Rendy langsung menoleh tajam. "Arya, jangan gila—"

Tapi Arya sudah melangkah cepat, wajahnya dingin, matanya gelap.

"Tunggu! Lu mau ngapain?!" Rendy buru-buru mengejar, menarik lengan sahabatnya.

Arya menepis kasar. "Jangan tahan gue! Jangan ikut campur, Ren!"

"Bro, ini acara pernikahan, ada banyak tamu! Lu jangan bikin rusuh!"

Arya berhenti. Matanya menatap ke arah aula yang masih penuh dengan cahaya kemeriahan pesta pernikahan.

"Gue sayang sama dia, Ren! Lima tahun! Gue berjuang pertahanin hubungan gue sama Desy! Gua kerja lembur, banting tulang, rela gak tidur demi kumpulin dana buat nikahin dia!"

Ia menarik napas kasar, suaranya mulai bergetar. "Tapi begini cara dia balas perjuangan gue?"

Arya memukul dadanya sendiri. Sakit kata yang terus muncul dalam benaknya. Matanya mulai basah, tapi ia tak peduli. "Selama lima tahun pacaran, gue aja gak pernah macam-macam, Ren..." ucapnya pelan, penuh luka.

"Bahkan buat pegang tangan aja gue mikir, takut dia gak nyaman. Tapi si Damar? Dia berani banget nyentuh Desy, diem-diem dia tusuk gua dari belakang."

Ungkapan rasa sakit hati Arya, membuat Rendy tak menahan lagi. Arya segera berlari memasuki aula pesta.

Arya menerobos barisan para tamu yang mau memberikan selamat pada kedua mempelai.

Lalu—BUKKK!

Sebuah teriakan terdengar dari panggung pelaminan—Desy menjerit.

“Arya!”

Tapi Arya tak menghiraukan. Ia langsung menghantam wajah Damar, membuat pria itu terhuyung jatuh dari panggung. pukulan pertama disusul dengan pukulan lain—keras, membabi buta.

“Ini buat lima tahun gue yang lo hancurin!”

Bug! Bug!

Damar hanya bisa menutupi wajahnya, sementara tamu-tamu berhamburan, beberapa pria berusaha melerai tapi Arya terlanjur kehilangan kendali.

Lalu, tanpa aba-aba, Arya menendang keras tepat di antara kaki Damar—bagian paling vital.

DUK! DUK!

"Mampus lu! Biar ancur punya lu!" teriak Arya, napas memburu, matanya merah seperti menahan tangis.

Desy berteriak lagi, shock. “Arya, cukup!”

Damar tergeletak tak sadarkan diri. Wajahnya berlumur darah. “Damar! Sayang!” Desy menjerit panik, lututnya jatuh di samping tubuh suaminya yang terkapar.

Tamu-tamu berdiri, beberapa mundur, beberapa merekam dengan ponsel. Musik yang tadi mengalun manis kini berhenti total. Aura pesta pernikahan berubah menjadi kekacauan.

Tak lama kemudian, dua petugas keamanan datang berlari, diikuti seorang manajer acara yang wajahnya terlihat tegang.

Tanpa banyak bicara, mereka langsung menahan Arya yang masih berdiri dekat pengantin.

Rendy mencoba membela Arya. “Tunggu Pak, ini cuma salah paham—”

Tapi Arya mengangkat tangan. Ia menyerahkan dirinya tanpa perlawanan, wajahnya datar, matanya menatap kosong.

“Gak usah bela gue, Ren. Emang ini semua salah gue,” katanya pelan.

Salah satu petugas menggandeng lengan Arya, membawanya menjauh dari kerumunan. Desy masih menangis di atas panggung, memanggil-manggil nama Damar.

Arya sama sekali, tak menyesal memukuli Damar. Hatinya telah remuk, di pukul penghianatan. Dan luka semacam itu—tak bisa disembuhkan hanya dengan permintaan maaf.

"Selamat tinggal, Desy... Semoga kamu bahagia."

Kalimat itu meluncur pelan dari bibir Arya— cukup menusuk udara yang mendadak hening. Sesaat kemudian, tangis Arya pecah seketika. Tak bisa dibendung lagi.

Kedua petugas yang menggandeng lengannya saling berpandangan. Tak satu kata pun terucap, tapi sorot mata mereka sama—rasa iba pada seorang pria yang sedang patah hati.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**.

Terpopuler

Comments

(^.^)Justme(^o^)

(^.^)Justme(^o^)

pengin gw tonjok juga tuh si desy/Sweat/

2025-08-21

2

Blue Angel

Blue Angel

waw , nice , kalau aku biasanya pake lagu pance kak

2025-07-31

1

Teteh Lia

Teteh Lia

Arya?
jadi inget Arya onoh /Facepalm/

2025-07-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!