Bab 4 guncangan pernikahan

"namun aku lebih suka jika dia mantan kekasihmu sayang, dia sahabatmu sampai dia menjagamu tidak menutup kemungkinan kalau dia juga menyukaimu. aku laki laki bisa melihat matanya sayang, kamu masih ada di hatinya" ujar Reno terlihat semakin cemburu namun tetap menyantap makan siangnya dengan perasaan kesal terlihat dari caranya memasukkan makanan ke mulutnya

"percayalah sayang, dihatiku cuma ada kamu ga akan ada yang lain. tapi aku yakin Steve tidak ada perasaan padaku saat ini, dulu mungkin tapi dia tidak pernah mengatakan apapun sayang. jadi apa yang perlu dikhawatirkan, sudah bertahun tahun kami tidak bertemu dan selama itu kami tidak berkomunikasi, rasanya sudah seperti orang asing bagiku" Kata Bella coba meyakinkan Reno

"bagimu sayang, bagi dia mungkin saja kamu cinta sejatinya. aku sudah selesai makan, habiskan makananmu sayang kita ada ketemu klien 1 jam lagi" seru Reno tegas

Bella menghabiskan makanannya walau suasana dengan suaminya sedikit kacau, itu lah Bella ada masalah apapun jika dia lapar atau ngantuk dia tetap bisa makan lahap atau tidur nyenyak

"Bella, kenapa kamu menikah dengan laki-laki lain?! aku menunggumu bertahun- tahun, aku mencoba menylesaikan studiku dengan cepat agar bisa segera kembali ke Indonesia, selain demi Ayahku kamu juga jadi tujuan utamaku kembali ke Indonesia agar bisa segera bertemu denganmu tapi bukan ini yang aku harapkan, aku begitu bodoh kenapa tidak sejak dulu aku katakan saja jika aku benar benar mencintainya. bahkan tidak sedikitpun aku membukan hati untuk wanita lain" gerutu Steve dengan menatap kosong jendela dengan pemandangan gedung gedung pencakar langit di Jakarta

Steve begitu mencintai Bella, dari dulu pertama kali Bella datang ke Jakarta sewaktu masih SMA.

saat itu rumah Bella dan Steve berseblahan dengan Bella dan hanya Steve teman satu satunya di komplek itu, semenjak saat itulah mereka jadi sahabat kemanapun dan sampai saat mereka masuk perguruan tinggi mereka memilih universitas yang sama

sejak saat itulah Steve jatuh cinta pada Bella, ia tidak ingin mengatakan pada Bella karena Steve takut jika Bella tidak merasakan hal yang sama pada Bella sehingga membuat Bella jadi jauh dari Steve. maka dari itu Steve punya keputusan jika nanti kembalinya Steve dari US akan mengatakan pada Bella bagaimana perasaan Steve yang sebenarnya.

Steve hanya sampai S1 di jkt lanjut S2 dan S3 di US, namun sayang rencana Steve tidak sesuai dengan yang ia bayangkan.

ternyata Bella telah menikah dengan Reno, seketika harapan yg ia bangun bertahun- tahun hancur dalam hitungan detik

Tapi di hati kecil Steve, entah mengapa ia masih punya harapan untuk bisa mendapatkan Bella .

Steve kenal sekali bagaimana Bella, bahkan saat Bella bahagia atau benar- benar bahagia ia tau

"Tuhan, jika memang Bella kelak jadi jodohku kiranya Tuhan dekatkan ia padaku entah saat ini atau nanti" doa Steve dalam hati, dengan menteskan air mata.

Betapa Steve begitu mencintai Bella, bertahun- tahun lamanya ia menginkan Bella jadi miliknya.

Keesokan harinya Steve mulai mencari cara bagaimana agar bisa tetap dekat dengan Bella dan bisa memantau keseharian Bella

Sungguh keberuntungan berpihak pada Steve.

"thanks God" ucap syukur pada Tuhan dengan perasaan lega, Tuhan secepat itu mengabulkan doanya dan langsung berfikir jika memang Bella adalah jodohnya. Tuhan bukakan jalan untuk Steve

Di ujung ruangan kantin Steve melihat wanita yang ia cintai sedang bersama seorang perempuan juga yang terlihat seumuran dengan Bella, mereka terlihat semakin akrab degan Bella yang tertawa bahagia mendengar cerita wanita di seberangnya, Silvy.

"Beb, bentar ya aku ke toilet dulu kebanyakan minum nih bawaannya pengen pipis terus" kata Silvy sambil memegang perut bawahnya tak bisa menahan ingin ke kamar mandi

"ok baiklah, jangan lama-lama kurang 10 menit lagi waktu istirahat kita" jawab Bella dengan sedikit teriak pada Silvy yang sudah beberapa langkah darinya

seketika Steve mengikuti Silvy, dan menunggunya di depan kamar mandi umum terlihat seperti sedang mengantri.

"ups" kaget Silvy karena melihat Steve yang berpenampilan aneh dengan memakai masker juga topi hitam

"aku tau kamu sahabat Bella bukan?" tanya Steve dan seketika menghentikan langkah Silvy , meski Silvy sedikit ketakutan tapi ia tetap menghentikan langkahnya tanpa menoleh pada Steve

"kamu siapa? apa kamu punya niat jahat pada Bella?" jawab Silvy dengan nada ketus tanpa peduli siapa pria dibalik masker itu

"kamu salah, aku justru punya niat ingin melindungi Bella, aku ingin kamu membantuku untuk memastikan bahwa Bella selalu baik-baik saja" jawab Steve dengan nada lembut dan merendah

"siapa kamu sebenarnya?" tanya Silvy penasaran dengan menyilangkan tangan di dada

"intinya aku adalah sahabat Silvy yang sangat memperdulikan kebahagiaannya, akuningin kamu membantuku dan berpura pura jika kita saling kenal dan menjadi sepasang kekasih" jawab tegas Steve seraya membuka topi juga maskernya

"baiklah, jika demi kebaikan Bella aku rela melakukan apa saja" entah ada angin apa Silvy setuju begitu saja setelah melihat wajah tulus di balik masker hitamnya

"aku mau mulai besok kita melakukannya, aku harap kamu siap untuk kita saling kenal besok di kantin. aku tunggu setiap jam makan siang di kantin dan aku akan memberimu balasan yang pantas sebagai tanda terimakasihku, oh ya perkenalkan namaku Steve" jelas Steve seraya mengulurkan tangan memperkenalkan diri

"aku Silvy, Semoga aku tidak salah bertemu oramg sepertimu Steve" kata Silvy sambil membalas jabat tangan Steve

"aku mohon jangan bocorkan ini pada siapapun" seru Steve sambil melangkah pergi dan mengenakan kembali topi hitamnya

"duh lama sekali sih nih bocah, kamar mandinya pindah ke irak kali ya". gerutu Bella kesal menunggu terlalu lama

tidak lama Silvy muncul dengan pura - pura memegang perutnya yang seolah olah sedang sakit dan bermasalah

"ngapai aja sih Sil? lama banget, kitain lupa jalan keluar dari toilet" tanya Bella dengan nada sedikit kesal karena jam istirahat sudah lewat 5 menit

"iya iya maaf, bawel banget sih kyk emak emak lagi PMS" jawab Silvy seraya memegang perut sambil memperlihatkan wajah yang seolah menahan sakit

"kenapa sih pegang perut mulu?" tanya Bella sedikit khawatir

"iya nih kayaknya salah makan, sakit banget perutku tapi udah agak mendingan. kemarin aku beli jajanan di pinggir jalan inget waktu sekolah dulu eh sekarang malah sakit perut" jawab Silvy dengan lihainya

'duh maaf ya Bel, aku jadi bohong sama kamu' kata Silvy dalam hati

"aku ada obat di tas, ayo kita kembali ke atas si Reno udah Wa terus nih mau ada meeting" ajak Bella dengan mengemas handphone juga dompetnya dan melangkah menuju kantornya

"iya ayo cepet, wah aku jadi ga enak nih sama Pak bos". kata Silvy seolah sakit perutnya hilang seketika

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!