Setelah beberapa menit adila menyusul zaffran yang sudah ada di meja makan dengan sebuah piyama pendek yang membentuk lekuk tubuhnya dengan sangat indah.
"Cantik banget istri ku" kata zaffran sambil tersenyum manis pada adila yang datang, merangkul pinggang istrinya yang berdiri tepat disampingnya yang sedang bertanya apa dirinya perlu membantu bibi yang sedang masak.
"Gak usah nya, ini bibi cuma lagi buat jus buah tadi tuan minta jus. nyonya mau sekalian?" jawab bibi setengah teriak karena suara blender yang bising
"Boleh bi jus jeruk kayanya seger nih habis diluar gini, oh iya bi panggil adila aja jangan nyonya" ucap adila menatap bibi yang membawa gelas berwarna putih dengan isian hijau "jus alpukat nya tuan" ujarnya
"Makasih bi, makan jangan lupa bi" kata zaffran segera meminum jus itu
Bibi hanya tersenyum pada keduanya, ia memberikan jus jeruk pada adila yang sedang mematikan handphone nya, sedangkan zaffran kini tengah menatap adila dengan intens.
Adila yang menyadari nya menengok ke arah zaffran sambil menyipitkan matanya "hhhhh ngapain sih?"
"Mana?" tanya zaffran
"Apa?" tanya balik adila bingung
"Buatin kentang goreng, aku laper" suruh zaffran pada adila, karena ini masakan bibi memang dimakan waktu malam, soalnya bibi hanya bekerja sampai sore saja. kecuali dipanggil atau memang bibi mau menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai tadi siang.
"Iyah suamiku" jawab adila sambil mengelus dagu suami nya yang bersih dari jenggot itu
adila segera pergi kedapur menghampiri bibi yang sedang mencuci piring "mau saya yang buatkan nya?"
"Gak usah bi, adila aja. bibi kalau mau pulang bekal makanan yang tadi bibi masak aja, buat di rumah supaya gak masak dua kali" suruhnya
Bibi menolak karena tidak enak, meskipun adila meyakinkan bahwa tidak apa apa. bibi pun pamit pada adila dan juga zaffran yang sedang menelpon
Adila pergi menyiapkan kentang frozen untuk di goreng, sambil memanaskan minyak hendak menggoreng otak otak yang ia beli saat belanja bersama bibi
"Di nanti jam delapan malam, gue pengen ke bar siapin cewek" kata zaffran berbisik
Ia langsung mematikan handphone nya dan menghampiri adila yang tengah menggoreng kentang seorang diri
zaffran memeluknya dari belakang lalu ia mencium leher adila yang tengah memasak dan tiba-tiba
"Bruk...
"Aaaaa" teriak adila terkejut
Pada akhirnya mereka berdua hanya melongo bingung melihat ke lantai
"Untung gak kena kaki kamu" kata zaffran sambil menarik lengan adila agar memundurkan langkahnya sedikit
Wajan penggorengan yang sedang adila pakai jatuh tersenggol tangan zaffran hingga tumpah lah isinya
Untung saja mereka langsung segera menghindar, meski begitu wajan berisi minyak panas itu mengenai sedikit kaki zaffran yang kini membuat kakinya memerah
"Astaghfirullah sayang kakimu" kata dila langsung jongkok dihadapan zaffran sambil mengambil wajan"maaf ya" ujarnya
Zaffran menengok ke kakinya yang sudah disadari perih dan panas "Gapapa sini bangun" kata zaffran mengambil tangan Adila supaya berdiri
Zaffran segera pergi menuju ke sofa dan adila pun mengejar nya setelah menaruh wajan itu ke atas meski belum di bersihkan. "Makasih ya mas kamu langsung berdiri didepan aku tadi, tapi maaf gara-gara aku kamu yang kena"
"Sebagai permintaan maaf kamu harus bantu aku ke sofa " kata zaffran mengarahkan lengannya
Adila tersenyum dan memapah badan zaffran ke sofa
"Ahh..." zaffran sedikit meringis karena semakin ngilu saat ia hendak meluruskan kakinya
"Aku ke rumah mamah dulu" kata adila dengan polos yang langsung berdiri hendak pergi
"Ngapain?" zafran menarik lengan adila
"Kasih tau kaki kamu kena minyak lah" jawab Adila
"Gak usah, kamu telepon dokter aja cari no nya di WhatsApp aku" suruh zaffran, karena untuk apa juga memberitahukan orang tuanya yang malah akan membuat mamah panik tak karuan padahal lukanya pun tidak besar
Adila membuka handphone zaffran "Dokter... dokter.... dokter...." kata Adila sambil mencari no tersebut
"Nah dokter Ilham kan?" tanya Adila memastikan yang langsung dijawab anggukan oleh zaffran
Adila segera mungkin menelepon nya
"Hallo"
"Saya istrinya zaffran dok tolong segera ke rumah mas zaffran, kena minyak panas"
"Iya segera ya dok"
Adila lalu duduk kembali dekat zaffran"Kamu tiduran deh naikin kaki nyh" zaffran pun menaikan kakinya ke sofa dan berbaring mengenakan bantal
Adila pergi mengambil handuk yang ia basahkan dengan air dikamar mandi, dia coba tap tap sedikit di area yang kena minyak panas itu. kaki zaffran semakin terlihat memerah seperti menyebar
"Dokter nya lama banget si" eluh adila
Zaffran memegang tangan adila "Aku gak papa kamu jangan panik gitu, tenang aja"
"Gimana aku gak panik liat luka kamu makin merah aja"
Zaffran melihat kakinya yang kini sudah terlihat seperti di rebus saja
"Aku perlu ngasih tau mamah gak?" tanya adila
"Sana kasih tau aja, dia kalo dikasih tau nya telat suka marah, walaupun sekarang dia bakal panik " jawab zaffran
"Kamu sendiri disini gak apa apa? yakin?atau aku telepon aja?" adila memastikan
"Gak sampe 1 jam dil, udah langsung ke rumah aja. kalau lewat telepon malah ribet kalo mamah tuh" jawab zaffran
"Lari aja apa aku, deket juga ngerepotin supir" ucapnya
"Jangan, pake mobil aja" suruhnya
Adila akhirnya pergi dengan sebuah mobil bersama supir, walaupun ia bingung harus bagaimana memberitahukan ini pada mertuanya.
Melihat adila sudah benar-benar menutup pintu, zafran dengan segera memainkan handphone nya
Dengan segera ia menelepon aldi, alasan terbesar ia menyuruh adila agar tetap pergi. Ya Ini
"Hallo di, gak jadi gue ke bar"
"Kaki gue kena minyak panas"
"Jirrt, lu ngapain bisa kena minyak panas? masak loh?"
"Biasa lah, maennya terlalu ekstrim "
"Hahahaha, si anji*g... yakin nih gak jadi?"
"Enggak, udah lah. kapan kapan gue main ke bar"
zaffran kemudian menutup telepon nya
Tak berselang lama adila datang dengan orangtua zaffran
"Kamu itu ngapain si sampe kaya gini?" tanya papah sambil menatap kaki zaffran
"gak sengaja nyenggol wajan tadi pah" jawab zaffran
"Udah telepon dokter?" tanya mamah pada adila sambil duduk di dekat kaki zaffran "sakit ya sayang?" zaffran menganggukkan kepalanya
"Udah kok mah, katanya mau langsung kesini tapi belum sampe juga" kata adila sambil terus celangak celinguk ke arah pintu
"Mamah ambil air infusan untuk luka dulu, supaya gak panas" kata mamah yang langsung melipir
"Besok jangan dulu kerja" kata papah sambil duduk di sofa sambil membuka saluran televisi
"Zaffran ada rapat pah sama om pais" tolaknya
"Biar papah yang ngomong" kata papah yang langsung pergi menelepon ke luar rumah, agar mendapat suara yang aga hening
Tak lama zaffran menarik tangan adila hingga adila kini ada dekat diwajahnya "apa?"
"Ganti baju, dokter nya itu masih muda. aku gak mau yah dia gratis liat tubuh kamu yang hanya dilapisi baju tidur gini" suruh zaffran sambil cemberut
Adila tersenyum geli"Iya-iya"
Adila berlari kecil menaiki anak tangga "Jangan lari"teriak mamah pada adila yang langsung membuat langkah kakinya perlahan
Setelah Adila ganti baju ia segara turun kebawah dan melihat seorang lelaki berumur sekitar 45 tahun sedang bicara dengan papah
Adila menghampiri zaffran dan melihat kakinya telah dibungkus rapih. Perban.
"Udah?" tanya adila
Zaffran mengangguk
"Yah aku gak liat lagi, kata dokter apa?" tanya Adila
"Untung kamu gak liat"
"Kenapa emang?"
"Aku tadi hampir nangis, sakit banget pas ditusuk supaya kulitnya gak bengkak. karena emang langsung pada menggelembung gitu"
"Ihh...seriusan terus cara ngobatin nya gimana?"
"Lagi diomongin sama mamah nanti kamu tanya mamah aja"
"Itu dokternya?" kata adila menunjuk laki-laki yang masih ngobrol dengan mamah dan papah
Zaffran mengangguk, Adila langsung memukul paha zaffran
Zaffran tertawa puas sedangkan Adila cemberut saja
"Pak zaffran, nyonya. saya langsung pulang ya" kata dokter Ilham tersenyum pada zaffran dan Adila yang tengah tertawa
"Iya dok" jawab zaffran
"Iya dok, terimakasih" saut Adila
Dokter itu pun pergi
"Mah, apa kata dokter?" tanya Adila menghampiri mamah
"Tiap pagi sama sore kamu buka perban nya pakai air infusan terus bersihin pakai alkohol olesin salep dan Betadine terus tutup, dan ada obat minum juga. tapi dia gak bawa jadi nanti harus cari di apotik resep nya dikasih kok"
"Ohh oke mah nanti adila pergi cari barangnya"
"Buat apa? suruh aja bibi" kata mamah
"Yaudah besok adila suruh bibi"
"Yaudah mamah sama papah pulang"
"Mau Adila antar?"
"Gak usah temenin aja suami kamu, mamah sama papah jalan aja deket" jawab mamah
"Zaffran, papah sama mamah balik ya" teriak papah didepan pintu
"Iyah mah pah" kata zaffran
Mamah dan papah pun pergi meninggalkan rumah mewah zaffran
Adila menghampiri zaffran "Karna kamu boongin aku soal dokter, kamu jalan sendiri ke kamar aku gak mau bantuin kamu" kata Adila melipat kedua tangan nya berusaha menyombongkan diri
"Pak rus..pak rus...tolong pak rus" teriak zaffran yang membuat seorang supir masuk kedalam rumah ia pun menghampiri zaffran yang tengah berbaring
"Ada apa pak?" tanyanya
"Bantu saya ke kamar"
Supir itu pun membantu tuannya dengan segera menuju kamar, zaffran mengeluarkan lidahnya pada Adila "Wle...
Adila kembali cemberut "Curang" teriak adila
Kemudian adila membawa gelas yang ada dimeja ia menaruhnya dicucian kotor, membersihkan tumpahan minyak yang melayah.
"Maaf nyonya, kata tuan bawakan air" kata supir tadi menghampiri adila di dapur
Adila mengangguk, ia mengambil satu gelas penuh air dan naik ke atas dilihatnya zaffran tengah menutup kedua matanya
"Kamu mau minum?" tanya Adila
Zaffran membuka matanya "Mau" ia minum dibantu Adila duduk
"Aku mau tidur, sini temenin aku" kata zaffran
Adila pun tidur disamping zaffran sambil memeluknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
mom's ana
maksutnya apa si ni laki...punya istri cantik baik hati seksi ...main diranjang oke ko gak ada puasnya...aneh...bener2 sakit jiwa iibh..gak jelas
2022-01-24
1
Lovesekebon
Mungkin itu hukuman ya thor😌
2021-05-15
0
Jumaeda
tu karma Saffran, ingat karma bohongin istri,,, bagus thor, setiap Saffran mau selingkuh, timpahkan kecelakaan lagi, dan lagi biar nyadar klo itu karma
2021-04-27
0