Bab 12 Panah menembus jantungku

"Bas kita habis berapa gelas, kenapa berat sekali kepalaku. bagaimana bisa aku pulang, jam berapa sekarang Bas?" Reno yang merasakan mabuk berat hingga bicara saja sudah tidak sanggup

"Reno kamu baru menghabiskan 15 gelas sudah mabuk seperti itu, sekarang masih jam 12 kurang masih sore kita lanjut sampai pagi. jangan khawatir nanti aku antar kamu pulang" jawab Bastian yang juga sudah mabuk namun tak separah Reno

"istriku sudah menunggu Bas, ayo kita pulang sekarang" ajak Reno dengan nada suara yang berat dan tak berdaya

"tunggulah sebentar Bro, minuman kita belum habis" bujuk Bastian masih ingin berlama-lama di bar tersebut

"Pak Bastian, lho Reno" Vania, yang tiba-tiba saja menghampiri mereka berdua

"Vania, kamu juga suka bermain di tempat seperti ini rupanya" kata Bastian yang mulai mabuk

"iya Pak tadi saya ada janji dengan teman saja tapi dia tidak bisa datang, kenapa kalian bisa mabuk seperti ini bagaimana kalian pulang nanti?" jawab Vania yang terus melihat ke arah Reno, disitu Vania mempunyai ide cemerlang untuk memanfaatkan keadaan

"aduhhhhhh, kenapa wanita sialan ini ada disini. dia yang sudah menyakiti hatiku, menghianatiku disaat aku begitu mencintainya. dia juga yang sudah membuat istriku marah dan diam berhari hari, pergi sana kau wanita sialan dasar wanita ******" umpat Reno pada Vania, ia keluarkan segala isi hatinya yang selama ini ia pendam. Reno begitu sakit hati dibuatnya

"sudahlah Bro, semua sudah masa lalu. kini kamu mendapatkan istri yang begitu cantik dan sempurna, sakit hatimu terbayar sudah"

kata Bastian mencoba menghibur Reno

"Pak Bastian, maaf jika saya lancang. lebih baik Pak Bastian dan Reno pulang dengan saya, saya yang mengemudikan mobilnya"

ujar Vania menawarkan diri untuk mengantar mereka ke rumah masing-masing

"ide yang bagus Vania, baiklah kalau begitu. Reno juga sudah tidak sadarkan diri, ayo kita bantu dia jalan" Bastian mengiyakan tawaran Vania dan mereka menuju parkiran Bastian dan Reno duduk di belakang sedangkan Vania yang mengemudikan

Vania mengantarkan Bastian keapartemennya, Bastian masih kuat untuk jalan sendiri menuju rumahnya

"betul kah Pak saya antar sampai sini saja?" tanya Vania memastikan jika atasannya benar-benar bisa pulang sendiri

"tenang saja, aku masih sangat kuat Vania. sudah antarkan Reno pulang sudah hampir pagi" perintah Bastian tidak ingin istri Reno cemas

"baik Pak, saya permisi ya Pak" pamit Vania langsung menuju mobil

'semoga saja Vania benar-benar mengantakan Reno pulang, dia wanita yang berbahaya' gumam Bastian dalam hati

"Reno, Sorry kali ini aku akan membuatmu benar-benar jatuh ke pelukanku" Kata Vania seraya mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi

*****

"halo Bim, bagaimana?" tanya Steve pada Bimo keadaan saat ini

"sorry sebelumnya Bim aku membuatmu Bekerja selarut ini" Steve meminta maaf karena ini sudah jam 2 pagi

"it's oke Bro, apa sih yang nggak untuk sahabatku ini" jawab Bimo tulus

"thanks ya Bim kamu selalu bisa aku andalkan" ucap Steve pada Bimo yang selalu bisa membantunya setiap saat

"sama-sama Bro, ini lagi mengikuti wanita itu yang sedang bersama dengan suami Bella" kata Bimo melaporkan situasi saat ini

"terus ikuti dan pantau ya Bro, sampai tuntas. lihat saja jika mereka sampai membuat Bella terluka hatinya" ujar Steve tidak ingin wanita yang ia cintai terluka

"bro, sebentar jangan di matikan telfonnya tetap pakai headset dan aku akan video call" kata Bimo yang membuat Steve penasaran apa yang sedang mereka lakukan dan di mana mereka saat ini

"ok baiklah, aku angkat" jawab Steve seraya mengangkat Video call Bimo

"ini kayaknya mereka di rumah Vania, aku share ya Bro lokasinya. apa aku perlu menghentikan Vania Bro?" tanya Bimo tak ingin semua semakin kacau

"jangan Bim, pokok jangan sampai ada yang tau. jangan lupa di rekam" Jawab Steve agar Bimo tidak ketahuan

"ok Bro siap, sudah beres aku sudah abadikan di kameraku" kata Bimo yang benar-benar bisa diandalkan

*****

"Dasar wanita sialan, wanita ******. aku tidak akan memaafkan mu sampai kapanpun" Kata Reno yang sedang mabuk berat

Reno di rangkul oleh Vania membantunya berjalan, kini Reno terkapar dan tidak berdaya.

Vania melancarkan aksinya ingin menjebak Reno agar laki-laki yang ia cintai itu jatuh ke pelukannya

"Reno, kali ini kamu akan aku buat bertekuk lutut di depanku" kata Vania seraya melepaskan semua yang di kenakan oleh Reno

Reno sebentar-sebentar bangun dan mengatakan hal hal aneh membuat Vania semakin di bakar cemburu

"Bella sayang, jangan tinggalkan aku. sayang jangan pergi" Reno mengigau namun seperti orang yang sadar tapi tidak sanggup membuka mata

"kali ini aku benar-benar akan membuat Bella istrimu meninggalkan kamu Reno" Vania juga menanggalkan apa yang dipakainya

Vania merekam semua aksinya

"Reno Sayang ini aku Bella istrimu, aku tidak akan pergi. aku tidak akan pernah meninggalkanmu sayang" bisik Vania seolah menjadi Bella

Dan berhasil, Reno membuka matanya dan menatap Vania penuh cinta . Yang dilihat Reno kini hanya wajah Bella, senyumnya, semuanya Bella

*****

"Bimo apa kamu masih di sana?" Tanya Steve pada Bimo dalam percakapan di telfon

"iya Bro mereka tidak keluar-keluar apa jangan-jangan mereka tidur satu ranjang?" Jawab Bimo dari sebrang sana

"baiklah kamu tetap di sana dan jangan beranjak, aku akan menghajar sialan itu" Kata Steve geram

'dasar sialan Reno, bisa-bisanya dia tidur di rumah wanita ****** itu' gumam Steve dengan mengepalkan tangannya

"apa? apa Steve kamu bilang? apa yang baru saja kamu katakan Steve? suamiku tidur dengan wanita lain??" langkah Bella perlahan mendekati Steve yang berada di balkon rumahnya, Bella mendapati Steve yang sedang berbicara di telfon dengan Bimo dan mendengarkan semuanya

Hati Bella seperti tertusuk oleh mata panah tepat pada hati sekaligus jantungnya, air mata Bella mengalir begitu derasnya, merasakan betapa sakit dan hancur hatinya saat ini. Mendengar suami yang benar- benar ia cintai, belum genap satu tahun pernikahan mereka namun Reno sudah membuat hati Bella jadi berkeping-keping

"Bella aku mohon, tolong dengarkan aku" kata Steve yang langsung mendekati Bella memegang pundaknya, mencoba membujuk Bella agar tidak syok namun usahanya sia-sia, Bella terlanjur mendengar semuanya melekat dalam hati dan telinga Bella

"Steve, bagaimana jika orang yang kamu cintai sedang bersama pria lain? tidur dengan pria lain? bagaimana perasaanmu? BAGAIMANA PERASAANMU Steve??????" Bella berteriak pada Steve, tangisnya semakin menjadi dan jatuh ke pelukkan Steve tak berdaya

"Bella, tenangkan hatimu. mungkin saja Vania hanya menolongnya karena Reno terlalu mabuk. jangan berfikiran negatif dulu, kamu tau suamimu bagaimana kamu harus percaya dia pasti menjaga hatinya" bujuk Steve agar Bella lebih tenang dan berfikir positif

"Steve, antar aku ke sana. bukannya Bimo saat ini ada di sana. aku mohon Steve" kata Bella dan tangisnya berhenti perlahan

Bella ingin tau dengan mata kepalanya sendiri jika memang Reno telah melanggar janji suci dengannya beberapa bulan lalu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!