** Mohon maaf kalo banyak typo and kesalahan
kasih like, vote, dan komen
berikan komen kalian,karna komen kalian itu penting
dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak ya
sekian terimakasih🤗 **
Happy reading and enjoyyy🌼
🍃🍃
Jam menunjukan pukul 9 pagi, semua telah bersiap setelah perbincangan antara Deniel, Brayn dan Ken tadi pagi yang harus melakukan pertengkaran dan adu mulut terlebih dahulu diantara mereka
"Kau sudah siap Ken?" tanya Deniel sembari menyiapkan beberapa senjata dan bahan perakit bom lainya
"Aku selalu siap kapan pun itu bung!" jawab Ken dengan sombong.
Deniel memutar kedua bola matanya malas "Cih, kepercayaan dirimu memang' lah tinggi" cibir Deniel
"Hahaha tentu bung! karna kepercayaan dalam diri itu bisa membuat kita bisa bangkit dalam suatu kegagalan. Coba kau bayangkan saja jika kau tidak percaya diri bisa merakit bom. Apa kau yakin apa bisa?" Deniel menggeleng kepalanya pelan "Tentu saja aku tak bisa Ken. Sedangkan diriku saja tidak percaya bahwa aku memiliki bakat perakitan bom"
Ken hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Deniel "Itu maksud ku"
Otak cerdas Deniel memproses apa yang dia dan Ken barusan bicarakan. Senyum miring terukir diwajah Deniel setelah mendapat jawaban dari percakapannya tadi
"Ah iya, Tuan muda dimana? apakah sudah siap?. Dia sendiri yang merencanakan ini kenapa tidak kunjung turun" tanya Ken yang menyadari Brayn tidak ikut serta dengan mereka. Lalu dimana Brayn? Dia sendiri yang menyuruh untuk bersiap kenapa yang lelet jadi dia.
"Mungkin masih diatas" jawab Deniel santai
"Sudah 30 menit kita menunggu. Lihatlah semua peralatan yang kita bawa saja sudah selesai kita susun." tunjuk Ken kearah barang - barang yang mereka bawa "Tidak seperti biasanya bos akan lama" lanjutnya dengan melihat kearah tangga menunggu tuan mudanya keluar dari balik pintu kamar
"Kita tungu beberapa menit lagi, jika tidak kunjung datang kita susul saja keatas." usul Deniel
""""
Tap tap tap
Suara gesekan sepatu fantofel dengan lantai terdengar jelas. Deniel dan Ken yang dilantai bawah seketika menoleh kearah tangga.
Brayn turun dengan wajah datarnya dan aura yang dia pancarkan terlihat berbeda dari biasanya. Dengan setelan jas warna hitam dan pepaduan sepatu fantofel hitam mengkilap menambah kesan Kharisma seorang Brayn Aidyn Alexander
"Kau lama sekali Brayn!. Kita disini sudah menunggumu hampir 1 jam dan kau turun pun hanya menggunakan pakean kesaharian mu saja, tidak ada yang berubah. Kau seperti perempuan saja jika urusan penampilan terlalu lama." protes Ken setelah Brayn berdiri tepat dihadapanya
Brayn yang mendapat protesan hanya mengedipkan bahunya acuh "Is the problem? This is my appearance so my performance is my trust Mr. Kenzo Fransscaro!" tukas Brayn dengan santai namun penuh penekanan
Ken yang mendengar jawaban Brayn seperti itu pun hanya berdecak sebal. "Sudah lh jadi bagaiman?"
"Bagaimana apa 'nya?," bukanya menjawab Brayn palah berbalik tanya ke arah Ken.
Ken menahan geraman, tanganya mengepal kuat. Jika yang dihadapnya bukan bosnya pasti akan mendapat bokeman mentah dari Ken sekarang juga.
Sebelum berbicara Ken menghembuskan nafasnya perlahan, menenangkan amarahnya saat ini "Tuan Brayn Aiydn Alexander yang TERHORMAT! jadi bagaimana apakah kita akan melakukan misi sekarang juga atau ada perubahan rencana yang lain?" jelas Ken dengan ekstra sabar yang tinggi
"Sekarang 'lah memangnya mau jam berapa. Dan lagi pula rencana dalam misi ini tidak ada yang berubah" ucap Brayn dengan santai, mengabaikan tatapan tajam dari Ken. Toh yang jadi bosnya dia bukan Ken pikir Brayn.
Deniel yang melihat kedongkolan Ken hanya menepuk bahunya "Sabar Ken. Jika kita sabar menghadapi Tuan Brayn pasti disayang ibu" ucap Deniel sembari memberi saran terbaiknya
"Diamlah!" bentak Ken sembari berlalu pergi mengikuti tuanya yang telah pergi dulu
"Ais, aku memang selalu salah bagi mereka" monolognya sendiri
"Padahal aku sudah menggunakan pakian terbaik agar terlihat keren, namun tidak ada yang memuji ku sema sekali" gerutu Deniel sembari mengikuti langkah Ken dan Brayn dari belakang
Stayle Deniel Arron
****
Kediaman Mension Alexander
"Mommy mau kemana?" tanya Angel sembari melihat penampilan Mira dari atas sampai bawah
Menggunakan setelan berwarna gray bermotif bunga dan gaya rambut pendek menambanah kesan kharisma bagi nyonya Alexander
"Mommy akan pergi keluar sebentar angel, jika kakak mu Brayn sudah pulang hubungi mommy secepat' nya." ucap Meri sembari menuruni tangga
"Oke siap mommy" jawab Angel sembari mengangkat kedua ibu jarinya
"""
Yeko membungkuk sopan setelah sampai didepan nyonya besar Alexander
"Ada apa?" tanya Mira to the poin
Yeko menarik nafas panjang sebelum membuka bibirnya. Yeko diam sesaat melirik Mira dengan perasaan was was "Nyonya informasi tuan Lucas sangatlah sulit. Kemungkinan dia adalah orang terpengaruh, sama seperti tuan muda Brayn" jelas Yeko sopan "Dan informasi kedua adalah dimana tuan muda sudah tau misi kita selama ini nyonya" imbuhnya
Matanya membulat sempurna seletah mendengar penuturan Yeko barusan. Bagaimana bisa Brayn tau misi dia selama ini. Apakah Ken telah membocorkan semuanya atau ada orang lain dibalik ini semua. Berbagai macam pertanyaan terbesit dalam pikirnya
"Bagaimana bisa?" tanya Mira setelah diam atas respon tadi
"Saya tidak tau itu bisa terjadi. Tapi kemungkinan besar jika tuan muda menggunakan kecanggihan teknologi yang dia buat sendiri selama ini." jelas Yeko panjang lebar
Mira menopang dagunya pelan. keningnya berkerut dalam "Apa yang dia lakukan selama ini dibelakang ku?" tanya Mira dengan wajah serius
Yeko menggeleng kepalanya pelan "Maaf nyonya tapi tuan muda selalu apik menyembunyikan privasinya selama ini. Bahkan Ken sekalipun tidak akan tau tentang ini"
Mira mendesah letih dengan ini semua. Kenapa semua menjadi serumit yang dia kira. Jika Brayn sudah tau tentang misi ini maka Mira tidak akan bisa bertindak dibelang Brayn lagi saat ini
"Kenapa jadi seperti ini" keluhnya. Mira memijat pelipisnya pelan "Sekarang bukan waktu yang tepat untuk Brayn tau semua, namun sepertinya rencana ku selama ini hancur dan tidak akan bisa lagi menutupi dari Brayn"
Yeko faham betul arah pembicaran Nyonya Mira sekarang. Dia yang telah membantu rencana misinya selama ini. Namun sekarang rencana yang dia susun bertahun - tahun hancur dalam 1 detik.
"Maaf " Yeko hanya menunduk dengan rasa bersalah karna telah lalai menjaga rahasia dia dan nyonya besarnya selama ini
"Ah,. kau tidak seharusnya minta maaf yeko. Cepat atau lambat ini semua akan terjadi" ujar Mira tulus. Dia telah menganggap Yeko sebagai saudaranya sendiri, baginya yeko seperti kakak kandungnya yang hilang selama ini
Aku tidak tau seberapa besar misi kali ini nyonya.,
Yeko hanya tersenyum tulus menanggapi penuturan Mira barusan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
Nb : Yang mau tau tentang updet cerita CTM bisa dm ig °@Airdanma dan ig pribadi Author °@irma_dhan
** Jangan lupa vote, komen, like
mohon beri bintang 5, 4, 3 ya
like setiap chaper yang kalian suka karna like kalian itu penting
tinggalkan komen atau saran kalian di kolom komentar karna itu untuk menampah semangat membuat karya author
dan jangan lupa tinggalkan vote untuk author biar lebih giat membuat karya - karya lagi **
terimakasih🤗❤
🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Airdanma (ig : @airdanma)
siap ditunggu kelanjutanya nanti ya😉
2020-11-11
1
Ina Yulfiana
𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐭𝐡𝐨𝐫...
2020-11-11
1
anjara mahra
next kak
2020-11-10
2