Bab 3 - Latar yang Tak Bisa Ku Sangkal

Malam itu, hujan turun tipis membasahi kaca jendela apartemen kecil yang disewa Althea. Di balik dapur mungil nya ,ia menyuapkan bubur ke mulut adiknya, Ares, bocah laki-laki berusia sembilan tahun yang sedang batuk sejak pagi tadi. Napasnya tersengal, pipinya terasa panas. Tapi matanya masih menyala cerah seperti biasa ,tidak merasakan apa-apa.

“Kak, kamu tadi kerja sama orang kaya, ya?” tanya Ares lirih.

Althea tersenyum samar. “Iya ,dan dia sangat kaya.”

“Orangnya baik?”

Althea terdiam sejenak. Wajah dingin seorang Marco Dirgantara tiba-tiba muncul di benaknya. Tatapannya yang menelanjangi jiwa, ucapannya yang tak pernah ramah.

“Bukan baik. Tapi... setidaknya dia tidak menamparku seperti Ayah dulu,” jawab Althea dengan suara pelan, bahkan nyaris tak terdengar.

Ares tertawa kecil, lalu diselingi batuk lagi. Althea mengelus rambut adiknya dengan lembut. Di dunia ini, hanya Ares yang membuatnya bertahan.

Dan besok pagi... ia harus kembali ke dunia yang sama sekali bukan miliknya.

---

Marco menyandarkan punggung di kursi kulit hitam di ruang kerjanya. Jam dinding menunjukkan pukul 01.10 pagi, tapi matanya belum mau tidur. Ia menatap layar laptop, membaca laporan harian dan data-data karyawan baru.

Termasuk... Althea Safira.

“Nama yang manis,” gumamnya, lalu mengetik sesuatu.

Ia membuka catatan pribadi dari divisi SDM. Latar belakang Althea ,lulusan hukum dari universitas negeri kecil, tidak punya pengalaman kerja profesional, hidup bersama adik laki-lakinya, dan... tidak diketahui siapa ayah biologis si adik.

"Menarik." ucapnya lirih

Marco menyipitkan mata, lalu menekan tombol panggil pada interkom.

“Reno. Suruh tim investigasi diam-diam cari tahu lebih dalam soal Althea Safira. Termasuk masa lalunya ,alamat, mantan ,sekolahnya dulu ,tetangga, yahh pokoknya siapa saja yang berhubungan dengan nya.”

“Baik, Tuan,” jawab Reno cepat. Tak ada pertanyaan. Karena Reno tahu, jika CEO Dirgantara meminta menyelidiki seseorang ,bukan karena penasaran. Tapi karena curiga atau terobsesi.

---

Keesokan harinya, Althea tiba lebih pagi seperti yang diminta. Hujan masih mengguyur kota Amsterdam. Ia menatap pantulan wajahnya di kaca pintu utama DirCorp.

Blus putih, rok hitam, dan rambutnya dikepang rendah.

Dia merasa seperti murid sekolah yang salah masuk kelas ,yaitu kelas para monster.

Pukul 06.55, Reno muncul.

“Kamu ikut saya.”

Mereka masuk ke ruang rapat khusus divisi legal. Tiga orang petinggi hukum internal duduk di meja besar. Althea merasa kecil di antara mereka. Tapi ia mendengarkan dengan saksama, mencatat dengan teliti, dan ketika ditanya, jawabannya sederhana tapi tajam.

Reno meliriknya beberapa kali. Tidak tersenyum ,tapi juga tidak menginterupsi.

Pukul delapan lewat lima, pintu terbuka. Marco masuk.

Semua berdiri, begitupun Althea ikut berdiri. Tapi kali ini... ia tidak lagi menunduk.

“Duduk,” perintah Marco singkat.

Ia duduk tepat di seberang Althea. Dan entah bagaimana... ruangan itu terasa menyempit. Setiap kali Althea berbicara, Marco menatapnya tanpa berkedip.

Seolah dia bukan sedang mendengar ,tapi menilai.

Pertemuan berjalan ketat. Dua kepala divisi saling menyalahkan soal kontrak proyek luar negeri yang tertunda. Marco mendengarkan, lalu tiba-tiba berkata...

“Althea. Jika kamu CEO, dan dua orang ini saling menyalahkan, apa yang kamu lakukan?”

Tiba-tiba semua kepala menoleh ke arahnya ,termasuk Reno ,juga termasuk dua petinggi senior yang ada di sana.

Althea memegang pulpen nya erat ,nafasnya dalam.

“Saya akan tanya siapa yang terakhir memegang dokumen, kemudian siapa yang tanda tangan dan siapa yang mengawasi langsung. Kemudian saya akan minta mereka untuk membuat laporan tertulis dengan deadline satu jam,” jawabnya.

“Lalu?” tanya Marco.

“Kalau salah satu tidak bisa menjawab... saya tahu siapa yang harus diberhentikan.”

Marco menyandarkan tubuhnya ke kursi. Mulutnya menyunggingkan senyum tipis.

“Dan itulah alasan kenapa kau belum aku pecat.”

Reno menunduk pelan. Salah satu kepala divisi terlihat terdiam, dan yang satu lagi melirik Althea seolah baru sadar kalau gadis ini bukan sekadar polos. Dia ternyata gadis yang tajam dalam diamnya.

Pertemuan itu akhirnya selesai ,dengan diakhiri helaan nafas panjang ,seolah mereka yang berada di ruang itu ,termasuk Althea ,baru saja mendapatkan pasokan Oksigen yang banyak.

---

Saat waktu makan siang tiba, Althea duduk di pojok kantin karyawan. Beberapa pegawai masih menatapnya dari kejauhan. Ada yang membicarakannya dengan bisik-bisik, ada yang hanya memelototi seolah ia telah melakukan kejahatan besar.

“Kau kira siapa sih dia?”

“Kayaknya ada ‘main’ deh sama CEO...”

“Baru dua hari kerja tapi udah ikut rapat besar. Gila.”

Althea tidak peduli. Ia membuka bekal sederhana yang dibawa nya ,yaitu nasi, telur dadar, dan saus sambal.

Tapi sebelum sendoknya menyentuh nasi, seseorang menarik kursi di depannya. Ia menoleh, seorang wanita dengan blazer merah menyala dan lipstik mencolok duduk dengan senyum palsu.

“Althea, kan?”

“Iya.”

“Perkenalkan ,aku Monica, Asisten Direktur Finance. Aku ke sinj cuma mau kasih saran aja.”

Althea menatapnya. “Saran?”

Monica menyender santai ,wajahnya terlihat tidak bersahabat sama sekali. “Di tempat ini, perempuan cantik kayak kamu biasanya cuma dipakai. Jadi, sebelum kamu berharap terlalu banyak... pastikan kamu tahu diri.”

Althea menahan napas.

“Saya kerja di sini karena saya butuh uang. Bukan karena saya cari perhatian.”

Monica tertawa kecil. “Tentu, dan semua cewek yang baru kerja disini juga bilang begitu. Tapi tetap jatuh juga di pelukan CEO, kan?”

Althea menggenggam sendoknya erat. Tapi sebelum ia sempat menjawab ,ada suara berat terdengar dari arah belakang.

“Monica.”

Seketika suasana kantin hening.

Marco berdiri tepat di belakang Monica, ia mengenakan jas hitam dan dengan tatapan seperti kabut malam. Monica bangkit dengan gugup.

“Tuan Dirgantara.... saya hanya.... ”

“Saya tidak suka staf saya berbicara seperti wartawan gosip. Jika kau punya waktu untuk mengganggu karyawan baru, itu artinya kamu terlalu santai bukan? Bagaiamana kalau mulai besok, kamu siapkan laporan audit bulanan untuk saya pribadi. Harus lengkap, tanpa salah titik maupun koma!”

Monica membungkuk. Wajahnya yang tadi angkuh kini terlihat pucat. “Siap, Tuan...”Ucap nya pelan

Monica pergi dengan cepat , Marco menatap Althea sesaat, lalu tanpa berkata, ia berjalan pergi.

Althea menatap punggungnya yang menjauh dengan tatapan nanar.

Dan untuk pertama kalinya... ia merasa dilindungi. Tapi sayangnya bukan dengan cara yang lembut. Marco bukan pelindung ,Marco adalah badai yang diam-diam memutar arah angin nya ,demi dia.

Dan mungkin saja itu akan lebih berbahaya dari yang ia kira.

---

Jam istirahat usai ,Althea kembali berjalan dengan tenang sepertj biasa ,meninggal kan kantin.

Suara sumbang dan tatapan menghina didapatkan nya ,selama ia berjalan kembali ke kantor.

Namun Althea Safira adalah wanita kuat ,yang tak terkalahkan ,apalagi dengan hal sepele seperti ini.Althea pikir ,mereka itu hanya sekelompok orang iri atas pencapaian orang lain ,bukan orang yang ingin belajar seperti dirinya.

Hai Kak ,jangan lupa vote ,like dan Komen yaaa.

Saranghaeyo semua ♥️

Terpopuler

Comments

ISIMPFORMITSUKI

ISIMPFORMITSUKI

Mantap jiwaa!

2025-07-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Pertemuan di Balik Pintu Kaca
2 Bab 2 - Hari Pertama ,Tatapan yang Tak Mau Pergi
3 Bab 3 - Latar yang Tak Bisa Ku Sangkal
4 Bab 4 - Dia Tidak Menjauh
5 Bab 5 - Perlakuan Yang Membuatku Bertahan
6 Bab 6 - Rasa yang Tak Bernama
7 Bab 7 - Batasan yang Mulai Goyah
8 Bab 8 - Ancaman dan Rasa Peduli
9 Bab 9 - Membalut Luka
10 Bab 10 - Hancur
11 Bab 11 - Tragedi Terulang Kembali
12 Bab 12 - Luka yang Saling Bertaut
13 Bab 13 - Lebih Baik Pergi
14 Bab 14 - Luka yang di Paksa untuk Menerima
15 Bab 15 - Penyatuan yang tak Berujung
16 Bab 16 - Posisi yang Sulit
17 Bab 17 - CEO kPop
18 Bab 18 - Antara Ambisi dan Cinta
19 Bab 19 - Dalam Dekapan Luka
20 Bab 20 - Cinta di Uji ,Cinta yang di Miliki
21 Bab 21 - Mulai Dicurigai
22 Bab 22 - Bayang dan Pilihan
23 Bab 23 - Luka Yang Terlalu Dalam
24 Bab 24 - Monster
25 Bab 25 - Pilihan Marco
26 Bab 26 - Marco Berubah
27 Bab 27 - Sakit yang di Rasa Althea
28 Bab 28 - Keputusan Althea
29 Bab 29 - Luka yang Sama dari Orang Berbeda
30 Bab 30 - Gladi Bersih
31 Bab 31 - Malam Konser
32 Bab 32 - Miami
33 Bab 33 - Bayangan di Balik Laut
34 Bab 34 - Jejak Masa Lalu
35 Bab 35 - Mengapa Dia
36 Bab 36 - Kebusukan Patricia 1
37 Bab 37 - Ombak yang Membawa Bayangan
38 Bab 38 - Althea Hilang
39 Bab 39 - Miami dan Bayangan Hitam
40 Bab 40 - Kekacauan di Miami
41 Bab 41 - Jejak Dalam Bayangan
42 Bab 42 - Dilema Besar
43 Bab 43 - Pertemuan
44 Bab 44 - Markas King Samurai
45 Bab 45 - Di Antara Dua Neraka
46 Bab 46 - Diambang Kematian
47 Bab 47 - Diantara Amarah dan Hasrat
48 Bab 48 - Rahasia dan Hasrat yang Terkuak
49 Bab 49 - Siapa ,Althea?
50 Bab 50 - Bayangan Rahasia, Jejak Masa Lalu
51 Bab 51 - Semakin dekat
52 Bab 52 - Foto nya kenapa ada di sini?
53 Bab 53 - Althea dan Marco
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1 - Pertemuan di Balik Pintu Kaca
2
Bab 2 - Hari Pertama ,Tatapan yang Tak Mau Pergi
3
Bab 3 - Latar yang Tak Bisa Ku Sangkal
4
Bab 4 - Dia Tidak Menjauh
5
Bab 5 - Perlakuan Yang Membuatku Bertahan
6
Bab 6 - Rasa yang Tak Bernama
7
Bab 7 - Batasan yang Mulai Goyah
8
Bab 8 - Ancaman dan Rasa Peduli
9
Bab 9 - Membalut Luka
10
Bab 10 - Hancur
11
Bab 11 - Tragedi Terulang Kembali
12
Bab 12 - Luka yang Saling Bertaut
13
Bab 13 - Lebih Baik Pergi
14
Bab 14 - Luka yang di Paksa untuk Menerima
15
Bab 15 - Penyatuan yang tak Berujung
16
Bab 16 - Posisi yang Sulit
17
Bab 17 - CEO kPop
18
Bab 18 - Antara Ambisi dan Cinta
19
Bab 19 - Dalam Dekapan Luka
20
Bab 20 - Cinta di Uji ,Cinta yang di Miliki
21
Bab 21 - Mulai Dicurigai
22
Bab 22 - Bayang dan Pilihan
23
Bab 23 - Luka Yang Terlalu Dalam
24
Bab 24 - Monster
25
Bab 25 - Pilihan Marco
26
Bab 26 - Marco Berubah
27
Bab 27 - Sakit yang di Rasa Althea
28
Bab 28 - Keputusan Althea
29
Bab 29 - Luka yang Sama dari Orang Berbeda
30
Bab 30 - Gladi Bersih
31
Bab 31 - Malam Konser
32
Bab 32 - Miami
33
Bab 33 - Bayangan di Balik Laut
34
Bab 34 - Jejak Masa Lalu
35
Bab 35 - Mengapa Dia
36
Bab 36 - Kebusukan Patricia 1
37
Bab 37 - Ombak yang Membawa Bayangan
38
Bab 38 - Althea Hilang
39
Bab 39 - Miami dan Bayangan Hitam
40
Bab 40 - Kekacauan di Miami
41
Bab 41 - Jejak Dalam Bayangan
42
Bab 42 - Dilema Besar
43
Bab 43 - Pertemuan
44
Bab 44 - Markas King Samurai
45
Bab 45 - Di Antara Dua Neraka
46
Bab 46 - Diambang Kematian
47
Bab 47 - Diantara Amarah dan Hasrat
48
Bab 48 - Rahasia dan Hasrat yang Terkuak
49
Bab 49 - Siapa ,Althea?
50
Bab 50 - Bayangan Rahasia, Jejak Masa Lalu
51
Bab 51 - Semakin dekat
52
Bab 52 - Foto nya kenapa ada di sini?
53
Bab 53 - Althea dan Marco

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!