Ke esokan paginya.
Anastasya menatap bangga dengan dirinya ketika melihat pantulan bayangannya. Ia merasa puas terhadap kecantikan dirinya sekarang. Dalam benaknya, ia heran kenapa Kaisar Alex tidak mau dengannya yang memiliki kecantikan seperti ini, apa karna dirinya penakut tapi lihatlah, bola mata berwarna biru, hidung mancung, bibir mungil dan kulit putih.
"Hais, kenapa aku memikirkannya. Hah, yang terpenting sekarang aku harus bebas dulu. Tidak mungkin aku mau mati konyol," gumam Anastasya.
"Mati konyol, mati konyol seperti apa Ratu?" tanya Mery ketika mendengarkan gumaman Anastasya.
Anastasya terkejut, ia baru menyadari jika Mery masih ada disampingnya.
"Hah, sudahlah tidak perlu di pikirkan. Ayo," ucap Anastasya.
Sesampainya di halaman kastil, para pelayan dan pengawal menatap Anastasya tanpa berkedip. Mereka sungguh di buat linglung akan kecantikan Anastasya. Baru kali ini Ratu yang dulu hanya menunduk ketika bertemu pelayan. Kini berjalan di hadapan mereka dengan penuh wibawa dan keberanian.
"Maaf Enzo, Enzi. Aku terlambat." ucapnya dengan perasaan bersalah.
"Tidak apa-apa Ratu, Ratu sungguh cantik." puji mereka tersenyum lembut tanpa berkedip.
"Ayo, kenapa kalian memuji saya seperti itu. Sebaiknya kita langsung naik saja." ucap Anastasya seraya menaiki kereta.
Setelah kereta itu berjalan jauh, para pelayan dan pengawal sadar.
"Apa mungkin tadi itu Ratu kita?" tanya salah satu pelayan.
"Tapi dia memang benar Ratu kita? tapi kenapa sikap Ratu berubah?" tanya salah satu pelayan lainnya.
"Sudahlah, yang jelas kita tidak boleh memprovokasi Ratu. Bisa-bisa nyawa kita melayang." timpal salah satu pengawal seraya melangkah kan kakinya.
Sedangkan disisi lain, Anastasya telah sampai di sebuah Kamp di hutan itu. Hutan yang ia pilih tidak jauh dari istana bahkan hutan itu tempat Kaisar melatih diri seperti memanah dan berpedang. Di hutan itu sudah di sediakan arena latihan memanah dan berpedang. Tak jarang jika Kaisar Alex menghabiskan waktu di hutan itu. Selain sejuk, hutan itu memiliki pemandangan yang luar biasa.
Anastasya turun dari kereta istana di ikuti pelayan Mery, Enzo dan Enzi.
Semua prajurit yang sedang berlatih memanah dan berpedang seketika berhenti. Menatap heran ke arah mereka. Lebih tepatnya ke arah wanita yang sedang berpakain khas seorang Jenderal.
Bukankah itu Baginda Ratu, tapi untuk apa datang kesini dan berpakain seperti itu batin mereka yang di penuhi liputan pertanyaan.
"Baiklah, Ayo." ucap Anastasya melangkah kan kakinya menuju ke arah kuda.
Saat para prajurit hendak menunduk memberikan salam. Anastasya langsung memotong sikap mereka.
"Tidak perlu memberikan hormat, lagi pula saya datang kesini hanya berniat mencari udara segar."
"Enzo, Enzi apa kalian berlatih dulu atau langsung ikut dengan ku?" tanya Anastasya menatap ke arah mereka.
"Kami terserah Baginda Ratu saja." ucap mereka menunduk hormat.
"Sebaiknya kalian berlatih dulu, jika kalian bosan. Kalian bisa mencari ku. Prajurit disini akan membantu kalian." ucap Anastasya seraya mengelus kepala kuda putih di depannya itu. Ia menaiki kuda putih itu dan menatap ke arah prajurit yang hanya melongo. Mereka tidak menyangka jika Anastasya bisa menunggangi seekor kuda.
"Kenapa kalian diam saja, cepat latih Enzo dan Enzi."
Para prajurit saling menatap, "Maaf Baginda Ratu, menunggangi kuda sangat berbahaya jika Ratu.."
"Aku sudah tau," potong Anastasya, "Mery mana panah ku dan busurnya."
Dengan langkah ragu Mery memberikan busur dan panah ke tangan Anastasya.
"Mery tunggulah disini," ucap Anastasya seraya menghentakkan kaki sang kuda.
Kuda itupun melaju dengan kencang, membuat para prajurit hanya melongo, membentuk huruf O.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
🌸 Airyein 🌸
Kaget kan kelen semua 🤣
2024-02-11
0
alurnya cepat tanpa ada
2022-12-09
0
Irma Yanti
bisa dong d lanjutin
2022-05-20
1