"hey, nunggu lama ya. sorry- sorry kalian nonton aja dulu aku siapkan makan malamnya. Sil ambil cemilan bawa ke sana" ujar Bella
"baik nyonya Bella siap" kata Silvy bergegas ke dapur mengambil cemilan
"aku bantuin masak ya Bel, semenjak aku di US tinggal sendiri aku jadi jago masak lho" kata Steve menawarkan bantuan
"oh ya, sepertinya ide yang bagus. let's go kalau begitu, bikin steak ya aku sudah marinade tinggal panggang saja aku siapkan pelengkapnya" kata Bella yang mempercayakannya pada Steve
"beres, ini ya Bell buat grill? butter?" kata Steve yang belum tau letak dimana saja Bella meletakkan perlengkapan masak
"Lho Sil kamu mau ke mana?" kata Bella melihat tangan Silvy penuh minuman dan snack ingin kabur begitu saja
"yah kamu tau sendiri aku ga bisa masak ya aku tunggu di sana aja sambil nonton" jawab Silvy yang paling males kalau urusan dengan dapur
"dasar kamu, cewe apaan males masak" celetuk Bella
"Ini butternya Steve, iya untuk Grill pakai yang panjang ada garisnya" kata Bella sambil menyerahkan butter pada Steve
Steve menatap Bella dan sebaliknya
"Bell, kamu kok tega banget tinggalin aku nikah? bukankah kita Sabahat kalau kamu nikah aku juga harus nikah" tiba-tiba saja Steve mengatakan apa yang selama ini ingin ia katakan semenjak bertemu lagi dengan Bella
"em, ya namanya jodoh kita tidak pernah tau. pasti kamu juga cepat atau lambat akan bertemu dengan jodoh yang terbaik buat kamu" Kata Bella dengan mengalihkan pandangan dan mulai mengupas kentang untuk pelengkap steak
"aku berharap Reno adalah orang yang tepat buat kamu Bell" Kata Steve yang mulai memanaskan Grillpan
"amin, aku juga selalu berdoa seperti itu" kata Bella mengaminkan doa Steve
"oh ya Steve, selama kamu di US ganti cewe berapa kali?" tanya Bella pada Steve yang tak pernah terlihat atau terdengar dekat denga cewe manapun dengan wajah yang sangat tampan, kaya, muda sepertinya mustahil jika tidak ada wanita yang ingin dekat dengannya
"tidak ada satupun, aku masih setia dengan wanita yang aku ceritakan padamu beberapa tahun lalu. aku masih menyimpan cinta ini untuknya
Tiba - tiba hati Bella bergetar jantung berdetak cepat
"maaf permisi mau cuci tangan"
Bella terkejut ketika Steve tiba-tiba merangkulnya dan ternyata mencuci tangannya
"sorry, kamu sih berdiri di depan wastafel jadi membuatku terpaksa sedikit memelukmu dari belakang" kata Reno dengan membalik daging di panggangan
"hati-hati dalam memilih baju, bajumu tipis sekali jangan lupa aku laki-laki normal yang bisa melihat jika kamu tak memakai Bra" bisik Steve yang membuat hati Bella semakin bergetar
"Steve, jangan bilang begitu. ya kamu taulah tadi aku buru-buru, Reno membuatku mandi duakali tadi pas kalian datang. kalau masalah bra aku terbiasa tidak memakainya saat di dalam rumah" kata Bella sambil terkekeh
"kamu membuatku cemburu Bel, jangan katakan itu lagi. masalah bra dari dulu kamu memang seperti itu, untung saja aku bisa menahannya waktu kita masih sering belajar dikamar berdua" kata Steve yang menanggapinya dengan santai meski di hampir i rasa cemburu karena mendengar Bella mengatakan jika Reno membuatnya mandi 2kali
"baguslah kalau begitu, tapi kenapa kamu tidak tergoda saat aku tidak memakai bra saat itu?" tanya Bella sedikit ketus
"karena aku tidak ingin merusakmu Bella sayang" kata Steve berbisik lagi seraya mencuci tangannya lagi karena tidak sengaja memegang butter
"Steve, bisa ga sih ga usah bisik-bisik. geli tau. yah baguslah jika kamu tidak ingin merusakku, dengan begitu aku bisa percaya jika kamu dulu benar-benar ingin melindungiku" ujar Bella dan berbalik seraya membawa mangkok berisi isisan kentang, wortel dan buncis
ups...
Bella berbalik namun Steve masih tepat berada di belakang Bella sehingga wajah mereka dekat sekali hanya berjarak 1cm nafas segar Bella bisa dirasakan oleh Steve
Steve melihat' jelas wajah cantik Bella meski tanpa riasan dan rambut Bella yang masih basah membuat Steve merasakan reaksi seperti layaknya laki-laki normal pada umumnya
"Steve minggir, dagingmu gosong tuh" kata Bella yang terlihat canggung setelah wajahnya begitu dekat dengan Steve
'duh kenapa sih Bell kamu ini, kamu sudah menikah dan Steve adalah sahabatmu jangan izinkan hati mu bergetar jika tidak dengan suamimu' batin Bella dengan menyiapkan piring untuk meletakkan daging yang matang
"kenapa Bel, apa kamu deg degan karena kita hampir saja berciuman" kata Steve santai namun nada bicaranya menggoda
"apaan sih Steve, bentar ya aku ke kamarmandi sebentar tolong selesaikan buncis, wortel dan kentangnya" ujar Bella seraya menuju kamarmandi dekat dapur
"oke baiklah selesaikan dulu deg-degannya" kata Steve seolah tau apa yang Bella rasakan saat ini.
Steve mengambil handphonenya dan menekan tombol telfon
"halo Bim, bagaiman apa sudah di sana?" kata Steve memastikan jika Bimo tidak lupa dengan tugas yang di berikan Steve
"oke Bim, thanks" Steve menutup telfonnya
Steve meminta Bimo untuk mengikuti Reno dan berpura-pura menjadi pelanggan di bar dimana Reno dan Bastian bertemu
"hai Bro, lama ya nunggu?" sapa Reno pada Bastian yang sudah menunggu dan memegang gelas minuman
"ah baru 15 menit, mbak pesan 2 botol lagi ya" kata Bastian sambil memanggil waiters untuk menyiapkan minuman untuk Reno juga
"Bro, pastikan hanya kita berdua di sini. aku tidak mau Vania berada di tempat ini" kata Reno memastikan agar Vania tidak ada di sini
"dia tidak gau kita di sini, tenang saja. aku sudah tau semua dari Vania jika dia mantan kekasihmu saat masih kuliah dulu dan kini dia menyesal dulu menghiantimu denga pria lain" Kata Bastian yang juga mengerti jika Vania wanita yang berbahaya
Bimo berada jauh dari mereka berdua dengan posisi lurus melihat ke arah Reno dan Bastian, dengan gerak gerik yang lihai tidak mencurigakan sama sekali
Bella dan Steve menyiapkan makan malamnya
Steve mencuri pandang pada Bella dan Bella merasa tersipu jika dipandangi oleh Steve padahal dulu Bella cuek sekali saat Steve berjam-jam memandang i wajah Bella
Tapi entah mengapa sekarang Bella justru merasa panas pipinya saat Steve memandanginya
"Steve sudah dong, jangan liatin aku terus emang ada yang salah ya dengan wajahku?" kata Bella sambil meletakkan piring di meja makan
"dari dulu aku kan suka ngeliatin kamu terus kamu ke kanan aku lihatin, ke kiri aku liatin" ujar Steve tidak peduli dengan Bella yang sedari tadi tidak konsentrasi karena di perhatikan terus menerus oleh Steve
"non nanti kalau butuh bantuan saya panggil saja ya non, saya ke dalam dulu" kata mbak ana yang keluar dari pintu belakang
"iya mbak ana, sudah istirahat saja bilangan bi ina juga tidur saja sudah capek aku bisa sendiri kok mbk" Jawab Bella yang tidak pernah mengganggu istirahat ART nya jika sudah jam 7 keatas
"baik non saya permisi" pamit mbk ana seraya menuju kamar belakang
"ok.mbk met istirahat ya" kata Bella
"kamu baik banget sih Bell, biasanya justru kalau ada tamu gini kan butuh bantuan ART" Ujar Steve salut pada kebaikan Bella yang dari dulu tidak mau ngerepoti ARTnya jika sudah malam meski suka cari makanan saat Bella lapar tengah malam
"ya memang sudah jadi hak merek Steve untuk istirahat jam segini harusnya jam 5 sore mereka sudah ga pegang kerjaan lagi, kasihan bangun pagi-pagi sekali" jawab Bella
"yuk kita makan, aku panggil Silvy dulu. Steve tolong ambilkan es batu sama gelas wine ya" kata Bella minta tolong pada Steve
"katanya ga mau ngerepoti, tapi sama aku dari dulu nyuruh-nyuruh terus" gumam Steve
"apa Steve?" kata Bella yang mendengar Steve ngomel
"nggak, eh coba sini deh itu di bibirmu ada apa Bel" kata Steve
"apaan sih, emang ada apanya?" Bella mencoba membersihkan bibirnya dengan tangannya yang tidak menemukan apa-apa
"ih kamu ini dibilangin, muach" Steve mengecup singkat bibir Bella
"Steve, apaan sih nanti kalau ada yang lihat bagaimana? aku sudah bersuami jangan macam- macam kamu ya" ujar Bella santai, ia tidak marah sama sekali karena Bella merasa Steve dekat sekali dengan Bella bahakn mereka sering suap suaapn dulu waktu masih kuliah sering sepiring berdua seperti sepasang kekasih
"ga akan ada yang melihat Bella, dapur ini hanya ada 1 pintu bahkan jika ada yang mengintip pasti akan kelihatan cc TV juga tidak ada di dapur ini" Ujar Steve seraya menarik pinggang Bella membuatnya semakin dekat dan Steve bisa merasakan gunung kembar di dada Bella
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
✈전Arynn
semangat
2020-10-22
1
Umi Yan
Semangat kak..., ditunggu lagi up terbarunya😊
Salam dari "Cinta Sang Desainer" terimakasih🙏
2020-10-20
1