Tidak, tidak perlu sakit hati. Dari awal novel ini memang berjalan seperti ini. Entah itu takhta atau cinta, semua itu tidak akan pernah bisa ku miliki. Ya, benar. Jadi jangan berharap lebih batin Anastasya.
"Baginda Ratu,"
Duke Rachid menatap Anastasya, ada rasa tidak suka di hatinya saat melihat Anastasya berwajah sedih.
"Tidak apa-apa," ucap Anastasya menatap lekat wajah Duke Rachid.
Sementara Kaisar Alex mengepalkan tangannya. Yang ia lihat adegan cinta penuh kasih. Hatinya tidak suka.
"Bukankah itu Baginda Ratu, tapi kenapa kelihatannya mereka memandang mesra."
Elisha tersenyum licik, ia melirik Kaisar Alex. Setidaknya ia bisa membuat nama Anastasya semakin jelek bahkan lebih di benci oleh Kaisar. Bahkan dalam hatinya juga berharap, Kaisar Alex secepatnya di ceraikan.
Kaisar Alex yang sudah tidak tahan lagi melihat pemandangan itu, ia memilih pergi dengan hati kesal.
"Yang Mulia,"
Elisha memanggil Kaisar Alex seraya berlari kecil. Langkah kakinya tidak dapat menyeimbangkan langkah kaki Kaisar Alex.
"Yang Mulia, tunggu."
Elisha terus berlari, ia hanya bisa mengikuti kemana Kaisar Alex. Tak terasa Kaisar Alex menuju ke arah taman. Sejenak ia menenangkan hatinya, ia tidak tau apa yang ia rasakan. Dulu ia membenci wanita itu. Bahkan selama menikah dirinya tidak pernah menginjakkan kakinya di kamarnya. Mereka hanya bertemu jika hanya ada acara resmi. Lalu sekarang apa? kenapa hatinya tidak suka saat melihat wanita itu memandang laki-laki lain seperti itu.
Kaisar Alex memejamkan matanya, ia mengingat perlakuannya dulu.
Flasback...
Seorang wanita masuk dengan memakai gaun berwarna merah. Wanita itu tersenyum dengan membawa secangkir teh dan buah.
"Yang Mulia, hamba sudah menyiapkan teh dan buah. Supaya Yang Mulia bisa ..."
brak
"Apa kau tidak melihat ku, hah?" bentaknya dengan menatap tajam.
"Maaf jika hamba mengganggu Yang Mulia, tapi Yang Mulia perlu istirahat." ucapnya wanita itu seraya menggigit bibir bawahnya.
Kaisar Alex merasa geram, ia meraih tangan Ratu Anastasya. Tanpa rasa kasihan, tanpa ras bersalah. Kaisar Alex menuangkan minumannya ke tangan Anastasya.
"Pa, panas Yang Mulia,"
Ratu Anastasya mengeluarkan air beningnya. Sekuat tenaga ia menarik tangan kanannya yang diremas dan merasakan panas.
"Inilah akibatnya, jika kau masih mengganggu ku." ucapnya tajam, lalu mendorong Anastasya hingga jatuh ke lantai.
hiks
hiks
hiks
"Diam," bentak Kaisar Alex, "Aku tidak butuh tangisan mu dan aku tidak butuh istri seperti mu. Jadi jangan pernah berharap cinta dariku. Karna selamanya aku tidak akan pernah mencintai mu."
Bagaikan di tusuk seribu jarum. Ratu Anastasya memegangi dadanya yang bergetar.
hiks
"Ma .. maaf, Yang Mulia." lirihnya di sela-sela tangisnya.
"Pergi, cepat pergi." teriak Kaisar Alex.
"Yang Mulia, hamba sangat mencintai Yang Mulia. Jika hamba di suruh memilih takhta atau Yang Mulia. Hamba akan memilih Yang Mulia. Hamba tidak pernah sedikit pun berharap takhta ini. Hamba tau, Yang Mulia menikahi hamba hanya karna terpaksa. Tapi bisakah Yang Mulia menghargai hamba, sedikit saja. Hamba selalu berharap Yang Mulia mau membuka hati untuk hamba. Setiap hari hamba selalu berdoa, agar Yang Mulia mencintai hamba. Yang Mulia hamba akan menunggu cinta Yang Mulia sampai hati hamba merasa lelah. Mungkin saat itu hamba tidak akan lagi bersama Yang Mulia."
Ratu Anastasya tersenyum, sekuat tenaga ia berdiri dan berjalan pincang. Nampaknya dorongan tadi membuatnya terkilir. Saat ia keluar dari kediaman Kaisar Alex, Anastasya masih mengeluarakan senyumannya.
Rupanya masih ada yang menyayanginya, yang tak lain adalah pelayan Mery.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Eddi HGP
tambah seru
2022-05-19
0
Lily Miu
jahat mending ratu ama duke aja
2022-03-09
1
Lily Miu
ini wanita rendahan gak tau diri
2022-03-09
0