ARROGANT WIFE
Orang-orang memandang sosok gadis cantik yang sedang berjalan sambil menarik kopernya. Gadis itu tinggi dan putih. Rambutnya panjang sedikit bergelombang. Hidungnya mancung dan bibirnya terlihat seksi. Matanya bulat dan terlihat bening. Mengundang decakan kagum bagi siapa saja yang melihatnya.
Lexa menarik kopernya dengan pelan, helaan nafas berkali-kali dia keluarkan. Sudah lima tahun dia pergi meninggalkan negara ini. Tidak ada niat darinya untuk kembali tetapi keinginan orang tua yang ingin dia segera pulang harus dia turuti.
Hanya satu koper kecil yang dia bawa karena dia tidak ingin berlama-lama ada di negara ini.
Seorang sopir yang sudah cukup tua menghampirinya dan membawakan koper miliknya.
"Ini saja, Non Lexa?"
"Iya Pak Dirman."
Pak Dirman segera melajukan mobilnya. Lexa memandang ke luar jendela, tidak lama kemudian ponselnya berbunyi.
"Kamu sudah sampai?" tanya David.
"Iya, sekarang sudah menuju rumah."
"Baiklah kalau begitu, nanti malam aku akan menghubungi kamu lagi."
"Oke, bye."
Satu setengah jam kemudian Lexa tiba di rumahnya.
"Sayang, akhirnya kamu pulang juga. Bunda kangen sekali sama kamu."
"Lexa juga kangen sama ayah dan bunda. Dimana ayah?"
"Ayah lagi pergi sebentar lagi juga pulang."
Asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah itu segera membuatkan minuman dingin untuk nona mudanya.
"Terima kasih, Bi Nung."
"Ada apa sih Bun, kenapa menyuruh aku pulang? Ayah dan bunda kan tahu, aku tidak ingin kembali ke Indonesia."
Sang bunda hanya mengusap dengan lembut kepala anak gadisnya dan tidak mengatakan apa-apa.
"Lexa, kamu sudah sampai, Nak?"
"Ayah, Lexa kangen."
Ayah dan anak itu berpelukan saling melepas rindu.
"Ayo kita makan siang dulu. Bunda sudah menyiapkan makanan kesukaan kamu."
Suara dentingan sendok dan piring mengiringi makan siang mereka.
"Ayah, Bunda, Lexa mau istirahat dulu ya," ucap Lexa setelah mereka menyelesaikan makan siang itu.
"Iya, istirahat lah!"
Lexa langsung menuju kamarnya. Suasana kamar itu masih nampak sama. Foto-foto, boneka juga buku-buku masih tertata rapih di tempatnya. Dia segera membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk itu, dan tidak lama dia pun tertidur.
☆☆☆
Jam empat sore Lexa terbangun. Dia melihat ke sekelilingnya dan baru menyadari dimana kini dia berada. Dia melihat ponselnya dan ada pesan masuk dari Hanie, sahabatnya.
[Kapan kembali ke Jepang?]
Lexa segera membalas pesan tersebut.
[Secepatnya, aku juga tidak betah di sini.]
Lexa meletakan ponsel itu dan segera ke kamar mandi. Dia berendam dalam bathub. Merilekskan badannya dengan air hangat dan sabun aroma terapi. Tiga puluh menit kemudian dia selesai dan menggunakan dress berwarna abu-abu selutut.
Dia turun menuju ruang keluarga, disana sudah ada ayah dan bundanya.
"Lexa, besok kamu ikut ayah ke perusahaan. Ayah mau mulai besok kamu membantu ayah di perusahaan."
"Aku kan sudah membantu perusahaan ayah di Jepang. Lagi pula aku tidak akan lama di sini."
Ayah dan bundanya saling melirik.
"Biar orang lain saja yang mengurus di Jepang. Kamu bantu ayah di sini!"
"Tapi ayah ... "
"Tidak ada tapi-tapian!"
Lexa hanya menahan kekesalannya.
"Lexa mau jalan-jalan dulu."
Sebenarnya dia tidak ingin jalan-jalan, namun dia juga tidak ingin di rumah. Lexa melajukan mobilnya menuju sebuah mall.
Teringat kalau dia tidak membawa banyak baju, akhirnya dia membeli kebutuhannya di mall itu. Sepatu, tas, baju dan jam tangan untuk dia pakai bergantian dengan yang sudah ada. Akhirnya dia belanja dengan kalap.
Dimanapun dia berada, selalu mengundang banyak perhatian. Wanita cantik yang menenteng banyak paper bag bermerekan barang-barang branded. Sudah bisa dipastikan kalau dia bukanlah gadis biasa.
Lexa tidak peduli dengan tatapan itu, baginya itu sudah biasa.
Brugh!
Seseorang menabrak Lexa dan membuat dirinya terjatuh.
"Kalau jalan hati-hati, bodoh!" Lexa segera bangun dan mengambil barang-barangnya yang berantakan.
"Hei, kamu yang ... " Lexa tidak mempedulikan ucapan orang itu dan segera pergi sambil mendengus kesal.
Dia memasuki sebuah restoran yang ada di dalam mall itu. Setelah memesan makanan, Lexa kemudian mengirim pesan pada David dan Hanie.
Lexa
[Sepertinya aku akan lama di sini. Ayah menyuruhku untuk membantunya di perusahaan.]
Hanie
[Sampai kapan?]
Lexa
[Entahlah.]
David
[Lalu bagaimana pekerjaanmu di Jepang?]
Lexa
[Orang lain yang akan mengurusnya.]
Hanie
[Kenapa tiba-tiba?]
Lexa
[Aku juga tidak tahu.]
David
[Ya sudah, kalau ada apa-apa langsung kabari aku.]
Lexa
[Tentu saja.]
Hanie
[Jaga dirimu!]
Makanan datang, Lexa pun mengakhiri percakapan tersebut.
Seorang pria memandang Lexa dari jarak yang sedikit jauh. Pria itu nampak berpikir hingga suara ponselnya membuyarkan pikirannya.
Daddy
[Segera pulang!]
Pria itu segera menghabiskan kopinya dan beranjak pergi, namun sebelum itu dia menyempatkan diri untuk melirik Lexa.
☆☆☆
Mobil sport memasuki sebuah mansion mewah. Seorang pria tampan berbadan tegap dan berkaca mata hitam turun dari mobil tersebut.
"Ada apa Daddy?"
"Duduklah dulu!"
"Besok ikut Daddy rapat di perusahaan AW Group."
"Baiklah!"
Pria itu lalu menuju kamarnya dan duduk di sofa. Pikirannya kembali pada sosok gadis cantik yang tadi dia lihat di mall. Senyum merekah di wajahnya, dan lagi-lagi suara ponsel membuyarkan pikirannya. Dia berdecak kesal namun segera membaca pesan tersebut.
Ellina
[Sayang, kamu dimana? Nanti malam ke apartemen aku ya. Aku kangen!]
Zion
[Lihat nanti saja, aku sibuk.]
Setelah itu Zion langsung mematikan ponselnya, melanjutkan pikiran tentang gadis di mall tadi.
☆☆☆
Setelah makan malam, Zion menyalakan lagi ponselnya. Puluhan pesan masuk langsung memenuhi notifikasi.
Ellina
Susan
Putri
Anggita
Dara
Alisa
Sandra
Anggun
Sinta
Aurel
Aruna
Sinta
Naumi
Maudy
Masih banyak lagi. Tidak perlu dibaca satu persatu karena itu akan membuang-buang waktu saja. Dia sendiri lupa yang mana itu Sandra, Alisa, Dara dan yang lainnya. Dia langsung menghapus semua pesan dari wanita-wanita itu tanpa ada niat untuk membacanya. Sebagai gantinya, dia mengambil laptop dan membaca laporan perusahaan yang dikirimkan oleh Aron, asistennya.
☆☆☆
Lexa meletakkan barang-barang belanjaannya di atas kasur. Rasanya dia tidak sanggup untuk merapihkan barang-barangnya saat ini karena sudah kelelahan. Dia membuka lemari bajunya, di dalamnya masih ada baju-bajunya sejak lima tahun yang lalu. Tentu saja baju itu sudah kekecilan karena dia meninggalkannya sejak lima tahun yang lalu ketika lulus SMA.
"Bibi!" teriak Lexa, tidak lama kemudian asisten rumah tangga tersebut datang.
"Tolong rapihkan barang-barang Lexa di lemari ya, Bi. Baju-bajunya sudah tidak muat lagi kayaknya."
"Baik Non."
"Lexa, besok malam kita akan makan malam bersama di restoran. Bunda sudah siapkan gaun untuk kamu." Bunda memberikan paper bag kepada Lexa.
"Ada acara apa, Bun?"
"Makan malam dengan rekan bisnis ayah."
Lexa mengangguk mengerti. Sang bunda hanya tersenyum memandang anak gadisnya itu.
.
.
.
.
.
Semoga kalian suka ya sama cerita ini. Silahkah tinggalkan jejak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Amelia
salam kenal ❤️🙏
2024-05-06
1
Fhebrie
kayaknya menarik itu kenapa cwek banyak banget ya
2024-01-30
1
Sudut SENJA
komen aja dulu lah
2023-02-23
1