BAB 5. MARAH

Kabar tentang kedatangan Lucas Lorenzo sebagai tunangan resmi Camellia menyebar secepat api di padang kering. Hanya dalam semalam, Adrian Jerrel mengetahuinya. Dan seperti yang bisa diduga, reaksinya bukanlah keterkejutan yang tenang, melainkan kemarahan yang meledak-ledak bak bara api.

Adrian adalah pria yang terbiasa mendapatkan apa yang diinginkannya. Dengan tampang rupawan, latar belakang keluarga berada, serta kedekatannya dengan Oliver dan Margaret, ia merasa tak tergoyahkan. Camellia adalah miliknya. Bukan karena cinta, melainkan karena warisan yang datang bersama gadis buta itu. Dan sekarang, ada orang asing yang tiba-tiba muncul, mengklaim dirinya sebagai tunangan sah? Tentu saja Adrian tidak terima.

Pagi itu, pintu depan rumah Dawson dibanting terbuka dengan kekuatan penuh. Adrian masuk dengan langkah lebar, jasnya belum rapi, wajahnya merah padam oleh amarah. Beberapa pelayan menyingkir, kaget melihatnya menyerbu masuk seperti banteng yang lepas kendali.

"Di mana dia?!" teriak Adrian menggegerkan rumah. "Di mana pria bernama Lucas itu?!"

Oliver yang sedang duduk di ruang makan menoleh cepat, sementara Margaret memekik pelan, berusaha menenangkan Adrian.

"Adrian, tenang dulu. Kita bisa bicara baik-baik," pinta Oliver.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan!" bentak Adrian. "Kalian bilang semua sudah beres! Kalian bilang aku satu-satunya tunangan Camellia! Dan sekarang apa?! Ada orang asing yang tinggal di rumah ini dengan membawa selembar kertas tua?!"

Langkah cepat terdengar dari arah tangga. Lucas muncul, mengenakan kemeja putih polos dan celana kain gelap. Ia menatap Adrian tanpa ragu, tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. Seakan telah menduga hal ini akan terjadi, mengingat Lucas telah melihat informasi tentang Adrian.

"Aku Lucas Lorenzo," umum Lucas singkat.

Adrian langsung menghampirinya dengan ekspresi marah. "Kau?! Pria yang mengaku sebagai tunangan Camellia?! Dasar penipu tak tahu malu!"

Lucas tetap berdiri tegak. "Aku tidak datang untuk mencari konflik. Aku datang karena kehendak orang tua Camellia. Semua bukti sudah diserahkan."

"Omong kosong!" Adrian mendorong dada Lucas dengan kasar. "Keluar dari rumah ini sebelum aku mengusirmu dengan cara yang tak kau sukai!"

Lucas tidak membalas cepat. Tapi suaranya tetap tegas, "Aku tidak akan pergi. Camellia sudah memintaku untuk tinggal. Ini juga rumahnya."

"Kau pikir dia bisa membuat keputusan sendiri?! Dia bahkan tak bisa melihat!" seru Adrian, nadanya merendahkan.

Ah, ingin sekali Lucas menghajar wajah pria brengsek di depannya ini. Berani sekali ia merendahkan Camellia seperti itu. Lucas yang belum dua puluh empat jam mengenal Camellia saja tahu betapa gadis itu tidak pantas untuk direndahkan.

Dan di saat itulah, suara pelan namun tegas terdengar dari arah tangga.

"Aku mungkin tidak bisa melihat, Adrian. Tapi aku bisa mendengar. Dan aku bisa tahu mana yang bohong dan tidak. Aku tahu kalau Lucas datang sesuai arahan dari wasiat orang tuaku, karena aku juga telah diberitahu mereka tentang wasiat ini," kata Camellia tegas.

Semua menoleh. Camellia berdiri di anak tangga ke empat, mengenakan gaun biru muda. Di sisinya, Jane, sang pelayan setia, menggandeng tangannya perlahan. Meski matanya kosong, ekspresi wajah Camellia lebih kuat dari sebelumnya. Dan itu membuat Adrian tidak suka.

"Camellia, kau tidak tahu siapa pria itu-"

"Dan aku tahu siapa kau, Adrian," potong Camellia dengan dingin. "Aku tahu kau mendekatiku bukan karena perasaan. Kau selalu memanipulasi kata-kata, berpura-pura manis di depanku, lalu mengatur hidupku seolah aku boneka. Tapi aku tidak buta terhadap hatimu."

Adrian melangkah naik dengan ekspresi memburuk. "Kau membelanya?! Pria ini baru kau temui kemarin!"

"Dia jujur," kata Camellia. "Sesuatu yang tak pernah kau berikan padaku."

Adrian meraih tangan Camellia dengan kasar. "Kau pikir dia bisa menyelamatkanmu? Dia hanya pembual dengan selembar kertas usang!"

Lucas melangkah cepat, menarik tangan Camellia dari genggaman Adrian. "Lepaskan dia."

Dan saat itu, pertikaian pecah.

Adrian melayangkan pukulan pertama, mendarat di rahang Lucas. Lucas terhuyung, tapi tidak jatuh. Ia menahan diri, mencoba menghindari kekerasan. Tapi Adrian tidak berhenti. Tinju berikutnya menghantam bahu Lucas, lalu dorongan kuat membuat keduanya jatuh menabrak meja.

Oliver dan Margaret berteriak, tapi tidak ada yang berani memisahkan mereka. Adrian benar-benar tenggelam dalam emosi.

Camellia mencoba turun, berpegangan pada railing, berusaha menghentikan mereka. "Berhenti! Kalian berdua!"

Lucas berhasil mendorong Adrian menjauh, tetapi Adrian meraih sebuah tempat lilin logam di atas meja dan mengangkatnya. Lucas refleks menangkis, tapi di saat itulah Camellia melangkah terlalu dekat.

"Camellia, mundur!" seru Lucas panik.

Terlambat.

Benda logam itu mengenai pelipis Camellia. Gadis itu terhuyung dan jatuh ke lantai, darah mengalir pelan dari luka di kepalanya. Semua menjadi hening.

Lucas membeku. Lalu kemarahan yang ia tahan meledak.

Tanpa pikir panjang, ia melompat ke arah Adrian dan menghantam rahangnya dengan tinju keras. Sekali. Dua kali. Adrian tersungkur, terbatuk, dan wajahnya berdarah.

Lucas mengangkat Camellia dalam pelukannya, lalu menoleh ke Jane.

"Panggil dokter. Sekarang!" perintah Lucas.

Jane, yang pucat ketakutan, segera berlari ke lantai bawah untuk mengambil ponselnya dan menelepon dokter pribadi keluarga Dawson. Oliver dan Margaret tampak tertegun, bingung antara membantu atau menyelamatkan reputasi mereka.

Beberapa menit kemudian, Camellia sudah terbaring di kamar dengan kompres di kepalanya. Jane membersihkan luka dengan hati-hati, sementara Lucas duduk di tepi tempat tidur, menahan tangan Camellia dengan lembut. Merasa amat bersalah.

"Maafkan aku," bisik Lucas. "Aku seharusnya bisa menghentikannya lebih cepat."

Camellia tersenyum kecil, meski wajahnya pucat. "Kau melindungiku. Aku tahu itu. Dan aku tidak menyesal membelamu."

Jane menoleh pada Lucas, suaranya gemetar. "Nona akan baik-baik saja. Luka di pelipisnya tidak dalam, tapi kita harus tetap berhati-hati. Aku sudah hubungi dokter keluarga.”

Lucas mengangguk. "Terima kasih, Jane. Kau sangat membantu."

Jane menatap Camellia dengan sayang. "Nona, kau istirahat dulu. Aku akan kembali sebentar lagi dengan obat.

Setelah Jane keluar, Lucas masih menggenggam tangan Camellia.

"Ini semua tidak akan terjadi kalau aku tidak datang," katanya pelan. Berpikir mungkinkah kedatangannya justru memersulit diri Camellia.

Camellia menggeleng. "Ini semua akan tetap terjadi. Tapi sekarang aku tidak sendirian."

Lucas menatap wajah gadis itu. Meski rapuh, ada kekuatan yang tumbuh di balik setiap kata Camellia. Tidak lagi sebagai gadis yang hanya menerima keputusan, tapi sebagai sosok yang mulai menentukan arah hidupnya sendiri.

"Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi,"kata Lucas dengan suara dalam. "Termasuk keluarga yang seharusnya menjagamu."

Camellia menghela napas, lalu mengerutkan kening. "Adrian akan kembali."

Lucas mengangguk. "Aku tahu. Dan aku akan mengusirnya setiap kali dia datang."

Beberapa jam kemudian, dokter datang dan merawat luka Camellia dengan cepat. Untungnya, tidak ada kerusakan serius. Tapi luka itu menjadi pengingat fisik dari konflik yang sudah terlalu lama dibiarkan mengakar dalam keluarga Dawson.

Oliver dan Margaret tak muncul sejak pertikaian. Lucas tahu, mereka sedang mempertimbangkan langkah berikutnya. Tapi satu hal yang jelas, mereka tidak bisa lagi menyembunyikan kebusukan yang selama ini mereka pelihara.

Di malam yang sunyi, Lucas duduk di depan kamar Camellia. Tak ingin tidur. Tak ingin lengah.

Jane menghampirinya, membawakan secangkir teh hangat.

"Kau berbeda dari semua orang yang pernah datang ke rumah ini," kata Jane pelan.

Lucas menatapnya.

"Bukan karena kau membawa wasiat. Tapi karena kau melihat Camellia seperti kami yang benar-benar menyayanginya, bukan sebagai beban, tapi sebagai manusia."

Lucas menerima teh itu dengan anggukan terima kasih.

"Aku berjanji akan menjaganya, Jane. Walau aku datang ke sini karena wasiat, tapi melihat Camellia diperalat sampai seperti itu membuatku tidak tega membiarkannya. Aneh mungkin mendengar hal ini dari orang yang baru ditemui. Tapi melihat Camellia seperti aku melihat adik perempuanku dulu, berjuang sendirian dan tidak mengandalkan siapa pun. Aku tidak ingin melihat Camellia seperti itu, karena aku tidak ingin melihat gadis baik hati itu berakhir tragis," kata Lucas jujur.

Jane tersenyum, dan berkata, "Terima kasih sudah mau mengasihani Nona kecilku. Jika butuh sesuatu bilang padaku. Aku akan siap membantu."

Malam itu, sebuah aliansi terjalin diam-diam antara pelindung lama dan pelindung baru. Dan meski gelap masih menyelimuti rumah keluarga Dawson, untuk pertama kalinya, ada cahaya kecil yang menyala bukan dari mata, tapi dari hati.

Terpopuler

Comments

Ummu Dzaky

Ummu Dzaky

ingat Lucas pesan Daddy Rion jangan mudah percaya pd siapapun
tp aku percaya sama othor
semangaaaat

2025-07-23

1

ir

ir

wah mantap sih ini triple up donggg 😆😆😆

2025-07-22

1

Atik Marwati

Atik Marwati

Camellia....

2025-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PERMINTAAN
2 BAB 2. CAMELLIA
3 BAB 3. IZIN
4 BAB 4. PERTEMUAN
5 BAB 5. MARAH
6 BAB 6. RENCANA
7 BAB 7. PERMINTAAN MAAF
8 BAB 8. AMBISI
9 BAB 9. MANIPULASI
10 BAB 10. HASRAT
11 BAB 11. MISI
12 BAB 12. JEJAK
13 BAB 13. KHAWATIR
14 BAB 14. KERAGUAN
15 BAB 15. INVESTIGASI
16 BAB 16. PROVOKASI
17 BAB 17. ULAR BERLIDAH MADU
18 BAB 18. JEJAK DI KOMPLEKS MATI
19 BAB 19. USAHA
20 BAB 20. BODOH
21 BAB 21. DIAM
22 BAB 22. CURHAT
23 BAB 23. HASUTAN
24 BAB 24. TERDENGAR
25 BAB 25. PENGAKUAN
26 BAB 26. KESEMPATAN
27 BAB 27. MENUJU ZURICH
28 BAB 28. OPERASI
29 BAB 29. DUNIA CAMELLIA
30 BAB 30. JALAN-JALAN
31 BAB 31. PARIS DAN MASA LALU
32 BAB 32. LUKISAN
33 BAB 33. PULANG
34 BAB 34. MENJIJIKAN
35 BAB 35. KEGILAAN DAN RASA AMAN
36 BAB 36. AKHIR DARI KEPURA-PURAAN
37 BAB 37. ANCAMAN
38 BAB 38. NOLAN
39 BAB 39. KEHANGATAN DAN KEBENARAN
40 BAB 40. PERJALANAN
41 BAB 41. AMBANG BAHAYA
42 BAB 42. BAHAYA DATANG
43 BAB 43. PERTOLONGAN
44 BAB 44. KELUARGA LUCAS
45 BAB 45. MENGAKU
46 BAB 46. TAWA DAN CINTA
47 BAB 47. DISKUSI
48 BAB 48. BERKUMPUL KEMBALI
49 BAB 49. KEPUTUSAN
50 BAB 50. KUNCI YANG TERBUKA
51 BAB 51. BAYANGAN MASA LALU
52 BAB 52. KEGILAAN
53 BAB 53. AKAN DIMULAI
54 BAB 54. DIMULAI
55 BAB 55. PENYERBUAN
56 BAB 56. EVAKUASI
57 BAB 57. NERAKA DI ARIZONA
58 BAB 58. MENANG ATAU KALAH?
59 BAB 59. EFEK
60 BAB 60. PULANG
61 BAB 61. OBROLAN TENGAH MALAM
62 BAB 62. BEBAN
63 BAB 63. TENTANG LUCAS
64 ALBUM LORENZO
65 BAB 64. RENCANA
66 BAB 65. BANTUAN
67 BAB 66. KAMPUS
68 BAB 67. PAKET
69 BAB 68. PANIK
70 BAB 69. TEGANG
71 BAB 70. TERDETEKSI
72 BAB 71. MULAI JELAS
73 BAB 72. PENCARIAN
74 BAB 73. PENGEJARAN
75 BAB 74. INTEROGASI LAINNYA
76 BAB 75. KONFLIK BATIN
77 BAB 76. KEBENARAN SANG PENEROR
78 BAB 77. UMPAN
79 BAB 78. KEDATANGAN
80 BAB 79. TAKTIK
81 BAB 80. KONFRONTASI
82 BAB 81. KALAH
83 BAB 82. TERJEBAK
84 BAB 83. TUMBANG
85 BAB 84. LEGA
86 BAB 85. MAKAN MALAM
87 BAB 86. PERNIKAHAN
88 BAB 87. KEBAHAGIAAN
89 BAB 88. MALAM BAHAGIA
90 BAB 89. PENYATUAN
91 BAB 90. EPILOG: KABAR TERBAIK
92 LAUNCHING KARYA BARU
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1. PERMINTAAN
2
BAB 2. CAMELLIA
3
BAB 3. IZIN
4
BAB 4. PERTEMUAN
5
BAB 5. MARAH
6
BAB 6. RENCANA
7
BAB 7. PERMINTAAN MAAF
8
BAB 8. AMBISI
9
BAB 9. MANIPULASI
10
BAB 10. HASRAT
11
BAB 11. MISI
12
BAB 12. JEJAK
13
BAB 13. KHAWATIR
14
BAB 14. KERAGUAN
15
BAB 15. INVESTIGASI
16
BAB 16. PROVOKASI
17
BAB 17. ULAR BERLIDAH MADU
18
BAB 18. JEJAK DI KOMPLEKS MATI
19
BAB 19. USAHA
20
BAB 20. BODOH
21
BAB 21. DIAM
22
BAB 22. CURHAT
23
BAB 23. HASUTAN
24
BAB 24. TERDENGAR
25
BAB 25. PENGAKUAN
26
BAB 26. KESEMPATAN
27
BAB 27. MENUJU ZURICH
28
BAB 28. OPERASI
29
BAB 29. DUNIA CAMELLIA
30
BAB 30. JALAN-JALAN
31
BAB 31. PARIS DAN MASA LALU
32
BAB 32. LUKISAN
33
BAB 33. PULANG
34
BAB 34. MENJIJIKAN
35
BAB 35. KEGILAAN DAN RASA AMAN
36
BAB 36. AKHIR DARI KEPURA-PURAAN
37
BAB 37. ANCAMAN
38
BAB 38. NOLAN
39
BAB 39. KEHANGATAN DAN KEBENARAN
40
BAB 40. PERJALANAN
41
BAB 41. AMBANG BAHAYA
42
BAB 42. BAHAYA DATANG
43
BAB 43. PERTOLONGAN
44
BAB 44. KELUARGA LUCAS
45
BAB 45. MENGAKU
46
BAB 46. TAWA DAN CINTA
47
BAB 47. DISKUSI
48
BAB 48. BERKUMPUL KEMBALI
49
BAB 49. KEPUTUSAN
50
BAB 50. KUNCI YANG TERBUKA
51
BAB 51. BAYANGAN MASA LALU
52
BAB 52. KEGILAAN
53
BAB 53. AKAN DIMULAI
54
BAB 54. DIMULAI
55
BAB 55. PENYERBUAN
56
BAB 56. EVAKUASI
57
BAB 57. NERAKA DI ARIZONA
58
BAB 58. MENANG ATAU KALAH?
59
BAB 59. EFEK
60
BAB 60. PULANG
61
BAB 61. OBROLAN TENGAH MALAM
62
BAB 62. BEBAN
63
BAB 63. TENTANG LUCAS
64
ALBUM LORENZO
65
BAB 64. RENCANA
66
BAB 65. BANTUAN
67
BAB 66. KAMPUS
68
BAB 67. PAKET
69
BAB 68. PANIK
70
BAB 69. TEGANG
71
BAB 70. TERDETEKSI
72
BAB 71. MULAI JELAS
73
BAB 72. PENCARIAN
74
BAB 73. PENGEJARAN
75
BAB 74. INTEROGASI LAINNYA
76
BAB 75. KONFLIK BATIN
77
BAB 76. KEBENARAN SANG PENEROR
78
BAB 77. UMPAN
79
BAB 78. KEDATANGAN
80
BAB 79. TAKTIK
81
BAB 80. KONFRONTASI
82
BAB 81. KALAH
83
BAB 82. TERJEBAK
84
BAB 83. TUMBANG
85
BAB 84. LEGA
86
BAB 85. MAKAN MALAM
87
BAB 86. PERNIKAHAN
88
BAB 87. KEBAHAGIAAN
89
BAB 88. MALAM BAHAGIA
90
BAB 89. PENYATUAN
91
BAB 90. EPILOG: KABAR TERBAIK
92
LAUNCHING KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!