Matahari mulai bersinar Adila sudah tak ada di ranjang tidurnya ia sedang duduk disofa sambil melihat televisi yang sebenarnya ia hanya memencet-mencet remote nya saja tanpa melihat isi acara nya
Terlihat bibi sedang duduk disebuah kursi dapur sambil memotong motong sayur
Adila melihat jam sudah pukul 07.30 "Mas zaffran bangun belum ya?"
Adila naik dan mendorong sedikit pintu, terlihat zaffran sedang duduk menghadap jendela kamar membelakangi pintu sambil memegang teleponnya ditelinga
"Hahha iya di iya gara-gara ini gue gak bisa deh nyamperin Lo di bar" kata zaffran sambil tertawa
Adila langsung melotot bingung mendengar kalimat yang keluar dari mulut suaminya
"Mas" panggil adila sambil melangkahkan kakinya mendekati zaffran
Zaffran menengok dan sesegera mungkin ia mematikan teleponnya "Sayang" ucapnya setengah panik
"Kamu udah bangun?" tanya adila asal
"Udah" jawab zaffran sambil menganggukkan kepalanya
"Dari kapan?"
"Barusan"
"Terus langsung teleponan?" tanya adila dengan tatapan tajam
"Baru juga nelepon" jawabnya
"Sama siapa?" selidik adila
"Apanya"
Adila menarik handphone yang dipegang zaffran , zaffran berontak tak melepaskannya.
Nihil, Adila berhasil mengambilnya dengan penuh emosi
Tertulis panggilan masuk
ALDI
"Siapa Aldi?" tanyanya penuh intimidasi
"Temenku" jawab zaffran
"Bohong" kata Adila
"Orang temen ku"
"Aku telepon ya kalau gitu" ancam adila sambil memundurkan langkahnya
"Jangan-jangan" kata zaffran yang hendak berdiri mengambil handphonenya namun ia sedikit kesakitan dan pasrah saja handphonenya dipakai Adila
Saat beberapa detik telepon itu diangkat oleh aldi, tidak ada suara diujung sana. sangat hening sampai akhirnya mau tidak mau adila membuka suara.
Adila ; HALO
Aldi ; *Hallo mba, maaf sebelumnya apa ini istrinya zaffran?
(Lelaki) pikir adila*
Adila ; iya saya istrinya
jawab adila pelan, ia langsung mematikan telepon nya
"Laki-laki ternyata" kata Adila memberikan handphonenya pada zaffran
"Ya emang laki-laki, sini duduk liat matahari. buka deh jendelanya"
Adila duduk disamping zaffran, sambil menatapnya penuh kebingungan
"Eh tapi nanti dulu, kenapa kamu tadi bilang bar-bar gitu" tanya lagi adila
"Biasa lah basa basi, dia punya bar. udah lama gak kesana" jawab santai zaffran
"Aku kirain kamu mau nyamperin dia bawa cewek lain"
"Pintar" dalam hati zaffran sambil tersenyum penuh arti pada adila
"Yaengga lah mana mungkin aku gitu" kata-kata yang keluar dari mulut zaffran
Adila menyenderkan kepalanya di bahu zaffran
Tak lama bibi naik ke atas masuk dengan pintu yang terbuka lebar
"Nyonya tuan maaf mengganggu"
Adila dan zaffran menengok kebelakang
"Kenapa bi?" tanya Adila
"Masakan sudah siap, mau bibi bawa ke atas atau mau makan dibawah aja?"
"Ke bawah aja bi entar" jawab zaffran
Bibi pun keluar lagi dari kamar mewah dan besar itu
"Oh iya aku lupa nyuruh bibi beliin obat kamu"
Adila berlari mengejar bibi
"Bi..." teriak Adila
Bibi melihat ke atas pada adila, adila menghampirinya dengan segera
"Minta tolong beliin air infusan, alkohol, salep, perban sama Betadine semuanya lima ya di apotik, sama obat resepenya di meja"
"Baik nyonya"
"Minta dianter supir biar cepat"
Bibi mengangguk dan pergi Adila kembali ke zaffran
"Ayo makan" ajak Adila
Zaffran memegang tangan Adila ia berjalan dengan dibantu Adila
sampai ditangga pertama atas " yakin mas?" tanya adila yang ragu
"Aku gak yakin kamu kuat buat nahan aku" kata zaffran
"Terus gimana?"
"Minta satpam kesini"
"Bisa lah aku mas, coba dulu"
Satu tangga dilewati "Aw.." teriak Adila
"Kenapa?"
"Sakit, bahu aku" eluh Adila
Zaffran tersenyum "Makanya panggil satpam"
"Yaudah" Adila menuruni satu tangga
"Mau kemana?" tanya zaffran
"Ke satpam" jawab Adila polos
"Terus kamu mau ninggalin aku disini sendiri?"
Adila melihat zaffran "Terus gimana?"
"Teriak" kata zaffran
"Pak satpam" teriak Adila
Zaffran pun tertawa puas ...
"Jangan ketawa" kata Adila memukul lengan zaffran
Setelah beberapa lama seorang satpam itu datang "Ada apa nyonya?" tanyanya dibawah tangga
"Bantu bapak" kata Adila yang langsung meninggalkan zaffran
"Hei ...hei..."zaffran meneriaki adila yang langsung melepaskan lengan zaffran
Adila tak menoleh sedikitpun
Kemudian satpam datang dengan zaffran yang di bantu nya berjalan ke meja makan "Udah kamu boleh keluar, makasih ya"
Satpam itu pun keluar
"Mana?"
"Ini makanan" jawab adila
"Roti aku? susu? kentang?"
Adila menggeleng "Kamu sekarang makan nasi pake sayur sup baso dan ayam minum nya air putih "
Kata Adila sambil memberikan piring berisi semuanya yang tadi Adila sebut
"Emang orang sakit makan nya ini?"
"Orang sakit makan nya bubur" jawab adila
"Terus kenapa aku dikasih ini"
"Kamu tuh harus banyak makan biar cepat sembuh"
"Emang iya?"
"Iya lah, nanti setelah makan ini, kamu makan telor rebus putih nya aja biar luka nya cepet kering" ujar adila yakin
"Tau dimana kamu?"
"Dikampungku" jawabnya semakin yakin
Zaffran mengangguk "Kayanya aku harus delete kontak nya dokter Ilham deh"
Adila tersenyum "Kenapa emang?"
"Kan aku udah punya istri sekaligus dokter"
"Dasar" cubit adila
Zaffran mulai makan bersama Adila
Bibi datang membawa satu plastik besar dari apotik
"Ini nya" kata bibi
"Iya makasih bi" jawab Adila
"Kalo mau buka perban diluar aja" kata zaffran
"Makan telor putih nya dulu" suruh adila
"Aku kenyang"
"iiiihhhh"
"Iya-iya" zaffran mengambil telur dan memakannya
Telur pun habis
"Puas?" kata zaffran
Adila tersenyum puas pada zaffran lalu ia mulai membantu jalan zaffran membawanya keluar rumah
"Sini" Adila duduk dilantai ia mulai menyirami perban dan membukanya perlahan
Zaffran meringis dengan pelan
"Sakit?" tanya Adila
"Enak" jawab zaffran sambil menyenderkan kepalanya dan menutup keningnya dengan dua tangan
Perban yang aga menempel itu mulai terbuka setelah disirami air infusan
Kini semua perban lepas menunjukkan luka Dengan kulit merah yang sedikit bercampur darah
kini Adila membersihkan luka zaffran dengan alkohol
"Aw ..aw.. ehh perih" teriak zaffran memegangi kaki kirinya
"Tahan" kata Adila
"Huh" zaffran menarik dan mengeluarkan nafasnya
Adila memberinya salep dan betadine lalu menutup kembali dengan perban
"Minum obat dulu ya, mau sekarang atau nanti?" tanya Adila
"nanti" jawab zaffran
"Kenapa?" kata Adila duduk di kursi sebelah zaffran
"Males minum obat. lagian kan ada obat alami"
"Apaan?"
"Putih telor"
Kata zaffran tersenyum
Adila membalas dengan tersenyum "Minum sekarang" ujarnya menyodorkan air putih dan obat
"Ngapain nanya, minum sekarang atau nanti kalau gitu ma"
"Aku nanti mau ketemu ghe" beritahu adila
"Ghea siapa?"
"Itu loh temen aku yang waktu itu ketemu di restoran Bekasi"
"Oh yang kamu sampe diteriakin bos restoran?" tanya zaffran memastikan sambil tersenyum
"Iya, terus ditolongin sama putra pak Ari aliyad" jawab adila sambil tersenyum juga
"Yang namanya Zaffran aliyad?"
"Iya, kamu kan orangnya?"
Mereka berdua pun tertawa bersama...
"Mau masuk?" tanya Adila
"Aku pengen mandi gerah banget"
"Mandinya gimana?
"Kamu lah yang mandiin, aku mana bisa"
"Hah?"
"Kita kan suami istri"
Adila menaikan alis nya lalu membantu zaffran naik ke tangga
"Panggil satpam lagi jangan?"
"Gak usah aku kan udah lebih kuat gara-gara sarapannya banyak"
Adila tersenyum
Satu demi satu anak tangga berhasil dinaiki hingga akhir didepan pintu kamar
Adila membawa zaffran masuk dan menyuruh nya duduk diatas WC toilet yang ditutup
"Tunggu aku siapin baju"
Adila menyiapkan baju suaminya itu dan kembali ke kamar mandi
Zaffran pun mandi dibantu Adila
Tak lama mereka berdua keluar dari kamar mandi, dimana zaffran terlihat segar namun adila berkeringat.
"Sayang aku mandi dulu ah" ujar adila segera menarik handuk
"Iyah, aku disini" ujarnya duduk di sofa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
mama kenand
itu baru luka kaki tp lo da berasa sakit trs gimana dengan adila kalo tau suami'ya suka main cewek d luar sana, hati'ya pasti sakit, itu lebih sakit dari luka d kaki lo pak zaffran...
2021-04-06
2
Cinta Sunarti
oama" akan ketauan juga apa yg di lakukan zaffan
2021-01-14
0
Nicky Uminacheva
malleees nerusin bacanya Deary.....deary trs
2021-01-09
0