”Besok kalau ngikat tali sepatu yang bener ya, biar nggak banyak makan korban." Arga kemudian pergi setelahnya.
Senja yang sedari tadi setia menundukkan kepalanya tetap tak bergeming dari tempatnya. Saat berjalan melewati jendela UKS, Arga menoleh untuk dapat melihat sosok Senja yang berada di dalam. Dapat di lihatnya Senja masih dalam keadaan yang sama, duduk dengan kedua tangan yang menutupi wajah merah padamnya.
Dasar bocah. Batin Arga sebelum kemudian mempercepat langkah meninggalkan bocah kecil yang membuatnya kehilangan waktu untuk mengisi perutnya.
...***...
Ruang kelas VII F
“Senja ngilang ke mana sih. Ribet banget bawa bungkusan bakso gini. Kalau jatuh terus pecah, kuahnya meluber gimana nih," gerutu Ayu.
“Iya juga ya, bel udah bunyi gini belum nongol juga tuh anak," ganti Ifa yang bersuara.
“Bolos mungkin nggak?” lanjut Ifa.
“Seenggak niatnya Senja sekolah di sini nggak mungkin deh dia sampek bolos. Bukan dia banget itu," kini Ucik bersuara.
“Iya, hehehe," Ayu tertawa geli. “Bisa di sambel dia sama abang dan bapaknya," lanjutnya masih dengan tawa.
Ucik, Ifa, dan Ayu masih terkikik geli membayangkan berbagai kemungkinan yang terjadi kalau sahabatnya itu sampai bolos dan ketahuan keluarganya. Karena mereka tahu benar bagaimana ketatnya aturan di keluarga Senja.
“Eh, mau ke mana kamu," tanya Ayu karena Ifa tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya.
“Mau ke toilet," jawab Ifa singkat.
“JANGAN!” teriak Ayu tiba-tiba dengan raut tegang.
Ucik dan Ifa kompak mengerutkan keningnya dan melayangkan pandangan heran kepada Ayu. Merasa mendapat pandangan heran dari kedua sahabatnya, Ayu segera mengendurkan urat wajahnya yang sebelumnya di setting tegang dan menggantinya dengan cengiran.
“Takut ilang kayak Senja," jawabnya sambil mengacungkan jari tengah dan telunjuknya.
Pletak!
“Awh…!!!” Ayu mengelus kepalanya.
“Gak lucu!" Ifa yang bersungut-sungut segera berlalu setelah berhasil menghadiahkan satu jitakan di kepala Ayu.
“Emang nggak lucu, tapi sakit ini," cicit Ayu masih dalam mode mengelus kepalanya.
“Lagian kamu sih, udah tahu Ifa kebelet, pake dikerjain," timpal Ucik santai sambil membolak-balik lembaran bukunya.
“Elah, bercanda doang," sanggah Ayu.
“Iya mau kamu, tapi kalau itu tadi Ifa sampek bocor di sini nggak tahu deh," ucap Ucik masih dengan gaya santainya.
“Iya, iya, maaf. Ya udah deh, aku nyusulin Si Ifa dulu, takut dia ngilang kayak Senja." Ayu kemudian bangkit dan menyusul Ifa ke toilet.
Kantin
Melihat kelasnya masih ramai, Arga yakin jika belum ada guru yang masuk ke kelas dan memulai pelajaran. Akhirnya dia berbelok menuju kantin untuk melakukan ritual makan kilat demi mengganjal perutnya yang sudah berdemo minta diisi.
Seporsi nasi uduk tandas dengan cepat. Dengan gerakan kilat Arga membuka tutup botol air mineral di hadapannya untuk menuntaskan dahaganya. Saat tengah meneguk minumannya, Arga melihat siluet pak Umar berjalan ke arah kelasnya.
Buru-buru dia menenggak habis minumannya dan segera berlari menuju kelasnya berharap dia bisa masuk sebelum pak Umar tiba di kelasnya.
“Woy Ga! Ngapain situ lari-lari kayak di kejar setan!” teriak Bambang yang tak sengaja pundaknya tersenggol Arga yang nyelonong begitu saja menuju tempat duduknya.
“Lu tu setan, suruh bawain makanan malah raib," balas Arga sinis.
“Maaf bray, tadi lupa, kan…”
“Assalamu'alaikum anak-anak, selamat siang," sapa pak Umar dari ambang pintu.
“Wa'alaikum salaaaammmm," jawab serempak murid kelas IX c sambil berlarian menuju tempat duduk masing-masing.
“Bagaimana, apa bisa segera di mulai?” tanya pak Umar pada seluruh siswa.
“Bisa Ppaaaaakkkk," jawab serempak seluruh penghuni kelas IX c.
“Baiklah, segera kumpulkan PR kalian dan tolong Arga, kamu bagi teman-teman kamu menjadi 8 kelompok," titah pak Umar kepada Arga.
Kenapa Arga?
Karena Arga adalah ketua kelas IX c. Arga segera meminta Umi sekertaris di kelasnya untuk menyiapkan undian Agar lebih mudah dalam membagi kelompok. Sedangkan dia mulai mengumpulkan buku PR teman-temannya sebelum melaksanakan tugas yang telah di berikan kepadanya.
Kelas VII F
“Yang namanya Heri yang mana?” tanya Bu Tri, guru Geografi yang sekarang mengajar di kelas VII f.
“Saya Bu," jawab Heri sambil mengangkat tangannya karena merasa namanya di panggil.
“Kelas ini jumlahnya 29 ya?” tanya Bu Tri setelah menghitung jumlah tugas take home yang diberikan pada kelas ini pada pertemuan sebelumnya.
“30 Bu," jawab Heri sambil mulai mengabsen keberadaan teman-temannya.
“Eh, kok Senja nggak ada, tadi pagi perasaan masih ada," lanjut Heri.
“Emm, itu Bu, pas mau istirahat tadi dia bilang mau ke toilet, tapi sampai sekarang belum muncul," terang Ucik, sedangkan Ifa dan Ayu nampak manggut-manggut.
“Tasnya masih ada?” tanya bu Tri lagi.
“Masih Bu," jawab Ifa yang merupakan teman sebangku Senja.
Bu Tri tampak mengernyit sebelum akhirnya meraih pulpen dan buku absensi siswa dalam mata pelajarannya. Menyadari absensi sahabatnya terancam, buru-buru Ucik angkat bicara.
“Mohon maaf Bu, sepertinya Senja tidak mungkin membolos. Pasti ada alasan kenapa dia belum kembali ke kelas sampai sekarang," ucap Ucik dengan harapan Senja tidak mendapat alfa.
“Absensi fungsinya apa?” tanya bu Tri pada seisi kelas sambil mengacungkan buku panjang yang merupakan buku absen kelas VII f.
“Daftar kehadiran siswa Bu," jawab salah seorang siswa.
“Dan kalau sakit keterangannya apa?” tanya Bu Tri lagi.
“S!” jawab kelas VII f kompak.
“Kalau Ijin?” bu Tri.
“I!” kelas VII f.
“Kalau tanpa keterangan?” bu Tri.
“A”, kelas VII f.
“Kalau Senja sekarang ada yang tahu ke mana?” tanya bu Tri lagi.
“Nggak ada Bu”, kelas VII f.
“Berarti?” tanya bu Tri akhirnya.
“ALFA….!” Kompak kelas VII f termasuk Ucik, Ayu dan Ifa.
Ucik menyandarkan tubuhnya dengan lesu, sedangkan bu Tri tersenyum dan hendak menuliskan sesuatu di buku absensinya.
Tok tok tok
“Assalamualaikum," ucap seseorang dari ambang pintu yang sontak menghentikan aktifitas bu Tri dan mengambil alih atensi kelas VII f.
“Waalaikum salam,” kompak kelas VII f beserta bu Tri.
“Ada apa?” tanya bu Tri.
“Mohon maaf Bu, saya tadi di suruh Bu Siti UKS untuk mengijinkan Senja, karena sekarang dia sedang sakit di UKS," terang Arga.
Ya, yang barusan mengetuk pintu dan menyelamatkan Senja dari alfa adalah Arga.
“Sakit?” tanya bu Tri sekali lagi.
“Iya Bu tadi dia pingsan di depan toilet," lanjut Arga.
“Oh, iya, terimakasih. Ada lagi?” bu Tri.
“Nanti minta tolong temannya untuk mengantar tas Senja ke UKS," imbuh Arga.
Bu Tri tak lagi menjawab melainkan melayangkan pandangannya ke penjuru kelas seolah bertanya siapa yang akan mengantar tas Senja. Paham dengan arti pandangan Bu Tri, Ifa segera angkat bicara. “Saya yang akan mengantar tas Senja nanti Bu," ucap Ifa.
“Kami juga," timpal Ayu dan mendapat anggukan dari Ucik.
“Baik, nanti mereka yang akan mengantar tas Senja. Ada lagi, Arbi?” tanya bu Tri kepada Arga. Jangan kaget kalau Arga di panggil Arbi, karena nama yang tersemat di seragamnya adalah Arbi Sumarga.
“Tidak Bu, saya permisi. Assalamu alaikum," pamit Arga.
“Waalaikum salam," kompak kelas VII f.
Arga pun berlalu meninggalkan kelas VII f.
“Kok bisa sih tuh bocah pingsan, kayaknya tadi sehat-sehat aja deh,” bisik Ifa pada dua orang yang duduk di belakangnya. Pertanyaan serupa juga terdengar dari beberapa rekannya.
“Sudah-sudah, mari kita lanjutkan pelajaran hari ini."
Akhirnya pelajaran dilanjutkan seperti biasa. Ucik, Ayu dan Ifa harus bersabar hingga jam pelajaran usai untuk dapat segera menjumpai sahabatnya di UKS.
Tbc.
Like, rate dan komenya di tunggu ya.
Semoga kalian suka.
Terimakasih.
Happy reading.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Ella Fatur Rohman
menarik ya walau sudah ta muda lagi 🤭😀😀😀
2021-05-28
0
Evy Juliana Nst
kayaknya ai senja pura2 pingsan karna malu😅😅
2021-04-18
1
Fira Ummu Arfi
pembaca setiaaa hadirrr 💃💃💃💃💃
tinggalin jejak jg di Novel ku ya ASIYAH AKHIR ZAMAN
2021-04-01
0