** Mohon maaf kalo banyak typo and kesalahan
kasih like, vote, dan komen
berikan komen kalian,karna komen kalian itu penting
dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak ya
sekian terimakasih🤗 **
Happy reading and enjoyyy🌼
🍃🍃
Kediaman Mension Utama Alexander
Pagi telah menjelang, membawa penguni kediaman keluarga besar Alexander terlihat ramai dari biasanya.
"Kemana perginya kakak kamu Angel?" tanya Mira untuk kesekian kalinya
"Mom. . . . sudah aku bilang aku tidak tau kemana perginya kak Brayn!" jawab Angen berdecak sebal. Sudah untuk kesekian kali Ibunya menanyakan kemana perginya Brayn. Sejak pagi suara teriakan Mira mampu membuat semua penghuni mension berdatangan, dan pelaku utamanya pergi entah kemana
Mira memijat pelipisnya pelan, hembusan nafas terdengar gusar. Insting seorang ibu memang lah kuat, terbukti jika mira merasakan jika terjadi sesuatu yang terjadi menimpa putra sulungnya satu ini. Mengingat Brayn tidak pernah keluar dari mension utama kecuali terdapat hal yang besar. Yang harus diselesaikan oleh Brayn sendiri
Yeko datang dengan nafas gusar menemui Nyonya besar nya.
". . . . . Bagaimana?" tanya Mira langsung pada pokok permasalahan
Sebelum membuka bibirnya Yeko terdiam sesaat, mengembuskan nafasnya kasar ". . . Kemungkinan besar terjadi penyerangan kepada tuan Brayn kemarin malam nyonya" lapor Yeko ketua pelayan dan sang tangan kanan Nyonya Besar Alexander
Alis Mira bertautan dengan terangkat sebelah, keningnya berkerut dalam ". . . . Apakah terjadi penyerangan dalam misi semalam?" tanya Mira penasaran. Memastikan bahwa penyerangan semalam bukan penyerangan yang besar membahayakan Brayn nantinya
". . . . . . .Tidak nyonya,. Misi semalam dijalankan oleh Ken sendiri seperti biasanya tanpa campur tangan Tuan Brayn." jawab Yeko sopan. Sebelum melanjutkan ucapanya Yeko menatap nyonya besar dengan perasaan was - was ". . . . Dan untuk penyerangan semalam adalah penyerangan Tuan Lucas rival tuan muda sendiri nyonya" imbuhnya
Mira mengangguk angguk tanda mengerti. Hembusan nafas terdengar panjang.
Jika sudah seperti ini dia tidak bisa turun tangan sendiri karna mengingat urusan pribadi putranya satu ini. Namun jika sudah melebihi batas, kemungkinan Mira akan turun tangan tanpa sepengetahuan Brayn nantinya. ". . . . .Kau boleh pergi sekarang. . . . Dan Cari tau informasi Lucas sekecil apapun" titah Mira tegas ". . . .Dan ingat pergerakan mu jangan sampai ada yang tau!" lanjutnya
"Rival?, ternyata sahabat terdekat mu adalah rival sejati" gumam Mira pelan yang masih terdengar oleh Angel
"Rival?" ucap Angel mengulang perkataan Mira tadi "Rival apa maksudnya mom?,"
Mira tersentak kaget dari lamunannya mendengar penuturan Angel barusan "Kau bicara apa tadi?"
"Rival mom. . . Rival!, maksud mommy rival siapa? apa kak Brayn punya rival ya? kasian dong kalo iya" ucap Angel dengan wajah polosnga
Mira yang mendengar ucapan Angel hanya tersenyum geli "Sudah lupakan tentang itu."
"Jadi bagaimana mom? Mommy tidak bertanya lagi kepada ku di mana kak Brayn" tanya Angel
Mira menggeleng kepalanya pelan "Mommy sudah tau dimana kakak mu itu"
"Mommy tau dari mana? dan dimana kak Brayn?," Angel mencondongka kepalanya kedepan dengan raut penasaran
"Insting, dan dimana kakak mu tanyakan saja nanti jika dia sudah pulang" jawab Mira singkat sembari berlalu pergi dari ruang tamu tersebut
"Ish mommy!, tidak kak Brayn tidak mommy jika berbicara pasti setengah - setengah. Emang dipikir aku robot apa yang disuruh apa pasti faham!" gerutu Angel sembari menghentak - hentakan kakinya dilantai
"Otak ku ini kan hanya seperempat dari mereka semua. Mana bisa pemikiran ku secerdas mommy dan kak Brayn!, Ishhhh!!" keluh Angel sebal.
"""
Sedangkan nyonya besar Alexander memutuskan pergi menuju kamarnya yang dilantai dua.
Ceklek
Pintu ditutup secara perlahan. Berjalan pelan menuju nakas
Klik
Pintu Otomatis terbuka secara perlahan. Tidak ada yang mengetahui terdapat ruangan rahasia di dalam Kamar Nyonya besar Alexander tersebut.
Mira mengedar keseluruh penjuru ruangan rahasia itu "Tidak ada yang berubah" gumamnya pelan. Ia berjalan kembali keliling melihat dan menyentuh barang yang sudah dia simpan sejak lama
Deg
Pandangan Mira terhenti pada kotak berukuran kecil yang terlihat lusuh termakan waktu. Kotak yang terlihat tidak kecil juga tidak besar ( Terlalu ribat ini Author 😒 )
Kenapa hati ini terlalu sakit mengingat kotak itu. batin Mira sembari melihat kotak itu dengan nanar. Mira menghebuskan nafasnya dengan kasar sebelum membuka kotak layu itu.
Ditariknya pelan sampai menyentuk ujung meja penyimapan benda - benda rahasianya selama ini. Seketika gerakanya terhenti ketika terdapat secarik kertas jatuh tepat dibawah kakinya
"Surat?" gumamnya pelan, lalu dibukanya perlahan surat itu. Dibacanya perlahan, air matanya tumpah mengangak membendung bak sungai. Ia segera menyerka air matanya secara kasar. Setelah selesai membaca surat itu, dia segera melipat kembali seperti semula dan berbalik untuk segera pergi dari ruang rahasia itu.
Ini terlalu rumit dari yang aku bayangkan. batin Mira dengan menggem surat itu dengan erat sembari berjalan keluar
*****
Sedangkan disisi lain,. Semua telah kumpul diruang tamu karna perintah tadi pagi
"Ada apa?" tanya Ken to the poin
Brayn terdiam sesaat. sebelum membuka bibirnya tertutup kembali. Brayn melihat semua yang dihadapanya perlahan dengan intents, tanpa minat membuka suara
Deniel menggeram kesal dengan Brayn yang tak kujung membuka suara "Ada apa?!, jangan seperti kita berbicara dengan burung hantu yang hanya bisa angguk - anguk dan geleng - geleng kepala saja!," ucap Deniel ketus. Sebelum menoleh kearah Ken
"Apa?. Mau tanya dia kenapa?" tunjuk Ken pada Brayn. Dijawab anggukan cepat oleh Deniel "Aku tidak tau" jawab Ken sembari mengendikan bahunya
"Diam lah!" tukas Brayn tiba - tiba
"Astaga! kenapa aku punya bos seperti ini si" gumam Ken yang masih didengar oleh Brayn
"Aku masih bisa dengar ya Ken!" ucap Brayn dengan ketus
"Ya maaf bos" digaruk tengkuknya yang terasa tidak gatal "Ya habisnya dari tadi bos diam mulu. Kita ini lagi berbicara serius bukan bertanya cara seperti apa orang bisu lho!" jelas Ken
"Sudah. . sekarang balik topik ke awal. Jadi untuk apa kau menyuruh kami kesini?" tanya Deniel ke pokok intinya
"Ah iya, benar. Jadi kenapa?" ucap Ken ikut menimpali
"Ooh itu ya. . ." Brayn menarik nafas dalam dan menghuskan secara perlahan, sembari menatap Ken dan Deniel satu persatu "Itu. . . itu. . . . itu. . . . ."
"Cepat lah! sedari tadi itu. . . itu . . . itu mulu!" desak Ken berdecak sebal
"Ckck, terus kenapa kau potong ucapan ku katemi!"
"Ya suruh siapa bicara itu itu mulu" jawab Ken bersungut - sungut
"Ya sudah kau diam sekarang!" perintah Brayn tegas
"Iya aku diam, jika. . . . "
"Diam!" bentak Deniel.
"Kau yang diam!" bentak Ken dan Brayn bersama
"Aku tampan aku diam" gumam Deniel sembari menutup mulutnya dengan kedua tanganya
Kenapa jadi aku yang dibentak, Bos memang dimana - mana selalu benar. gerutu Deniel dalam hati
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
** Jangan lupa vote, komen, like
mohon beri bintang 5, 4, 3 ya
like setiap chaper yang kalian suka karna like kalian itu penting
tinggalkan komen atau saran kalian di kolom komentar karna itu untuk menampah semangat membuat karya author
dan jangan lupa tinggalkan vote untuk author biar lebih giat membuat karya - karya lagi **
terimakasih🤗❤
🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
✈전Arynn
semangat
2020-11-10
1
anna nisha
up lagi thor
2020-11-09
0