Kantor Suami-ku

Tepat pada pukul sebelas siang, adila mulai mengambil bahan masakan yang akan ia buat untuk suaminya, ia sudah sangat antusias akan membuatkan makan siang ini.

"Hari ini aku mau buat sayur bayam , ayam goreng dan tempe sambel kentang" monolognya seorang diri sambil menyiapkan semua bahan dan bumbu

Pada saat menggoreng ayam, sebuah percikan minyak mengenai lengannya hingga membuat ia terkejut karena panas. "kenapa nyonya?" tanya bibi mendekat saat melihat adila menjauh dari kompor sambil mengusap lengannya

"Enggak kenapa kenapa kok bi" jawabnya sambil tersenyum, lalu membalikkan ayam itu dengan hati-hati. bibi mencoba berkali-kali merayu adila agar ia saja yang masak namun adila tak mau, karena baginya ini kali pertama ia masak untuk zaffran. "serius nyonya enggak mau bibi bantuin?" tanyanya memastikan, adila menganggukkan kepalanya yakin.

"Kalo gitu bibi mau izin pulang, nanti sore bini kesini" katanya sambil tersenyum ramah

"Iya bi boleh, hati-hati ya" jawabnya ramah

Bibi pun pergi meninggalkan adila yang masih melanjutkan masakannya, ia kali ini mulai memasak sayur bayam. setelah sayur matang ia mulai memasak tempe sambal kentang dengan cepat karena jam sudah mau menunjukkan pukul dua belas.

"Tut...Tut..."

Handphone adila berbunyi bertanda sebuah panggilan masuk datang, ia segera mengangkatnya dengan cepat. "halo mas?"

"Kamu dimana?" tanya zaffran diujung telepon

"Masih di rumah mas" jawab adila sambil mematikan kompor karena masakan nya sudah siap

"Kalo udah sampe sini, minta resepsionis kabarin aku biar aku ke bawah jemput kamu"

"Gak usah mas aku langsung naik ke ruangan kamu aja" tolak adila

"Jangan!" ucap zaffran dengan tegas hingga membuat adila kebingungan "loh kenapa?"

"Mmm, kalo gak kamu chat aku pas sampe" saran zaffran tanpa memberitahu mengapa adila harus mengabarinya dulu

"Yaudah, udah dulu mas aku siap-siap" jawab adila yang malas beradu argument di handphone seperti ini.

Setelah panggilan ia matikan ia kini mulai memasukan makanan yang ia masak kedalam rantang susun yang ia punya.

"Akhirnya, mandi dulu ah" ujarnya dengan senyuman lebar karena telah berhasil masak untuk makan siang zaffran

Adila segera menaiki anak tangga menuju kamar atas milik nya, setelah mandi ia mulai mencari cari pakaian yang tepat untuk ia gunakan.

Ia menggunakan celana panjang berwarna coklat dengan baju dalam pendek berwarna putih serta gardigan berwarna coklat dan sepatu hitam dengan sedikit hak, ia juga memakai jam tangan berwarna putih dan kalung berbentuk bulat yang panjang hingga dadanya. rambut nya ia kuncir satu dengan make-up yang super kalem membuat ia tampil bak model.

Ia berlari menuruni tangga, menggambil rantang berisikan makanan dan pergi keluar menemui supir agar mengantarnya ke perusahaan zaffran.

"Pak, antar saya ke kantor mas zaffran" titahnya

"Baik nyonya" supir itu membukakan pintu mobil untuk adila agar masuk

Mobil itu mulai melaju dengan kecepatan sedang, setelah sekitar 48 menit mereka akhirnya sampai. supir itu turun dan membuka kan pintu mobil untuk majikannya, adila turun dengan anggun tanpa sebuah tas namun dengan rantang membuat beberapa orang terpesona akan kecantikan nya.

"Siang bu" sapa seorang satpam saat melihat istri dari pimpinan perusahaan, adila tersenyum lembut pada para satpam. padahal dulu juga sering datang

"Bu...Bu....." panggil seorang resepsionis yang mengejar langkah kaki adila yang akan menaiki anak tangga ia seolah berusaha mencegahnya naik ke atas

"Kenapa la?" tanya adila yang sudah kenal dengan lala, resepsionis kantor ini.

"Kata bapak tunggu disini, nanti bapak turun" jawab lala sambil tersenyum

"Gak usah la, aku langsung masuk aja" tolak adila langsung berjalan dengan cepat, walaupun ada sebuah lift tapi ia tak pakai. karena ruangan zaffran pindah ke bawah yang hanya dibatasi beberapa anak tangga.

"Tapi bu.."

Adila tak menghiraukan ocehan lala ia berjalan santai menuju ruang kerja suaminya

"Aduh, kacau!" ucap Lala resepsionis tadi sambil memegang keningnya

Ia berlari ketempat nya dan menelpon pimpinan perusahaan nya itu

•Ruang zaffran

Ia terlihat sedang duduk santai sambil tangannya yang panjang itu diurut oleh seorang perempuan cantik mengenakan dress selutut berwarna ping

"Drettt...dret...."

Zaffran mengangkat telepon kantornya

"Ya kenapa?" tanya zaffran santai

"Ibu sekarang naik ke ruangan bapak" jawab lala dengan tergesa-gesa

Zaffran melotot bingung, ia menaruh telepon kantor nya di depannya. ia cukup kaget sampai akhirnya ia menaruhnya dengan tidak benar.

"Kamu duduk sini" ucap zaffran menyuruh perempuan tadi duduk di kursi tamunya tak lama

"Krek"

Adila masuk lalu diam menatap seorang perempuan yang tersenyum manis padanya lalu perempuan itu pergi dengan santai melewati dirinya

Zaffran yang mengetahui istrinya tengah bingung langsung menghampirinya "eh sayang, bukannya chat aku dulu"

Adila masih diam seribu bahasa, lalu zaffran merangkul nya agar berjalan ke kursinya, adila kini telah duduk di bangku kebesaran suaminya itu.

Adila menatap wajah zaffran dengan intens hingga membuat zaffran terlihat cemas "siapa dia?" adila akhirnya mengeluarkan suaranya

"Hah? itu, mm.. pegawai" jawab zaffran terbata-bata

"Sejak kapan pegawai boleh pakai pakaian menyorot dan malah terlihat seperti mau ke mall?" tanya adila menyelidik seolah tak percaya akan jawaban dari mulut zaffran

"Hah? dia kan klien aku sayang" jawab zaffran makin gugup

"Pegawai atau klien kamu?" tanya adila memastikan sambil menatap tajam pada wajah zaffran

"Dulu dia pernah kerja disini terus sekarang dia sukses dan jadi klien aku" jawab zaffran berusaha santai

"Dulu aku kerja disini tapi gak pernah liat dia tuh" kata adila semakin mengintimidasi

"Kan sebelum kamu, pas kamu masuk dia udah lama keluar sayang" jawab zaffran sambil terkekeh pelan menyembunyikan rasa ketakutan nya.

Adila lalu masih menatap wajah zaffran dengan intens berusaha memastikan apakah ucapan suaminya ini benar.

"Eh, ini kamu yang masak sendiri" tanya zaffran membuyarkan pikiran negatif istirnya. mengalihkan pembicaraan!

"Iyah,aku yang masak" jawab adila sambil tersenyum lebar dan membuka rantang yang ia bawa, zaffran menarik kursi tamunya memindahnya ke dekat kursi adila. zaffran mencicipi ayam goreng dan tempe sambal kentang buatan istrinya "mmm enak" pujinya setelah menelan masakan buatan adila

"Cobain sayurnya" suruh adila, ia mengambil sendok dan menyuapi suaminya. namun, zaffran menolaknya "enggak ah enggak"

"Aku cape loh masaknya" adila mengerucutkan bibirnya

"Yaudah deh, aaaaa" sambil membuka mulutnya minta disuapi, adila pun menyuapi nya.

"Kamu harus sering makan sayur loh" ujar adila yang mendapatkan anggukan kepala dari zaffran. zaffran menghabiskan setengah masakan adila "kenyang" kata zaffran sambil menyenderkan tubuhnya

"Minum dulu mas" adila menyodorkan gelas air putih yang sejak tadi ada di sisi meja kerja suaminya. zaffran pun meminumnya, sedangkan adila sibuk membersihkan bekas makan zaffra.

"Kamu cantik banget si" puji zaffran pada istrinya

"Masa si?" tanya balik adila tak percaya sambil tersenyum malu

"Beruntung banget aku punya istri yang cantik pinter masak lagi" pujinya lagi sambil melebarkan senyumannya

Zaffran menyenderkan tubuhnya pada kursi samping yang diduduki adila lalu memegang leher istinya itu dan mulai menciumnya.

"Bruk"

Pintu terbuka dengan tiba-tiba dan keras

"Maaf pak, maaf" ucap seorang lelaki yang datang terburu-buru. zaffran meliriknya dengan masih mencium istrinya itu sampai akhirnya adila melepaskan ciumannya. "kenapa?" tanya zaffran heran pada pegawai lelakinya yang tak tahu aturan ini

"Ada pak antoni rekan bisnis bapak dibawah" jawabnya gugup, ia takut zaffran akan memarahinya karena menggangu momen keduanya.

"Saya tanya kenapa kamu gak ketuk pintu dulu?" tangkis zaffran dengan nada tingginya

"Maaf pak saya buru-buru gara-gara pak antoni minta segera sambil marah-marah" ujarnya membela diri

"Keluar! bilang sama pak antoni jangan ganggu saya karena sedang ada istri saya disini" titahnya dengan penuh emosi

"Baik pak , saya permisi" pegawai tadi segera keluar

"Ganggu aja" ucap zaffran mengusap wajahnya kasar

"Bukannya temuin" omel adila

"Lihat" zaffran menunjukkan tangan kirinya yang menggunakan jam tangan terlihat pukul 12.45 "ini tuh jam istirahat" sambung zaffran

"Aku tau, tapi gimana sama pak antoni?"

"Biarin aja" jawabnya acuh, zaffran lalu mendekati istrinya lagi "emang pak antoni siapa?" tanya adila penasaran

"Dia minta aku buat tanam modal diperusahaan nya"

"Terus kamu mau?"

"Ya boleh lah"

"Tok...tok..."

"Siapa lagi si?" keluhnya

ia bangun dari kursi dengan marah membuka pintu , ternyata pak antoni yang berdiri didepan pintu

"Maaf pak menganggu, bapak kapan akan menanamkan sahamnya pada perusahaan kami?" tanya sopan pak antoni, karena ia benar-benar sangat membutuhkan.

"Saya bilang jangan ganggu saya. ini jam istirahat bukan jam kerja"

"Tapi pak.."

"Saya tidak suka bekerjasama dengan orang yang tidak tau waktu" selanya tajam

"Tapi pak saya sangat membutuhkan suntikan dana hari ini juga" ucapnya lirih

"Keluar dari kantor saya!!!" teriak zaffran dengan wajah marahnya

Pak antoni menunduk kan kepalanya dan mulai berjalan keluar, zaffran membanting pintu kaca dan kembali ke kursi di samping adila, adila bangun dari duduknya dan memeluk suaminya itu berusaha menenangkannya "sabar sayang"

"Aku gak suka nih, jam istirahat ada yang ganggu"

"Iya udah jangan marah-marah terus dong" sahut adila "masa ada aku marah-marah" sambungnya

Zaffran melihat ke atas menatap dari bawah wajah adila yang berdiri memeluk nya dari belakang "aku mau pulang mas" pamitnya melepaskan pelukan

"Mau aku anter?" tanya zaffran segera bangkit dari kursinya lagi

"Aku sama supir kok" tolaknya

"Yaudah aku anter sampe depan" ucap zaffran tersenyum pada adila

Mereka pun turun dengan bergandengan tangan yang membuat para pegawai yang sedang berhamburan dijam istirahat menyoroti keduanya sambil tersenyum

"Siang pak, udah mau pulang bu?" tanya satpam ramah

"Iya pak" jawab adila lembut

"Sana panggil supir yang tadi bawa istri saya" seru zaffran, satpam itu berlari menuju supir adila dan tak lama mobil itu datang ke hadapan adila

Zaffran mencium kening Istrinya "hati-hati" adila pun pergi melambaikan tangannya masuk ke dalam mobil dan pergi menjauh dari perusahaan.

Terpopuler

Comments

mom's ana

mom's ana

laki sakit jiwaaaa akuut baru nikah udah ke gitu klakuan nyaa...najiss gue santet onlen luuu

2022-01-24

1

arin

arin

wah dsar ini laki"Bru juga nikah udh ngga bner,semoga dsni yg jdi istriny tegas

2021-07-21

1

Ina Agiant

Ina Agiant

judul ny nafsu suamiku bkn ?
tp g ad nafsu d malam pertama
eehh..hri kedua pernikahan, udh ad perempuan c pemijit kening ?🤔

2021-06-15

1

lihat semua
Episodes
1 Ini kisah-ku
2 Disayang
3 Disayang Juga
4 Kantor Suami-ku
5 Kebingungan
6 Suamiku yang tenang
7 Tidak ada bukti
8 Permainan dimulai
9 ke makam orang tua adila
10 Pesan WhatsApp
11 Ceroboh
12 Mengobati Luka di kaki
13 Rasa sakit pun tak terasa
14 Ghea
15 Kebohongan
16 Kabur
17 Nasehat
18 Rumah
19 Mulai membaik atau permainan dimulai lagi?
20 Kari ayam untuk zaffran
21 Tipuan part 1
22 Tipuan part 2
23 Detektif jadi jadian
24 Zaffran pergi, kemana?
25 Salah sangka?
26 kebenaran
27 Perdebatan
28 Baik
29 Tidak berubah
30 Kontrak kerja
31 Batalkan?
32 Party part 1
33 Party part 2
34 Terkejut
35 Ego
36 Permainan adila
37 Tidak ada file
38 Adila demam
39 Tak berubah (zaffran)
40 Ghea sakit
41 Suami kasar
42 Luka lebam
43 Balasan
44 Ghea pulang
45 Adila hamil?
46 Kabar baik untuk nesa dan ghea
47 pembalasan untuk zaffran
48 Uang untuk aliya
49 Dokter kandungan
50 Pakaian baru untuk ibu Hamil
51 Restoran
52 Pelayan untuk adila
53 Pesona zaffran
54 Info dari adik aldi
55 Kantor zaffran
56 Pulang ke rumah
57 part 1
58 Part 2
59 Part 3
60 part 4
61 part 5
62 part 6
63 part 7
64 part 8
65 Permintaan cerai
66 Perdebatan
67 Mau tidak mau
68 Papah setuju
69 Menanti pulang dari rumah sakit
70 Adila pulang
71 Asisten pribadi
72 kabar dari Ghea untuk adila
73 Bicara pada mertua
74 Istri?
75 Keraguan adila
76 Pergi ke Jakarta lagi (revlan)
77 Keraguan
78 penjelasan
79 Kembali bersama
80 Sampai dijakarta
81 Ghea bekerja
82 Penuh kecurigaan
83 akan berbicara pada revlan
84 Mall part 1
85 mall part 2
86 Mall part 3
87 Revlan jahat? pembohong?atau munafik?
88 Mengerjai ghea
89 bicara pada revlan
90 Kemarahan revlan
91 bohong atau benar?
92 Ketidakpercayaan
93 Sisil pulang
94 Menuju puncak
95 Kesalahpahaman deri
96 Ada apa?
97 Kehamilan Adila
98 mendekati ghea
99 Aldi, Aliya dan anak yang dikandungnya
100 Keanehan adila
101 Kabar baik
102 Chef tampan
103 Persiapan syukuran
104 chef dawan dan ketampanan nya
105 acara syukuran
106 Terjebak perasaan
107 Kenapa revlan?
108 penjelasan pada zaffran
109 Revlan datang
110 Pemalsuan data
111 Rencana Aldi
112 orang suruhan
113 Kiriman Vidio
114 Perkelahian
115 Deri mencintai Ghea
116 Anak perempuan
117 Tangis sisil
118 Usaha deri
119 Sisil pergi
120 Adila yang selalu menggerutu
121 Hamil pun tak perduli
122 Ke khawatiran
123 Rencana beres
124 Keberangkatan Deri dan sisil
125 Kangen
126 Taman hijau
127 Pacar
128 Cara pembebasan
129 Tidur
130 Datang
131 usir
132 kesal
133 Sibuk
134 Menikah
135 Anak sakit
136 Usaha kesekian
137 Setuju
138 Senyuman kebahagiaan
139 Terimakasih
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Ini kisah-ku
2
Disayang
3
Disayang Juga
4
Kantor Suami-ku
5
Kebingungan
6
Suamiku yang tenang
7
Tidak ada bukti
8
Permainan dimulai
9
ke makam orang tua adila
10
Pesan WhatsApp
11
Ceroboh
12
Mengobati Luka di kaki
13
Rasa sakit pun tak terasa
14
Ghea
15
Kebohongan
16
Kabur
17
Nasehat
18
Rumah
19
Mulai membaik atau permainan dimulai lagi?
20
Kari ayam untuk zaffran
21
Tipuan part 1
22
Tipuan part 2
23
Detektif jadi jadian
24
Zaffran pergi, kemana?
25
Salah sangka?
26
kebenaran
27
Perdebatan
28
Baik
29
Tidak berubah
30
Kontrak kerja
31
Batalkan?
32
Party part 1
33
Party part 2
34
Terkejut
35
Ego
36
Permainan adila
37
Tidak ada file
38
Adila demam
39
Tak berubah (zaffran)
40
Ghea sakit
41
Suami kasar
42
Luka lebam
43
Balasan
44
Ghea pulang
45
Adila hamil?
46
Kabar baik untuk nesa dan ghea
47
pembalasan untuk zaffran
48
Uang untuk aliya
49
Dokter kandungan
50
Pakaian baru untuk ibu Hamil
51
Restoran
52
Pelayan untuk adila
53
Pesona zaffran
54
Info dari adik aldi
55
Kantor zaffran
56
Pulang ke rumah
57
part 1
58
Part 2
59
Part 3
60
part 4
61
part 5
62
part 6
63
part 7
64
part 8
65
Permintaan cerai
66
Perdebatan
67
Mau tidak mau
68
Papah setuju
69
Menanti pulang dari rumah sakit
70
Adila pulang
71
Asisten pribadi
72
kabar dari Ghea untuk adila
73
Bicara pada mertua
74
Istri?
75
Keraguan adila
76
Pergi ke Jakarta lagi (revlan)
77
Keraguan
78
penjelasan
79
Kembali bersama
80
Sampai dijakarta
81
Ghea bekerja
82
Penuh kecurigaan
83
akan berbicara pada revlan
84
Mall part 1
85
mall part 2
86
Mall part 3
87
Revlan jahat? pembohong?atau munafik?
88
Mengerjai ghea
89
bicara pada revlan
90
Kemarahan revlan
91
bohong atau benar?
92
Ketidakpercayaan
93
Sisil pulang
94
Menuju puncak
95
Kesalahpahaman deri
96
Ada apa?
97
Kehamilan Adila
98
mendekati ghea
99
Aldi, Aliya dan anak yang dikandungnya
100
Keanehan adila
101
Kabar baik
102
Chef tampan
103
Persiapan syukuran
104
chef dawan dan ketampanan nya
105
acara syukuran
106
Terjebak perasaan
107
Kenapa revlan?
108
penjelasan pada zaffran
109
Revlan datang
110
Pemalsuan data
111
Rencana Aldi
112
orang suruhan
113
Kiriman Vidio
114
Perkelahian
115
Deri mencintai Ghea
116
Anak perempuan
117
Tangis sisil
118
Usaha deri
119
Sisil pergi
120
Adila yang selalu menggerutu
121
Hamil pun tak perduli
122
Ke khawatiran
123
Rencana beres
124
Keberangkatan Deri dan sisil
125
Kangen
126
Taman hijau
127
Pacar
128
Cara pembebasan
129
Tidur
130
Datang
131
usir
132
kesal
133
Sibuk
134
Menikah
135
Anak sakit
136
Usaha kesekian
137
Setuju
138
Senyuman kebahagiaan
139
Terimakasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!