Dika semakin kewalahan menghadapi serangan siluman ular yang semakin agresif, ia menangkis serangan yang datang sebisanya, bahkan tak jarang ia terkena serangan taring siluman ular tersebut.
Kini baju yang Dika pakai sudah dihiasi dengan sobekan dan bahunya mengalami luka tebasan akibat taring ular, menyebabkan luka yang cukup dalam.
Dika mulai memikirkan cara lain untuk mengalahkan siluman ular tersebut sambil tetap menangkis serangan yang datang. Namun kali ini Dika lebih banyak menghindar ,sebab ia tak dapat mengimbangi kekuatan ular tersebut saat beradu pedang dengan taring.
Lalu Dika teringat akan penggalan buku yang pernah dibacanya mengenai siluman ular sisik perak, yang di mana siluman ular sisik perak merupakan siluman yang sangat agresif dan akan terus menyerang lawan yang menjadi incarannya tidak perduli kondisi sekitar maupun kondisi tubuhnya.
Dika pun kemudian merencanakan sesuatu untuk mencoba mengalahkan siluman ular sisik perak tersebut. Dika mengambil langkah mundur beberapa meter dan mengalirkan tenaga dalam ke pedangnya.
"Semoga cara yang kufikirkan ini berhasil!" gumam dika dalam hati dan kembali menyerang siluman tersebut.
"Teknik Pedang Bumi! Kilatan Cahaya!"
Dika kembali melesat lurus dengan kecepatan cahaya dan menyerang ke arah siluman ular tersebut, ia menargetkan kembali luka pada kulit siluman ular yang berhasil ia buat pada serangan sebelumnya.
Setelah mendapatkan serangan pedang dari Dika, siluman ular itu sedikit bergeming, Namun bukannya kesakitan ia malah kembali menyerang Dika dengan lebih agresif, walau luka pada perut samping kanannya sudah cukup dalam.
"Seperti yang ku duga, walau mendapatkan luka yang serius siluman itu akan tetap menyerangku, semakin banyak ia bergerak dan semakin banyak ia menyerangku, maka bisa dipastikan luka yang ia dapat akan lebih besar dan darah yang keluar juga akan lebih banyak.
"Baiklah ini kesempatan ku! Aku akan terus menghindari serangan siluman ini dan saat ada kesempatan aku akan menyerang luka itu lagi, namun saat ini tenaga dalamku hanya tersisa 25% , aku hanya bisa menggukan teknik pedang menengah," gumam Dika sambil tetap menghindari setiap serangan yang datang.
Saat siluman tersebut terus menyerang tanpa memperdulikan luka yang ia dapat, Dika melihat adanya celah dalam pola serangan siluman tersebut, tanpa pikir panjang Dika tak menyia-nyiakan kesempatan yang datang. Dika kemudian mengalirkan tenaga dalam yang tersisa ke pedangnya. Kini pedangnya mengeluarkan aura berwarna biru tua, lalu mencoba kembali menyerang siluman itu di bagian lukanya.
"Teknik Pedang Bumi! Tebasan Harimau Dewa! "
Dika menyerang kembali siluman tersebut tepat di luka yang siluman itu terima sebelumnya, siluman itu tetap tak memperdulikan lukanya yang semakin parah akibat serangan dari Dika maupun gerak tubuh siluman tersebut.
Siluman itu semakin murka dan menyerang dika dengan lebih agresif, Dika yang tenaga dalamnya sudah habis dan semakin kewalahan hanya menghindar sebisanya dan terkena sedikit demi sedikit taring siluman itu, tak lama setelah itu, pola serangan dan kecepatan serangan siluman itu menurun, akibat luka yang dideritanya. Sama halnya dengan Dika yang juga sangat kelelahan dan hampir tak bisa menghindari serangan siluman tersebut.
Dika yang sudah sangat kelelahan dan kehabisan tenaga dalam, kembali terkena sabetan dari ekor siluman itu, membuat Dika terpental dan terseret beberapa meter, Dika yang sudah sangat kelelahan tak dapat bangkit lagi. Siluman itu melihat dika yang sudah terbaring di tanah dan segera bergerak ke arah Dika dan berniat mengakhiri hidup Dika.
Saat siluman ular tersebut mengarah ke Dika, tiba- tiba pandangannya menjadi gelap lalu tubuhnya seketika ambruk ke tanah. Siluman itu mati akubat luka yang diterimanya semakin melebar dan mengeluarkan darah yang sangat banyak, sehingga siluman tersebut mati akibat kehabisan darah, Dika yang melihat siluman itu mati di hadapannya, bersyukur telah bisa mengalahkan siluman itu dan menghela nafas nafas panjang.
"Syukurlah...! Langit masih berpihak kepadaku," ucap Dika sembari besyukur.
Jaka yang melihat siluman ular tersebut telah mati, kemudian berlari menghampiri Dika dan memeluknya.
"Paman...! Syukurlah Paman selamat!" ucap Jaka sambil memeluk Dika.
"Aww...! Jaka, jangan terlalu kuat memeluk paman, paman tidak apa-apa, bantu paman untuk bisa duduk," ucap dika.
"Ah...! Paman maafkan aku, aku terlalu khawatir," ucap Jaka, lalu membantu Dika untuk duduk.
"Jaka, duduklah di sebelah paman dan biarkan paman memulihkan kondisi sebentar," ucap Dika.
"Baiklah Paman!" ucap Jaka.
Dika mengeluarkan dua pil penyembuh dari balik jubahnya kemudian mengkonsumsinya. Dika duduk bersila lalu bermeditasi untuk memulihkan kondisinya serta menyerap khasiat dari pil yang baru saja di konsumsinya.
Setelah beberapa jam Dika bermeditasi, akhirnya kondisinya sedikit lebih pulih dan lukanya berhenti mengeluarkan darah walau belum tertutup sempurna.
Dika melangkah ke arah bangkai Siluman ular sisik perak lalu membelah perutnya, mengeluarkan crystal siluman bewarna biru cerah dan memasukkannya ke balik jubahnya. Kemudian Dika mengajak Jaka untuk mencari tempat yang aman bagi mereka bermalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 333 Episodes
Comments
rajes salam lubis
lanjutkan
2022-07-19
0
A.0122
dlm perjalanan ga bertemu salah satu roh nie
2022-05-03
0
Iyoy
ceritanya terlalu lama diperjalanan
2022-01-14
0