"Sial...! Aku tidak menyangka dia berhasil mengecohku, sebenarnya secerdas apa dirinya? Aku harus lebih waspada!" umpat Jaka.
Siluman itu kemudian menyeringai seakan mengerti dengan ucapan yang baru saja Jaka Katakan.
Jaka menerima serangan cakar telak pada dadanya, luka goresan yang di dapat juga cukup dalam. Setelah Jaka terkena serangan itu, ia lalu mundur ke belakang, mengambil jarak.
Jaka meringis menahan sakit pada dadanya, ia kemudian mencoba mengentikan pendarahan pada lukanya menggunakan tenaga dalam.
Melihat hal itu, Siluman Harimau kembali menyerang Jaka, ia tahu bahwa Jaka sedang memulihkan diri, sehingga ia tak ingin memberikan sedikit pun peluang pada Jaka.
Mereka lalu kembali bertukar serangan, dengan Siluman itu masih mendominasi pertarungan dan Jaka yang lebih banyak menghindari setiap serangan yang datang.
Siluman itu kembali menoleh ke arah penduduk, namun kini Jaka sudah menyadari dan menerka apa yang akan dilakukan Siluman itu.
"Jangan pikir cara yang sama akan berhasil padaku, apa kau pikir aku sebodoh itu?!" seru Jaka .
Jaka kemudian mengalirkan tenaga dalam yang cukup banyak pada pedangnya dan bersiap menyerang, selagi siluman itu sedang menoleh ke arah penduduk.
Teknik Pedang Bumi! Tebasan Harimau Dewa!
Jaka melesat dengan cepat dan menusuk lurus mengarahkan pedangnya ke arah perut siluman tersebut.
Jaka mengetahui kelemahan Siluman Harimau Punggung Tanduk dari buku yang ia baca, ada pada perutnya.
Kulit tubuh yang lain pada siluman itu sangatlah keras, apalagi tanduk yang terdapat di punggungnya, namun bagian perut siluman itu sangat rentan terhadap serangan.
Saat serangan yang dilancarkan Jaka mendekat, siluman itu langsung menoleh ke arah Jaka, lalu membungkukkan badannya, sehingga serangan pedang jaga membentur tanduk di punggung harimau itu dan mengeluarkan suara benturan yang nyaring.
Saat pedang Jaka berbenturan dengan tanduk Siluman. Siluman itu melancarkan serangan cakarnya pada kaki kiri Jaka. Jaka yang menyadari itu kemudian berusaha menghindari serangan tersebut.
Gerakan menghindar dari Jaka tak cukup cepat, sehingga serangan tersebut tetap meninggalkan goresan yang cukup dalam pada kaki kiri Jaka.
Jaka menggertakkan giginya menatap geram ke arah siluman tersebut. "Kurang ajar...! Siluman ini menipuku lagi, aku mengira dia menoleh ke arah penduduk untuk menyerang mereka, tetapi ia hanya memancing agar aku menyerangnya dan ia bisa melakukan serangan balik, sungguh siluman yang cerdas."
Melihat ekspresi wajah Jaka yang kebingungan serta menggeram, siluman itu menyeringai karena berhasil mendaratkan serangan pada kaki kiri Jaka. Walau tidak serius, tetapi itu akan tetap mempengaruhi kecepatan dari gerakan Jaka.
Siluman itu kembali menyerang Jaka, ia tak ingin membiarkan Jaka memulihkan lukanya. Jaka dan siluman itu pun kembali bertukar serangan.
Kini gerakan menghindar Jaka tidak secepat sebelumnya, karena terganggu akibat luka pada dada dan kaki kirinya, membuat pergerakannya menjadi lamban.
Jaka sadar akan hal itu, ia kemudian mengambil langkah mundur untuk memperlebar jarak di antara mereka.
Jaka menggenggam erat pedangnya, menatap tajam siluman tersebut. "Kita lihat, apa setelah ini kau masih tetap bisa menyeringai seperti tadi!"
Jaka mengambil kuda-kuda, lalu membungkukkan badannya, mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya, membuat cahaya putih keluar dari pedangnya dan bersiap menyerang.
"Teknik Pedang Bumi! Kilatan Cahaya!"
Jaka melesat ke arah Siluman itu dengan kecepatan cahaya, mengarahkan pedangnya pada perut Siluman itu.
Siluman itu sudah memprediksi Jaka akan menyerang dengan sekuat tenaga saat Jaka menundukkan badannya. Siluman itu kembali menunduk dan menerima serangan Jaka dengan tanduk-tanduknya.
Pedang dan tanduk-tanduk Siluman itu kembali bertemu, menghasilkan suara benturan yang sangat nyaring, lebih nyaring dari sebelumnya.
Serangan Jaka berhasil membuat siluman itu terpental beberapa meter dan membuat tiga dari enam tanduk pada punggung siluman itu hancur, tetapi tidak ada luka serius pada siluman itu selain beberapa tanduknya yang patah.
"Sial...! Dia berhasil menangkis serangan teknik pedang bumi tingkat tinggi milikku," umpat Jaka melebarkan kedua matanya.
"Dan, apa yang terjadi pada diriku? Mengapa setelah serangan itu tenaga dalamku kini menipis? Seharusnya aku masih memiliki lima puluh persen tenaga dalam setelah menggunakan satu Teknik Pedang Tingkat Menengah dan satu Teknik Pedang Tingkat Tinggi, mengapa sekarang yang kurasakan hanya tinggal dua puluh persen?" tanya Jaka dalam hati dengan kebingungan dan khawatir.
Siluman itu kemudian bangkit, lalu menatap Jaka dengan serius, kini ia akan bertarung dengan sungguh-sungguh dan tak lagi meremehkan Jaka.
Siluman itu berlari ke arah Jaka dan menyerangnya dengan kecepatan dan tenaga yang lebih besar dari sebelumnya.
Pola serangan Siluman itu berubah-ubah seiring berjalannya waktu.
Jaka menjadi sangat kewalahan menghadapi serangan yang datang, tak jarang serangan demi serangan yang dilancarkan siluman itu mendarat di tubuh Jaka, meninggalkan luka-luka goresan di sekujur tubuh Jaka.
"Aku ... Aku tidak yakin bisa mengalahkannya dengan sisa tenaga dalamku dan kondisi tubuhku saat ini, aku tak dapat mengeluarkan Teknik pedang tingkat tinggi lagi, apa yang harus kulakukan?
"Tak ada pilihan lain, selain menggunakan Teknik bertahan sambil memikirkan cara lain untuk mengalahkannya."
Jaka kemudian menggenggam erat pedangnya, lalu mengambil posisi bertahan, memperkuat kuda-kudanya.
"Teknik Pedang Bumi! Teknik Banteng Besi!"
Teknik Banteng Besi merupakan teknik pedang yang menitik beratkan pada pertahanan penggunanya, sambil menunggu kesempatan untuk menyerang.
Teknik ini digunakan pada saat melawan lawan yang lebih kuat ataupun saat berada dalam kepungan, pertahanan dari teknik ini sangatlah kuat.
Jaka menahan setiap serangan yang dilancarkan Siluman itu dengan mudah, kini ia dapat menahan serangan Siluman itu tanpa harus menghindarinya.
Mereka bertarung cukup lama, bertukar serangan dan bertahan, sampai pada titik Jaka sudah tak sanggup lagi bertarung. Ia sudah hampir tak dapat bertahan, karena luka pada tubuhnya terus mengeluarkan darah dan membuat ia lengah.
"Akuu ... Aku tak sanggup lagi bertahan, tubuhku hampir mencapai batasnya," ucap Jaka lirih.
Saat Jaka tampak lengah, Siluman itu berhasil menggigit bahu kiri Jaka. "Aaaarrrrgghhh..! " Jaka berteriak kesakitan ketika gigi-gigi tajam Siluman itu menempel dan menusuk bahu Jaka.
Jaka menahan kaki kanan bagian depan Siluman itu dengan pedangnya dan menggenggam kaki kiri bagian depan Siluman itu dengan tangan kirinya.
Genggaman tangan Jaka tak sempurna di karenakan ukuran kaki Siluman itu sangat besar tapi ia tetap mampu menahan kaki tersebut.
Jaka kemudian mengeluarkan semua tenaga dalam yang tersisa dan mengarahkan tenaga dalam itu pada kaki kanannya.
Jaka lalu menendang perut Siluman itu dengan sekuat tenaga, membuat Siluman itu terpental dan menghantam tanah.
Jaka tak menyia-nyiakan kesempatan saat siluman tersebut terjatuh ke tanah, membuat pertahanan dirinya terbuka lebar. Jaka menggenggam pedangnya dengan erat lalu berlari dengan sisa tenaganya.
Jaka berteriak, lalu menusuk perut harimau itu, pedangnya berhasil menembus dan menusuk dalam pada perut siluman tersebut. Jaka kemudian menggeser pedangnya dan menyayat perut Siluman itu, mengeluarkan isi dalam perut Siluman tersebut.
Siluman itu kemudian mati mengenaskan dengan isi perut yang tercecer keluar, Jaka menghela nafas panjang setelah melihat Siluman itu mati di hadapannya.
"Akhirnya ... Akhirnya aku berhasil membunuhmu!" ucap Jaka dengan nafas tersengal-sengal.
Setelah mengucapkan kalimat itu, pandangan Jaka menjadi kabur, ia sudah mencapai batasnya. "Setidaknya aku berhasil menyelamatkan desa kelahiranku," ucap Jaka, kemudian ambruk dan tak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 333 Episodes
Comments
rajes salam lubis
yee keren thor,.mcnya gak muluk muluk
2022-07-21
0
gilang rangga
huhuhhhh.. lemah
2022-05-22
0
Andi Bergerboy
.
2022-03-05
0