Semakin Dekat, Semakin Tertipu

...❤︎...

..."Kepercayaannya tumbuh ... tanpa tahu bahwa benih itu ditanam oleh tangan yang penuh dendam."...

...❤︎...

Suara ketukan pintu terdengar.

Elika tau siapa itu. Ia sudah duduk sejak tadi, menghafal kosa kata yang akan ia setor saat Julian tiba.

"Morgen, Elika!" sapa Julian sambil tersenyum. (Selamat pagi, Elika.)

Julian menutup pintu kamar, dan berjalan mendekat ke arah Elika. Dari punggung gadis itu, Julian tahu, bahwa gadis itu sedang gugup. Ia duduk di samping Elika dan menatap wajah gadis itu dengan seksama. Sesaat ia menyeringai tipis.

Elika sedang memejamkan mata, sambil kedua tangannya sibuk menghitung kosa kata. Bibir merah mudanya yang mungil terlihat bergerak dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Morgen, Julian!" sapa Elika dengan wajah yang berseri-seri. Binar di matanya terlihat saat menatap sosok Julian yang duduk dengan tenang di sampingnya.

"Aku sudah hafal!" imbuh Elika antusias. Ia menghadap Julian dan bersiap sedia untuk menyetor hafalannya."

"Baiklah. Aku siap mendengarkan."

Elika menarik nafas pelan. Kemudian menghembuskannya. Kedua tangannya sudah bersiap sedia menghitung kosa kata yang nantinya akan ia sebutkan satu per satu.

"Hallo, Halo. Guten Morgen, selamat pagi. Guten Tag, selamat siang. Guten Abend, selamat sore. Gute Nacht, selamat malam. Tschüss, sampai jumpa. Danke, terima kasih. Bitte, tolong atau sama-sama. Entschuldigung, maaf ...."

Elika tak berhenti sampai menyelesaikan semua hafalannya sebanyak 25 kosa kata. Sementara Julian, ia duduk diam mendengarkan sambil mengangguk pelan. Setiap anggukannya diiringi dengan senyuman yang manis dan tatapan yang hangat.

Setelah menyelesaikan setoran 25 kosa kata, Elika menghela nafas lega. Ia bersorak girang karena berhasil. "I did it!"

Julian mengacak pelan poni Elika. "Yes, you did it."

Wajah Elika mendadak memerah. Padahal, ini kedua kalinya poninya di acak-acak oleh Julian. Ia langsung duduk menghadap buku catatan yang sudah terbuka di depannya. Kemudian, ekspresi wajahnya terlihat canggung dan malu.

"Maaf. Aku terbiasa mengacak poni adikku," ucap Julian penuh rasa bersalah. "Aku tak seharusnya—"

"Aku tidak masalah," potong Elika dengan wajah memerah. Namun ia tak berani menatap tutornya.

Julian kembali menyeringai. Tatapan hangat itu berubah menjadi mengerikan sesaat. Namun, tak bertahan lama, ia bergegas memberikan materi lanjutan pada Elika.

Julian sengaja mengajar sambil sesekali lengan, siku, atau kakinya bersentuhan dengan Elika. Sentuhan sengaja untuk memancing detak jantung gadis itu. Melalui sentuhan-sentuhan tipis itu ia dapat menangkap ekspresi malu dan canggung dari Elika. Bukan ekspresi canggung yang tak nyaman, tapi ekspresi di mana hati seseorang sedang gelisah duduk di samping seorang pria yang tampan.

Ya. Julian tahu kelebihannya. Tampan. Salah satu senjata yang ia gunakan untuk membuat Elika bertekuk lutut.

Tak terasa waktu sudah berjalan selama 3 jam. Saatnya untuk Julian pulang.

"Bagaimana kalau kau makan siang dulu?" Elika mengatakannya dengan ragu.

Julian menatap penuh sesal ke arah Elika. "Maaf. Tapi setengah jam lagi aku masih harus mengajar di tempat lain."

Julian kembali mengacak pelan poni Elika. "Besok ya. Besok kita pergi ke toko buku dan makan siang bersama."

Elika mengangguk pelan. Tak sabar menanti hari esok tiba.

...❤︎...

Hari ini, Julian kembali datang ke kediaman Pierce. Dia menerima setoran hafalan kosa kata Elika dan mengajar seperti biasa. Sentuhan tipis yang sengaja seperti sebelumnya, hanya untuk mengacak-acak perasaan gadis muda itu.

Elika yang tidak berfikiran buruk, ia menganggap senggolan tak sengaja Julian hanyalah sebatas senggolan. Malah jantungnya dibuat berdebar karena sentuhan tak sengaja itu. Bahkan tak jarang wajahnya memerah.

"Gut gemacht!" ucap Julian mengakhiri proses les private hari itu.

"Gut gemacht?" tanya Elika yang tak mengerti arti dari ucapan Julian.

Julian mencubit pelan hidung Elika. "Bagus sekali."

"Itu artinya," imbuh Julian sambil tertawa pelan. Kemudian ia lanjut menyimpan buku-bukunya ke dalam tas. Membiarkan Elika yang sedang tersipu malu karena tingkah spontannya yang terkesan agresif tadi.

"Ayo?" Julian bangkit dari duduknya. Bersiap-siap menemani Elika pergi ke toko buku dan makan siang bersama.

"Sepuluh menit? Ya? Aku harus mengganti baju," pinta Elika dengan mimik wajah manja. Ia mulai nyaman berekspresi di hadapan Julian.

"Okay." Julian beranjak ke pintu. Namun langkahnya terhenti sebelum ia membuka pintu kamar. Ia menoleh ke belakang. "Tak perlu dandan. Kau sudah cantik walau tanpa makeup."

Kali ini, ucapan yang keluar dari bibir Julian adalah ucapan yang jujur tanpa sedikitpun kebohongan. Kejujuran itu menancap langsung ke dada Elika.

Jantung gadis itu semakin tak berarturan hanya karena sebuah kalimat yang keluar dari sosok tampan di balik kacamata itu.

Julian kembali menoleh ke depan, dan ekspresi wajahnya berubah datar serta dingin. Berbeda dengan ekspresi yang ia tunjukkan pada Elika sebelumnya.

...❤︎...

Sepuluh menit kemudian.

Elika keluar dari kamarnya. Ia mengenakan kaos putih lengan panjang yang mengetat di badan, dipadukan celana jeans. Dengan gaya rambut tergerai dan sedikit sentuhan lipstik di bibir, ia keluar dari kamar dengan percaya diri.

"Julian," ucap Elika sambil mendekat ke arah Julian yang sedang duduk di sofa ruang tamu. "Ayo?"

Julian menatap Elika dengan tatapan hangat dan penuh kelembutan. Lagi-lagi semua itu tidak ada ketulusan sedikitpun, selain kebohongan yang bertebaran di mana-mana.

Saat keduanya berada di depan sedan tua milik Julian, pria itu sengaja berhenti sejenak. "Apa kita naik taksi saja?"

"Kenapa?" tanya Elika tak mengerti. "Bukankah kau memiliki mobil?"

Julian sedikit menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Tapi ... apa kau tak malu menaiki sedan tua ini?"

Elika terkekeh pelan. Kemudian ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. "Walaupun sedan tua, dia tetap bisa membawa kita kemana-mana, 'kan?"

Julian melongo. Tak menyangka gadis itu akan menjawab santai ucapannya. Ia pun memiringkan kepalanya sesaat, kemudian bergegas masuk ke dalam mobil.

...❤︎...

Di sebuah toko buku yang ada di Kota Houston.

Elika sibuk melihat-lihat buku yang ada di rak. Buku-buku yang ia lihat bukanlah buku untuk pelajaran bahasa Jerman. Melainkan novel. Saat ia sibuk membaca sinopsis novel, kepalanya sedikit tertunduk. Membuat rambutnya yang tergerai berjatuhan ke sisi kiri dan kanan. Menutup kedua telinga dan pipinya.

Julian menangkap sebuah kesempatan. Ia mendekati Elika, dan dengan spontan membawa rambut Elika yang berjatuhan ke belakang telinga.

Elika mendongak ke arah Julian.

Mata mereka bertemu dengan jarak wajah yang hanya berkisar kurang dari 10 sentimeter.

Wajah Elika memerah saat nafas hangat Julian menyentuh wajahnya.

"Cantik," puji Julian dengan sangat dalam. Bahkan suara beratnya terdengar sangat menggoda di telinga Elika.

Elika membuang wajahnya yang sudah sangat memerah.

"Teruslah tersipu seperti ini, agar permainan ini semakin menyenangkan," batin Julian bersorak riang.

Elika berniat pergi ke rak buku sebelah. Namun Julian menahan tangan gadis itu.

"Mau ke mana? Buku pelajaran bahasa Jerman ada di sebelah sana," ucap Julian sambil menunjuk ke arah yang berbeda.

...❤︎❤︎❤︎...

...To be continued .......

Terpopuler

Comments

vj'z tri

vj'z tri

awas mr.julian hati hati dengan sikap mu nanti ehm suka beneran bukan main main 🤭🤭🤭

2025-07-27

0

sleepyhead

sleepyhead

And i bet, Julian would ultimately be trapped by his own game..

2025-07-24

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

kasian elikanya 😔

2025-08-01

0

lihat semua
Episodes
1 Tutor Baru Elika
2 Awal dari Permainan
3 Semakin Dekat, Semakin Tertipu
4 Hadiah Penuh Hasrat
5 Kelembutan yang Berbahaya
6 Antara Nafas, Tatapan dan Jebakan
7 Hasrat yang Membungkam Logika
8 Kejujuran Penuh Dusta
9 Sepotong Sandwich dan Luka Lama
10 Batas yang Kuciptakan Sendiri
11 Yang Aku Taklukkan, Justru Menaklukkanku
12 Di Balik Nama yang Tak Kau Kenal
13 The Lover and The Liar
14 Bukan Julian, Tapi Kael
15 Auf Wiedersehen, Elika
16 Bayangan yang Bangkit
17 Terlarang Namun Tertawan
18 Rindu Berujung Pilu
19 Bicara Saja Dengan Tubuhmu
20 Dia Datang Membawa Diri, Bukan Harga Diri
21 Rinduku Meledak Di Tubuhmu
22 Pagi yang Tak Biasa
23 Sang Algojo
24 All for Her
25 Raja yang Kehilangan Kendali
26 Cinta Dalam Ancaman
27 Malam Itu, Segalanya Retak
28 Nama Asli yang Terkubur
29 Rencana yang Menjadi Cinta
30 Luka yang Kita Nikmati
31 Di Antara Dua Kebenaran
32 Kael Friedrich yang Terkubur
33 Luka yang Kita Peluk
34 Antara Cinta dan Luka
35 Warisan yang Tak Kuinginkan
36 Insiden Cokelat - Part 1
37 Insiden Cokelat - Part 2
38 Dibelenggu Hasrat
39 Perpisahan Pertama
40 Perpisahan Kedua
41 Dua Nisan yang Berdampingan
42 Perpisahan Tanpa Janji
43 Dari Paris ke Berlin
44 Apa Kau Bahagia Tanpaku?
45 Jarak yang Dekat
46 Terlihat, Namun Tak Tersentuh
47 Sudah Cukup?
48 Saat Takdir Bekerja
49 Kesempatan Dalam Kesempitan
50 Cemburu
51 Rencana Logan
52 Perang Hati
53 Dermaga Rindu
54 Bahasa Tubuh - Part 1
55 Bahasa Tubuh - Part 2
56 Logan vs Selena
57 Pengumuman
58 Jalan yang Berbeda
59 Pagi di Paris
60 Mulai Hari Ini
61 Bahagia Itu Langka
62 Potret Kita
63 Perpisahan di Pintu Keberangkatan
64 LDR
65 Pertemuan yang Ditunggu
66 Surprise!
67 Singkat, tapi Membakar
68 Lamaran di Langit
69 Malam Penanda
70 Kemesraan Di Pagi Hari
71 Warisan yang Dikembalikan
72 Nama yang Tak Diinginkan
73 Sebuah Pengorbanan
74 OKAY!
75 Dua Hati Menjadi Satu
76 Bisikan Hati
77 Side Story
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Tutor Baru Elika
2
Awal dari Permainan
3
Semakin Dekat, Semakin Tertipu
4
Hadiah Penuh Hasrat
5
Kelembutan yang Berbahaya
6
Antara Nafas, Tatapan dan Jebakan
7
Hasrat yang Membungkam Logika
8
Kejujuran Penuh Dusta
9
Sepotong Sandwich dan Luka Lama
10
Batas yang Kuciptakan Sendiri
11
Yang Aku Taklukkan, Justru Menaklukkanku
12
Di Balik Nama yang Tak Kau Kenal
13
The Lover and The Liar
14
Bukan Julian, Tapi Kael
15
Auf Wiedersehen, Elika
16
Bayangan yang Bangkit
17
Terlarang Namun Tertawan
18
Rindu Berujung Pilu
19
Bicara Saja Dengan Tubuhmu
20
Dia Datang Membawa Diri, Bukan Harga Diri
21
Rinduku Meledak Di Tubuhmu
22
Pagi yang Tak Biasa
23
Sang Algojo
24
All for Her
25
Raja yang Kehilangan Kendali
26
Cinta Dalam Ancaman
27
Malam Itu, Segalanya Retak
28
Nama Asli yang Terkubur
29
Rencana yang Menjadi Cinta
30
Luka yang Kita Nikmati
31
Di Antara Dua Kebenaran
32
Kael Friedrich yang Terkubur
33
Luka yang Kita Peluk
34
Antara Cinta dan Luka
35
Warisan yang Tak Kuinginkan
36
Insiden Cokelat - Part 1
37
Insiden Cokelat - Part 2
38
Dibelenggu Hasrat
39
Perpisahan Pertama
40
Perpisahan Kedua
41
Dua Nisan yang Berdampingan
42
Perpisahan Tanpa Janji
43
Dari Paris ke Berlin
44
Apa Kau Bahagia Tanpaku?
45
Jarak yang Dekat
46
Terlihat, Namun Tak Tersentuh
47
Sudah Cukup?
48
Saat Takdir Bekerja
49
Kesempatan Dalam Kesempitan
50
Cemburu
51
Rencana Logan
52
Perang Hati
53
Dermaga Rindu
54
Bahasa Tubuh - Part 1
55
Bahasa Tubuh - Part 2
56
Logan vs Selena
57
Pengumuman
58
Jalan yang Berbeda
59
Pagi di Paris
60
Mulai Hari Ini
61
Bahagia Itu Langka
62
Potret Kita
63
Perpisahan di Pintu Keberangkatan
64
LDR
65
Pertemuan yang Ditunggu
66
Surprise!
67
Singkat, tapi Membakar
68
Lamaran di Langit
69
Malam Penanda
70
Kemesraan Di Pagi Hari
71
Warisan yang Dikembalikan
72
Nama yang Tak Diinginkan
73
Sebuah Pengorbanan
74
OKAY!
75
Dua Hati Menjadi Satu
76
Bisikan Hati
77
Side Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!