Ini steak untukmu

Shea yang berlalu meninggalkan Bryan, langsung menuju halte bus. Saat sampai di halte bus, dirinya melihat bus yang penuh sesak. Rasanya Shea menyesali keputusannya untuk membangunkan Bryan, dan berujung pada perdebatan.

Melihat orang yang berjejal di dalam bus, dirinya tidak bisa membayangkan, terhimpit dengan orang-orang di dalam bus. Shea sadar hal itu adalah hal biasa yang dilakukannya. Tapi mengingat dirinya yang tadi begitu mual, Shea yakin dirinya tidak akan kuat di dalam bus.

Pikiran Shea melayang membayangkan hal buruk seperti pingsan di dalam bus, jika dirinya tetap memaksakan untuk masuk ke dalam bus yang penuh. Akhirnya Shea memutuskan menunggu saja, hingga bus sedikit lebih longgar.

Shea melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Kening Shea berkerut dalam saat jam menunjukan sudah hampir pukul delapan, dan itu tandanya dirinya tidak punya waktu untuk menunggu lebih lama, tapi mengingat bus yang tidak longgar sama sekali, membuat Shea benar-benar dilema.

Sampai akhirnya, ada mobil yang berhenti tepat dimana Shea berdiri. Dan Shea tahu itu mobil siapa. Dengan malas Shea membuang mukanya.

"Kamu bilang, ingin segera berangkat. Kenapa masih disini?" tanya Bryan saat membuka kaca pintu mobilnya. Kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya, tidak dapat memperlihatkan sorot mata apa yang Bryan berikan pada Shea.

"Bus penuh," jawab Shea malas.

"Baiklah, aku permisi lebih dulu," ucap Bryan, "selamat menunggu busnya, dan sampai bertemu, di meeting yang akan diundur karena kamu." Bryan menutup kaca mobilnya, dan melajukan mobilnya meninggalkan Shea.

"Apa dia lewat hanya untuk meledekku?" Shea mendengus kesal, saat melihat Bryan dengan santainya meledek dirinya. Rasanya kekesalan Shea berlipat-lipat saat melihat Bryan, dan ditambah menunggu bus yang tak kunjung kosong.

Shea memikirkan bagaimana dirinya ke kantor, sedangkan bus tidak kunjung longgar. Shea sadar betul, bahwa dirinya tidak bisa menaiki taxi. Mengingat ongkos taxi cukup mahal. Shea memijat keningnya merasakan dilema, saat harus berangkat berkerja.

Sampai saatnya, Shea mendengar kelason mobil, dan seketika membuat Shea menatap ke arah sumber suara. Dan saat melihat ke arah mobil itu, Shea tahu mobil siapa itu.

"Kamu belum berangkat?" tanya Regan pada Shea.

Kaca mobil yang terbuka, memperlihatkan wajah Regan dari kursi kemudi, dan ini untuk pertama kali Shea, melihat Regan membawa mobil sendiri. Karena biasanya Regan di antar oleh supir.

"Iya, Pak."

"Ayo masuklah, aku rasa sudah terlalu siang jika kamu menunggu bus lagi." Regan membukakan pintu dari dalam untuk Shea, dan meminta Shea untuk berangkat bersamanya.

Dalam batin Shea dirinya tidak bisa membuang kesempatan ini, mengingat bus yang di tunggunya tidak kunjung kosong. Akhirnya Shea, menarik pegangan pintu, dan membukanya lebih lebar. Masuk ke dalam mobil, Shea langsung memakai seatbelt.

"Terimakasih, Pak," ucap Shea menoleh sedikit pada Regan.

"Aku hanya mempermudah pekerjaanku. Karena kalau kamu terlambat, pekerjaanku akan kacau." Dengan menatap ke arah jalanan, Regan menjawab ucapan terimakasih Shea.

Dalam hati Shea merasa heran. Shea memikirkan, bagaimana dengan sikap Regan. Karena kadang Shea benar-benar tidak bisa menebaknya. Kadang Regan perduli padanya, kadang juga Regan tidak perduli padanya. Kadang juga kata-kata Regan menenangkan jiwa, tapi kadang seperti sekarang, kata-kata Regan, terasa tajam bagai pisau untuk Shea.

"Kenapa berangkat sesiang ini?" tanya Regan membuyarkan pikiran Shea.

"Tadi bus penuh sesak, dan sejak tadi pagi saya mual. Jadi saya menunggu bus sedikit longgar." Shea menjelaskan alasannya, masih di halte bus, sesiang yang Regan pikir.

"Lalu bus nya longgar?"

Shea mengeleng menjawab ucapan Regan. Dan itu mampu membuat Regan tertawa kecil. Shea yang mendengar tawa kecil Regan, sontak langsung menoleh.

"Kenapa tidak naik taxi saja?" Setelah dari tadi melihat ke arah jalanan, Regan menoleh sejenak pada Shea sat bertanya.

"Emm ... mahal," ucap Shea lirih.

Regan hanya menarik senyumnya, saat Shea mengatakan lirih bahwa menaiki taxi sangatlah mahal baginya. Ada perasaan tidak tega saat mendengar ucapan Shea. Bayangannya kembali pada Selly yang menikmati kehamilan di rumah. Sedangkan Shea harus bergelut dengan perkejaan, dan rutinitas pagi yang berat.

"Besok tunggulah aku, melewati halte bus di dekat apartemenmu," ucap Regan.

Shea membulatkan matanya sempurna, saat Regan akan memberikannya tumpangan. "Apa Bapak yakin?"

"Dalam keadaan hamil, pasti akan berat saat menaiki bus, jadi aku memberikanmu tumpangan." Dengan nada datar Regan memberitahu Shea. "Tapi jika saat aku melintas di halte bus, kamu tidak ada, jangan harap aku akan menunggu," tambah Regan dengan tegas.

Dia memikirkan sejauh itu tetang kehamilanku.

Ingatan Shea kembali pada Bryan, yang lewat hanya untuk meledeknya. Dan berlalu meninggalkannya di halte bus, tanpa memberikan tumpangan. Entah perasaan apa yang tiba-tiba melingkupi hati Shea. Senangkah karena di beri tumpangan, atau sedihkah karena orang lain yang memberikannya tumpangan.

"Baik, Pak." Mungkin rasa bersyukur lebih tepat untuk mengambarkan hati Shea, dari pada memikirkan Bryan, yang tidak perduli pada dirinya dan bayinya.

Sesampainya di kantor, Shea bersama Regan masuk ke dalam lift milik Regan bersama. Dan kali ini keberuntungan kembali berpihak pada Shea, karena dia tidak perlu berjejal di dalam lift karyawan.

Saat sampai di meja kerjanya, Shea langsung membuka laptopnya, dan memulai aktifitas kerjanya.

**

"Pagi, Shea." sapa Felix yang baru saja menghampiri meja kerja Shea.

Shea yang sedang fokus pada laptopnya, menoleh saat ada suara yang menyapanya. Dan Shea mendapati Bryan dan Felix berdiri di depan mejanya. "Pagi, Pak Felix," sapa Shea di sertai senyuman.

Bryan yang melihat Shea menyapa Felix dengan di sertai senyuman merasakan geram.

Seperti wanita penggoda saja, membalas sapaan di iringi senyuman, batin Bryan kesal.

"Apa hanya aku saja yang di sapa?" tanya Felix sedikit menggoda. Felix tahu kejadian antara Bryan dan Shea tadi pagi. Karena Bryan datang dengan wajah kesal, dan menceritakan semuanya pada Felix.

Shea malas sekali harus menyapa Bryan, tapi dia tidak mau mengabaikan tanggung jawabnya sebagai sekertaris yang memberikan sapaan ramah. "Selamat pagi, Pak Bryan," sapa Shea pada Bryan. Senyuman dipaksakan mengiringi sapaan Shea.

Bryan hanya menatap sejenak pada Shea, dan tidak terlalu memperdulikan sapaan Shea. "Felix, ayo cepat masuk, aku mau cepat mulai pertemuan dengan Regan." Bryan malah beralih pada Felix.

Felix hanya tertawa melihat Bryan yang tidak memperdulikan sapaan Shea. Pikir Felix, Bryan sedang melakukan perang dingin dengan Shea. "Apa Pak Regan ada?" tanya Felix beralih pada Shea.

Shea yang melihat sikap Bryan, lebih tidak memperdulikannya lagi. Mau bersikap seperti apa Bryan padanya, tidak berpengaruh apa-apa bagi Shea. "Ada, Pak," ucap Shea menjawab pertanyaan Felix. "Silakan, saya antar." Shea melangkah ke ruangan Regan dan mempersilakan Felix dan Bryan masuk ke dalam.

Mengetuk pintu di ruangan Regan, Shea membukakan pintu untuk Felix dan Bryan. Bryan yang masuk ke dalam ruangan Shea, melewati Shea dan menatap tajam pada Shea.

Shea bersikap santai saat mendapat tatapan tajam dari Bryan. Saat memastikan Felix dan Bryan masuk, Shea menuju ke pantry dan membuatkan minum.

Kembali dari pantry, Shea membawa tiga cangkir minuman. Meletakkan di meja, Shea memberikan pada Regan, Felix dan Bryan.

"Shea, tolong ambilkan berkas di atas meja itu," ucap Regan memberikan perintah pada Shea.

Bryan yang mendengar perintah Regan pada Shea, menatap pada Regan dan Shea bergantian. Dalam hatinya, Bryan mencibir perkejaan Shea. Selain membuat teh untuk tamu, ternyata Shea hanya pesuruh Regan, batin Bryan.

"Ini, Pak." Shea menyerahkan berkas pada Regan.

Mendapatkan berkas dari Shea, Regan memulai meeting dengan Bryan dan Felix. Pembahasan kali ini adalah, tentang laporan Bryan, yang sudah terjun ke lapangan, untuk mengecek proyek pembangunan aparteman di luar negeri.

Shea setia mencatat poin-pin penting dalam meeting, yang di adakan oleh Regan, Bryan dan Felix.

**

Meeting berlangsung sampai jam makan siang tiba.

"Sebaiknya kita makan siang bersama saja," ucap Regan setelah mengakhiri pembahasan meeting. "Kalian mau makan dimana?" tanya Regan pada Bryan dan Felix

"Restoran steak," ucap Bryan seraya melirik pada Shea.

Shea yang mendengar ucapan Bryan, seketika mengingat steak yang dimakan oleh Bryan. Apa dia sengaja? batin Shea saat melihat Bryan yang meliriknya.

"Baiklah, di dekat sini ada restoran steak, kita bisa langsung kesana."

"Kita pakai satu mobil saja, kalau memang restoran dekat." Bryan menatap Regan memberikan ide.

"Baiklah." Regan pun menyetujui ide Bryan. "Kamu ikut juga Shea." Regan beralih menatap pada Shea.

Rasanya sebenarnya Shea sangat malas, tapi saat mendengar Regan memintanya, tidak ada alasan dia menolak. "Baik, Pak."

Akhirnya Regan, Bryan, Felix dan Shea menuju ke restoran dengan mengendarai mobil Felix. Regan yang memilih duduk di samping Felix yang mengemudikan mobil, membuat Bryan dan Shea harus duduk bersebelahan di kursi belakang.

Shea langsung memberikan jarak saat duduk di kursi belakang. Dengan menatap ke arah luar, Shea menghindari tatapan dengan Bryan.

Bryan yang melihat aksi menghindar Shea, hanya menarik senyumnya. Rasanya Bryan ingin tertawa, saat Shea menghindari dirinya.

Sesampainya di restoran, Regan dan Bryan langsung memesan steak, untuk mereka berempat. Seraya menunggu pesanan, Regan dan Felix berbincang. Sedangkan Bryan dan Shea memilih diam. Shea yang tidak mengerti pembahasan dari pria-pria di hadapannya, memilih diam. Sedangkan Bryan, malas membahas apa pun dengan Regan atau Felix.

"Ini steak untukmu." Bryan menyodorkan steak pada Shea.

Shea yang mendapatkan steak dari Bryan tersentak kaget. Dia tidak menyangka Bryan akan memberikan steak untuk dirinya. "Terimakasih," ucap Shea. Pikir Shea mungkin inilah alasan Bryan mengajak Regan untuk makan di restoran steak. Dengan mengajak Regan, Bryan bisa menganti steak yang di makannya.

Regan dan Felix saling pandang, saat melihat Bryan memberikan steak pada Shea. Senyum tertarik di bibir Felix, saat melihat aksi Bryan.

Felix tahu Shea tidak mau pergi bersama dengan Bryan untuk makan steak, dan sekarang Bryan sengaja memberikan steak pada Shea, untuk ganti steak yang di makannya, dengan mengajak Regan makan di restoran steak.

.

.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Hahaha Daddy Bry tdk terima di sebut CEO miskin

2024-03-04

0

Diana diana

Diana diana

bayar utang ternyatahhhh . .

2024-02-11

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

gantiin steak Shea 🤣
mngkn itu prlkuan manis Bryan yg trselubung...☕🤦😁🤣

2023-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Terpesona
2 Kejadian yang menyakitkan
3 Harapannya seketika hancur
4 Aku tidak akan menerimanya
5 Dia hamil?
6 Bukan aku yang menghamili
7 Aku tidak mau menikah dengannya
8 Tidak akan kalah
9 Dimana aku harus tanda tangan?
10 Pernikahan
11 Malam pertama
12 Aku harap dia mendengar
13 Makanan khusus ibu hamil
14 Berapa lama orang hamil?
15 Memotong
16 Kamu tidak pantas di sebut manusia
17 Menganggap Shea adik
18 CEO miskin!
19 Juga CEO bodoh!
20 Ini steak untukmu
21 Bolehkah aku iri?
22 Jika aku menyakitimu!
23 Sedekah pada orang miskin
24 Setengah sahamku
25 Sedang di uji
26 Sebuah ciuman
27 Satu, dua, tiga.... delapan.
28 Seksinya wanita hamil
29 Menantang Bryan
30 Senjata makan Tuan
31 Bayangan indah
32 Diamlah!
33 Mengobatinya aku bisa
34 Aku tidak akan pulang
35 Apa kamu mau bunuh diri?
36 Kenapa aku tidak ingat?
37 Tega sekali kamu
38 Aku akan memaafkanmu
39 Lebih mellow
40 Apa demammu sudah reda?
41 Apa benar aku jatuh cinta?
42 Seberapa paniknya aku.
43 Tempat bekal makan
44 Berhentilah membandingkan
45 Tembus pandang
46 Mengecek
47 Perhitungkan sejak awal
48 Kekaguman
49 Buatlah dia mencintaimu
50 Memberikan kesempatan
51 Kegiatan baru
52 Langkah pertama
53 Izinkan
54 Khawatir
55 Membuatmu terbiasa
56 Satu kecupan
57 Tidak akan membiarkan
58 Apa aku benar-benar jatuh cinta?
59 Bertahan
60 Noda
61 Aku akan menghapusnya
62 Dimulai
63 Buku diary
64 Membuatnya sekali
65 Apa yang bisa di banggakan?
66 Memelukmu
67 Mencium
68 Juga merasakan
69 Tidak takut
70 Berkencan
71 Ada kamu
72 Nikmati kencan kita
73 Jangan ditutupi!
74 Jangan percaya!
75 Aku harus pergi
76 Berpamitan
77 Sayang
78 Rencana
79 Aku merindukanmu
80 Menarik
81 Kata dokter
82 Maafkan papa
83 Aku mencintaimu
84 Aku bisa jelaskan
85 Dimana Shea?
86 Sedang apa?
87 Parfum
88 Parfum lagi
89 CCTV
90 Serasa malam pertama
91 Terbawa suasana
92 Awal untuk kita
93 Hasil karya
94 Kegiatan baru
95 Dua sama
96 Tergila-gila
97 Syarat apa?
98 Alasan klasik
99 Istirahatlah!
100 Pertemuan Selly dan Regan
101 Merasakan apa yang aku rasakan
102 Baju apa ini?
103 Itu hanya sensasi saja
104 Aku percaya padamu
105 Klien khusus
106 Biarkan menjadi kejutan
107 Seberapa pertahanannya?
108 Membuatku selalu jatuh cinta
109 Bagaimana aku bisa marah
110 Sejojo (sejoli jomlo)
111 Seharian sibuk
112 Bekal
113 Meninjau proyek
114 Hanya pergi berdua?
115 Menyusul
116 Perutku teras kencang
117 Panik
118 Air mata
119 Keajaiban
120 Baby El
121 Baby CEO
122 Terima Kasih
123 Promo Novel
124 Novel Baru Labuhan Cinta
125 Pengumuman Pre Order novel cetak My Baby CEO
126 Promo Giveaway My Baby CEO
127 Info Novel
128 Novel Baru Rilis Di Noveltoon
129 INFO
130 Rilis Cetak Terjebak Cinta Majikan
131 Bos Duda Kesayangan
132 Promo Novel Di NT
133 PO Labuhan Cinta
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Terpesona
2
Kejadian yang menyakitkan
3
Harapannya seketika hancur
4
Aku tidak akan menerimanya
5
Dia hamil?
6
Bukan aku yang menghamili
7
Aku tidak mau menikah dengannya
8
Tidak akan kalah
9
Dimana aku harus tanda tangan?
10
Pernikahan
11
Malam pertama
12
Aku harap dia mendengar
13
Makanan khusus ibu hamil
14
Berapa lama orang hamil?
15
Memotong
16
Kamu tidak pantas di sebut manusia
17
Menganggap Shea adik
18
CEO miskin!
19
Juga CEO bodoh!
20
Ini steak untukmu
21
Bolehkah aku iri?
22
Jika aku menyakitimu!
23
Sedekah pada orang miskin
24
Setengah sahamku
25
Sedang di uji
26
Sebuah ciuman
27
Satu, dua, tiga.... delapan.
28
Seksinya wanita hamil
29
Menantang Bryan
30
Senjata makan Tuan
31
Bayangan indah
32
Diamlah!
33
Mengobatinya aku bisa
34
Aku tidak akan pulang
35
Apa kamu mau bunuh diri?
36
Kenapa aku tidak ingat?
37
Tega sekali kamu
38
Aku akan memaafkanmu
39
Lebih mellow
40
Apa demammu sudah reda?
41
Apa benar aku jatuh cinta?
42
Seberapa paniknya aku.
43
Tempat bekal makan
44
Berhentilah membandingkan
45
Tembus pandang
46
Mengecek
47
Perhitungkan sejak awal
48
Kekaguman
49
Buatlah dia mencintaimu
50
Memberikan kesempatan
51
Kegiatan baru
52
Langkah pertama
53
Izinkan
54
Khawatir
55
Membuatmu terbiasa
56
Satu kecupan
57
Tidak akan membiarkan
58
Apa aku benar-benar jatuh cinta?
59
Bertahan
60
Noda
61
Aku akan menghapusnya
62
Dimulai
63
Buku diary
64
Membuatnya sekali
65
Apa yang bisa di banggakan?
66
Memelukmu
67
Mencium
68
Juga merasakan
69
Tidak takut
70
Berkencan
71
Ada kamu
72
Nikmati kencan kita
73
Jangan ditutupi!
74
Jangan percaya!
75
Aku harus pergi
76
Berpamitan
77
Sayang
78
Rencana
79
Aku merindukanmu
80
Menarik
81
Kata dokter
82
Maafkan papa
83
Aku mencintaimu
84
Aku bisa jelaskan
85
Dimana Shea?
86
Sedang apa?
87
Parfum
88
Parfum lagi
89
CCTV
90
Serasa malam pertama
91
Terbawa suasana
92
Awal untuk kita
93
Hasil karya
94
Kegiatan baru
95
Dua sama
96
Tergila-gila
97
Syarat apa?
98
Alasan klasik
99
Istirahatlah!
100
Pertemuan Selly dan Regan
101
Merasakan apa yang aku rasakan
102
Baju apa ini?
103
Itu hanya sensasi saja
104
Aku percaya padamu
105
Klien khusus
106
Biarkan menjadi kejutan
107
Seberapa pertahanannya?
108
Membuatku selalu jatuh cinta
109
Bagaimana aku bisa marah
110
Sejojo (sejoli jomlo)
111
Seharian sibuk
112
Bekal
113
Meninjau proyek
114
Hanya pergi berdua?
115
Menyusul
116
Perutku teras kencang
117
Panik
118
Air mata
119
Keajaiban
120
Baby El
121
Baby CEO
122
Terima Kasih
123
Promo Novel
124
Novel Baru Labuhan Cinta
125
Pengumuman Pre Order novel cetak My Baby CEO
126
Promo Giveaway My Baby CEO
127
Info Novel
128
Novel Baru Rilis Di Noveltoon
129
INFO
130
Rilis Cetak Terjebak Cinta Majikan
131
Bos Duda Kesayangan
132
Promo Novel Di NT
133
PO Labuhan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!