Part 6

Tisha gelisah dan membolak balikan badannya,matanya tidak merasakan kantuk sama sekali,pikirannya sedang tertuju pada suaminya.

"Apa aku telpon aja ya,tapi bakalan kena marah"Tisha merasa sangat bingung dan memilih bangun dari tempat tidurnya membuka korden kamarnya melihat kearah depan siapa tau mobil suaminya sudah ada.

Namun lahan parkir masih kosong,"Kenapa aku mengkhawatirkannya,Semoga ayahmu Baik-baik aja ya Dede"Tisha mengelus perutnya lembut.

drtttt drttttt drttttt getar ponsel Tisha berdering menandakan panggilan masuk.

Tertera nama "Taufan". Tisha agak ragu saat mengangkatnya jujur ia tidak tebiasa menerima panggilan dari lelaki lain selain Suaminya.nomor Taufan pun Ardan lah yang menyimpanya diponsel miliknya.tujuan apa Tisha tak pernah bertanya.

"Hallo"sapa Tisha ragu

"Tisha ???"

"Iya aku Tisha,ada apa ya"

"Kamu jangan kaget setelah mendengar kabar ini,dan tetap lah tenang"

"Iya,ada apa sebenarnya".tanya Tisha mulai khawatir

"Ardan mengalami kecelakaan"

"Apa!!!!!"Tisha menjatuhkan ponselnya.

"Mas Ardan"desisnya dan ambruk seketika

"Tisha,Tisha"Panggil Taufan namun tak ada jawaban.

Taufan pun mengalihkan panggilan nya ke telpon rumah.

"Hallo"Suara Bi tuti menyapa

"Bi Tuti ini Taufan,bisa minta tolong lihat keadaan Tisha"

"Ada apa dengan Nona Tisha"tanya Bi Tuti khawatir

"Tadi aku memberi kabar bahwa Ardan kecelakaan Bi,aku takut dia pingsan".suara Taufan terdengar cemas

"Tuan Ardan kecelakaan"Bi Tuti juga tersentak kaget

"Ya sudah Bibi liat keatas dulu,sekarang tuan Ardan gimana??"

"Masih kritis Bi,kalian pergi kerumah sakit sekarang ya"Taufan memberitahu alamatnya dan Bi Tuti mencatatnya.

"Bibi akan liat keadaan Non Tisha,semoga dia gak apa-apa"Bi Tuti menutup telpon dan berlari menuju lantai atas.

Bi Tuti membuka pintu dengan cepat dan mencari keberadaan Tisha yang masih tersungkur didekat jendela kamarnya.Tisha sudah sadar namun tenaganya sangat lemah untuk ia berdiri saat ini.

"Non Tisha"bi Tuti berteriak histeris

Bi Tuti segera merangkul tubuh Tisha yang lemah ketempat tidur.

"Nona baik-baik aja kan,apa ada yang sakit??tanya Bi Tuti khawatir

"Bi,,,mas Ardan hiks,hiks,hiks"Tisha takut terjadi sesuatu pada Suaminya.

"Nona tenang dulu ya,ini minum dulu air putihnya,kalo Non Tisha udah merasa enakkan kita kerumah sakit liat keadaan Tuan Ardan".

Tisha mengangguk patuh ia pun meminum air yang diberikan Bi Tuti sampai habis.

"Sabarnya dirimu NonTisha,Tuan Ardan sudah sering melukaimu.Namun selalu Non Tisha balas dengan kebaikkan,bahkan Nona terlihat sangat Mengkhawatirkan Tuan Ardan sekarang"Bi Tuti berucap karena Bi Tuti lah yang selalu menjadi saksi saat Tuan Ardan selalu menyakiti Tisha.

Bi Tuti sangat ingin melihat kebahagian untuk Tisha apalagi saat ini Tisha sedang mengandung membutuhkan dukungan dari suaminya.

"Bi aku mau mandi"Ia harus secepatnya kerumah sakit melihat keadaan suaminya sekarang.

"Non Tisha sudah baikkan"Tanya Bi Tuti ragu

"Udah bi,setelah mandi aku pasti segar kembali"Tisha meyakinkan Bi Tuti tak mau membuat wanita paruh baya itu khawatir.

"Bibi siapkan air hangat buat Non Tisha ya"Bi Tuti langsung menuju kamar mandi dan menyiapakan perlengkapan untuk mandi Tisha.setelah siap Bi Tuti segera memanggi Tisha.

"Non Tisha airnya sudah siap".

"Ia Bi,makasih ya Bi maaf jadi ngerepotin Bibi"Tisha memeluk Bi tuti yang dia anggap seperti Ibunya sendiri.selama ini Tisha berusaha melakukannya sendiri karena ia tak ingin melihat wanita paruh baya itu kecapean. karena kondisinya sekarang mau tak mau ia perlu bantuan Bi Tuti.