" Buat apa saya main-main? Seorang Ustadz itu, Anti akan memainkan hati seseorang Ukhti "
" Jadi... Jadi ini... Beneran? "
" Iya, ini kebenaran nya. Ukhti tidak sedang bermimpi "
" Ya ustadz, Saya tahu. Saya tidak sedang bermimpi? Kalau memang sudah di gariskan seperti itu? Ya... Ya... Aisyah akan menerimanya, Ustadz "
( POV. Author : Mereka memang saling berbicara. Namun, Mata mereka tidak saling memandang dan menjaga jarak satu sama lain. )
" Bagus... Baiklah? Kalau begitu, Ana akan datang kesini lagi, Dua hari lagi membawa keluarga Ana. Terima kasih atas tehnya, Ini sangat enak "
Aisyah masih terdiam dan membeku mendengar penuturan sang Ustadz, ' Syah... Kamu enggak mimpi kan, Ya Allah... Mimpi apa semalam? Sampai bisa-bisa nya di lamar ustadz 'batin Aisyah.
" Jangan banyak melamun Ukhti? Saya pamit pulang dulu, Assalamualaikum wr.wb. Ingat Ukhti, Jangan sering melamun "
" He'eh... Astagfirullah... Wa'alaikumsalam wr.wb "
...****************...
Ustadz Sholeh pun kembali keruang keluarga untuk menjemput Abdul. " Assalamualaikum wr.wb "
" Wa'alaikumsalam wr.wb " jawab Abdul dan Faishal saling menoleh
" Ustadz? Tadi... Aisyah pergi membawa secangkir teh untuk mu, Apakah? Kalian bertemu? "
" Na'am, Ana tadi bertemu dengan nya. Abdul, Mari kita pulang sekarang? "
" Loh... Kok cepat sekali Ustadz? Apa... Jangan-jangan? Adik saya ... "
" Tidak, Tidak, Ada apa-apa... Hanya saja... Ana ingin beristirahat dirumah saja "
" Baiklah, Mari saya antar kedepan "
" Mari "
Setelah mengantar Ustadz itu keluar dan mereka berdua pun berpamitan dengan Faishal. " Kami pamit dulu, Bang? "
" Ana juga pamit, Antum Faishal. Sampaikan maaf ku kepada Ibu Siti, Karena Ana tak sempat berpamitan langsung dengan nya "
" Iya, Terima kasih sudah mau mengisi acara hari ini, Ia nanti pasti saya sampaikan. Dan ini, Maaf " Sambil memberikan amplop kosong yang sudah ia tanda tangani.
" La hajatan, Antum Faishal. Saya ikhlas, "
" Saya juga ikhlas kok, Ustadz? -
" Kalau begitu, Tulislah nominal di kertas itu. Lalu berikanlah kepada yang lebih membutuhkan "
" Tapi, Ustadz? "
" Kami pamit, Antum Faishal. Assalamualaikum wr.wb "
" Wa'alaikumsalam wr.wb " Faishal hanya bisa menggaruk belakang telinganya yang tak gatal itu.
Ia pun masuk kembali kedalam rumah. Dan ia pun duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. " Kak? Ustadz Sholeh, Kemana? "
" Itu Bu? Dia sudah pamit untuk pulang, Bu. Oh iya, Ustadz Sholeh juga menitip maaf nya kepada Ibu, karena tak sempat berpamitan dengan Ibu "
" Jadi? Nak Ustadz, Sudah pulang "
" He'em Bu, Baru saja Faishal antar kedepan "
" Ya sudah, Ibu kebelakang lagi... "
" Iya, Bu "
Faishal pun kembali memainkan ponselnya, ia pun membuka-buka galeri di ponselnya, melihat-lihat satu-satu foto yang ada, Faishal pun terhenti dengan salah satu foto yang ada.
Gambar itu di ambil pada saat Humaira sedang membantu sang mama menyimpan piring. Sangking Asiknya ia memandangi foto gadis yang hendak menjadi muhrim nya.
" Kak... Kak... Ada kak Khumaira itu didepan? "
" Hah? Mana-mana? " Khayalan Faishal pun pudar dan sibuk mencari keberadaan sosok Khumaira. Namun, Apa daya Faishal tak menjumpai sosok Khumaira.
" Hahaha... " Aisyah pun tertawa melihat tingkah sang Kakak.
" Kamu, Ngerjain Kakak? Ya, Dek... "
" Hahaha Hub ... Hehehe ... Tadi, Sebelum Aisyah datang kesini enggak ada niat dan maksud sih kak... Hehehehe... Tapi, Setelah lihat Kakak? Sedang melihat foto kak Khumaira, Ide Adek langsung muncul seketika saja kak... Hehehe "
" Oh, Jadi begitu... Hem? Sini Nggak kamu, Dek ... " Faishal pun mengejar sang adik dengan membawa bantal sofa yang ada ditangannya
" Wlue... Enggak kena... Enggak kena "
" Awas ya kamu, Dek "
Aisyah pun berlari hingga masuk dapur ia melihat sang Ibu, Dan langsung meminta tolong kepada nya" Ibu... Ibu... Tolongin aku, Bu... " sambil memeluk sang Ibu.
" He'eh... Ada apa ini... Dek... Jangan mutar-mutar kepala Ibu, jadi pusing ini "
" Suruh Kakak Faishal jangan mukul adek pakai bantal dulu, Bu "
" Kakak... "
" Eh... Enggak kok Enggak... " Faishal pun melemparkan bantalnya ke lantai
" Sudah ya, Dek. Jangan muter-muter lagi, Kepala ibu jadi pusing nanti "
" Hehehe... Maaf, Bu. Maaf Hehehe"
" Kenapa kalian lari-lari sampai kesini sih? "
" Hehehehe... Nggak ada apa-apa kok, Bu? "
" Bener? "tanya ulang sang ibu kepada sang anak perempuan nya.
" Bener, Ibuku "
...****************...
Malam hari pun tiba, Mobil sang ayah sudah memasuki gerbang rumah kediaman Wiratama. Ibu Siti, Aisyah, tak lupa Faishal sudah menunggunya di depan pintu untuk menyambut kedatangan sang Ayah. Tap tap tap tap " Assalamualaikum wr.wb " Ujar sang Ayah sambil membawa tas.
" Walaikumsalam wr.wb " Sang Ibu pun menyalami tangan sang Suami. "Cup" Di balas kecupan mesra oleh sang Suami di kening sang istri.
" Walaikumsalam wr.wb " jawab kedua anaknya sambil bergantian menyalami sang Ayah.
" Ayah, biar Ibu bantu bawakan tasnya, "
" Ibu, tak perlu seperti itu. Ayah masih sanggup kalau hanya menenteng tas laptop ini sendiri... "
" Mari, Kita masuk saja... "
Mereka pun saling berangkulan dan masuk kedalam rumah bersama-sama. Tiba saatnya makan malam. " Ayah " Pembicaraan dimulai dari bibir Aisyah yang sangat gugup bagaimana ia bisa menyampaikan nya.
" Iya, Sayang. Mau bicara apa? Katakanlah... "
" Itu... Itu... Perjodohan... "
" Perjodohan? Sabar nak, Jika sudah saatnya nanti... Mereka akan datang kesini dan melamar mu, "
" Iya Dik, Sabar saja. Jika waktunya tiba, Mereka akan kesini kok "
" Buk...Bukan itu... Yah, "
" Jadi apa dong? Jangan bilang kamu mau nolak perjodohan ini ya? "
" Ih... Ibu... Seuzhon Mulu... Dengerin Aisyah dulu, Bu? Itu... Tadi, Ustadz Sholeh bilang, Kalau dia pria yang akan di jodoh kan sama Aisyah, Ibu, Ayah? "
" Memang benar kok? Apa yang di bilang Ustadz Sholeh, Sudah benar " sambung sang Ibu.
" Jadi? Beneran, Bu? Aisyah kira dia hanya main-main, Bu "
" Hah? Apa maksud dari perkataan mu? Dek. Main-main? "
" Iya, Bu. Main-main... Tadi dia sempat mengatakan bahwa dua hari lagi ia akan datang kemari lagi, Bersama keluarga nya "
" Wah... Berarti, Ini tandanya... Aisyah akan dilamar Sholeh? benar kan Yah ... "
" Kalau begitu, Bagus dong. Semakin cepat semakin bagus ... "
" Asik... Dek... Jangan lupa ya? Kasih Kakak sesuatu sebagai syarat melangkahi kakak "
" Kakak? Kamu... Mau merampokku ya? "
" Hehehe... Nggak kok " Sambil tersenyum nakal kepada sang Adik.
" Kakak menginginkan, Apa? ... Kakak kan sudah punya semuanya "
" Sudah-sudah, Jangan berkelahi... Ingat yang satu sudah punya calon dan yang satunya tinggal nunggu hari saja kok malah berkelahi... "
" Hehehe... Maaf, Bu " Ucap kedua anak nya
' Pantas saja... Ustadz Sholeh tidak mau di bayar setelah mengisi acara disini. Jadi itu alasannya ' batin Faishal, Hanya Mengangguk-anggukkan kepalanya
" Kak Faishal " Panggil aisyah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Rinjani
yeeeea Aisyah mau di lamar
2022-01-27
0
D.M.E.S
bom 15 like sampai sini thor..
salam dari 'Jodohku Dekat di Mata' 😊
2020-12-09
0
Noejan
Mampirrr😁
2020-10-18
1