Simulasi Nyonya Alexander

** Mohon maaf kalo banyak typo and kesalahan

kasih like, vote, dan komen

berikan komen kalian,karna komen kalian itu penting

dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak ya

sekian terimakasih🤗 **

Happy reading and enjoyyy🌼

🍃🍃

Hening

Setelah percakapan tadi membuat Bram maupun Clara bungkam. Hanya suara sendok dan riuk gemrisik pengunjung lain yang memecah keheningan mereka.

"Ra. . ." ucap Bram memecah keheningan diantara mereka setelah seperkian menit

"Hmm" Clara menoleh sekilas kearah Bram sebelum melanjutkan acara makan 'nya

"A. . . .aku. . . "

Drtt drtt drtt

"Ah, bentar Bram" potong Clara sembari merogoh ponsel ditas selempang nya

Bram menggeram tertahan. Menahan amarahnya karna terganggu oleh ponsel sialan itu

"Ah ayah? ayah menelfon ku Bram. Aku izin sebentar ya?" izin Clara sebelum mengangkat panggilan dari ayah

Senyum lebar tersungging di wajah Bram. Menahan geraman didalam hati, tidak mungkin Bram alvero marah - marah hanya karna acara bicara dengan Clara sempat tertunda. Apalagi ini panggilan dari sang ayah mertua?

God. jaga image dan perilaku di depan Clara saat ini adalah hal yang terpenting. pikirnya

"""

"Hallo" suara disebrang sana terdengar berbeda

"Iya halo yah, ada apa?" ucap Clara tenang

Ayah jhon : "Bisakah kau pulang sekarang nak?"

Clara : "Ada apa yah? kenapa aku harus pulang sekarang? apa ayah baik - baik saja.?"

Clara berusaha tenang sebisa mungkin. Walau dihatinya sudah berkecamuk berbagai pertanyaan. Tidak memungkiri saat ini Clara merasa cemas dan khawatir.

Mengingat sang ayah tidak pernah menelfon saat dia di jam pergi ke kampus. Kecuali terjadi yang tidak - tidak dan sesuatu yang penting.

Clara : "Ayah?"

Hening. Tidak ada sesuatu yang berbicara antara Clara dan ayah Jhon. Hanya suara gemricik yang tidak jelas di dengar

Ayah Jhon : "Ah. . . .iya. . ayah baik - baik saja. Sekarang pulang ya ra, ayah tunggu di rumah.!"

Clara : "Tapi ya. . . . . "

Tut tut tut

Panggilan terputus sebelum Clara menjawab. Tanpa pikir panjang Clara kembali ke meja dimana Bram sudah menunggu disana.

"Bram. . mm. . . maaf sepertinya aku harus pulang sekarang. . .dan terimakasih makanan 'nya." ucap Clara sembari mengambil tasnya dimeja.

"Ah. .iya. . . . Tapi mau kemana seperti terburu - buru Ra?" tanya Bram

"Aku harus pulang sekarang. Tadi ayah menelfon ku menyuruh untuk pulang, aku khawatir takut terjadi apa - apa pada ayah" jelasnya pelan, sembari tersenyum tulus. Tidak enak hati harus meninggalkan Bram saat ini

Bram langsung berdiri. Hap . Bram langsung mencekal pergelangan tangan Clara, sebelum Rara melangkah keluar

"Mau aku antar?" tawar Bram. Berharap Clara mau menerima untuk diantar pulang oleh 'nya

"Terimakasih. . tapi tidak usah Bram, aku pulang sendiri" tolaknya halus. Clara melepas genggaman Bram perlahan, sebelum melangkah keluar dari resto itu

Bram hanya menatap sendu punggung gadis pujaan hatinya yang mulai menghilang dibelokan arah pintu keluar

Ternyata tidak semudah yang aku bayangkan. batin Bram

****

Jhon meletakan ponselnya kembali diatas meja ruang tamu

"Jadi, apakah dia akan segera pulang Jhon?" tanya Mira dengan antusias

Jhon menganggukan kepala sebagai jawaban "Iya dia akan segera datang." tarikan nafas terdengar berat "Aku takut dia akan kecewa. Dia adalah putri ku satu - satu nya Mir. Apa tidak ada cara lain selain perjodohan ini?" lanjut Jhon dengan menatap foto Clara dan istri tercinta di dinding Ruang tamu tersebut

Mira menggeleng cepat "Tidak ada cara lain Jhon!. . jika kita mengandalkan untuk kedekatan mereka berdua aku fikir itu terlalu beresiko" Ujar Mira meyakinkan Jhon atas rencana perjodohan yang dia tawarkan

"Aku hanya takut putri ku kecewa Mir!" sanggah Jhon berharap ada jalan lain yang diambil selain perjodohan, namun bisa untuk menyatukan mereka berdua

"Jhon dengarkan aku.. . Aku tau sifat putraku seperti apa dan aku juga sudah faham Clara seperti apa. Aku yakin mereka berdua akan saling mencintai satu sama lain dengan sendirinya." ucap Mira berusaha meyakinkan Jhon lagi "Dan jika kau ingat soal dulu kau juga seperti itu Jhon Frans!" sindir Mira dengan senyum miring dia perlihatkan

Deg

Senyum setan Jhon keluar dengan seringai menakutkan "Itu dulu! namun jika putri ku mendapat kan lelaki seperti ku, aku akan melepas 'kan dia begitu saja. Ingat Nyonya Alexander jika aku ayah yang tanggung jawab" ucap Jhon dengan percaya dirinya

Mira haya memutar bola matanya malas "Cih, ingat umur jhon!" seru mira malas

"Aku memang sudah berumur, tapi ingat Almira Alexander jika pesona dari keluarga Frans tidak diragukan lagi dari dunia manapun" sombong Jhon dengan bangganya

"Tapi pesona keluarga Frans tidak sebanding dengan pesona Keluarga Alexander tuan Jhon Frans!" bantah Mira tidak terima

"Eh. . . . ngomong - ngomong jika pesona keluarga Frans dan Alexander menyatu. Bagaimana pesona bibitnya nanti ya?" celetuk Jhon tiba - tiba

"Ah,iya. . . . aku yakin pesona bibitnya akan menghasilkan yang luar bisa. mengingat bibit proyek dari keturunan Alexander sangat mancur. Dan sekali tanam pasti top cer" jawab Mira dengan menggebu - gebu

"Masa sih? aku tidak yakin jika bibit proyek keluarga Alexander sangat mancur dan bisa sekali gol?,"

"Lihat saja nanti, akan aku pastikan bibit keluarga Alexander memang top cer!" jawab Mira ketus

Ken yang sedari mendengar perdepatan orang tua abstrud didepan 'nya hanya melongo menatap tak percaya

Bisa - bisa nya Nyonya besar dan Tuan Jhon merebutkan bibit proyek yang unggul. Cih masih unggul Keluarga Frascarro bibit unggul terbagus. gerutu Ken dalam hati

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

**Jangan lupa vote, komen, like

mohon beri bintang 5, 4, 3 ya

like setiap chaper yang kalian suka karna like kalian itu penting

tinggalkan komen atau saran kalian di kolom komentar karna itu untuk menampah semangat membuat karya author

dan jangan lupa tinggalkan vote untuk author biar lebih giat membuat karya - karya lagi **

terimakasih🤗❤

🍃🍃

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***