Bukan Salah Jodoh
Neina, seorang gadis desa yang ceria. Ia sering membantu ibunya mengantarkan kue pesanan ibunya. Suatu hari saat ia pulang dari mengantarkan kue dari langganan ibunya, tanpa sengaja ia hampir saja menabrak seorang gadis kecil.
Untuk menghindari gadis kecil itu Neina menabrakkan sepedanya ke sebuah pohon. Hingga ia terjatuh dan sikunya berdarah. Ia langsung bangkit karena mendengar suara tangisan anak kecil.
Neina kemudian menghampiri gadis kecil yang sedang menangis itu. "Jangan menangis" ucap Neina sambil mengusap kepala anak kecil itu.
"Dimana rumahmu? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya" Neina menatap gadis kecil itu dengan seksama. "Ayo kakak antar pulang" Neina membantu gadis kecil itu berdiri.
"Itu rumahku " tunjuk gadis kecil itu.
"Kau tinggal di Villa itu? pantas saja aku tidak pernah melihatmu"ucap Neina. "Namamu siapa gadis cantik?"
"Alisya"
"Namamu cantik sekali"
Saat tiba di depan pintu Villa Neina segera mengucap salam. "Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam" jawab seorang wanita paruh baya.
"Neina, Nona Alis?"
"Bik Minah" Neina tersenyum.
"Ayo masuk, kenapa sikumu berdarah?"tanya Bik Minah.
"Tadi aku hampir menabrak gadis kecil ini" jawab Neina.
"Siapa Bi" Sapa seseorang dari arah dalam.
"Ini Tuan, Namanya Neina ia hampir menabrak Nona Alis. Dia kesini untuk mengantar Nona Alis" jelas Bik Minah.
Rayyan mengerutkan dahinya. "Kenapa sikumu berdarah?" tanya Rayyan.
"Tidak apa-apa, ini hanya luka kecil" jawab Neina.
"Dia tampan sekali" batin Neina.
"Jika di biarkan bisa jadi besar, ayo masuklah biar aku mengobatimu"
"Tidak usah Tuan, tidak apa-apa, saya pulang saja"
Tanpa basa basi Rayyan menarik sebelah tangan Neina yang tidak terluka. "jangan membantah"
Neina pun terpaksa menurut. Rayyan kemudian masuk ke dalam kamarnya mencari kotak obat.
Ia kemudian keluar sambil membawa kotak obat. Lalu mengobati luka Neina.
Selesai mengobati Neina ia menatap putrinya. "Ceritakan pada Daddy"
"Aku mengejar kucing Daddy, Alis tidak melihat Kakak" ucapnya.
"Sudah tidak apa-apa" potong Neina.
"Aku Rayyan Ayahnya Alis" ucap Rayyan.
Neina mengangguk, "Dimana Ibunya, aku ingin berpamitan pulang" tanya Neina.
"Mommy sudah di surga" jawab Alis.
"Maaf" Neina mengatupkan kedua tangannya di dada.
"Tidak apa-apa, ayo aku antar pulang"
"Saya pulang sendiri saja"
"Jangan membantah, Ayo"
Rayyan sedikit memaksa, akhirnya Neina mau dia antarkan pulang.
Sampai di Rumah, Neina turun dari mobil Rayyan dan menurunkan sepedanya dari bagasi mobil.
"Tuan silahkan mampir," Neina menawarkan pada Rayyan. "Tidak perlu lain kali saja ya aku sedang ada urusan" tolak Rayyan.
"Tapi aku mau Daddy" ucap Alisya .
Rayyan menghembuskan nafas kasarnya, rupanya sang putri sangat bersemangat. "Tapi kita bisa merepotkan keluarga Bibi Neina"
"Maaf tuan saya masih kelas dua SMA belum pantas rasanya di panggil Bibi " sela Neina yang tidak terima sebutan Bibi untuknya.
"Oh .. astaga kau ini," Rayyan menggelengkan kepalanya. Rasanya seperti bersama dua orang Alisya. "Baiklah , Kakak Neina"
"Ayo Daddy jangan bertengkar dengan kak Neina," Alisya menengahi dia orang dewasa di hadapannya saat ini. "Nanti dia tidak mau berteman dengan ku dan aku akan sangat kesal padamu Daddy"bisik Alisya.
"Baiklah Nona" Rayyan balas berbisik.
"Wah, rupanya ada tamu.Ini siapa Nei?" Ibu Mia keluar dengan masih menggunakan apron masaknya.
"Assalamualaikum Bu ... saya Rayyan dan ini putri saya Alisya." Rayyan membungkuk hormat.
Ibu Mia menganggukkan kepalanya. "Mari masuk kita bicara di dalam "Ibu Mia mempersilahkan Ayah dan Anak itu masuk.
Neina berjalan menuju dapur membuat minuman untuk Rayyan, setelah selesai Neina membawanya menuju ruang tamu. Mereka asik bercengkrama di ruang tamu. Rona bahagia di tunjukkan Alisya.
Hingga pukul empat sore Neina masih asyik bercanda dengan Alisya.Sedangkan Rayyan hanya sebagai penonton yang membuat dirinya bosan dengan tingkah konyol dua orang bocah di depannya.
"Ayo kita pulang ini sudah sore" Rayyan menatap putrinya sedikit kesal. Pasalnya dari tadi ia mengajak pulang. Namun putrinya sama sekali tak mendengar.
"Baiklah Daddy tapi besok kita bermain lagi ke sini." Alisya mengerjapkan matanya pada sang Daddy.
"Baiklah"
"Terimakasih Daddy" .
Alisya kemudian bangkit dari duduknya. Kemudian Alisya mencium pipi Naina.
Neina hanya tersenyum dan balas mencium pipi Alisya.
"Besok aku akan datang lagi kak untuk bermain dan makan kue coklat"
"Ahhh baiklah gadis manis, biar besok Kakak buatkan khusus untukmu"mencubit gemas pipi Alisya.
Setelah berpamitan pada ibu Mia. Rayyan dan Alisya kembali menuju Villa.
******
Sampai di Villa Reyyan menuntun Alisya masuk.
"Dad besok kita pergi lagi ya ke Rumah kak Neina, Dady sudah janji lho" ucap Alisya sambil mengekori Daddynya." Iya, tapi setelah itu kita pulang, pasien Daddy sudah banyak menunggu"
"Baiklah"
Alisya berlalu ke kamarnya dengan wajah cemberut.Rayyan menggelengkan kepalanya melihat tingkah putri kecilnya.
Rayyan kemudian masuk ke dalam kamarnya. Ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi, Rayyan berdiri di balkon kamarnya sambil termenung.
"Alea, putri kita sekarang sudah berusia lima tahun, apa kau tidak merindukannya, baru kali ini dia tertawa bersama wanita selain Mama dan Kania. Apakan ini pertanda aku harus membuka hati yang selama ini hanya ada dirimu?. Rasanya tidak mungkin,hanya ada dirimu .Aku selalu mencintaimu Alea. Mengapa kau meninggalkan aku, rasanya sakit sekali." Tak terasa cairan bening menggenang di pelupuk mata Rayyan.
Kepergian Alea meninggalkan dirinya dan Alisya yang saat itu berusia masih empat bulan, sempat membuat hidupnya hilang kendali.
Tapi hadirnya Alisya, bisa membangkitkan energi hidupnya. Membesarkan Alisya tanpa seorang Ibu, Rayyan beruntung memiliki orang tua dan adik perempuan yang selalu membantunya merawat Alisya.
Mencari ibu sambung untuk Alisya bukanlah perkara yang mudah, Alisya yang selalu menolak dan bertingkah . Membuat beberapa calon yang di tawarkan Mamanya mengundurkan diri. Rayyan pun belum bisa membuka hati untuk siapapun.
Rayyan menghembuskannafas kasarnya. Di tengah lamunannya, ponsel berdering. Rayyan mencari ponselnya yang berdering di atas tempat tidur.
Rayyan menatap ponselnya, kemudian ia menggeser ikon berwarna hijau.
"Assalamualaikum Pa"
"Waalaikumussalam Nak, bagaimana liburanmu bersama Alisya?"
"Sangat menyenangkan Pa,"jawab Rayyan.
"Kapan kau akan kembali?"
"InsyaAllah lusa Pa,"
"Datanglah ke Kantor, ada yang ingin Papa bicarakan. "
"Mengenai Rayhan?"tanya Rayyan
"Tidak sepenuhnya mengenai Rayhan ,banyak hal yang harus Papa sampaikan pada mu"
"Baiklah, tapi tidak untuk bertemu dengan putramu itu , " jawab Rayyan ketus.
Papa Andre menghela nafasnya.
"Dia itu saudaramu, lebih tepatnya Kakakmu," Papa Andre sangat kesal pada kedua putranya yang sering membuat tensinya naik turun.
"Beda lima menit Pa. Ya sudah Pa kita bicara saat aku sudah kembali,Assalamualaikum" Tanpa menunggu jawaban , Rayyan langsung memutuskan panggilan Papanya.
Sangat menyebalkan bagi Rayyan jika membahas saudara kembarnya itu. Bagaimana tidak, hanya dengan melihat saudaranya itu sudah bisa membuat darahnya mendidih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
SuKa_PaRiS (Ig: suka_paris)
aku mampir Mak jgn lupa feedback yah
2020-12-15
1
Naoki Miki
haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
Cuss bacaa jan lupa tingglkan jejaak🤗
tkn prfil q aja yaa😍
vielen danke😘
2020-10-24
1