Melihat seluruh pencapaian Jaka beberapa saat terakhir, membuat Dika memutuskan untuk mengajarkan Jaka bela diri tingkat tinggi.
"Jaka, sepertinya sekarang kau sudah siap untuk mempelajari bela diri tingkat tinggi, bagaimana denganmu? Apakah kau sudah siap untuk mempelajarinya?"
"Tentu Ayah, aku sangat siap!" jawab Jaka bersemangat.
Jaka kini telah bisa memanggil Dika dengan sebutan ayah, juga dikarenakan Neta yang selalu memaksanya.
"Baiklah, tahap awal bela diri tingkat tinggi adalah pengumpulan tenaga dalam."
"Tenaga dalam? Seperti yang pernah Ayah lakukan saat melawan siluman ular sebelumnya?" tanya Jaka dengan antusias.
Dika menganggukkan kepalanya. "Iya benar, kurang lebih seperti itu, tapi terlebih dahulu kau harus belajar cara mengumpulkan tenaga dalam."
"Baiklah Ayah, ayo kita mulai latihannya," ucap Jaka tak sabar.
Tenaga dalam merupakan tenaga alami yang dimiliki manusia, biasanya manusia hanya menggunakan sekitar sepuluh persen tenaga dalam di kehidupan sehari-hari, sisa tenaga dalam yang dimiliki manusia inilah yang disebut dengan potensi terpendam.
Pelatihan tenaga dalam berfungsi untuk mengeluarkan potensi terpendam yang dimiliki manusia, sehingga sisa tenaga dalam yang terpendam dapat digunakan secara maksimal.
Tenaga dalam sendiri memiliki fungsi untuk membuat fisik lebih kuat, mempertajam kelima panca indra, menghancurkan benda keras, meringankan tubuh dan menguatkan benda jika dialiri oleh tenaga dalam.
Tenaga dalam didapatkan dengan cara teknik pernafasan, mengubah pernafasan biasa menjadi pernafasan spesial. Tenaga dalam bisa juga didapatkan dari faktor luar, yaitu meminum pil penambah tenaga dalam dan menyerap tenaga crystal siluman.
"Yang pertama kita lakukan adalah teknik pernafasan, dengan dua cara yaitu, pernafasan perut dan pernafasan dada.
"Ayo kita mulai pernafasan perut, ikuti ayah," ucap Dika lalu duduk bersila dan memejamkan mata.
"Yang kita lakukan sekarang adalah meditasi, tarik nafas ke arah perut, lalu pusatkan aura energimu.
"Rasakan energi yang masuk, lalu hembuskan nafasmu dan keluarkan udara racun yang ada dalam tubuhmu (Karbondioksida ) , kemudian tarik nafas ke arah dada, rasakan udara baik (Oksigen ) masuk ke dalam tubuhmu, kemudian alirkan dan putarkan udara baik ke seluruh tubuhmu lalu buang."
Dika membuka matanya dan menatap Jaka."Apakah kau mengerti Nak?"
"Aku mengerti Ayah" Jaka mengangguk pelan.
"Bagus, saat ini pelajari tingkatan itu dulu nanti ayah akan ajari tingkat selanjutnya."
Pelatihan tenaga dalam itu sendiri memiliki tiga tingkat dalam pembelajarannya dan memiliki empat tingkatan tenaga dalam.
Tingkat pembelajaran tenaga dalam yaitu, pembangkitan tenaga dalam, pengolahan tenaga dalam dan pembersihan tubuh.
Tingkat tenaga dalam yaitu,
Tenaga prana, tenaga alami manusia.
Tenaga nafas, tenaga dalam yang didapatkan dengan teknik pernafasan.
Tenaga Inti, tenaga dalam yang didapatkan dengan teknik pengolahan tenaga dalam.
Tenaga spritual, rakyat Mapo menyebutnya dengan Qi atau Chi.
"Jaka, ayah akan meninggalkanmu sendiri di sini agar kamu bisa fokus dalam mengumpulkan dan mempelajari tenaga dalam, ayah akan membantu Neta latihan." Dika berdiri dari duduknya, lalu melangkah pergi menghampiri Neta.
Neta yang melihat ayahnya berjalan ke arahnya, langsung menghampiri ayahnya, dengan berjalan mendekat ke arah Dika.
"Ayah, apakah aku sudah boleh memukul orang?"
Pertanyaan aneh yang dilontarkan Neta, membuat Dika mengkerutkan dahinya. "Tentu tidak boleh Nak, kamu tidak boleh sembarangan memukul orang."
"Tapi ayah bilang, aku sudah boleh memukul orang kalau sudah bisa bela diri."
Neta tampak geram, entah apa yang membuat ia menjadi sangat marah.
"Maksud ayah, kamu boleh memukul orang yang jahat, emangnya siapa yang mau kamu pukul Nak?" tanya Dika yang menyadari perubahan ekspresi wajah putri kecilnya itu.
"Bayu Yah...! Dia selalu mengganggu ku dan meledek ku Yah, dia pernah bilang mataku bulat, tapi tak enak dipandang.
"Dia juga pernah bilang, bahwa aku ini cantik, tapi bohong. Dia selalu meledekku Yah, berarti diakan orang jahat!" Neta menyilangkan kedua tangannya di dada dengan mulut manyun.
Dika tersenyum mendengar perkataan anaknya, dia tahu bahwa Bayu meledeknya sebab Bayu tertarik pada Neta.
"Sudah-sudah, bagaimana jika ayah meminta dia menjadi teman latihanmu dengan mengadakan pertandingan persahabatan, ayah akan meminta pada orang tuanya."
Neta mengangkat kedua alisnya. "Ya, itu ide bagus Ayah!"
Bayu merupakan anak pertama dari pasangan Agus dan Ayu. Keluarga mereka adalah keluarga yang paling kaya dan terpandang di desa ini setelah Kepala Suku.
Tingkat bela diri Bayu sama dengan tingkat bela diri Neta, karena ayah dan ibu Bayu merupakan sepasang pendekar yang di mana kekuatannya berimbang dengan Dika.
Dika lalu menghampiri kediaman Bayu, kemudian mengetuk pintunya.
Tok!
Tok!
Tok!
Pintu pun dibuka dan terlihat anak kecil berumur sekitar delapan tahun menyembulkan kepalanya keluar, yang tak lain adalah Bayu.
"Paman Dika, ada apa Paman?"
"Ayah kamu ada dirumah Nak? "
Dika bertanya dengan tersenyum pada Bayu.Tak lama kemudian Agus pun keluar karena penasaran dengan siapa Bayu berbicara.
"Siapa yang datang Nak?" tanya Agus pada Bayu.
"Ehh... Dika, ada apa?" tanya Agus setelah melihat Dika yang ternyata berkunjung kerumahnya.
Tanpa basa-basi, Dika pun langsung menjelaskan maksud dan tujuan ia berkunjung.
"Aku sih setuju saja, semua tergantung Bayu, apakah kau mau Nak?" tanya Agus pada Bayu.
"Tentu mau Ayah!" Jawab Bayu antusias.
Setelah persetujuan Bayu, mereka bertiga pun meninggalkan kediaman Agus, kemudian menuju lapangan tempat latihan warga desa. Neta terluhat sudah sampai lebih dulu dan menunggu kedatangan mereka.
Bayu menatap Neta sambil tersenyum licik seakan-akan sedang meledek Neta. Neta pun semakin geram melihat ekspresi menjengkelkan dari Bayu.
"Apakah kau yakin mengajakku untuk berlatih tanding?" tanya bayu dengan nada meledek.
"Tentu, aku sangat yakin dan aku pasti akan mengalahkanmu," jawab Neta berapi-api.
Mereka berdua pun saling pandang dengan mata berapi-api seperti musuh bebuyutan, walau Bayu tertarik pada Neta, namun ia selalu menyembunyikan hal itu.
"Apa? Mengalahkanku? Kau lebih cepat lima tahun untuk bisa mengalahkanku." Bayu sambil menjulurkan lidahnya, membuat Neta semakin geram. "Kau!" seru Neta.
Neta mengepalkan tangannya, lalu bergumam dalam hati. "Aku harus bisa mengalahkannya agar ia tak berani meledek ataupun mengganggu ku lagi."
Bayu kemudian mengambil tombak kayu dari rak senjata kayu yang berada di sana. Tombak tersebut tidaklah tajam melainkan tumpul pada ujungnya. Bayu adalah pengguna tombak sebagai senjata utama, sama seperti ayahnya.
Neta juga sudah mempersiapkan pedang kayunya dan menggenggamnya dengan erat, tanda ia sudah sangat geram dengan Bayu.
Melihat tatapan mata anaknya, Dika sudah sangat paham dan bisa menebak apa yang ada di fikiran anaknya.
"Tatapan itu sangat mirip dengan tatapan ibunya ketika marah padaku dan ia pasti berfikir akan menghabisi Bayu, sungguh anak ini sangat mirip dengan ibunya." batin Dika, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 333 Episodes
Comments
rajes salam lubis
lanjutkan
2022-07-21
0
rajes salam lubis
aturannya bagus dan ayu
2022-07-21
0
rajes salam lubis
mantap
2022-07-21
0